Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
DEPARTEMEN PERIODONSIA

RENCANA PERAWATAN SPLINTING PADA PERIODONTITIS KRONIS


GENERALISATA DISERTAI MOBILITI DERAJAT 1 PADA GIGI 32, 42
DAN MOBILITI DERAJAT 2 PADA GIGI 34, 31, 41

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Nurlaila
Tempat / Tanggal Lahir / Umur : Musi Banyuasin / 26 November 1964 / 53 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Indonesia
Ras : Polinesia
Alamat : Jalan Jompo No. 691 Palembang
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin / Belum Kawin / Janda / Duda
Berat / Tinggi Badan : 68 kg / 159 cm
Golongan Darah : -
Tanggal Pemeriksaan : 4 April 2017
No. RM : 031422-2017
Mahasiswa : Amalia Virgita
NIM : 04074821618012

Diskusi Splinting 1
II. PEMERIKSAAN SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF

Keluhan Utama :
Seorang pasien (perempuan, 53 tahun) datang ke klinik RSKGM Provinsi Sumatera Selatan
dengan keluhan gigi depan bawahnya terasa goyang dan sering ngilu ketika
mengkonsumsi minuman dan makanan yang dingin maupun panas. Selain itu, pasien
mengeluhkan terdapat banyak karang gigi yang berwarna kehitaman pada gigi depan
bawahnya tersebut. Pasien juga mengeluhkan gusinya sering berdarah saat menyikat
gigi yang juga disertai dengan bau mulut. Keluhan tersebut telah dirasakan pasien
kurang lebih sejak 1 tahun yang lalu. Pasien merasa terganggu dan tidak nyaman dengan
kondisi giginya tersebut, sehingga pasien ingin dilakukan perawatan.

RENCANA TAHAPAN PERAWATAN PERIODONTAL

1. Fase pendahuluan / Preliminary phase


2. Fase I / Initial phase / Etiotropic phase / nonsurgical phase (fase untuk
menghilangkan etiologi)
 Oral Hygiene Instruction pada tiap kunjungan (pemberian instruksi, edukasi
dan motivasi untuk menjaga dan memelihara kebersihan mulut di rumah)
 Skoring plak
 Pro scaling RB
 Evaluasi scaling (2 minggu): plak, kalkulus, kondisi gingiva dan
kedalaman poket
 Pro root planing
 Evaluasi root planing: plak, kalkulus, kondisi gingiva dan kedalaman poket
 Pro temporary splinting pada gigi rahang bawah 34, 33, 32, 31, 41, 42, 43
menggunakan ligature wire 0,2 mm dengan teknik uncontinous wire
splinting, dimana bagian proksimal gigi tersebut diberi resin komposit.
 Evaluasi splinting: mobiliti gigi
 Evaluasi fase I : kontrol periodik setiap 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan dan 6
bulan, dilakukan pemeriksaan :
 Plak, kalkulus dan karies.
 Kondisi gingiva dan kedalaman poket.
 Pemberian instruksi tambahan dalam home care.

Diskusi Splinting 2
3. Fase II / Fase Bedah / Surgical phase
 Ekstraksi radiks 28.
 Bila setelah scaling dan root planing kedalaman poket masih dalam, maka
dilakukan bedah flap untuk mengurangi poket, serta bone graft untuk
memperbaiki kerusakan tulang.
 Splinting permanen jenis Splint fiber Reinforcement.
 Evaluasi fase II:
 Kondisi gingiva dan kedalaman poket.

4. Fase III / Restorative phase


 Restorasi RK Klas III pada gigi 31, 32
 PSA gigi 34, 41
 Pemasangan GTP pada rahang atas dan GTSL pada rahang bawah

5. Fase IV / Fase pemeliharaan / Maintenance phase


 OHI, homecare, kontrol 1 minggu dan 1 bulan
 Recall visit periodik setiap 3 bulan sekali untuk pemeriksaan kembali :
 Skor plak
 Kalkulus
 Kondisi gingiva (poket dan peradangan)
 Oklusi
 Mobiliti
 Perubahan patologi lainnya

Diskusi Splinting 3
Perawatan yang akan Dilakukan :
1. Splinting
Operator : Amalia Virgita, S.KG (04074821618012)

Jenis splinting : Temporary splint (uncontinuous ligature wire)

- Temporary splint
Digunakan pada jangka waktu yang pendek, biasanya 2-6
bulan, untuk menstabilkan gigi selama perawatan
periodontal.
- Uncontinuous ligature wire
Material splint yang digunakan untuk menstabilkan gigi
anterior, karena bersifat reversible, mudah diinsersikan,
disesuaikan, diangkat dan diganti, sederhana dan murah.
Metode uncontinuous dipilih karena kondisi gigi pasien
yang distema.

Kesulitan uncontinuous ligature wire :


 Tidak rigid
 Tidak dapat digunakan pada gigi posterior dan
anterior yang edge to edge
 Kawat mudah putus
 Retensi plak

Alternatif : Splint resin komposit


 Aplikasinya lebih sederhana, dengan cara
permukaan interproksimal gigi dietsa kemudian
diaplikasikan resin komposit, secara estetis dapat
diterima, tidak mengiritasi jaringan lunak, tidak
banyak membuang substansi gigi, tetapi
kekuatannya lebih buruk dibandingkan splint
ligature wire.

Diskusi Splinting 4
SPLINTING

PERSIAPAN SEBELUM SPLINTING


1. Pemeriksaan radiologi
2. Pencetakan RA dan RB
3. Pemeriksaan kedalaman poket dan nilai plak
a. Kedalaman poket

Tanggal GIGI 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

Mobility

Kunjungan Facial

Palatal

BOP

Tanggal GIGI 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Mobility

Kunjungan Facial

Lingual

BOP

Diskusi Splinting 5
b. Nilai plak

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8

Persentase sebelum menyikat gigi =

Persentase sesudah menyikat gigi =

4. Pemeriksaan Laboratorium

Darah Penderita Normal Satuan Kesimpulan


1. Hb
12,1 g/dL 12-16 g/dL N

1. Leukosit 5900 /mm3 4.000-10.000 /mm3 N

2. Eritrosit 4,4 103 /mm3 3,5-5,5 /mm3 N

3. LED jam ke1/jam ke 2 49 mm/jam < 20 mm/jam

4. Jumlah trombosit 304 103 /mm3 150.000-450.000 /mm3 N

5. Masa perdarahan/BT 2 menit 1-3 menit.detik N

6. Masa pembekuan/CT 18 menit 5-11 menit.detik

7. Glukosa puasa 70-115 mg/dL

8. Glukosa 2 jam PP <150 mg/dL

9. Golongan darah O (+)

5. Informed Consent
Pasien harus mendapatkan penjelasan tentang diagnosis, rencana perawatan, lama
perawatan, biaya yang dibutuhkan dan efek samping yang kemungkinan terjadi.
Informed consent harus ditandatangani oleh pasien atau walinya.

Diskusi Splinting 6
6. Persiapan Psikologis Pasien
a. Diberi informasi tentang kasus yang dialami pasien meliputi diagnosis,
prognosis, keterbatasan, komunikasi dan hasil operasi.
b. Metode dalam melakukan splinting (secara bertahap).
c. Perhatikan kondisi pribadi pasien seperti status emosional, pekerjaan dan
pertimbangan pribadi.

7. Persiapan Alat dan Bahan


a. Instrumen dasar :
 Kaca mulut, sonde, pinset, dan probe.
b. Instrumen splinting :
 Needle holder
 Tang potong
 Light cure
 Handscoon
 Masker
 Nirbeken
 Diamond bur
 Handpiece
c. Bahan
 Betadine solution 10%
 Alkohol 70%
 Tampon, cotton roll dan cotton pellets steril
 Ligature wire 0,2 mm
 Resin komposit

Diskusi Splinting 7
PROSEDUR PENATALAKSANAAN SPLINTING

Gigi goyang dapat terjadi akibat berkurangnya tinggi tulang alveolar, atau karena
pelebaran ligamen periodontal dan dapat pula kombinasi keduanya. Splint adalah alat
untuk menopang jaringan yang lemah atau sebagai alat stabilisasi dan imobilisasi gigi
goyang karena lesi, trauma atau penyakit periodontal. Splint hanya dapat mengontrol
mobilitas bila splint tetap terpasang pada tempatnya. Hanya dengan menghilangkan
penyakit dan dengan proses pemulihan dapat diperoleh reduksi sesungguhnya dari
mobilitas gigi.

