Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KARDIOMIOPATI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN NY.S DENGAN KASUS AF+KARDIOMIOPATI

DI RUANG INTERNAL 1 RSUD Dr. R SOEDARSONO PASURUAN

DISUSUN OLEH :

NAMA :NATALIA PEDI KALUNGA

NIM : 2021611047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2022
KONSEP DASAR PENYAKIT

A.Definisi

Kardiomiopati adalah penyakit otot yang tidak diketahui sebabnya (Jota1996).


Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium secara primer dan bukan sebagai
akibat hipertensi, kelainan congenital, katup koroner, arterial dan perikardial.(Affandi Dedi,
1996 dan Winne Joshua, 2000).
Kardiomiopati adalah setiap penyakit atau cedera pada jantung yang tidak berhubungan
dengan penyakit arteri koroner, hepertensi, atau malformasi congenital.Kardiomiopati dapat
terjadi setelah suatu infeksi jantung, akibat penyakit otoimun,atau setelah individu terpajan
toksin tertentu, termasuk alcohol dan banyak obat anti kanker. Kardiomiopati dapat terjadi
secara idiopatik. (Corwin, 2009).
Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokardium yang menyerang otot jantung (miokard)
dan penyebabnya tidak diketahui. Akan tetapi, hampir pada setiap penyakit, miokardium
jantung dapat turut berubah secara berangsurangsur.Begitu juga pada penyakit jantung
bawaan atau yang didapat, bisa menyebabkan terjadinya hipertrofi otot jantung. Berbagai
keadaan ekstrakardial, misalnya:anemia,tirotoksikosis,beri-beri,infeksi,dan berbagai penyakit
sistemik seperti lupuseritematosus diseminata, dan periarteritis nodosa dapat mempengaruhi
miokard.(Muttaqin,2009).Menurut Goodwin berdasarkan kelainan pathofisiologinya terbagi
atas kardiomiopati kongestif/dilatasi, kardiomiopati hipertrofik , dan kardiomiopati restriktif.
(Mansjoer, et.al 2000).
1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif
2. Penyakit miokard yang ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung dan gagal
jantung kongestif akibat berkurangnya fungsi pompa sistolik secara progresif serta
meningkatkan volume akhir diastolic dan sistolik.
3. Kardiomiopati hypertrofi
Suatu penyakit dimana terjadi hypertrofi septum interventrikular secara berlebihan
aliran darah keluar dari ventrikel kiri terhambat.
4. Kardiomiopati restriktif
Suatu penyakit dimana terjadi kelainan komposisi miokardium sehingga menjadi
lebih kaku sehingga pengisian kapiler kiri terganggu, mengurangi curah jantung,
dan meningkatkan tekanan pengisian ventrikel kiri.
B Etiologi
Sebagian besar penyebab kardiomiopati tidak diketahui ada beberapa sebab yang diketahui
antara lain: infeksi berbagai mikroorganisme toksik seperti etanol:metabolic misalnya pada
buruknya gizi dan dapat pula diturunkan (Muttaqin, 2009).Goodwin dalam Mansjoer,2000,
membagi etiologi berdasarkan klasifikasi kardiomiopati yaitu sebagai berikut:
1. Kardiomiopati dilatasi/kongsetif: etiologinya sebagian besar tidak diketahui,namun
mungkin berhubungan dengan virus, penggunaan alcohol yan berlebihan,penyakit
metabolic,kelainan gen dan sebagainya.
2. Kardiomiopati hypertrofi : Penyebabnya tidak diketahui namun sebagian
diturunkan secara autosom dominan.
3. Kardiomiopati restriktif : etiologinya penyaki penyakityangmenginfiltrasimiokardium,
seperti amiloidosis hemokromatisis, sarkoidosis, dan sebagainya.
C.Tanda dan Gejala
Kardiomiopati dapat terjadi pada setiap usia dan menyerang pria maupunwanita
Kebanyakan orang dengan kardiomiopati pertama kali datang dengan gejala dan tanda gagal
jantung. Dispnu saat beraktifitas, parosikmal nocturnal dispnu (PND),batuk, dan mudah lelah
adalah gejala yang pertama kali timbul.Pada pemeriksaan fisik biasanya ditemukan kongesti
vena sistemik, distensi vena jugularis, pitting edema pada bagian tubuh bawah, pembesaran
hepar, dan takikardi.(Smeltzer, 2001).
Tanda fisik pasien gagal jantung akibat kardiomiopati dilatasi pada masa peripartum
bervariasi tergantung derajat kompensasi, tingkat kronisitas (gagal jantung akut dibandingkan
dengan gagal jantung kronik), dan keterlibatan ruang jantung (jantung sebelah kiri atau
kanan). Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan konfigurasi jantung dan hepar yang
membesar dengan tingginya tekanan vena sistemik. Tanda fisik overload cairan atau
kongesti yang dapat ditemukan pada pasien dengan gagal jantung kronik antara lain ronkhi
basah pada auskultasi paru, tanda efusi pleura, distensi/peningkatan tekanan vena jugularis,
asites, hepatomegali, edema perifer, bising sistolik sebagai tanda adanya regurgitasi mitral
akibat dilatasi masif lumen ventrikel dan atrium kiri, serta gallop S3 pada auskultasi akibat
peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri pada penurunan fungsi ventrikel kiri akibat
dilatasi.
Gangguan perfusi perifer terutama pada pasien gagal jantung tingkat lanjut dengan
penyakit penyerta anemia, dapat dilihat melalui pemeriksaan ekstremitas yang teraba dingin,
pucat, sianosis, dan pemanjangan waktu pengisian kapiler. Khusus pada pasien kardiomiopati
peripartum, dapat ditemukan tanda bergesernya perabaan ictus cordis ke arah lateral dan
bising ejeksi sistolik di tepi kiri sternum akibat regurgitasi mitral. Selain itu tanda embolisasi
organ perifer tubuh misalnya ekstremitas bawah, usus dan otak dapat terjadi akibat trombus
yang terbentuk di ventrikel kiri yang berdilatasi. Pada kasus jarang dapat pula terjadi emboli
paru akibat terlepasnya trombus yang terbentuk di ventrikel kanan yang berdilatasi.

