Anda di halaman 1dari 8

CASE BASED DISCUSSION

MODUL 1

DENTAL KARIES DAN PENYAKIT PULPA

“PULP CAPPING”

Oleh:

Suci Wahyu Putri (1910070736080023)

Pembimbing:

Drg. Puti Sari Mayang

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2021
MODUL 1 : KONSERVASI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

HALAMAN PENGESAHAN

Telah didiskusikan CBD “Pulp Capping” guna melengkapi persyaratan


Kepaniteraan Klinik pada Modul Konservasi

Padang, September 2021

Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing

(drg. Puti Sari Mayang)


CASE BASED DISCUSSION
PERAWATAN PULP CAPPING INDIRECT PADA GIGI PREMOLAR
KEDUA ATAS KANAN DENGAN FOLLOW UP RESTORASI KELAS II
Drg. Puti Sari Mayang, Suci Wahyu Putri, S. Kg
Program Pendidikan Profesi Dokter Gigi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah
ABSTRAK: Pulpitis merupakan peradangan pulpa, kelanjutan dari hiperemi pulpa
yaitu bakteri yang telah menggerogoti jaringan pulpa. Apabila penyebabnya
dihilangkan, inflamasi akan pulih kembali dan pulpa kembali normal. Pasien
perempuan usia 23 tahun datang ke RSGM Baiturrahmah dengan keluhan gigi
belakang atas kanan berlubang dan kehitaman dan sering ada makanan tersangkut
di gigi tersebut sejak 1 tahun terakhir. Tidak ada riwayat nyeri spontan. Pasien
mengaku tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan tidak mengkonsumsi obat
rutin. Pasien ingin giginya dilakukan penambalan. Tidak ada riwayat nyeri spontan.
Pemeriksaan objektif tes termal (+), sondase (+), palpasi (-), perkusi (-). Perawatan
pulp capping indirect dengan follow up restorasi resin komposit merupakan
perawatan yang tepat untuk diagnosis pulpitis reversible yang disertai karies kelas II
pada kasus ini.
Kata kunci: karies, pulpitis reversible, pulp capping
ABSTRACT: Pulpitis is an inflammation of the pulp, a continuation of pulp
hyperemia, namely bacteria that have eaten away at the pulp tissue. If the cause is
removed, the inflammation will recover and the pulp will return to normal. A 23-
year-old female patient came to Baiturrahmah Hospital with complaints of
cavities and blackness in her right upper back tooth and that food has often been
stuck in her teeth since the last 1 year. There was no history of spontaneous pain.
The patient admitted that he had no history of systemic disease and did not take
regular medication. The patient wants his teeth to be filled. There was no history
of spontaneous pain. Objective examination thermal test (+), sondase (+),
palpation (-), percussion (-). Indirect pulp capping treatment with composite resin
restoration follow-up is an appropriate treatment for the diagnosis of reversible
pulpitis accompanied by class II caries in this case.
Keyword: caries, pulpitis reversible, pulp capping

