Anda di halaman 1dari 36

MYOFACIAL PAIN

Oleh :
Drg. Setiadi W. Logamarta Sp.Ort

KEDOKTERAN GIGI
UNSOED
Definisi nyeri:
• sensasi dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan yang diikuti gangguan atau
kerusakan jaringan.
Secara fisiologis nyeri adalah:
• suatu mekanisme protektif tubuh yang timbul
bila suatu jaringan sedang dirusak, sehingga
individu yang bersangkutan berusaha
menghindar,
• Ada 2 komponen nyeri:
– persepsi nyeri
– reaksi nyeri.
• Persepsi nyeri :
– pengenalan pusat nyeri di otak terhadap
rangsangan nyeri.
– Digambarkan pasien sebagai nyeri tajam, linu atau
rasa tidak nyaman.
• Reaksi nyeri :
– proses individu bereaksi terhadap proses persepsi
nyeri.
– Reaksi nyeri bervariasi pada tiap individu.
Etiologi Myofasial pain syndrom:
• Rasa sakit otot lokal.
• Rasa sakit yang dalam dan konstan.
• Stres emosional yang meningkat
• Kelainan tidur.
• Faktor-faktor lokal.
• Faktor-faktor sistemik
• Mekanisme titik pemicu idiopatik
• Rasa sakit otot lokal.
– Otot yang sakit berkepanjangan memungkinkan
menghasilkan titik pemicu
– Kemudian menghasilkan tanda-tanda klinis nyeri
miofasial.
• Rasa sakit yang dalam dan konstan.
– Menyebabkan efek eksitator (perangsangan)
sentral pada area yang jauh.
– efek eksitator sentral melibatkan neuron eferen
(motorik), --------> terjadi titik pemicu.
• titik pemicu berkembang, ------> menjadi
sumber rasa sakit yang dalam dan
menghasilkan efek eksitator sentral sekunder.
• Stres emosional yang meningkat.
– aktivitas yang meningkat neuron eferen gamma
pada spindel otot
– Atau meningkatnya aktivitas sistem nervus
simpatis.
– ----->Terjadi nyeri myofasial hebat.
• Kelainan tidur.
– Kelainan siklus tidur yang normal -----> gejala
musculo skeletal.
• Faktor-faktor lokal.
– Kondisi yang mempengaruhi aktivitas otot:
kebiasaan, sikap badan yang salah, keseleo, dan aktivitas
otot yang berlebihan -----> nyeri myofasial.
• Faktor-faktor sistemik.
– hipovitaminosis, kondisi fisik yang rendah, lelah,
dan infeksi virus ------> nyeri myofasial.
NYERI KEPALA:
• Batasan:
– nyeri atau sakit sekitar kepala, termasuk nyeri di
belakang mata serta perbatasan antara leher dan
kepala bagian belakang.
Klasifikasi:
1. Nyeri kepala, neuralgia cranial dan nyeri
fasial:
a. Migraine
b. Tension-type headache
c. Cluster headache syndrome
d. Headache associated with head trauma
e. Vascular disorders
f. Headache associated with nonvascular
intracranial disorders
g. Headache associated with substances or their
with drawal
h. Headache associated with systemic or focal
infection
i. Headache associated with metabolic abnormality
j. Headache or facial pain from cranium, neck,
eyes, ear, nose, sinuses, teeth, mouth or other
facial or cranial stuktures.
k. Cranial neuralgias, nerve trunk pain and
deafferentiation pain
l. Other types of headache or facial pain
m. Psychogenic headache
n. Headache not classifiable
2. Pembagian klinis nyeri kepala:
A. Sakit kepala akut:
a. Intra cranial:
– Meningitis / ensefaliti
– Perdarahan subaraknoid
– Hematoma subdural
– Tumor intra cranial
b. Ekstra cranial
– Migren
– Sakit kepala tandan (cluster)
– Sakit kepala post trauma
– Glaucoma
– Neuritis optika
– insufisiensi serebro-vaskuler
A. Sakit kepala akut
• Sistemik.
– Hipertensi
– Feokromositoma
– Reaksi terhadap penghambat MAO
B. Sakit kepala subakut
• Hematoma subdural
• Arteritis temporalis
