Anda di halaman 1dari 14

TEAMWORK PADA KESGILUTMAS

By
SG4 4
• Ajeng Narita Caustina J2A014009
• Nisma Dinastiti J2A014010
• Suaeni Kurnia Wirda J2A014011
• Qurrota A’yun Azhar J2A014013
• M. Ghozy El-Yussa J2A014025
• Shela Rizki Amalia J2A014026
• Dian Utari P. J2A014027
• Mughni Permata J2A014028
• Dzaki A’la Muttaqien J2A014030
• Nisrina Afif Diah Sari J2A014031
• Anshori Fahrudin J2A014032
• Lovina Julia Kuswandi J2A014033
Teamwork
teamwork adalah kelompok yang usaha-usaha
individualnya menghasilkan kinerja lebih
tinggi daripada jumlah masukan individual.
Teamwork menghasilkan sinergi positif
melalui usaha yang terkoordinasi. Hal ini
memiliki pengertian bahwa kinerja yang
dicapai oleh sebuah tim lebih baik daripada
kinerja perindividu di suatu organisasi
ataupun suatu perusahaan.
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat.
Ilmu kesehatan Masyarakat
Ilmu kesehatan masyarakat (public health) menurut
profesor Winslow (Leavel & Clark, 1958) adalah ilmu
dan seni mencegah penyakit memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk
meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan
perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan
perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit
dan pengembangan aspek sosial, yang akan
mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk
menjaga kesehatannya
• Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
gigi dan mulut, merupakan salah satu cara untuk
mendukung pelaksanaan pembangunan
kesehatan, salah satu diantaranya dengan
pemberdayaan kader kesehatan.
• Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada
pelayanan promotif, preventive dan rujukan
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan pada
upaya kesehatan berbasis masyarakat diantanya
posyandu dengan sasaran kelompok resiko
tinggi meliputi anak usia balita, anak usia
pendidikan dasar, ibu hamil dan menyusui,
kelompok usia lanjut.
Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku panduan pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut di
masyarakat. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Sasaran

• Kader kesehatan
• Perawat gigi
• Dokter gigi
• Penanggung jawab program
kesehatan gigi dan mulut

Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku panduan pelatihan kader kesehatan gigi dan mulut di
masyarakat. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Contoh bekerja “teamwork” drg
dengan kader pada kegiatan UKGS
Pada Artikel yang berjudul “PERAN GURU
DALAM KEBERHASILAN PROGRAM UKGS”
- Ditulis oleh : Desi Sandra sari, Yuliana
Mahdiyah Daat Arina, Tantin Ermawati
- Dari : FKG Jember
Lanjutan..
• Tujuan UKGS
tercapainya derajat kesehatan gigi dan mulut
siswa yang optimal.
• Target sasaran
- SD/MI yang berada di 2 wilayah kerja
Puskesmas Sumbersari dan Kaliwates
sebanyak 32 sekolah
- kader kesehatan gigi dan mulut untuk siswa
sekolah dasar yaitu guru pembina UKGS
• Tercapainya kesehatan gigi dan mulut siswa
SD/MI yang berada pada wilayah kerja puskesmas
Sumbersari dan Kaliwates di Kabupaten Jember.
• Adapun indikator sasaran dalam ketentuan
Dep.Kes.R.I. (2000) dijelaskan bahwa: sebanyak
100% SD mendapatkan pendidikan/penyuluhan
kesehatan gigi dan mulut sesuai dengan
kurikulum Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
• minimal 80% SD melaksanakan sikat gigi masal
• Frekuensi pembinaan petugas UKGS ke SD
minimal 2 kali pertahun
• minimal 75% murid SD mendapatkan
pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut
• minimal 80% murid SD mendapatkan
perawatan medik gigi dasar
• seluruh murid SD yang telah terjaring untuk
mendapatkan perawatan lanjutan (Disketgi,
1991).
Bentuk teamwork
• Pendekatan Primary Health Care bertujuan
meningkatkan kesadaran siswa sekolah dasar terhadap
kesehatan gigi dan mulut.
Pendekatan ini bisa dengan metode
• ’Kipas Gigi”. Kipas gigi adalah suatu alat bantu
pemeriksaan yang berupa kartu yang disusun seperti
kipas dan masing-masing helai mewakili setiap elemen
gigi yang cara penggunaannya melibatkan guru
pembina UKGS
• pelatihan guru pembina UKGS dalam menerapkan
metode Kipas gigi kepada anak didiknya sehingga
program UKGS dapat berjalan secara maksimal.
• Para guru pembina UKGS di wilayah Sumbersari
dan Kaliwates diberi penyuluhan kesehatan gigi
dan pelatihan cara mendeteksi plak gigi dengan
bahan disclosing agent, deteksi karies gigi, deteksi
karang gigi, deteksi tumpatan dan gigi hilang.
• Para guru diajarkan cara menulis kartu status
dalam bentuk kipas gigi sebagai bahan evaluasi
dan penjaringan para siswa SD/MI
• Kegiatan UKGS yang promotif meliputi pelatihan
guru dalam kesehatan gigi, penyuluhan kesehatan
gigi dan mulut yang dilakukan oleh guru serta
kegiatan preventif yaitu sikat gigi massal dengan
pasta gigi berfluor.
• Sedangkan kegiatan kuratifnya meliputi
pengobatan darurat untuk menghilangkan
rasa sakit serta rujukan bagi yang
memerlukan.
Daftar pustaka
• Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku
Organisasi Edisi ke-12, Jakarta: Salemba Empat.
• Kementerian Kesehatan RI, 2012. Buku panduan pelatihan
kader kesehatan gigi dan mulut di masyarakat. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
• Sandra, desi sari, dkk. 2014. Peran Guru Dalam
Keberhasilan Program Ukgs. fkg Jember.
• Ditkesgi, 1991, Penuntun Pelaksanaan UKGS, Depkes RI
Jakarta
• Departemen Kesehatan R.I. 2000. Pedoman Upaya
Pelayanan Kesehatan Gigi DanMulut di Puskesmas. Jakarta
: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai