OLEH:
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN DENGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN ISOLASI SOSIAL
ANALISIS KASUS MASA PANDEMI COVID-19….
Oleh:
NURUL SHOLEHAH, S. Kep
NIM. 203091332005
Mengetahui,
Koordinator Stase Jiwa Penguji/ Preseptor Akademik
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 2008).
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
menyatakan sikap negatif dan mengancam (Townsend, 1998). Isolasi sosial adalah rasa kesepian
yang dialami oleh individu didalam lingkungan sosial dan sebagai kondisi yang negatif atau
mengancam (NANDA, 2012)
Menurut Depkes RI tahun 2000 kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan
perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Gangguan
hubungan sosial adalah suatu gangguan kepribadian yang tidak flesibel, ada tingkah laku yang
maladaptif, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosialnya. Isolasi sosial merupakan
suatu penyakit gangguan jiwa yang ditandai dengan seseorang tidak mau berkomunikasi,
berinteraksi, dan menghindari hubungan dengan orang lain.
B. Etiologi
Beberapa faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial (Stuart, 2007) yaitu :
a. Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi sampai dewasa tua
akan menjadi pencetus seseorang sehingga mempunyai masalah respon sosial menarik
diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri.
2. Faktor biologi
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif. Genetik merupakan
3. Faktor sosiokultural
Isolasi dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku, dan sistem nilai yang berbeda
dari yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitis terhadap hubungan
b. Faktor Presipitasi
1. Stressor Sosiokultural
Stres dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit keluarga dan berpisah dari orang
2. Stressor Psikologis
untuk mengatasinya. Tuntutan berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan orang lain
tinggi.
Tanda dan gejala pada pasien dengan masalah isolasi sosial menurut (Yosep,Iyus.2009) dibagi
Data Objektif
3. Klien tampak memisahkan diri dari orang lain misalnya pada saat makan.
10. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari, artinya perawatan diri dan kegiatan rumah tangga
Data Subyektif
Perasaan tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan hubungan
dengan orang lain. Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur, mengalami penurunan dalam
aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap penampilan dan kebersihan diri. Klien semakin
tenggelam dalam situasi terhadap penampilan dan tingkah laku masa lalu serta tingkah laku yang
a. Menarik diri
a. Keterhubungan
Menunjukkan bahwa orang tersebut secara aktif terlibat dalam hubungan
b. Ketidak berhubungan
tersebut.
c. Paralelisme
d. Keterperangkapan
Terjadi ketika orang itu terlibat dalam hubungan tetapi dapat mempertahankan
E. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
a. Respon adaptif
1. Menyendiri : respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu cara mengevaluasi diri untuk menentukan
langkah selanjutnya.
2. Kerjasama : suatu kondisi dalam hubungan interpersonal yang mana individu tersebut mampu
b. Respon maladaptif
1. Menarik diri : gangguan hubungan sosial dimana seseorang menemukan kesulitan dalam
2. Dependen : terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri atau kemampuan
3. Manipulasi : gangguan hubungan sosial yang terdapat pada individu yang menganggap orang
lain sebagai objek dan individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara dalam.
4. Curiga : gangguan hubungan sosial yang terjadi bila seseorang gagal mengembangkan rasa
F. Penatalaksanaan
Isolasi sosial termasuk dalam kelompok penyakit skizofrenia tak tergolongkan maka jenis
Electro Convulsive Therapy (ECT) adalah suatu jenis pengobatan dimana arus listrik
digunakan pada otak dengan menggunakan 2 elektrode yang ditempatkan di bagian temporal
kepala (pelipis kiri dan kanan). Arus tersebut menimbulkan kejang grandmall yang
berlangsung selama 25-30 detik dengan tujuan terapeutik. Respon bangkitan listrik di otak
a. Psikoterapi
Membutuhkan waktu yang relatif cukup lama dan merupakan bagian penting dalam proses
terapeutik, upaya dalam psikoterapi ini meliputi memberi rasa aman dan tenang, menciptakan
lingkungan yang terapeutik, bersifat empati, menerima klien apa adanya, memotivasi klien
untuk dapat mengungkapkan perasaan secara verbal, bersikap ramah, sopan dan jujur kepada
klien.
