Anda di halaman 1dari 5

1. Menjelaskan Definisi Pulpitis Reversible.

Pulpitis reversibel adalah penyakit


pulpa yang
dapat berubah menjadi pulpa normal
kembali apabila
stimulus iritan dihilangkan,
Pulpitis reversibel adalah penyakit
pulpa yang
dapat berubah menjadi pulpa normal
kembali apabila
stimulus iritan dihilangkan,
Pulpitis reversibel adalah penyakit
pulpa yang
dapat berubah menjadi pulpa normal
kembali apabila
stimulus iritan dihilangkan,
2. Menjelaskan Etiologi Pulpitis Reversible.

Rangsangan ringan seperti karies insipien, erosi servikal, atau atrisi oklusal, sebagian besar prosedur
operatif, kuretase periodontal yang dalam, dan fraktur email yang menyebabkan tubulus dentin
terbuka

3. Menjelaskan Patofisiologi Pulpitis Reversible.


Sistem imun bawaan (innate immunology) pulpa dalam melawan infeksi bakteri diawali oleh
fagositosis yang dilakukan oleh reseptor-reseptor pulpa. Selanjutnya, beberapa odontoblas dan sel
dendritik berperan dalam menghadapi infeksi bakteri.

Odontoblas merupakan sel pertama yang berperan dalam melawan bakteri dengan menurunkan
tingkat ekspresi Interleukin 8 (IL-8) dan gen-gen yang berkaitan dengan kemokin. Aktivitas ini
kemudian akan merangsang aktivasi sel dendritik imatur.

Sementara itu, dalam jaringan sehat, sel dendritik akan berada pada kondisi imatur. Ketika ada
rangsangan (bakteri), sel ini akan teraktivasi dengan cara melakukan pengenalan dan penangkapan
antigen bakteri.

Ketika infeksi bakteri yang persisten. Ketika bakteri mencapai pulpa, maka akan terjadi proses
transisi dari sistem imun bawaan ke sistem imun adaptif. terdapat peran sel limfosit B dan T yang
dominan dalam melakukan perlawanan antigen bakteri dengan antibodi spesifik.

Pada aktivasi sistem imun adaptif ini, juga terdapat berbagai macam sitokin di dalam pulpa yang
terlibat, terutama IL-8. Sitokin dan beberapa mediator inflamasi saling berinteraksi satu sama lain.
Seberapa parah inflamasi yang terjadi dan seberapa lama proses penyembuhan bergantung pada
seberapa baik mediator-mediator inflamasi ini saling berinteraksi.

Karies gigi berpotensi besar untuk berkembang menjadi pulpitis karena pulpa hanya memiliki waktu
yang sedikit untuk bereaksi dan mengaktivasi perlindungan diri dengan menutup tubulus dentinalis.

Berdasarkan teori nyeri hidrodinamik, cairan tubuli dentinalis akan bergerak akibat ada jejas atau
defek pada enamel dan dentin. Pergerakan cairan tubuli dentinalis ini akan mengaktivasi nosiseptor
pada pulpa. Ujung dari nosiseptor (serabut saraf) yang menempel di jaringan dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu bermielin dan tidak bermielin.

Serabut saraf yang tidak bermielin merupakan serabut saraf C, dan yang bermielin adalah serabut
saraf A-delta. Serabut saraf bermielin (A-delta) akan menghantarkan rangsang dengan lebih cepat
dibandingkan dengan serabut saraf tidak bermielin (C). Sebesar 70-80% akson pulpa tidak bermielin.

Serabut saraf A-delta terlibat dalam pulpitis reversibel, dimana rasa nyeri akibat rangsangan pada
serabut saraf ini akan memberikan gejala nyeri tajam dan cepat hilang. Sementara, serabut saraf C
lebih dominan bekerja pada pulpitis irreversibel. Rangsangan pada serabut saraf ini akan
memberikan gejala nyeri spontan, berdenyut dan tumpul.

Pathological Pathways of Reversibel Pulpitis. Journal of Dentistry.2018

4. Menjelaskan Gejala Pulpitis Reversible.


Gejala Pulpitis reversibel Simptomatik ditandaidengan rasa sakit yang tajam yang
hanyasebentar,timbulnya tidak spontan, penyebabrasa sakitdeikarenakan faktor stimulus sepertiair
dingin atau aliran udara.

Gejala Pulpitis Reversibel Asimptomatikdisebabkan karna karies yang baru mulai danmenjadinormal
kembali setelah kariesdihilangkan dan gigi normal kembali

5. Menjelaskan Pemeriksaan Pulpitis Reversible.

1. Tes kepekaan terhadap panas dan dingin

Ini merupakan tes pertama yang biasa disarankan dokter saat seseorang mengeluhkan tentang
peradangan pulpa. tes dingin berguna untuk mendiagnosis pulpitis reversibel atau ireversibel
sedangkan tes panas sangat penting untuk mendiagnosis pulpitis ireversibel.

2. Rontgen gigi

Rontgen gigi digunakan untuk mendeteksi kerusakan yang sudah melibatkan tulang medullary dan
kortikal.

Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk memeriksa adanya karies, hasil perbaikan gigi yang buruk,
dan perawatan saluran akar yang sudah pernah dilakukan.

3. Tes perkusi gigi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengetuk bagian tertentu pada gigi. Ketika melakukan tes, dokter
harus memperhatikan gerakan pasien saat merasakan sakit. Gigi kemudian menjadi sangat sensitif
terhadap tekanan dan perkusi. Perkusi menunjukkan kondisi ligamen periodontal dan struktur
pendukung

2. Tes palpasi

Palpasi merupakan pemeriksaan dengan cara meraba. Tes ini digunakan untuk mengetahui kondisi
gigi akut atau kronis, suhu pada daerah gigi yang sakit, keras atau lunaknya suatu pembengkakan,
dan ada atau tidaknya retakan. palpasi mendokumentasikan keterlibatan periapikal.

