Kondisi ini terjadi akibat adanya hipersensitivitas pasien kepada alat orthodontic yang
berbahan dasar nickel (alergi terhadap nickel) khususnya fixed orthodontic appliance.
Beberapa gejala/symptom yang sering dialami oleh pasien orthodontic terkait dengan korosi
dari bahan orthodontic maupun pelepasan partikel nickel dari alat orthodontic meliputi
gingival hyperplasia, labial desquamation, angular cheilitis, multiform erythema dan
periodontitis. Reaksi alergi terjadi setelah 1-2 hari setelah pemasangan alat orthodontic, di
mana jenis inflamasinya tergolong hypersensitivitas type IV. Pada tahap insial, lesi tampak
beragam, tergantung konsentrasi dan intensitas kontak, kondisi pertahanan dan daerah
kontak. Gejala yang sering dialami pasien adalah adanya rasa panas maupun sakit. Pada
mukosa yang terlibat biasanya mulai dari erythema ringan hingga lesi mengkilap dengan
maupun tanpa edema. Vesicle kadang tidak tampak , namun bila ditemukan, vesicle ini cepat
pecah dan meninggalkan kikisan. Pada kasus kronis, mukosa yang terkena memiliki kontak
langsung dengan benda yang memicu dan menyebabkan erythema atau hyperkeratoris
terhadap ulcers. Symptoms lainnya dapat perioral dermatitis hingga orolingual paresthesia.
Mukosa palatal yang erythema hingga batas perifer sering disebabkan oleh
penggunaan piranti. Kondisi ini sering berhubungan dengan plat akrilik, gigi tiruan
sebagian/penuh maupun alat orthodontic. Selain menjadi erythema, mucosa juga menjadi
nodular, kondisi yang mengaju pada papillary hyperplasia.
3. Traumatic Ulcer
Traumatic ulcer dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun kimiawi. Faktor fisik
dapat berupa terkena benda tajam yang ada dalam rongga mulut misalnya gigi tiruan,alat
orthodontic,restorasi maupun ujung cusp gigi yang tajam. Faktor kimiawi dapat berupa
penggunaan obat – obatan seperti tablet aspirin. Traumatic Ulcer dikarakteristikan sebagai
ulcer dalam yang terlokalisir di mana pada traumatic ulcer oleh faktor fisik nampak adanya
irregular outline. Sementara, pada faktor kimiawi nampak erosi luas pada daerah superficial,
biasanya dengan exudat.
2.2 Gejala dan tanda klinis
1. Traumatic ulcer
Acute ulcer
Terasa nyeri
Berwarna kuning dan terdapat lingkaran merah
Terjadi karena trauma
Akan membaik pada 7 sampai 10 hari apabila disembuhkan (penyebabnya
dihilangkan)
Chronic ulcer
Sedikit terasa nyeri bahkan tidak menimbulkan nyeri
Berwarna kuning, terdapat batas (luka)
Terjadi karena trauma
Apabila teriritasi maka akan memperlambat proses penyembuhan
Tampakan klinisnya seperti karsinoma dan infection ulcer. 1
2. Candidiasis memiliki kesamaan dengan angular cheilitis, denture sore mouth,
antibiotic stomatitis
Tampakan klinis :
Candidiasis yang sering ditemukan yaitu acute pseudomembranous atau yang sering
dikenal dengan sariawan. Anak kecil dan orang tua biasanya sering terkena. Candidiasis
terjadi pada anak bayi sekitar 5%, pada penderita kanker 5%, dan 10% pada orang tua.
Biasanya candidiasis juga sering terjadi pada lpasien yang sedang menjalani proses
kemoterapi pada penderita leukemia dan tumor, dengan presentase sebesar 70%.
Candidiasis yang sulit disembuhkan yaitu pada penderita HIV dan AIDS. 1
Pseudomembranous candidiasis
Bentuk akut dari pseudomembranous candidiasis (sariawan) dikelompokkan
dengan primary oral candidiasis. Infeksi ini dominan ditemukan pada pasien
yang sedang mengkonsumsi antibiotic, obat imunosupresan, atau penyakit
yang dapat menekan system imun. Biasanya terjadi di patatum dan dorsum
lidah pada pasienyang menggunakan inhalasi steroid.
Chronic-plaque type and nodular candidiasis
Infeksi ini menampakkan kurangnya perlekatan membran yang terdiri dari
jamur dan cellular debris, terjadi peradangan, dan terjadi pendarahan apabila
pseudomembran dihilangkan.
Erythematous candidiasis
Memiliki lesi yang perbatasannya difus, yang membedakan dari eritroplakia
yang memiliki ketajaman yang tidak jelas 2
Angular cheilitis
Terasa nyeri, bercelah, mengikis dan berkerak. Angular cheilitis juga dapat
terjadi pada orang yang memiliki kebiasaan menjilat bibir dan memberikan
sedikit sisa saliva di sudut bibir.1
3. Recurrent aphthous stomatitis
Berbentuk bulat, dangkal, dan terasa nyeri selama beberapa bulan atau beberapa hari.
Biasanya gejala sebelum tampak lesi tersebut akan terasa panas dan terbakar. 3
Etiologiterjadinyakelainanronggamulutakibatpenggunaanalatortodonti
1. Alergi
Reaksialergidapatterjadiakibatketidaksesuaianbahan-
bahandarialatortodontikpadatubuh.Tubuhakanmengalamihipersensitivitasakibatlarutnyabahan-
bahandarialatdalamtubuh. Bahan-bahan yang dapatmemicuterjadinyaalergiseperti :
a. nikel
b. latex
c. chromium
2.traumamekanik
3. candida/ jamur
Padapemakaianalatortodontiklepadanseringterjadiinflamasimukosadibawah plate palatal
diamanainflamasiiniterjadiakibat candida albicans, yang merupakanflora normaldalammulut,
akantetapijikaterlalubanyakakanmenyebabkaninflamasi.
Penumpukaniniterjadiakibatpasientidakmenjaga oral
hygienenyadenganbaikdanjugaalatortodonsinyajarangdibersihkan.
4. oral hygiene
Kandidiasis dapat diobati secara topikal maupun sistemik. Pengobatan harus dipertahankan selama 7
hari. Respon terhadap pengobatan biasanya baik; lesi oral dan gejala akan hilang pada waktu yang
singkat (2-5 hari), namun dapat muncul kembali karena defisiensi imun. Seperti penyebab lainnya
kandidiasis oral, rekuren sering terjadi apabila penyebab utama belum hilang:
Menghilangan penyebab
Pengobatan topikal: pengobatan topikal lebih disukai karena membatasi penyerapan
sistemik, namun efektifitas tergantung kooperatif pasien. Berikut adalah obat topikal yang
sering dipakai:
1. Clotrimazole : obat topikal yang efektif(10 mg) 5 kali sehari. Merupakan antibakteri dan
antifungi.
2. 1% gentian violet : dapat diberikan namun tidak ideal karena menyebabkan nekrose
superfisial mukosa dan meninggalkan stain.
3. Nystatin preparations : mengandung suspensi, tablet vaginal, dan oral pastille. Nystatin
vaginal tablet satu tablet, 100.00 unit, dilarutkan didalam mulut 3 kali sehari. Nystatin
oral pastille 1/2 pastille dilarukan perlahan di dalam mulut 5 kali sehari. Nystatin oral
suspension 100.000 unit/cc, 1 sendok teh dicampur dengan 1/4 cangkir air dan
digunakan sebagai obat kumur.
4. Amphotericin B : 5-10 ml digunakan untuk berkumur 3-4 kali sehari.
5. Krim mycostatin : digunakan untuk berkumur 7-10 hari 3-4 kali sehari.
6. Idoquinol: merupakan antifungi dan antibakteri. Apabila dikombinasikan dengan
corticosteroid sangat membatu penyembuhan angular cheilitis
Pengobatan sistemik: beberapa obat yang efektif untuk sistemik:
1. Nystatin : berikan 250 mg TDS untuk 2 minggu diikuti dengan 1 troche perhari untuk
minggu ke-3. Nystatin memiliki rasa pahit, sukrosa atau zat perasa dapat ditambahkan.
2. Ketoconazole : 200 mg tablet dengan makanan 1 kali sehari. Pemantauan fungsi hati
sangat dibutuhkan untung penggunaan jangka panjang karna memiliki efek samping,
termasuk hepatotoxicity.
3. Fluconazole : 100 mg tablet perhari selama 2 minggu.
4. Itraconazole : (100 mg kapsul) dapat digunakan untuk pengobatan kandidiasis (200mg
perhari secara oral selama 14 hari). Kontraindikasi untuk pasien yang mengkonsumsi
astemizole, triazolam, midazolam, dan cisapride.
Traumatik Ulcer
Angular Chelitis
Sumber: Ghom Anil G. Textbook of Oral Medicine. 2nd ed. New Delhi: Jaypee; 2010. p. 182-3, 389-
340, 565.
Stomatitis kontakta
1. Menghindari semua kontak dengan iritan atau alergen yang sudah diidentifikasi atau dicurigai.
apabila sudah dilakukan, biasanya lesi akan hilang.
2. Pasien diinstruksikan untuk tidak merokok.
3. Menghindari pasta gigi dan obat kumur dengan zat perasa yang kuat (baking soda sebagai pasta
gigi alternatif yang efektif).
4. Topikal triamcinolone acetonide atau flunonide 0,05%.