PENDAHULUAN memungkinkan penyelesaian


Menjaga kesehatan pulpa pembentukan akar. Pulp capping
gigi setelah cedera karies, didefinisikan sebagai penutupan pulpa
traumatis, atau iatrogenik tetap vital yang terpapar dengan bahan
menjadi tantangan dan sangat bioaktif untuk menjaga viabilitas
penting, terutama pada gigi pulpa gigi dan memfasilitasi
permanen yang belum matang di pembentukan dentin reparatif.(1)
mana vitalitas pulpa
Pulpitis adalah peradangan dengan pulpa polip. Hal ini terjadi
dalam jaringan pulpa. Pulpitis karena hasil dari proliferasi jaringan
merupakan peradangan pulpa, pulpa muda yang telah terinfalamasi
kelanjutan dari hiperemi pulpa yaitu akut (4). (4) Nekrosis Pulpa adalah
bakteri yang telan menggerogoti keadaan dimana pulpa sudah mati, aliran
jaringan pulpa. Peradangan merupakan pembuluh darah sudah tidak ada, dan
reaksi jaringan ikat vakskuler yang syaraf pulpa sudah tidak berfungsi
sangat penting terhadap cedera. Reaksi kembali (6). Secara radiografis, jika
pulpa sebagian disebabkan oleh lama pulpa yang nekrosis belum sepenuhnya
dan intersitas ransangannya. Ransangan terinfeksi, jaringan periapikalnya akan
yang ringan dan lama bisa menyebabkan terlihat normal. Secara klinis, pada gigi
peradangan kronik sedangkan ransangan yang berakar tunggal biasanya tidak
yang berat dan tiba-tiba kemungkina merespon pada tes sensitivitas, namun
mengakibatkan pulpitis akut.(2) pada gigi yang berakar jamak pada tes
Etiologi pulpitis terdiri dari Fisis sensitivitas terkadang dapat
(mekanis, termal), kimiawi, bakteri. mendapatkan hasil yang positif maupun
Klasifikasi pulpitis menurut Walton dan negatif tergantung syaraf yang
Torabinejad (2008) terdapat beberapa berdekatan pada permukaan gigi mana
klasifikasi dari penyakit pulpa yang diuji (7).
diantaranya adalah (1) pulpitis
reversibel adalah radang pulpa yang Pulp capping adalah perawatan
tidak parah, penyebab dihilangkan endodontik yang bertujuan untuk
maka pulpa akan kembali normal. mempertahankan vitalitas pada
Faktor-faktor penyebab adalah erosi endodontium. Pulp capping terdiri dari
servikal, stimulus ringan atau sebentar beberapa jenis diantaranya, (1) Pulp
contohnya karies insipien, atrisi oklusal, Capping Direct adalah prosedur
kesalahan dalam prosedur operatif, perawatan dengan cara mengaplikasikan
kuretase periodontium yang dalam, dan bahan liner secara langsung pada
fraktur email yang menyebabkan tubulus jaringan pulpa yang terbuka, tindakan
dentin terbuka.(4) Gejala-gejala pulpitis ini dilakukan biasanya karena trauma
reversibel diantaranya rasa sakit hilang atau karies yang dalam (9). Prosedur
saat stimulus dihilangkan, rasa sakit sulit dalam melakukan perawatan Pulp
terlokalisir, radiografik periradikuler capping adalah mengaplikasikan bahan
terlihat normal, dan gigi masih normal material yang bersifat protektif secara
saat diperkusi kecuali jika terdapat langsung pada pulpa yang terbuka.
trauma pada bagian oklusal 2 (2) Pulpa yang terbuka dibersihkan dari
Pulpitis Ireversibel adalah radang pada debris dan perdarahan dihentikan
pulpa yang disebabkan oleh jejas dengan menggunakan paper points yang
sehingga sistem pertahanan jaringan steril atau kapas, saline dan larutan
pulpa tidak dapat memperbaiki dan sodium hipoklorit juga dapat digunakan.
pulpa tidak dapat pulih kembali (5). Ketika luka pada pulpa telah kering,
Gejala dari pulpitis ireversibel bahan Pulp capping direct diaplikasikan
diantaranya adalah nyeri spontan yang diatas pulpa yang terbuka, diikuti
terus menerus tanpa adanya penyebab dengan aplikasi zinc oxide eugenol atau
dari luar, nyeri tidak dapat terlokalisir, glass ionomer sebagai base, kemudian