b. Terapi okupasi
Merupakan suatu ilmu dan seni untuk mengarahkan partisipasi seseorang dalam
melaksanakan aktivitas atau tugas yang sengaja dipilih dengan maksud untuk memperbaiki,
Kurang spontan, apatis, ekspresi wajah kurang berseri, tidak merawat diri dan tidak
memperhatikan kebersihan diri, mengisolasi diri, tidak atau kurang sadar dengan lingkungan
sekitar, pemasukan makanan dan minuman terganggu, retensi urine dan feses, aktifitas menurun,
Menurut (Keliat BA,2016) pengkajian pada proses asuhan keperawatan gangguan sosial menarik
diri, yaitu:
a. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal masuk
rumah sakit, informan, tanggal pengkajian, nomor rumah klien dan alamat klien.
2. Keluhan utama
Keluhan utama biasanya berupa menyendiri (menghindar dari orang lain), komunikasi
kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak berinteraksi dengan orang lain,
3. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi yaitu keturunan,
4. Aspek fisik
Hasil pengukuran tanda vital (TD, nadi, suhu, pernafasan, tinggi badan, berat badan) dan
5. Status mental
Kontak mata klien kurang atau tidak dapat mempertahankan kontak mata, kurang dapat
memulai pembicaraan, klien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan
orang lain. Adanya perasaan keputusasaan dan kurang berharga dalam hidup.
Klien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas didalam dan diluar
rumah.
7. Mekanisme koping
Malas beraktifitas, suliot percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
8. Aspek medik
b. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan yang sering muncul yang dapat disimpulkan dari pohon masalah adalah
sebagai berikut :
Diagnosa Keperawatan :
c. Perencanaan
1. SP 1 : mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala serta latih klien cara berkenalan
dengan 1 orang.
2. SP 2 : latih klien cara berkenalan dengan 2-3 orang dengan melakukan dua kegiatan.
3. SP 3 : latih klien cara berkenalan dengan 4-5 orang dengan empat kegiatan.
SP PASIEN SP KELUARGA
Strategi Pelaksanaan 1 Strategi Pelaksanaan 1
1. Mengidentikasi penyebab isolasi 1. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga
pasien: siapa yang serumah, siapa yang dalam merawat pasien.
dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya. 2. Jelaskan pengertian isolasi sosial, tanda dan
2. Mendiskusikan dengan pasien tentang gejala serta proses terjadinya isolasi sosial (gunakan
keuntungan punya teman dan bercakap- booklet).
cakap. 3. Jelaskan cara merawat pasien dengan isolasi
3. Mendiskusikan dengan pasien tentang sosial.
kerugian tidak punya teman dan tidak 4. Latih dua cara merawat : cara berkenalan,
bercakap-cakap. berbicara saat melakukan kegiatan harian.
4. Latih cara berkenalan dengan pasien 5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan
dan perawat atau tamu. memberikan pujian pada saat besuk.
5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk
latihan berkenalan.
Strategi Pelaksanaan 2 Strategi Pelaksanaan 2
1. Evaluasi kegiatan berkenalan (berapa 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat /
orang beri pujian ). melatih pasien berkenalan dan berbicara saat
2. Latih cara berbicara saat melakukan melakukan kegiatan harian. Beri pujian.
kegiatan harian (latih 2 kegiatan). 2. Jelaskan kegiatan rumah tangga yang dapat
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk melibatkan pasien berbicara (makan, sholat
latihan berkenalan 2-3 orang pasien, bersama) di rumah.
perawat dan tamu, berbicara saat 3. Latih cara membimbing pasien berbicara dan
melakukan kegiatan harian. memberi pujian.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal saat
besuk.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan
3. Keliat. BA (2016). Asuhan Keperawatan klien gangguan sosial menarik diri, Jakarta: Fakultas
Kedokteran:EGC
5. Stuart & Sundeen, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 5. Alih bahasa, Kapoh, Jakarta:
EGC.
6. Stuart, G. W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
7. Townsend, M. C. (1998). Buku saku diagnosa keperawatan pada Keperawatan psikiatri. Edisi 3.
Jakarta: EGC.
10. Ernawati,dkk (2009). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan jiwa. Jakarta:Trans
info media