• Abses otak
• Tumor
• Sinus trombosis
• Hipertensi intrakranial benigna
C. Sakit kepala menahun
• Migren / sakit kepala tegang
• Tumor jinak.
Struktur jaringan kepala yang peka nyeri dan
tidak peka nyeri:
• Peka Nyeri :
– Intra cranial :
• Sinus cranial dan vena aferen
• Arteri dari duramater
• Arteri dari dasar otak dan cabang utamanya.
• Bagian dari duramater (sekitar pembuluh darah besar)
– Ekstra cranial :
• Kulit, kulit kepala, fasia, otot mukosa
• Arteri (vena kurang peka)
• Saraf-saraf : N. trigeminus, N. vagus, saraf servical
kedua dan ketiga.
• Tak Peka Nyeri
– Parenkim otak
– Ependima, pleksus coroideus
– Pia mater, araknoid, bagian dura Tengkorak
(periost: sedikit peka)
• Jalur nyeri struktur di atas tentorium serebeli
melalui :
– N. trigeminus dan nyeri biasanya disalurkan ke
daerah tengkorak bagian frontal, temporal dan
parietal.
• Jalur nyeri struktur dibawah tentorium
serebeli melalui:
– N. glossofaringeus, N. vagus dan akar saraf servical
bagian atas. Nyeri dirasakan di daerah oksipital
dari kepala.
• Impuls dari arteria meningea media disalurkan
melalui nervus trigeminus cabang pertama.
• Dari sinus sagitalis superior melalui kedua
belah nervus trigeminus cabang pertama.
• Dari dura fossa anterior melalui cabang
pertama dan kedua nervus trigeminus.
• Dari dura fossa kranii media melalui cabang
kedua dan ketiga nervus trigeminus.
• dari dura fossa posterior melalui nervus
trigeminus dan nervus vagus.
Kelainan ekstra cranial:
• Tengkorak dan kulit kepala
• Pembuluh darah
• Saraf otak
• Mata
• Sinus, nasofaring.
• Gigi
• Sendi temporo-mandibuler
• Leher
Kelainan intra cranial:
• Toksik
• Metabolik
• Paska kejang
• Reaksi meningkatnya tekanan darah yang akut
• Iritasi selaput otak
• Traksi / pergeseran pembuluh darah
intrakranial
Diagnosa sakit kepala:
1. Anamnesa
– Usia timbulnya.
• syndrome benign misal: migraine, tension type
headache dan cluster headache biasanya mulai
sebelum usia pertengahan.
aneurisma, tumor otak lebih banyak pada usia sekitar
35 tahun.
– Lamanya & frekwensi.
• Lamanya keluhan pada pasien dapat mengarahkan
kepada kelainan neurologi yang progressive atau suatu
keganasan.
• Nyeri kepala hebat yang akut disertai dengan
kehilangan kesadaran atau tanda-tanda gangguan
neurological fokal mengarah kepada subaraknoid
hemoragia atau meningitis.
• Nyeri kepala yang kronis misalnya pada migraine atau
tension type headache.
– Bagian yang sakit.
• Tension type headache sering difuse dan bilateral.
• Migraine dapat bilateral tapi lebih sering unilateral.
• Cluster headache selalu unilateral.
– Kwalitasnya.
• sangat subyektif tergantung pada keadaan psikologi
pasien.
– Waktu timbulnya.
• Cluster headache sering nyeri timbul pada saat pasien
tidur sehingga sering membangunkan pasien.
• Tumor otak dalam ventrikel juga dapat menyebabkan
nyeri kepala pada saat tidur.
– Fenomena lain yang menyertainya
• seperti photofobia, gangguan penglihatan, dizziness,
kelemahan otot, febris.
– Hal-hal lain yang memperburuk nyeri kepala
• misalnya batuk.
2. Pemeriksaan fisik.
– Keadaan umum pasien & mentalnya.
– Tanda tanda rangsangan meningeal.
– kelainan saraf cranial.
– Kelainan kekuatan otot, refleks dan koordinasinya.
3. Pemeriksaan penunjang.
– Laboratorium darah ,LED
– Lumbal punksi
– Elektro ensefalografi
– CT Scan kepala , MRI.
MIGRAIN.
Common Migren , Hemikrania simpleks