Klasifikasi Splinting

A. Klasifikasi Weisgold
a. Temporary splint
Digunakan pada jangka waktu yang pendek, biasanya 2-6 bulan, untuk
menstabilkan gigi selama perawatan periodontal.Bahan yang digunakan untuk
stabilisasi secara berkala memerlukan pergantian dan perbaikan.
b. Provisional splint
Splint jenis ini digunakan untuk beberapa bulan sampai beberapa tahun dan
untuk tujuan diagnostis sehingga klinisi dapat melihat respon gigi terhadap
perawatan.
c. Permanent splint
Splint ini digunakan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

B. Modifikasi Klasifikasi Ross, Weisgold, dan Wright


a. Temporary splint, terbagi menjadi dua, yaitu ekstrakoronal splint dan
intrakoronal splint. Ekstrakoronal splint terbagi lagi menjadi removable
(acrylic bite guards dan cast continous clasp appliance) dan fixed (wire and
acrylic splints dan wire-mesh-and acrylic splint). Intrakoronal splint terbagi
menjadi wire-and acrylic splints, wire-and-amalgam splints, combination
amalgam-wire-and acrylic splints, dan interproximal splints of acrylic amalgam.
b. Provisional splint, terbagi menjadi acrylic splints dan gold-band-and acrylic
splints.
c. Permanent splint, terbagi menjadi removable, fixed, dan combination
removable and fixed splints.

Diskusi Splinting 8
Indikasi :
 Besarnya kehilangan jaringan pendukung
 Perubahan kualitas jaringan pendukung yang disebabkan oklusi traumatik
 Trauma jangka panjang karena perawatan periodontitis
 Stabilisasi kegoyangan gigi yang tidak berkurang dan tidak menunjukkan respon
pada perawatan oklusal adjusment dan terapi periodontal
 Stabilisasi setelah perawatan ortodontik
 Stabilisasi pada trauma dental
 Terdapat jaringan pendukung gigi yang masih merupakan jaringan sehat
sekurang-kurangnya 1/3 akar

Kontraindikasi :
 Jika perawatan inflamasi penyakit periodontal belum dilakukan
 Jika penyesuaian oklusal untuk mengurangi trauma dan/atau gangguan belum
pernah dilakukan
 Jika tujuan splinting hanya untuk mengurangi imobilisasi gigi setelah splint dilepas

Tujuan Splinting :
1. To provide rest, sebagai rest dimana memungkinkan penyembuhan luka
2. For redirection of forces. Tekanan oklusi dialihkan lebih ke arah axial pada
seluruh gigi yang displinting.
3. For redistribution of forces. Mendistribusikan tekanan agar tidak melebihi
kapasitas adaptif jaringan periodonsium.
4. To preserve arch intergrity. Splinting dapat memperbaiki kontak proksimal,
mengurangi impaksi makanan, dan kerusakan jaringan periodonsium.
5. Restoration of fuctional stability. Memperbaiki oklusi fungsional, menstabilkan
gigi penyangga, dan meningkatan efisiensi pengunyahan.
6. Psychologic will-being, memberikan kenyamanan pada pasien yang mengalami
kegoyangan gigi.
7. Stability. Untuk menstabilkan gigi sebelum pembedahan, terutama pada terapi
regeneratif.
8. Prevention of eruption unopposed teeth. Mencegah erupsinya gigi yang tidak
mempunyai gigi antagonis.

Diskusi Splinting 9
Splinting Temporer Ligature Wire Splint pada Anterior Rahang Bawah

 Indikasi :
 Sebagai terapi suportif untuk memfasilitasi prosedur terapi gigi yang goyang
 Sebagai pegangan dan retensi temporer pada terapi orthodontik
 Untuk menghindari pencabutan gigi sebelum dan selama terapi
 Menstabilisasi gigi anterior
 Fungsi :
 Mengurangi kegoyangan gigi dan membantu stabilisasi gigi
 Membantu proses penyembuhan pasca instrumentasi dan bedah
 Mengurangi trauma karena terapi
 Keuntungan :
 Reversible
 Mudah diinsersikan, disesuaikan, diangkat dan diganti
 Sederhana dan murah
 Kerugian :
 Tidak rigid
 Tidak dapat digunakan untuk gigi posterior atau anterior yang edge to edge
 Kawat mudah putus
 Retensi plak

Desain :

Diskusi Splinting 10
Prosedur:

1. Gigi yang akan displinting pada rahang bawah adalah gigi, 33, 32, 31, 41, 42,
43.
2. Gigi 33, 32, 31, 41, 42, 43.dilakukan splinting menggunakan ligature wire,
dengan teknik uncontinous wire splinting. Gigi diikat menggunakan ligature
wire berukuran 0,2 mm.
3. Kawat di tempatkan mengelilingi aspek fasial dan lingual gigi yang di splinting,
dan kawat ligatur dikencangkan dengan memutar balikkan ujungnya pada
proksimal gigi.
4. Dimulai dari bagian distal dari gigi pegangan. Kawat bagian lingual dibuat
melingkar ke arah lingual, dan masuk ke proksimal gigi. Sedangkan kawat
bagian labial dibuat melintasi permukaan labial gigi. Kedua ujung kawat yang
bertemu kemudian diikat pada bagian proksimal aspek labial.
5. Prosedur tersebut diteruskan hingga melingkupi gigi-geligi yang goyang
maupun gigi pegangan.
6. Bagian proksimal dari kawat tersebut ditutup menggunakan komposit (resin
stops) untuk mencegah wire bergerak ke arah apikal. Selain itu resin stops juga
berfungsi untuk mencegah terlukanya mukosa akibat ujung kawat.

Instruksi pasca splinting:

1. Pasien diinstruksikan untuk lebih menjaga OH mulutnya


2. Pasien diinstruksikan untuk tidak makan makanan yang keras pada gigi yang di
splinting
3. Pasien diinstruksikan untuk tidak memainkan splinting menggunakan lidah

Diskusi Splinting 11
4. Pasien diinstruksikan menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus, sikat gigi
interdental pada gigi yang di splinting
5. Pasien diinstruksikan untuk lebih sering berkumur-kumur atau menggunakan
obat kumur
6. Pasien diinstruksikan untuk kontrol setelah 1 minggu, 1 bulan dan 3 bulan.

Mantaining Oral Health of Splinted Teeth

1. Kontrol plak yang efektif dan penilaian terhadap resiko karies merupakan hal
yang penting untuk ketahanan splint

2. Splint harus memenuhi beberapa syarat untuk menjaga kebersihan mulut yang
adekuat, yaitu:

 Membuka gingival embrasures

 Tidak terdapat restorasi yang overhanging

 Polishing untuk mendapatkan permukaan yang halus

3. Instruksi kepada pasien, yaitu:

- Pemilihan alat pembersih interdental untuk membersihkan daerah


interproksimal, yaitu penggunaan interdental brush.

Interdental brush merupakan sikat berbentuk kerucut atau silinder yang


terbuat dari bulu sikat yang dipasang pada handle. Terdapat 2 jenis yang
tersedia, yaitu:

1. Single tufted brushes

2. Small conical brushes, jenis ini biasanya digunakan untuk membersihkan


permukaan gigi yang iregular, besar, dan berbatasan dengan ruang
interdental yang lebar.

Diskusi Splinting 12
Teknik penggunaan interdental brush:

Interdental brush digunakan dengan cara menyelipkannya pada daerah


interproksimal dan diaktifkan dengan gerakan short back dan forth strokes
diantara gigi.

- Oral irrigation

- Regular brushing

4. Debridement dan evaluasi berkala untuk memastikan kontrol plak secara total

5. Penggunaan air polisher dan bahan abrasif harus dihindari didekat gigi yang
displinting.

6. Ultrasonic scaler harus digunakan dengan hati-hati di dekat ikatan antara gigi
dan resin, karena dapat mengakibatkan kerusakan pada splint..

Evaluasi

1. Kondisi gigi (mobilitas gigi)


2. Kondisi gingiva (poket dan peradangan gingiva)
3. Skor plak
4. Kondisi wire splint

Diskusi Splinting 13
Palembang,
Menyetujui,

drg. Asti Rosmala Dewi, MM, Sp. Perio, MARS

Diskusi Splinting 14

Anda mungkin juga menyukai