dan nyeri yang berkepanjangan jika direstorasi permanen. Menunda dalam
terdapat stimulus eksternal seperti pengaplikasian restorasi permanen
rangsangan panas atau dingin. (3) mengurangi prognosis karena
Pulpitis hiperplastik adalah bentuk dari kemungkinan adanya microleakage (7).
pulpitis ireversibel dan sering dikenal Beberapa kontraindikasi dari Pulp
capping direct diantaranya adalah
terdapat kelainan pada ligamen sulfat dihidrat. Setting timenya 3-4 jam,
periodontal, degenerasi periradikuler, compressive strenghtnya sebanding
perdarahan yang tidak terkontrol pada dengan IRM (Intermediate Restorative
pulpa terbuka, ditemukan nyeri spontan Material), MTA kompatibel. (4) Resin
pada gigi, dan terdapat eksudat (10). (2) Adhesive, Pada dasarnya, bahan resin
Pulp Capping Indirect, Indikasi untuk adhesive terdiri dari bahan etsa, larutan
perawatan pulp capping indirect adalah primer, dan komponen adhesive yang
karies dentin yang dalam dan masih dikemas dan digunakan sesuai dengan
terdapat lapisan dentin pada dasar generasi sistem adhesive bahan itu
kavitas, untuk radiografis dan klinisnya sendiri (4).
tidak ditemukan degenerasi pulpa dan
penyakit periradikuler (7). Perawatan LAPORAN KASUS
pulp caping indirect dilakukan jika tidak Pasien perempuan usia 23 tahun
ada riwayat pulpagia atau tidak ada datang ke RSGM Baiturrahmah dengan
tanda-tanda pulpitis ireversibel. keluhan gigi belakang atas kanan
Prosedur dalam melakukan perawatan berlubang dan kehitaman dan sering ada
pulp caping indirect adalah membuang makanan tersangkut di gigi tersebut
semua dentin lunak terlebih dahulu, sejak 1 tahun terakhir. Tidak ada riwayat
kemudian diatas dentin yang tersisa nyeri spontan. Pasien mengaku tidak
diaplikasikan kalsium hidroksida untuk memiliki riwayat penyakit sistemik dan
menekan bakteri, kemudian diberikan tidak mengkonsumsi obat rutin. Pasien
tumpatan sementara, setelah beberapa ingin giginya dilakukan penambalan
minggu kalsium hidroksida dan Pemeriksaan intra oral
tumpatan sementara dilepas dan menunjukkan pasien memiliki gigi
digantikan oleh restorasi permanen (3). berlubang pada beberapa gigi posterior
Pulp caping indirect tidak dapat rahang atas dan bawah. Kebersihan
dilakukan jika ditemukan rasa nyeri mulut pasien sedang, mukosa rongga
yang tajam dan menetap saat terdapat mulut pasien tidak ada kelainan.
rangsangan, nyeri spontan yang lama Pemeriksaan klinis pada gigi 15 terdapat
pada malam hari, gigi goyah, gigi yang karies pada mesial gigi premolar kanan
berubah warna, karies dengan pulpa rahang atas. Pemeriksaan vitalitas
yang terbuka, kerusakan pada lamina dilakukan dengan tes dingin,
dura, dan terdapat area radiolusen pada menunjukkan hasil gigi 15 masih vital.
ujung akar gigi (10). Saat tes dilakukan pasien merasakan
Bahan Pulp Capping (1) ngilu, dan ngilu hilang saat stimulus
Kalsium Hidroksida adalah suatu bahan dihilangkan. Pemeriksaan perkusi dan
yang bersifat basa kuat dengan pH 12- tekan menunjukkan hasil negatif. Tidak
13. Bahan ini sering digunakan untuk ada mobility gigi dan jaringan sekitar
direct pulp capping. (2) Zinc Oxide tidak ada kelainan.
Eugenol, sering digunakan dalam Diagnosis gigi 15 adalah
indirect pulp capping dan mempunyai pulpitis reversible disertai karies
kemampuan dalam pembentukan profunda tertutup klas II. Rencana
odontoblas. Manfaat eugenol dalam perawatan adalah pulp capping indirect
pengendalian nyeri disebabkan karena dengan follow up restorasi resin
kemampuan memblokir transmisi impuls komposit. Prognosis baik karena sisa
saraf. (3) Mineral Trioxide Aggregate struktur jaringan keras gigi cukup, area
(MTA) adalah bubuk yang mengandung gigi dapat diisolasi dengan baik , oral