D.Patofisiologi

Miopati merupakan penyakit otot. Kardiomiopati merupakan sekelompok penyakit yang


mempengaruhi struktur dan fungsi miokardium.Kardiomiopati digolongkan berdasarkan
patologi, fisiologi dan tanda klinisnya. Penyakit ini dikelompokkan menjadi:
1.kardiomiopati dilasi atau kardiomiopati kongestif;
2.kardiomiopati hipertrofik;
3. kardiomiopati restriktif. Tanpa memperhatikan kategori dan penyebabnya, penyakit ini
dapat mengakibatkan gagal jantung berat dan bahkan kematian.Kardiomiopati dilasi atau
kongistif adalah bentuk kardiomiopati yang paling sering terjadi. Ditandai dengan adanya
dilasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran
atrium kiri, dan stasis darah dalam ventrikel.Pada pemeriksaan mikroskopi otot
memperlihatkan berkurangnya jumlahelemen kontraktil serat otot. Komsumsi alkohol yang
berlebihan sering berakibatberakibat kardiomiopati jenis ini.Kardiomiopati hipertrofi jarang
terjadi. Pada kardiomiopati hipertrofi, massa otot jantung bertambah berat, terutama
sepanjang septum. Terjadi peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah
dari atrium ke ventrikel; selanjutnya, kategori ini dibagi menjadi obstruktif dan nonobstruktif.
Kardiomiopati restritif adalah jenis terakhir dan kategori paling sering terjadi. Bentuk ini
ditandai dengan gangguan regangan ventrikel dan tentu saja volumenya.
Kardiomiopati restriktif dapat dihubungkan dengan amiloidosis (dimana amiloid,suatu
protein, tertimbun dalam sel) dan penyakit infiltrasi lain.Tanpa memperhatikan perbedaannya
masing-masing, fisiologi kardiomiopati merupakan urutan kejadian yang progresif yang
diakhiri dengan terjadinya gangguan pemompaan ventrikel kiri. Karena volume sekuncup
makin lama makin berkurang,maka terjadi stimulasi saraf simpatis, mengakibatkan
peningkatan tahanan vaskuler sistemik. Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan
berbagai penyebab,ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang
kemudian juga akan mengalami kegagalan. Kegagalan ventrikel kanan biasanya juga
menyertai proses ini.
Pathway

