DISUSUN OLEH :
NIM : 2021611047
A.Definisi
D.Patofisiologi
KARDIOMIOPATI
Kongeesti paru
Penurunan suplai Prognosis kondisi
Edema paru
oksigen ke jaringan penyakit
Adanya program Sesak nafas
terapi
Kecemasan
Pola nafas tidak efektif
penurunan perfusi perifer
penurunan perfusi perifer Pemenuhan pendidikan
intoleransi aktvitas kesehatan
Itoleransi aktivita
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga
di temukan adanya bendungan paru dan efusi pleura.
2. Ekokardiografi
Pada pemeriksaan ekokardiografi terlihat ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel
. kiri, dan kelainan pergerakan katub mitral waktu diastolic, akibat compliance dan
tekanan pengisian yang abnormal
Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir
diastolic dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi
(EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan panutupan katub aorta bisa terjadi
lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-
ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
3.Pemeriksaan Radionuklear
Pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang.
4.Elektrokardiografi:Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai dan memantau aktivitas
kelistrikan otot jantung secara non-invasif dengan tingkat akurasi cukup tinggi. Dengan
pemeriksaan EKG dapat dideteksi tanda adanya gagal jantung dan faktor pencetus lain
misalnya gangguan irama jantung (takikarida ventrikular, takikardia supraventrikular dan
sindroma preeksitasi) serta abnormalitas segmen ST dan gelombang T.
F.Penatalaksaan
Pembatasan garam dan pemberian diuretic dilatasi untuk mengurangi volume diastolic
akhir. Terapi yang lain untuk gagal jantung mungkin diperlukan.Diberikan antikoagulan
untuk mencegah pembentukan embolus. Sebagai contoh,warfarin, heparin, dan obat baru,
ximelagatran. Temuan terbaru memperlihatkan bahwa ximelagatran memiliki efek samping
lebih sedikit dibandingkan obat lain dan pemantauan mungkin tidak diperlukan sebagai obat
keras. Ximelagataran sedikit diketahui berinteraksi dengan makanan atau obat lain.Penyekat
beta diberikan untuk kardiomiopati hipertrofik dengan tujuan menurunkan kecepatan denyut
jantung, sehingga waktu pengisian diastolic meningkat.Obat-obat ini juga mengurangi
kekakuan ventrikel.Dapat diusahakan reseksi bedah pada bagian miokardium yang
mengalami hepertrofi.Penyekat saluran kalsium tidak digunakan karena dapat semakin
menurunkan konraktilitas jantung.(Corwin, 2009).
G.Komplikasi
a. Dapat terjadi infark miokard apabila kebutuhan oksigen ventrikel yang menebal
tidak dapat dipenuhi.
b. Dapat terjadi gagal jantung pada kardiomiopati dilatasi apabila jantung tidak
mampu memompa keluar darah yang masuk.
(Corwin, 2009).
KONSEP ASKEP
A. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi nama, umur, no mr, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal masuk RS, dll.
b. Riwayat kesehatan
1). Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa yang dirasakan bertambah bila
dilakukan aktivitas dan tidur terlentang dan berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2-3
bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih benda berat. Skala sesak 0-4
dan dirasakan sering pada siang dan malam hari.
2). Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik, Autoantibodi yaitu antimyocardial
antibodies, Proses infeksi (infeksi bakteri/virus), Gangguan metabolik (defisiensi thiamine
dan scurvy), gangguan imunitas (leukimia),Kehamilan dan kelainan post partum, toxic proses
(alkohol dan chemoterapi),proses infiltrasi (amyloidosis dan kanker)
3). Riwayat kesehatan keluarga
Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai penyakit menular infeksi
seperti TB dan hepatitis. Kaji adanya riwayat penyakit hipertensi, jantung dan diabetes
melitus di keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.
c. Pemeriksaan fisik
Kepala
1) Rambut : biasanya rambut klien bersih, tidak ada lesi dan tidak ada ketombe
2) Mata : biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, mata simetris kiri
dan kanan
3) Hidung : biasanya hidung bersih, ada secret, tidak ada polip
4) Mulut : biasanya bibir tampak pucat, kering
5) Wajah : biasanya wajah tidak ada edema, lesi atau bekas luka lainnya.
