Anda di halaman 1dari 3

6.

Pemeriksaan untuk menegakkan diagnosa4

Sebelum melakukan diagnosa pada kasus tentunya kita memerulkan adanya pemeriksaan.
Kita ketahui bahwa pada kasus di skenario itu pasien mengeluhkan nyeri. Karakteristik dari
nyeri menyebabkan proses diagnosa menjadi sulit. Untuk mendiagnosa keluhan nyeri berikut
adalah langkahnya.
a) History atau riwayat nyeri pasien
b) Pemeriksaan klinis
c) Mengidentifikasi secara akurat di mana rasa nyeri timbul
d) Menetapkan kategori rasa nyeri yang timbul pada suatu kondisi yang sedang
di amati. Penilaian rasa nyeri dapat dilakukan dengan beberapa teknik yaitu :
Pada penilaian rasa nyeri tekhnik skala yang paling sering di gunakan adalah:
a) Numerical rating scale
Intensitas nyeri pada pasien dinilai menggunakan angka 0 (tdak sakit) sampai 10 (rasa
sakit yang paling buruk).
b) Visual analoge scale
Terdiri dari garis 10 cm dengan jangkar poin pada tiap ujungnya.
c) Mc Gill pain questionnare
Dikenal juga dengan Mc Gill pain index. Kuesioner ini memberi individu kesempatan
untuk memberikan deskripsi yang baik kepada dokter tentang kualitas dan intensitas
nyeri yang mereka rasakan.
d) Behavioral rating scale
Bagi pasien yang tidak dapat memberikan laporan sendiri tentang nyerinya dengan
skor 0 sampai 10 berdasarkan pengamatan klinis.

Pemeriksaan lain
a. Imagining
Dapat digunakan untuk mengkonfirmasi abnormalitas yang dicurigai, untuk
menyaring dan mengeluarkan abnormalitas yang tidak dapat terdeteksi oleh metode
lain.
b. Tes laboratorium
Ketika klinisi mencurigai masalah medis lain tes laboratorium dapat dibutuhkan untuk
mengkonfirmasi diagnosis.

4. Mekanisme Nyeri berdasarkan sifatnya


a. Jalur Asendens
Serat saraf C dan A aferen yang menyalurkan impuls nyeri masuk ke medula spinalis
diakar saraf dorsal. Serat-serat memisah sewaktu masuk ke korda dan kemudian
kembali menyatu di kornu dorsalis (posterior) medula spinalis. Daerah ini menerima,
menyalurkan, dan memproses impuls sensorik. Kornu dorsalis medula spinalis dibagi
menjadi lapisan-lapisan sel yang disebut lamina. Dua dari lapisan ini (lamina I dan
III), yang disebut substansia gelatinosa, sangat penting dalam transmisi dan modulasi
nyeri.
Dari kornu dorsalis, impuls nyeri dikirim ke neuron-neuron yang menyalurkan
informasi ke sisi berlawanan medula spinalis si komisura anterior dan kemudian
menyatu di traktus spinotalamikus anterolateralis, yang naik ke talamus dan struktur
otak lainnya. Transmisi impuls nyeri di medula spinalis bersifat kontralateral terhadap
sisi tubuh tempat impuls tersebut berasal. Seperti adanya dua tipe nyeri yang
disalurkan oleh nosiseptor (nyeri lambat dan cepat), juga terdapat dua jalur
spinotalamikus sejajar yang menyalurkan impuls-impuls ini ke otak : traktus
neospinotalamikus dan traktus paleospinotalamikus.
Teraktus neospinotalamikus adalah suatu sistem langsung yang membawa informasi
diskriminatif sensorik yang mengenai nyeri cepat atau akut dari nosiseptor A ke
daerah talamus. Sistem ini terutama berakhir secara teratur di dalam nukleus
posterolateral ventralis hipotalamus. Nyeri disebut sensasi talamus karena mungkin
dibawa kesadaran talamus. Sebuah neuron di talamus kemudian memproyeksikan
akson-aksonnya melalui bagian posterior kapsula interna untuk membawa impuls
nyeri ke korteks somatosensorik primer girus pascasentralis. Dipostulasikan bahwa
pola tersusun ini penting bagi aspek sensorik-diskriminatif nyeri akut yang dirasakan,
yaitu lokasi, sifat dan intensitas nyeri.
Traktus paleospinotalamikus, yang menyalurkan impuls yang dimulai di nosiseptor
tipe C lambat kronik, adalah suatu jalur multisinaps difus yang membawa impuls ke
farmasio retikularis batang otak sebelum berakhir di nukleus parafasikularis dan
nukleus intralaminar lain di talamus, hipotalamus, nukleus sistem limbrik, dan korteks
otak depan. Karena impuls paleospinotalamikus disalurkan secara lebih lambat
daripada di traktus neospinotalamikus, maka nyeri yang ditimbulkannya berkaitan
dengan rasa panas, pegal, dan sensasi yang lokalisasinya samar. Jalur
paleospinotalamikus disebut sebagai suatu sistem nosiseptor motivasional dan
mempengaruhi kedua traktus ini tidak menyalurkan impuls nyeri secara eksklusif:
sebagai contoh, traktus neospinotalamikus juga menyalurkan sensasi senyuhan kasar
dan tekanan.

Referensi :
Price SA, Wilson LM. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed.6.
Jakarta : EGC. 2005.

Anda mungkin juga menyukai