KARDIOMIOPATI

Kardiomiopati kongestif Kardiomiopati hipertrofi Kardiomiopati restriktif

Gangguan ejeksi ventrikel kiri

Statis darah dalam ventrikel dan di


atrium

Peningkatan preload dan afterload

Gagal jantung kongestif

Curah jantung Peningkatan beban


volume atrium kiri

Kongeesti paru
Penurunan suplai  Prognosis kondisi
Edema paru
oksigen ke jaringan penyakit
 Adanya program Sesak nafas
terapi

 Kecemasan
Pola nafas tidak efektif
 penurunan perfusi perifer
penurunan perfusi perifer  Pemenuhan pendidikan
 intoleransi aktvitas kesehatan
Itoleransi aktivita
E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Radiologi

Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga
di temukan adanya bendungan paru dan efusi pleura.
2. Ekokardiografi
Pada pemeriksaan ekokardiografi terlihat ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel
. kiri, dan kelainan pergerakan katub mitral waktu diastolic, akibat compliance dan
tekanan pengisian yang abnormal
Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir
diastolic dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi
(EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan panutupan katub aorta bisa terjadi
lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-
ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
3.Pemeriksaan Radionuklear
Pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang.
4.Elektrokardiografi:Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai dan memantau aktivitas
kelistrikan otot jantung secara non-invasif dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Dengan
pemeriksaan EKG dapat dideteksi tanda adanya gagal jantung dan faktor pencetus lain
misalnya gangguan irama jantung (takikarida ventrikular, takikardia supraventrikular dan
sindroma preeksitasi) serta abnormalitas segmen ST dan gelombang T.

F.Penatalaksaan
Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk mengurangi volume diastolic
akhir. Terapi yang lain untuk gagal jantung mungkin diperlukan.Diberikan antikoagulan
untuk mencegah pembentukan embolus. Sebagai contoh,warfarin, heparin, dan obat baru,
ximelagatran. Temuan terbaru memperlihatkan bahwa ximelagatran memiliki efek samping
lebih sedikit dibandingkan obat lain dan pemantauan mungkin tidak diperlukan sebagai obat
keras. Ximelagataran sedikit diketahui berinteraksi dengan makanan atau obat lain.Penyekat
beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik dengan tujuan menurunkan kecepatan denyut
jantung, sehingga waktu pengisian diastolic meningkat.Obat-obat ini juga mengurangi
kekakuan ventrikel.Dapat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang
mengalami hepertrofi.Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin
menurunkan konraktilitas jantung.(Corwin, 2009).
G.Komplikasi
a. Dapat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel yang menebal
tidak dapat dipenuhi.
b. Dapat terjadi gagal jantung pada kardiomiopati dilatasi apabila jantung tidak
mampu memompa keluar darah yang masuk.
(Corwin, 2009).

KONSEP ASKEP

A. Pengkajian

a. Identitas
Meliputi nama, umur, no mr, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal masuk RS, dll.
b. Riwayat kesehatan
1). Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan bertambah bila
dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2-3
bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4
dan dirasakan sering pada siang dan malam hari.
2). Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaitu antimyocardial
antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan metabolik (defisiensi thiamine
dan scurvy), gangguan imunitas (leukimia),Kehamilan dan kelainan post partum, toxic proses
(alkohol dan chemoterapi),proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)
3). Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai penyakit menular infeksi
seperti TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, jantung dan diabetes
melitus di keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.
c. Pemeriksaan fisik
Kepala
1) Rambut : biasanya rambut klien bersih, tidak ada lesi dan tidak ada ketombe
2) Mata : biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata simetris kiri
dan kanan
3) Hidung : biasanya hidung bersih, ada secret, tidak ada polip
4) Mulut : biasanya bibir tampak pucat, kering
5) Wajah : biasanya wajah tidak ada edema, lesi atau bekas luka lainnya.
Leher : biasanya tidak ada pembesaran kelenjer tyroid dan getah bening
Dada / Thorak
a) Inspeksi : Biasanya simetris kiri dan kanan, terlihat dyspnea saat beraktivitas, tampak
penggunaan bantuan pernafasan (oksigen dan medikasi)
b) Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan
c) Perkusi : Biasanya Sonor
d) Auskultasi : Biasanya terdapat bunyi cracels dan mengi
Jantung
a) Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihat, tachicardia
b) Palpasi : Biasanya terdapat pembesaran jantung dan nyeri dada
c) Perkusi : Biasanya Pekak
d) Auskultasi : Biasanya suara s3 dan s4 pada auskultasi
Perut / Abdomen
a) Inspeksi :Biasanya acites
b) Auskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara5-35 kali/menit
c) Palpasi : Biasanya adanya nyeri abdomen kanan atas dan hepatomegali
d) Perkusi : Biasanya Tympani
Sistem persyarafan : Biasanya Kaji adanya rasa pening, perubahan prilaku,penurunana
kesadaran dan disorientasi
Sistem Integumen :Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba dingin, adanya
kebiruan, pucat, abu-abu dan sianotik , dan adanya kulit yang lecet.
Ekstremitas :Biasanya Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan kekuatan/
. tonus otot
3.Data Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi Biasanya tidak mengalami anoreksia, penurunan BB
b. Eliminasi Biasanya pada defekasi terjadi BAB encer
c. Istirahat dan tidur Biasanya pada pasien membutuhkan istirahat dan tidur
d.Data Sosial Ekonomi Biasanya Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya
sehubungan dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat, dokter dan
timkesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut serta dalam aktivitas sosial atau menarik diri
akibat adanya dispneu, kelemahan dan kelelahan
e. Data Psikososial Biasanya kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping
klien akibat penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
f. Data Penunjang
Radiologi:Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri.
Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan
segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang
ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
Ekokardiografi :Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri,dan kelainan katup
mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.Bila terdapat
insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan
akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF)mengurang.
Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi lebih dini dari
normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi,
juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang
berkurang.
Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya
berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan
pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.Bila terdapat pula gagal
ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena
sentralis akan tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat disingkirkan dana neurisma
ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.
Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard.
b. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak
optimal, kelebihan cairan di paru
c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, kelemahan fisik