trikalsium silikat, bismuth oxide, hygiene baik dan pasien kooperatif.
dikalsium silikat, trikalsium aluminat,
tetracalcium aluminate dan dicalcium
kavitas dengan lantai pulpa
menggunakan bur tapered dan ketebalan
preparasi yang penting untuk retensi
restorasi. Selanjutnya tahapan
convenience form yaitu bentuk kavitas
memudahkan operator mengisi bahan
restorasi. Selanjutnya membuang dentin
yang terinfeksi yang masih tersisa.
Kemudian dilakukan prosedur pulp
capping, Preparasi dikeringkan dan
dipersiapkan lalu dilakukan pulp
capping menggunakan CaOH dan
diatasnya diberikan semen glass
ionomer. Setelah dilakukan pulp capping
ditutup tambalan sementara dan
Gambar 1. Kondisi awal gigi sebelum dianjurkan kontrol kembali kurang lebih
dilakukan perawatan (Sumber: Griya, 2021)
setelah 1 minggu.
Pada kunjungan pertama pada
tanggal 25 Januari 2021. Pasien
diperiksa secara subjektif dan objektif.
Hasil pemeriksaan tersebut digunakan
untuk penentuan diagnosis dan rencana
perawatan. Pasien kemudian diberikan
informasi mengenai keadaan giginya
dan segala tindakan perawatan yang
akan dilakukan serta komplikasi yang
mungkin terjadi. Setelah mengerti dan
setuju, pasien diminta untuk
menandatangani lembar informed
consent.
Persiapan lingkungan kerja
dilakukan, kemudian gigi pasien
diisolasi. Tahapan pertama yang Gambar 2. Hasil Preparasi gigi 15 (Sumber:
dilakukan yaitu preparasi gigi 15 Griya, 2021)
dibagian mesial. Pertama-tama
dilakukan pembuangan seluruh jaringan Pada kunjungan kedua
karies dengan menggunakan bur fissure. tanggal 1 Februari 2021 dilakukan
Selanjutnya membentuk resistensi kontrol pulp capping. Setelah
dengan bur fissure, permukaan email
dilakukan kontrol pulp capping dan
yang tidak didukung dentin sehat harus
dibuang, membentuk box shape harus
tidak ada keluhan, dingin positif,
rata, kedalaman preparasi minimal 1,5 tekan dan perkusi negatif lalu
mm, membuat dinding preparasi agar dilakukan follow up komposit kelas
tegak lurus atau sedikit konvergen dan II (penambalan komposit). Selanjutnya
daerah cups dan marginal ridge dilakukan penambalan kelas II
dipertahankan sebisa mungkin. komposit. Kavitas gigi dikeringkan
Tahap berikutnya dalam preparasi yaitu menggunakan cotton pellet dan
membuat bentuk retensi dengan dinding dipasangkan celluloid strip pada
preparasi dibuat konvergen, membuat interdental dan memfiksasi dengan
undercut pada pertemuan dinding wedge lalu diisolasikan dengan cotton
roll. Etsa asam fosfat 37% diaplikasikan 15. Dari hasil anamnesis dan
selama 20 detik. Selanjutnya etsa dibilas pemeriksaan intraoral, perawatan yang
dengan air dan dikeringkan. Bonding dipilih adalah indirect pulp capping
agent diaplikasikan selama 10 detik dengan menggunakan kalsium
pada gigi dan dilakukan light cure hidroksida. Perawatan dipilih karena
selama 20 detik. Pasang matriks pada karies profunda yang menyisakan atap
gigi kencangkan sampai matriks stabil kamar pulpa yang tipis dan pulpanya
serta pasangkan wedge pada gingival yang belum terekspos.
embrassure dibawah dinding gingival Dalam perawatan ini, kalsium
yang telah dipreparasi dan disebelah luar hidroksida diaplikasikan pada dasar
band matriks. Penambalan diawali pada kavitas dengan tujuan agar terbentuk
dinging gingival menggunakan flowable dentin reparatif pada atap kamar pulpa
composite 1 mm dan dilakukan light agar pulpa tetap vital. Dentin reparatif
cure. Komposit lalu diaplikasikan secara juga dikenal sebagai dentin iregular atau
incremental dengan ketebalan 2 mm dentin tersier akan dibentuk pulpa
sambil membentuk anatomi gigi dan sebagai suatu respon proteksi terhadap
