Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

A. DEFINISI
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi.Berat lahir adalah berat bayi
yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.( Amru Sofian, 2015 )

B. KLASIFIKASI
Bayi BBLR dapat di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Prematuritas murni.
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut
Neonatus Kurang Bulan – Sesuai Masa Kehamilan ( NKB- SMK).
Makin rendah masa gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan makin
tinggi morbiditas dan mortalitasnya. Melalui pengelolaan yang optimal dan
dengan cara yang kompleks serta menggunakan alat-alat yang canggih,
beberapa sangguan yang berhubungan dengan prematuritas dan dapat
diobati, sehingga ejala sisa yang mungkin diderita dikemudian hari dapat
dicegah atau dikurangi. Bayi prematuritas murni digolongkan dalam tiga
kelompok, yaitu:
1. Bayi yang sangat prematur (extremely premature): 24-30 minggu. Bayi
dengan masa gestasi 24-27 minggu masih sangat sukar hidup terutama
di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa
gestasi 28-30 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan
yang sangat intensif.
2. Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature) : 31-
36 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih
baik dari pada golongan pertama dan gejala sisa yang dihadapinya di
kemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan terhadap bayi
ini benar-benar intensif.
3. Borderline premature: masa gestasi 37-38 minggu. Bayi ini
mempunyai sifat-sifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti
bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul
problematika seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindrom
gangguan pernapasan, hiperbilirunemia, daya hisap yang lemah dan
sebagainya, sehingga bayi harus diawasi dengan seksama.
b. Dismaturitas.
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term.
Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil untuk Masa
Kehamilan (NKB- KMK) Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa Kehamilan
(NCB-KMK), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB- KMK) .
( Abdul Bari saifuddin, 2015 )

C. ETIOLOGI
a. Faktor Ibu.
1. Penyakit :
Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya
:perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,toksemia
gravidarum, dan nefritis akut.
2. Usia ibu :
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia< 20 tahun, dan
multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat.Kejadian terendah ialah
pada usia antara 26 – 35 tahun
3. Keadaan sosial ekonomi :
Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas.Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah.
Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan
pengawasanantenatal yang kurang.Demikian pula kejadian prematuritas
pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi
bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah.
4. Sebab lain : ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.
b. Faktor janin.
Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
c. Faktor lingkungan
Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat racun.
( huda dan hardi NANDA NIC-NOC 2015 )

D. PATOFISIOLOGI
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung kepada kondisi janin pada
masa kehamilan dan persalinan. Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan
asfiksia hingga yang bersifat sementara pada bayi, proses ini dianggap sangat
perlu untuk merangsang kemoreseptor yang kemduian akan berlanjut dengan
pernafasan.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas / penyangkutan O2 selama
kehamilan persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian, kerusakan dan gangguan fungsi ini apat reversibel / tidak tergantung
kepada berat dan lamanya asfiksia.
Asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode APNU (primany
apnea) disertai dengan penurunan frekuensi jantung selanjutnya bayi akan
memperlihatkan usaha bernafas yang kemudian diikuti oleh pernafasan teratur
pada pendirita asfiksia berat, usaha bernafas ini tidak tampak dan bayi
selanjutnya berada dalam periode apnu kedua pada tingkat ini ditemukan
bradikardi dan penurunan tekanan darah.
Disamping adanya perubahan klinis, akan terjadi pula gangguan metabolisme
dan pemeriksaan keseimbangan asam basa pada tubuh bayi pada tingkat
pertama dan pertukaran gas mungkin hanya menimbulkan asidosis
respriratorik, bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi
metabolisme anderobik yang berupa glikosis glikogen tubuh, sehingga
glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang.
( huda dan hardi NANDA NIC-NOC 2015 )

E. MANIFESTASI KLINIK
Menunjukkan belum sempurnanya fungsi organ tubuh dengan
keadaannya lemah:
a. Fisik
1. Bayi kecil
2. Pergrakan kurang dan masih lemah
3. Kepala lebih besar dari pada badan
4. Berat badan < 2500 gram
b. Kulit dan kelamin
1. Kulit tipis dan transparan
2. Lanugo banyak
3. Rambut halus dan tipis
4. Genitalia belum sempurna
c. Sistem syaraf
1. Refleks moro
2. Refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna
d. Sistem muskuloskeletal
1. Axifikasi tengkorak sedikit
2. Ubun-ubun dan satura lebar
3. Tulang rawan elastis kurang
4. Otot-otot masih hipotonik
5. Tungkai abduksi
6. Sendi lutut dan kaki fleksi
7. Kepala menghadap satu jurusan
e. Sistem pernafasan
1. Pernafasan belum teratur sering apnoe
2. Frekwensi nafas bervariasi ( huda dan hardi 2015 )

F. KOMPLIKASI
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah
antara lain :
a. Hipotermia
b. Gangguan cairan dan elektrolit
c. Hiperbilirubbinemia
d. Sindroma gawat nafas
e. Paten duktus anteriocus
f. Infeksi
g. Perdarahan intraventrikuler
h. Apnea of prematurity
i. Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi – bayi dengan
berat lahir rendah (BBLR) antara lain :
a. Gangguan perkembangan
b. Gangguan pertumbuhan
c. Gangguan penglihatan (retinopati)
d. Gangguan pendengaran
e. Penyakit paru kronis
f. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah
sakit
g. Kenaikan frekuensi kelainan bawaan ( huda dan hardi
2015 )

G. PENATALAKSANAAN
a.Penatalaksanaan prematuritas murni
Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah
kekurangan vitamin dan zat besi
1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR
Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan
relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam
inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi
dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg
adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg
adalah 33-34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air
panas, sehingga panan badannya dapat dipertahankan.
2. Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil,
enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5
gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat
meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih
lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit,
tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang
paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila
faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan
dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang sonde menuju
lambung.Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan
terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/ hari.
3. Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehinggatidak
terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan
dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan
baik.
b. Penatalaksanaan dismaturitas (KMK)
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta
menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan
ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi.
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan menderita
aspirasi mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan danbila frekwensi
lebih dari 60 x/ menit dibuat foto thorax. ( Mitayanti 2015 )

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan kegagalan


mempertahankan suhu tubuh
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhungan
dengan ketidakmampuan menerima nutrisi
3. Diskontinuitas pemberian asi berhubungan dengan prematuritas
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis tidak adekuat
5. Disfungsi mobilitas gastrointestinal berhubungan dengan prematuritas,
ketidak adekuatan/imaturitas peristaltic grastointestinal

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Rsiko Noc: Nic :
ketidakseimbangan  Termoregulasi 1. Pantau suhu bayi baru
suhu tubuh  Comfort level : lahir sampai stabil
berhubungan dengan Nerbown 2. Pertahankan panas
kegagalan Kriteria hasil: tubuh bayi
mempertahankan 1. Suhu kulit normal 3. Monitor suhu minimal
suhu tubuh 2. Suhu badan 36 C tiap 2 jam
3. TTV dalam batas 4. Selimuti bayi untuk
normal mencegah kehagatan
4. Hidrasi adekuat tubuh
5. Tidak hanya
mengigil
6. Gula darah DBN
7. Bilirubin DBN

2 Ketidakseimbangan Noc: Nic :


nutrisi kurang dari  Nutrional status food 1. Observasi suhu
kebutuhan tubuh and fluid and intake bayi
berhungan dengan  Nutritional status : 2. Monitor adanya
ketidakmampuan nutrient intake penurunan BB
menerima nutrisi  Weight control 3. Kaji kemampuan
pasien untuk
Kriteria hasil: mendapatkan
1. Adanya peningkatan butrisi
BB sesuai tujuan 4. Monitor turgor
2. Tidak ada tanda kulit
tanda malnutrisi
3. Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
3 Diskontaminasi Noc: 1. Monitor atau
pemberian Asi  Breast peding invective evaluasi reflek
berhubungan dengan  Breathing pattern menelan sebelum
prematunitas
innefective memberikan susu
 Breasfeeding 2. Posisikan bayi
nterrupted semi fowler
3. Mengobservasi
Kriteria hasil: suhu bayi
1. Menyusui secara 4. Pantau BB bayi
mandiri 5. Tentukan sumber
2. Tetap air yang
mempertahankan digunakan untuk
laktasi mengencerkan
3. Pertumbuhan dan susuformula yang
perkembangan bayi kental atau bentuk
dalam batas normal bubuk
4. Mengetahui tanda
tanda penurunan
suplai asi
4 Resiko infeksi Noc : Nic :
berhubungan dengan  Immune status 1. Instruksikan pada
pertahanan  Knowledge : pengunjung untuk
imunologis tidak infection control mencuci tangan
adekuat  Risk control saat berkunjung
1. Klien bebas dari dan setelah
tanda dan gejala berkunjung
infeksi meninggalkan
2. Mendeksripsikan pasien
proses penularan 2. Cuci tangan setiap
penyakit, factor atau sebelum
yang mempengaruhi tindakan
penularan serta keperawatan
penatalaksanaannya 3. Gunakan kateter
3. Mencegah untuk menurunkan
kemampuan untuk infeksi kandung
mencegah timbulnya kencing
infeksi 4. Dorong masukan
cairan

5 Disfungsi mobilitas Noc : Nic :


gastrointestinal  Grastointestinal 1. Monitor ttv
berhubungan dengan function 2. Monitor status
prematuritas,  Bowel continence cairan dan
ketidak elektrolit
adekuatan/imaturitas Kriteria hasil : 3. Pasang NGT jika
peristaltic 1. Tidak ada distensi di perlukan
grastointestinal abdomen 4. Monitor diare
2. Tidak ada kram 5. Catat intake dan
abdomen output secara
3. Tidak ada nyeri akurat
abdomen
4. Peristaltic usus
dalam batas normal
15-30x/mnt
5. Tidak ada darah
fases
6. Tidak ada diare
PATHWAY

PREMATURITAS

Bayi lahir
premature
Fungsi organ
Fungsi organ
organ belum baik
organ belum
Prematuritas baik

Otak

Permukaan tubuh
Permukaan tubuh
relative lebih luas
relative lebih luas
Imaturitas
setrum
hemoglobin
setrumvital Trauma type II
Pemaparan
Pneumocytis
dengan suhu luar Diskontinuitas
Reflek menelan pemberian Asi
hemo
belum sempurna Pemecahan billirubin Penurunan
berlebih Kehilangan panas hatisurfactan

Hepar tidak mampu


Ketidakseimbang
melakukan konjungsi Suplai billirubin
melebihi tampungan atelektasis
an nutrisi kurang Resiko kulit
dari kebutuhan hepar
ketidakseimbangan
tubuh suhu tubuh Penurunan
Peningkatan billirubin Sebagian masuk kembali ke Mata
pengembangan
Fungsi
ojongend dalam
Penurunan dayadarah siklus emero hepatik paru
organ
tahan organ
Paru Ginjal
Disfusi o2
Resiko infeksi Ikterus neotatus terganggu Dinding lambung
Otak Usus lunak

Disfungsi mobilitas
gasttrointestinal Mudah kembung
Pola nafas tidak efektif Sesak nafas hipoksia

Anda mungkin juga menyukai