.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Penurunan Tujuan : Setelah dilakukan Aktifitas :
Curah jantung tindakan keperawatan 1. Evaluasi adanya nyeri dada.
selama 1 x 24 jam, 2. Catat adanya tanda dan gejala
diharapakan curah jantung penurunan
normal. cardiac output.
Dengan criteria hasil : 3. Monitor / melihat monitor
Cardiac Pump untuk melihat
Effectiveness: adanya perubahan tekanan
Tekanan Darah dalam batas darah.
yang diharapkan 140/ 90 4. Atur periode latihan dan
mmHg. istirahat untuk
RR dalam batas yang menghindari kelelahan.
diharapkan 16-24 x/menit. 5. Monitor / melihat toleransi
Tidak terdapat angina. aktifitas pasien.
Kelemahan ekstermmitas 6. Monitor / melihat adanya
tidak ada dypsnea,
patigue, takipnea dan ortopnea.
7. Anjurkan untuk menurunkan
stress.

2. Pola Napas tidak Aktifitas :


efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Monitoring RR, Irama,
keperawatan selama 1x24 pola Kedalaman, dan
nafas jadi efektif dengan kekuatan nafas
kriteria : 2. Catat pergerakan dada
1. RR dalam batas normal 3. Berikan oksigen yang
2. Sesak tidak ada dibutuhkan
4. Berikan lingkungan yang
nyaman
3. Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan asuhan Aktifitas :
keperawatan selama 1x24 1. Menentukan penyebab
jam status nutrisi klien baik, toleransi aktivitas
dengan kriteria hasil: 2. Berikan periode istirahat
1. Istirahat dan aktifitas selama aktifitas
seimbang 3. Pantau respon kardiopulmonal
2. Mengetahui keterbatasan 4. Tingkatkan aktifitas secara
energi bertahap
3. Menggunakan teknik 5. Monitor intake nutrisi untuk
konservasi energi memastikan
4. Mengubah gaya hidup kecukupan energi
sesuai dengan tingkat 6. Ajarkan pada klien bagaimana
energi mengggunakan teknik control
5. Persiapan energi cukup pernafasan
untuk beraktifitas ketika beraktifitas.
7. Kaji penyebab gangguan pola
tidur
8. Atur lingkungan sebelum
tidur(cahaya,suhu
ruangan,selimut)
9. Instruksikan pada keluarga
untuk menjaga
lingkungan yang tenang saat
pasien tidur
10. Anjurkan pasien untuk
minum obat

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. (2009). Patofisiologi: Buku Saku. Ed.3 Jakarta: EGC


Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk Perencanaan
dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Ed.3. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. et.al .(2000). Kapita Selekta kedokteran. Ed.3 Jakarta; Media aesculapius
Muttaqin, Arif. (2099). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Smeltzer, Suzanne C. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8
Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai