Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH DAMPAK EKONOMI PANDEMIC COVID-19

DISUSUN OLEH:

Indriasari

NPM 1112019015

PROGRAM STUDI AKADEMIK

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

2019/2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tahun 2007 hingga 2008 menjadi titik berat dan signifikan dalam mengarungi
perekonomian di dunia. Kita melihat terjadi krisis bahan bakar minyak hingga krisis bahan
bakar minyak hingga krisis pangan yang saat itu melanda ekonomi dunia, kemudian
menyebabkan timbulnya krisis finansial (financial crisis) yang begitu terasa dan
kemungkinan akan terasa dampaknya hingga saat ini. Krisis finansial tersebut datangnya dari
negara bagian Amerika Serikat (AS), yang disebut sebagai kekuatan ekonomi nomor satu di
dunia saat ini. Dampaknya mengakibatkan pengaruh di berbagai aspek, serta mempengaruhi
banyak negara, salah satunya Indonesia. Alan Greenspan, mantan Gubernur Bank Sentral AS
(The Fed) mengatakan bahwa kejadian ini disebut ‘once-in-century’ krisis finansial yang
akan dan terus membawa dampak terhadap perekonomian global. Di sisi lainnya lagi
International Monetary Fund (IMF) juga mengambil kesimpulan bahwa hal ini dapat disebut
sebagai ‘largest financial shock since Great Depression’, yang digambarkan sebagai dampak
krisis yang terjadi begitu signifikan saat itu bahkan boleh jadi terasa hingga saat ini
(Hamid,2009).
Jika merujuk kejadian krisis keuangan yang terdampak di negara Amerika Serikat (AS),
beberapa pandangan mengutarakan kesimpulan mengenai beberapa hal yang menyebabkan
kejadian krisis ini. Stiglitz, mantan peraih Nobel Ekonomi 2011, mengutarakan sebuah
pandangan yaitu krisis keuanga yang terjadi di AS diakibatkan oleh kesalahan yang
bersumber dari pengambilan kebijakan ekonomi yang tidak tepat atau dalam bahasa arsitek
dapat disebut sebagai ‘system failure’. System failure yang dimaksud menurut Stiglitz, telah
bermunculan sejak pergantian Paul Volcker. Kemudian pandangan perlunya mengambil
sebuah kebijakan dalam berbagai situasi dipasar keuangan diutarakan oleh Alan Greenspan
sebagai Chief The Fed. Adapun pengambilan keputusan pada kebijakan lain juga menjadi
sebab musabab terjadinya krisis tersebut, diantaranya dapat dilihat dari kebijakan-kebijakan
yang bermunculan di lantai Wall Street terlihat cenderung memberikan perlindungan lebih
kepada dunia perbankan AS dalam spekulasi dan kegiatan yang bersifat derifatif pada
produk-produk keuangan, begitupun kebijakan dan kekacauan sebelumnya terhadap sejumlah
skandal misalnya yang telah terjadi dalam contoh kasus Enron dan Worldcom (Stiglitz,
2009).
Di kejadian krisis yang lain, yaitu di Indonesia pada kejadian krisis tahun 1997-1998
juga memperlihatkan kita kejadian besar pada kegagalan pasar yang berakibat buruk bagi
perekonomian negara kemudian menuntut keaktifan pemerintah saat itu untuk mengatasi
dampak krisis dengan cara memberikan stimulus berupa pendanaan yang gunanya tak lain
untuk memberikan efek positif pada perekonomian nasional. Namun, apakah dana yang
dikucurkan untuk membantu pelaku-pelaku ekonomi (umumnya difokuskan pada bank yang
terjadi kolaps) ini sudah tepat? Dari sini kita dapat melihat bahwasanya sumber pendanaan
tersebut tak lain berasal dari rakyat yang diserap melalui penarikan pajak dan sumber
pendapatan lainnya. Oleh karena itu, kejadian besar pada saat itu menunjukkan bagaimana
kegagalan pasar dalam fondasi yang disebut sebagai kapitalisme sebagai akibat dari tindakan
spekulatif para spekulan pasar harus dibayar oleh rakyat yang justru tidak pernah menikmati
hasil dari sistem ekonomi pasar tersebut (Hamid, 2009).
Dalam pemikiran ekonomi saat ini ada juga sebuah keyakinan berlebihan yang terjadi
dalam market fundamentalisme kemudian berdampak pada hilangnya sebagian besar pelaku
ekonomi, yaitu para otoritas keuangan yang kerap kali berjasa dan mau tidak mau harus
mengambil tindakan pada setiap terjadinya sebuah krisis.
Belum selesai membahas efek negatif dan dampak ekonomi kapitalis di tahun 2020,
Indonesia bahkan di dunia dihebohkan dengan munculnya virus jenis baru yang disebut
sebagai Virus Corona atau dalam sebutan ilmiahnya disebut Covid-19. Virus Corona mulai
merebak disekitar wilayah Wuhan dan kini telah menjangkit lebih dari 100 negara. Sebanyak
lebih dari 100.000 orang di dunia dinyatakan positif terinfeksi virus ganas ini. Jumlah kasus
baru yang dilaporka di China memang menurun. Namun, lonjakan kasus justru terjadi di
Korea Selatan, Italia dan Iran. Semakin meluasnya wabah corona ke berbagai belahan dunia
menjadi ancaman serius bagi perekonomian global.
Virus Corona kemudian muncul dan memberikan begitu banyak pengaruh dalam
berbagai sektor. Salah satu sektor yang terdampak dan begitu terasa adalah sektor ekonomi.
Hampir di seluruh dunia menerapkan sistem kegiatan dari rumah atau Work From Home
(WFH). Banyak perusahaan yang gulung tikar atau bangkrut, dan merumahkan para
karyawan akibat kasus COVID-19 ini. Bukan hanya karyawan dan pekerja kantoran saja
yang dirumakan, para murid dan juga mahasiswa pun ikut dirumahkan akibat kasus ini. Hal
ini menjadi isu terkini paling menarik perhatian para penulis untuk membahas dampak dari
virus corona terhadap krisis ekonomi global yang terjadi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang terkait adalah sebagai berikut:
a) Pengertian, asal mula Covid-19 dan cara penyebarannya.
b) Dampak yang ditimbulakan dari Covid-19.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
a) Memahami pengertian Covid-19.
b) Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari Covid-19.

1.4 Metode Penelitian


Dengan cara mendeskripsikan fenomena-fenomena yang terjadi akibat dampak virus
corona (Covid-19) terhadap perekonomian global. Mengingat materi dan penelitian yang
masih belum memadai maka penulis akan mendeskripsikan hasil penelitian melalui beberapa
sumber dan mengambil kesimpulan dari beberapa artikel maupun jurnal terkait.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Asal Mula Covid-19 dan Cara Penyebarannya.


Covid-19 atau dikenal oleh masyarakat dengan sebutan virus corona adalah virus yang
menyerang sistem pernapasan. Virus corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem
pernapasan, pneumonia akut, hingga kematian. Ini merupakan virus jenis baru yang menular
antar manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik balita, anak-anak, remaja, orang
dewasa, lansia, ibu hamil maupun menyusui. Infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus ini
awalnya ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular
dengan cepat dan menyebari di berbagai wilayah lain di China bahkan ke beberapa negara
termasuk Indonesia.
Corona virus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan manusia.
Awalnya, virus ini hanya infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Gejala awal
virus ini bisa berupa gejala flu, seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan
sakit kepala. Setelah itu gejala ini bisa bertambah parah, pasien bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak atau bahkan berdarah, sesak napas dan nyeri dada. Gejala semacam ini
muncul ketika tubuh berekasi melawan virus corona.
Asal mula virus corona pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di kota
Wuhan. Kemudian dilaporkan banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata terkait
dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Di pasar hewan dan makanan laut tersebut
dijual hewan liar seperti ular dan kelelawar. Dan diduga virus ini berasal dari kelelawar
maupun ular. Diduga pula baha virus ini menyebar dari hewan ke manusia, kemudian dari
manusia ke manusia.
Ada beberapa cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya, yaitu:
a. Transmisi dari cairan
Air dapat membawa virus dari pasien ke orang lain yang berada dalam jarak sekitar
satu meter. Air yang dimaksud biasanya berupa cairan tubuh yang keluar saat
berbicara, batuk, bersin, maupun yang lainnya.
b. Transmisi dari udara
Virus corona dapat menyebar melalui udara dalam jarak jauh. Cara penularan hampir
sama dengan cara virus flu, SARS, variola yang menular dari satu orang ke orang
lainnya.
c. Transmisi kontak
Virus dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir. Ini
juga bisa terjadi melalui darah yang masuk ke tubuh ataupun mengenai selaput
lendir.
d. Transmisi dari hewan
Orang yang menjual dan mendistribusikan hewan liar yang membawa virus corona
dapat tertular melalui kontak tersebut.
e. Kontak dengan pasien
Keluarga orang yang tinggal serumah, petugas medis bahkan orang yang sempat
berada dekat dengan pasien rentan untuk tertular dengan virus ini.

Virus ini bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari, masa inkubasi corona paling pendek
berlangsung dua sampai tiga hari. Sedangkan, paling lama bisa mencapai 10 hingga 12 hari.
Ini adalah rentang waktu yang dibutuuhkan oleh virus untuk menjangkit dan menampakkan
gejala-gejala awal. Dalam masa ini virus corona sulit untuk dideteksi. Virus corona sangat
sensitif terhadap panas dengan suhu setidaknya 56°C selama 30 menit Virus corona belum
bia diobati dengan penanganan media apapun. Walau demikian, sebenarnya virus corona
yang masuk ke dalam tubuh manusia bisa mati dalam rentang waktu 5-7 hari. Dengan sistem
imun tubuh yang cukup baik, virus corona tak mudah menyebar ke seluruh anggota tubuh.

B. Dampak Yang Ditimbulkan dari Covid-19


Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari munculnya kasus corona ini. Tidak hanya
di Indonesia saja, melainkan di seluruh dunia merasakan dampaknya. Pandemi virus corona
yang menyebabkan Covid-19 semakin memberi pukulan keras terhadap ekonomi global.
Banyak sekali pabrik serta sektor lain mengalami kesulitan karena wabah ini. Dampak yang
ditimbulkan dan untuk mencegah penyebaran virus ini adalah pemerintah menutup semua
aktivitas di luar ruangan. Selain itu bagi yang ingin bepergian harus menggunakan alat
perlindung diri seperti masker.
Pemerintah juga memberlakukan langkah pembatasan sosial atau social disancing dalam
meredam dampak dari kebijakan yang telah diberlakukan. Pemerintah juga telah menyiapkan
sejumlah insentif demi menjaga daya beli masyarakat. Dan lebih baik jika pemerintah fokus
serta konsentrasi untuk menghentikan penyebaran corona. Selain itu, pemerintah juga
memberikan bantuan berupa penambahan PKH, kartu sembako, peningkatan kartu pra kerja,
pembebasan biaya listrik, insentif perumahan, pajak dll.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan beberapa referensi yang telah disajikan dalam hasil penelitian dan
pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Ditahun 2020, perekonomian global tidak bisa diukur dengan hanya sebatas lingkup
ekonomi itu sendiri. Virus corona (Covid-19) menjadi bukti bahwa virus yang
mengganggu kesehatan tersebut dapat menimbulkan ketidakstabilan ekonomi pada
suatu negara bahkan dalam skala global.
2. Dalam memitigasi penyebaran virus atau dampak ekonomi lainnya, perlu
dipertimbangkan untuk memberikan dana cadangan atau dana talangan dalam rangka
mempersiapkan ketidakpastian ekonomi global yang sumbernya tidak dapat
diprediksi.
3. Perlunya stimulus khusus dalam menangani kejadian virus corona. Misalnya,
mempertimbangkan aspek sosial masyarakat yang terdampak oleh virus tersebut.

B. Saran
Dalam kondisi seperti ini, semua negara pasti akan melakukan relaksasi atau stimulus
keuangan. Perlu pengoptimalan penanganan terhadap keadaan yang terjadi. Beberapa solusi
yang mungkin cocok dalam mengantisipasi situasi menghadapi wabah Covid-19 agar tidak
membuat masyarakat benar-benar merana yaitu pertama, relokasi anggaran pada sektor
kesehatan, pasokan pangan dan daya beli masyarakat. Pembiayaan dialihkan untuk
pengadaan perlengkapan dan alat penanggulangan wabah serta pembiayaan penelitian yang
fokus menemukan anti virus. Relokasi anggaram juga diberlakukan untuk menjaga
ketersediaan bahan pokok kebutuhan pangan masyarakat yang mengalami peningkatan akibat
kepanikan pasar. Juga pemberian bantuan untuk peningkatan daya beli masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidup.
Kedua adalah stimulus pendanaan dalam rangka peningkatan produksi dalam negeri
sektor pertanian. Pada kondisi saat ini kebutuhan akan makanan dengan gaji dan nutrisi yang
baik seperti sayur-sayuran dan buah-buahan mengalami peningkatan permintaan. Selama ini
Indonesia impor untuk memenuhi permintaan terhadap komoditi ini.
Ketiga adalah relaksasi kredit sebagai stimulus fisikal untuk mendorong produksi pada
sektor manufaktur dimana terdapat banyak lapangan pekerjaan. Ini secara langsung
memberikan pendapatan bagi pekerja yang terdampak.
Keempat adalah dalam memberlakukan kebijakan jangka pendek, tetap harus
memperhatikan kebijakan panjang yang bersifat struktural. Pengoptimalan Omnibus Law
RUU Cipta Kerja yang memperhatikan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam hal
pemberian berupa uang, pelatihan vokasi, dan akses pekerjaan baru selain perlunya
melakukan relaksasi bagi kebijakan impor bahan baku kebutuhan industri.
Terakhir yang perlu dimaksimalkan adalah kebijakan moneter dan makro prudential
melalui penurunan suku bunga dan menjaga stabilitas nilai tukar.
Penelitian ini masih dalam taraf kajian analisis deskriptif terkait dampak virus corona
pada perekonomian global. Lebih lanjut penelitian lainnya dapat melihat dampak virus
corona ditengah masyarakat dengan menyandingkannya dengan aspek ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA

Hamid, E. S. 2009. Akar Krisis Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Indonesia.
Jurnal Fakultas Hukum UII 3(1):1-11.

Stiglitz, J. 2009. Capitalist Fools. Vanity Fair 51(1):48.

Sen, A. 2009. Capitalism Beyond The Crisis. New York Review of Books.

BPS Virus Corona Sebabkan Ekspor dan Impor Indonesia-Tiongkok Turun – Berita
Katadata.(n.d.). 2020.

Sitompul, A. D. 2020. Covid-19 dan Solusi Atasi Dampak Krisis Ekonomi. Jakarta: Tagar
News.

Anda mungkin juga menyukai