2. Tes pulpa elektrik

Pemeriksaan ini menggunakan suatu alat yang menghantarkan arus elektrik dengan frekuensi yang
berbeda-beda. Tes pulpa elektrik, yang sangat bermanfaat dalam menentukan apakah pulpa vital
atau nekrotik, tidak dapat digunakan pada gigi dengan mahkota atau gigi dengan tambalan besar.

Piatelli, Diagnosis and Managing of Pulpitis

6. Menjelaskan Diagnosis Banding Pulpitis Reversible.

Perbedaan klinis antara pulpitis reversibel danirreversibel adalah kuantitatif; rasa sakit
pulpitisirreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama. Pada pulpitis reversibel,
penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu stimulus, seperti airdingin atau aliran udara,
sedangkan pulpitis irreversibelrasa sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata

7. Menjelaskan Perawatan Restorasi Pulpitis Reversible.

8. Menjelaskan Definisi Perawatan Material Pelindung Pulpa Pulpitis Reversible.


9. Menjelaskan Fungsi, Keuntungan, dan Kerugian Perawatan Material Pelindung Pulpa Pulpitis
Reversible.

10. Menjelaskan Perawatan Material Pelindung Pulpa Pulpitis Reversible.

a. Klasifikasi

1) Cavity Varnish (digunakan pada tambalan amalgam atau emas) fungsi utamanya adalah
mengurangi kebocoran mikro pada restorasi amalgam.

Indikasi : Restorasi amalgam, Restorasi emas

Kontraindikasi : Restorasi resin komposit, Restorasi resin nirpasi, Restorasi semen ionomer kaca

2) Cavity Liners ( fungsi utamanya adalah memberikan suatu perlindungan terhadap iritasi kimiawi)

3) Basis Semen

a. Kalsium Hidroksida (sangat efektif dalam meningkatkan pembentukan dentin sekunder)

Indikasi : Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan pulpotomy, Leakage canal, Apexification,
merangsang pembentukan apex, Membentuk jaringan keras gigi, Bahan tambalan sementara untuk
infeksi saluran akar

Kontraindikasi : Peradangan pulpa (pulpitis), Kasus gangren pulpa, seperti: abses.

b. Semen Ionomer Kaca / GIC ( perawatan daerah erosi dan sebagai bahan penyemenan)

keunggulan SIK, yaitu preparasinya dapat minimal, ikatan dengan jaringan gigi secara khemis,
melepas fluor dalam jangka panjang, estetis, biokompatibel, daya larut rendah, translusen, dan
bersifat anti bakteri

Kekurangan kekuatannya lebih rendah, warna lebih opaque, tambalan mudah aus

Indikasi : Restoratif gigi yang mengalami erosi, Basis, Pelapis kavitas, Sementasi, Bonding untuk
tambalan komposit, Core build-up, Restorasi gigi desidui

Kontra-Indikasi : Pulp Capping

c. Semen Oksida Seng Eugenol (OSE)

berguna sebagai basis insulatif (penghambat), sangat sering digunakan untuk tambalan sementara.
pH-nya mendekati 7 yang membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit
mengiritasi.

Eugenol memiliki efek paliatif terhadap pulpa gigi dan ini adalah salah satu kelebihan jenis semen
tersebut. Kelebihan lainnya adalah kemampuan semen untuk meminimalkan kebocoran mikro, dan
memberikan perlindungan terhadap pulpa. Bahan ini paling sering digunakan ketika merawat lesi-
lesi karies yang besar.

Indikasi :

1. Meredakan rasa sakit

2. Basis insulatif

3. Tambalan Sementara, misalnya pada pulp capping tidak langsung


4. Sementasi inlay,crown, dan bridge

5. Karies dentin

Kontra-Indikasi :

1. Kasus pulpa gangren atau mati

d. Semen Polikarboksilat

emakaian utamanya adalah sebagai bahan penyemenan, tetapi dapat juga sebagai basis, lapik
penyekat, dan sebagai bahan penutup di bawah email yang tipis

Indikasi :

1. Sementasi

2. Basis

3. Lapis pelekat

Kontra-Indikasi :

1. Perawatan pulpa

2. Kasus pulpa gangren atau mati

e. Semen Silikofosfat

Semen ini merupakan hibrid, kombinasi dai bubuk semen seng fosfat dengan semen silikat. 90%
bubuk semen silikat dan 10% bubuk semen fosfat.

Indikasi :

1. Basis

2. Sementasi untuk mulut yang angka kariesnya tinggi

Kontra-Indikasi :

1. Kasus pulpa gangren atau mati

d. Syarat

11. Menjelaskan Cara Aplikasi Perawatan Material Pelindung Pulpa Pulpitis Reversible.

Kaping pulpa indirek dapat dilakukan pada pulpitis reversibel melalui 2 teknik, yaitu single visit dan
stepwise approach. Pada pendekatan single visit, karies dibersihkan secara nonselektif, disertai
dengan restorasi permanen yang dilakukan dalam satu kali kunjungan. Pada pendekatan stepwise,
ekskavasi dilakukan secara selektif meninggalkan dentin yang terinfeksi di atas dinding pulpa,
kemudian melakukan pembersihan secara komplit di kunjungan berikutnya untuk menurunkan risiko
paparan pulpa.

12. Menjelaskan Prognosis Pulpitis Reversible.

Prognosis untuk pulpa adalah baik bila iritan diambil cukup dini kalautidak kondisi nya dapat
berkembang menjadipulpitis ireversibel.

Anda mungkin juga menyukai