Leher : biasanya tidak ada pembesaran kelenjer tyroid dan getah bening
Dada / Thorak
a) Inspeksi : Biasanya simetris kiri dan kanan, terlihat dyspnea saat beraktivitas, tampak
penggunaan bantuan pernafasan (oksigen dan medikasi)
b) Palpasi : Biasanya fremitus kiri dan kanan
c) Perkusi : Biasanya Sonor
d) Auskultasi : Biasanya terdapat bunyi cracels dan mengi
Jantung
a) Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak terlihat, tachicardia
b) Palpasi : Biasanya terdapat pembesaran jantung dan nyeri dada
c) Perkusi : Biasanya Pekak
d) Auskultasi : Biasanya suara s3 dan s4 pada auskultasi
Perut / Abdomen
a) Inspeksi :Biasanya acites
b) Auskultasi : Biasanya bising usus normal, berkisar antara5-35 kali/menit
c) Palpasi : Biasanya adanya nyeri abdomen kanan atas dan hepatomegali
d) Perkusi : Biasanya Tympani
Sistem persyarafan : Biasanya Kaji adanya rasa pening, perubahan prilaku,penurunana
kesadaran dan disorientasi
Sistem Integumen :Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba dingin, adanya
kebiruan, pucat, abu-abu dan sianotik , dan adanya kulit yang lecet.
Ekstremitas :Biasanya Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan kekuatan/
. tonus otot
3.Data Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi Biasanya tidak mengalami anoreksia, penurunan BB
b. Eliminasi Biasanya pada defekasi terjadi BAB encer
c. Istirahat dan tidur Biasanya pada pasien membutuhkan istirahat dan tidur
d.Data Sosial Ekonomi Biasanya Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya
sehubungan dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat, dokter dan
timkesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut serta dalam aktivitas sosial atau menarik diri
akibat adanya dispneu, kelemahan dan kelelahan
e. Data Psikososial Biasanya kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping
klien akibat penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.
f. Data Penunjang
Radiologi:Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri.
Juga ditemukan adanya bendungan paru dan efusi pleura
Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan
segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang
ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard.
Ekokardiografi :Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri,dan kelainan katup
mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal.Bila terdapat
insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan
akhir sistolik membesar dan parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF)mengurang.
Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi lebih dini dari
normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi,
juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.
Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang
berkurang.
Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta fungsinya
berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan
pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.Bila terdapat pula gagal
ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena
sentralis akan tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat disingkirkan dana neurisma
ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.
Diagnosa keperawatan
a. Penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokard.
b. Pola napas tidak efektif yang berhubungan dengan pengembangan paru tidak
optimal, kelebihan cairan di paru
c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, kelemahan fisik
.
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Penurunan Tujuan : Setelah dilakukan Aktifitas :
Curah jantung tindakan keperawatan 1. Evaluasi adanya nyeri dada.
selama 1 x 24 jam, 2. Catat adanya tanda dan gejala
diharapakan curah jantung penurunan
normal. cardiac output.
Dengan criteria hasil : 3. Monitor / melihat monitor
Cardiac Pump untuk melihat
Effectiveness: adanya perubahan tekanan
Tekanan Darah dalam batas darah.
yang diharapkan 140/ 90 4. Atur periode latihan dan
mmHg. istirahat untuk
RR dalam batas yang menghindari kelelahan.
diharapkan 16-24 x/menit. 5. Monitor / melihat toleransi
Tidak terdapat angina. aktifitas pasien.
Kelemahan ekstermmitas 6. Monitor / melihat adanya
tidak ada dypsnea,
patigue, takipnea dan ortopnea.
7. Anjurkan untuk menurunkan
stress.
DAFTAR PUSTAKA