dilakukan light cure selama 20 detik. rangsangan yang membahayakan dari
Tahapan ini dilakukan sampai seluruh luar. Rangsangan ini dapat diakibatkan
kavitas terisi penuh komposit. Kontak oleh karies, prosedur operatif, bahan
prematur diperiksa menggunakan restoratif, abrasi, erosi atau trauma.
articulating paper. Kecepatan, kualitas dan kuantitas dentin
reparatif yang ditumpuk bergantung dari
keparahan dan lamanya injuri pada
odontoblas dan biasanya dihasilkan oleh
odontoblas ‘pengganti’. Jika suatu
rangsangan ringan dikenakan pada
odontoblas untuk periode waktu yang
panjang seperti abrasi, dentin reparatif
mungkin ditumpuk pada suatu kecepatan
lebih lambat. Jaringan ini ditandai oleh
tubuli yang agak tidak teratur.
Sebaliknya, suatu lesi karies yang
agresif atau suatu rangsangan mendadak
lain akan merangsang produksi dentin
reparatif dengan tubuli yang lebih
Gambar 3. Follow up Pulp Capping gigi sedikit dan lebih tidak teratur.
15 (restorasi klas 2)
Proses penyembuhan ini terjadi
(Sumber: Griya, 2021)
karena kalsium hidroksida (Ca(OH)2).
Pasien diberikan KIE untuk menjaga
Ca(OH)2 merupakan bahan pulp
kebersihan gigi dan mulut, dengan
capping standar dengan pembentukan
menggosok gigi minimal 2x sehari (pagi
dentin reparatif. Keuntungan pengunaan
setelah makan dan malam sebelum
Ca(OH)2 adalah sifat antibakteri dan
tidur), dan obat kumur agar lebih baik,
mendisinfeksi bagian superfisial pulpa.
dan pemeriksaan kesehatan gigi dan
Ca(OH)2 akan menyebabkan nekrosis
mulut ke dokter gigi minimal 6 bulan
jaringan pulpa sekitar 1.5mm dari
sekali.
lapisan paling superfisial pulpa. pH
tinggi Ca(OH)2 sekitar 12.5 akan
PEMBAHASAN
menyebabkan nekrosis likuifaksi pada
Pada kasus ini ditemukan karies
lapisan superfisial pulpa. Toksisitas
profunda pada gigi 15. Diagnosa pada
Ca(OH)2 akan mengalami netralisasi
kasus ini adalah pulpitis reversibel gigi
pada lapisan pulpa afektif sehingga 4. Heasman, P. (2006). Master
menyebabkan netralisasi koagulasi pada Dentistry Restorative Dentistry,
batas jaringan pulpa nekrosis dan sehat. Paediatric Dentistry, and
KESIMPULAN Orthodontics. China: Churchill
Berdasarkan pengamatan klinis, Livingstone
dapat disimpulkan bahwa pada kasus ini 5. Rukmo, M. (2011). Perkembangan
dipilih untuk dilakukan rencana Metode Penilaian Kesembuhan
perawatan pulp capping karena terdapat Penyakit Periapikal Setelah
karies profunda pada gigi 15, dentin Perawatan Endodontik. Proceeding
yang tipis mendekati pulpa, dan tanpa Kongres Ikorgi IX.
rasa sakit spontan. Follow up untuk 6. Cohen, S., & Hargreaves, K. M.
kasus ini dilakukan restorasi komposit (2011). Pathways of The Pulp (Vol.
kelas II karena pasien menginginkan 9). Texas: Mosby Elsevier.
tambalan sewarna gigi. 7. Harty. (2010). Endodontics in
DAFTAR PUSTAKA Clinical Practice (6th ed.). London:
1. Lingxin Zhu, DDS, Jingwen Yang, Churchill Livingstone ELSEVIER.
DDS, et.al. A Comparative Study 8. Amerongen, J. V., Loveren, C. V., &
of BioAggregate and ProRoot MTA Kidd, E. A. (2006). Fundamentals of
on Adhesion, Migration, and operative Dentistry. Texas:
Attachment of Human Dental Pulp Quintessence books.
Cells. 2014. American Association of 9. Qualtrough, A. J. E., Satterthwaite, J.
Endodontists D., Marrow, L. A., & Brunton, P. A.
2. Tarigan, Rasinta, 2013. Karies Gigi. (2005). Principles of Operative
Jakarta: EGC:55 Dentistry. UK: Blackwell
3. Walton, Richard E dan Mahmoud Munksgaard. 28.
Torabinejad. Prinsip dan Praktek 10.Ingle, J., Bakland, L. & Baumgartner,
Ilmu Endodonsia. Ed.3. Jakarta: J., 2008. Endodontics 6. In P. Binder,
EGC. 2008. P. 12-15, 36, 36-43,62- ed. Hamilton: BC Decker Inc, 997–
70. 1018.

Anda mungkin juga menyukai