– Nyeri kepala berulang dengan manifestasi


serangan selama 4 – 72 jam.
– Karakteristik nyeri kepala unilateral, berdenyut,
intensitas sedang atau berat, bertambah berat
dengan aktivitas fisik yang rutin dan diikuti dengan
nausea.
Prinsip penatalaksanaan:
• Hindari factor-factor yang memperburuk serangan
migren.
seperti: suara yang keras, bau yang tajam, cahaya
silau, stress dan makanan seperti keju, coklat,
buah sitrus dan alkohol, , stres, perubahan
hormonal selama siklus menstruasi, pil
kontrasepsi, kebisingan.
• Pada saat serangan, obat yang digunakan:
– Analgesik : aspirin dan parasetamol.
– Non steroid anti-inflamatory : ibuprofen, naproxen.
– kombinasi dengan antiemetik mis: metoclopramide.
– Bila rasa sakit masih ada ----> Sumatriptan,
Ergotamine.
• Untuk profilaksis:
– beta bloker : propanolol,metoprolol
– calsium antagonis : verapmil, flunarisin
– methylsergide, pizotifen dan amitriptilin.
CLUSTER HEADACHE:
– Nyeri kepala yang hebat, selalu unilateral di orbita,
supra orbita, temporal atau kombinasi.
– berlangsung 15 – 180 menit.
– Frekwensi 1 kali tiap dua hari sampai 8 kali dalam
sehari.
– merupakan salah satu nyeri kepala kronik yang
sering mengganggu dan terbangun karena nyeri
kepala.
– Sering menyebabkan perubahan emosional
seseorang.
– Merupakan salah satu nyeri kepala yang paling
sering ditemukan.
– Penyebabnya multi faktor dan hingga saat ini
belum jelas.
– Migrain lebih sering mengenai pada usia dewasa
muda, puncak insidens antara 25 – 34 tahun
– 90% mengalami nyeri kepala sebelum usia 40
tahun.
• Prevalensi Nyeri kepala cluster :
– Nyeri kepala ini lebih jarang dibandingkan migren.
– Frekwensi nyeri kepala cluster
• 0,5% laki-laki
• 0,1% wanita.

• Gambaran klinis:
– Khas nyeri yang sangat berat.
– berlangsung 15 – 180 menit.
– Periode serangan 1 – 3 serangan perhari, sering
berakhir antara 3 – 16 minggu.
– interval antara 6 bulan dan 5 tahun.
• Therapy:
– Pemberian awal :
• ergotamine
• Sumatriptan
– mencegah serangan sakit kepala cluster:
• pizotifen -------> antihistamin dan antagonis serotonin.
• kalsium
• channel blockers ------> verapamil
• beta-blocker sebagai profilaksis.
TENSION - TYPE HEADACHE:
• Defenisi :
– Nyeri kepala episodik yang infrekquent
berlangsung beberapa menit sampai beberapa
hari.
– Nyeri bilateral, menekan atau mengikat dengan
intensitas ringan sampai sedang.
– Nyeri tidak bertambah pada aktifitas rutin.
• sebagian besar pernah mengalami nyeri
kepala tumpul yang menyertai kelelahan,
stress, nonton atau membaca yang lama.
• sering memberi respons pengobatan dengan
analgesik biasa.
• Prevalensi seperti migren.
– 75% kronis tension headache adalah wanita
– tidak ada hubungannya dengan genetic.
– 40% mempunyai riwayat keluarga yang menderita
nyeri kepala tension.
– Kira-kira 15% sudah mulai menderita sebelum usia
10 tahun.
• Perlu diperhatikan:
– Sering pasien dengan kronik tension-type
headache mencurigai dirinya menderita tumor
otak atau kelainan intrakranial yang serius.
– karena itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik yang
teliti untuk memberikan ketenangan dan
kepercayaan pasien.
– Perlu terapi psikolog, fisik (terapi relaksasi) dan
pemberian obat-obatan.
Atipikal Facial Pain.
• Kadang-kadang disebut persistent idiopathic
facial pain atau atypical odontalgia ----->
suatu kondisi nyeri neuropatik yang sering
keliru dengan patologi gigi sehingga sulit
mendiagnosanya.
• Rasa sakit seperti terbakar, dapat terjadi
beberapa detik atau terus-menerus
sepanjang hari sampai berbulan-bulan bahkan
tahun.
• Bagian yang sakit dapat menyebar atau
bergerak setiap saat ke daerah yang lain.
• Gejala klinis:
– Lebih sering pada wanita dibandingkan pria.
– Umur > 50 tahun.
– Sakit umumnya pada maksila dibandingkan
mandibula, dapat unilateral atau bilateral.
• Perlu diperhatikan faktor kejiwaan:
– Riwayat sosial
– Stres dicari sumbernya
• Pengobatan dengan anti depresan tricyclic
(dothiepin, amitriptyline) dan kelompok
serotonin (fluoxetine) tidak banyak membantu
• Dengan pendekatan psikoterapi mendapat
hasil yang memuaskan.

• Gejala intraoral sering dikaitkan dengan gigi ,


ekstraksi atau pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai