Kasus 1
DM
Ny. W usia 65 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan luka di tumit kaki kiri dan
terasa panas seperti terbakar dengan nyeri skala 6. Satu bulan sebelum masuk rumah sakit,klien
kena luka di tumit kaki kiri, namun klien tidak mengetahui penyebabnya. Dua minggu sebelum
masuk rumah sakit keluhan dirasa semakin bertambah. Luka pada tumit menjadi membengkak,
diperiksakan ke dokter praktek dan hanya diberikan obat oral. Satu minggu sebelum masuk
rumah sakit, luka makin membengkak dan oleh cucunya luka tersebut di buka atau diiris dan
keluar pusnya banyak. Klien hanya istirahat di rumah dan akhirnya karena merasa tidak kuat dan
tidak bisa mengobati luka tersebut maka oleh keluarganya klien dibawa ke rumah sakit. Klien
menderita tekanan darah tinggi sudah sejak 10 tahun yang lalu. Klien terdeteksi diabetes mellitus
saat menjalani perawatan di rumah sakit saat ini. Klien belum pernah dirawat di rumah sakit
sebelumnya. Di keluarga tidak ada yang menderita sakit yang sama dengan klien.
Tanda – tanda vital klien, suhu : 380C, nadi : 80x/menit, frekuensi nafas : 20x/menit,
tekanan darah : 160/100 mmHg. Terdapat luka di tumit kaki kiri dengan diameter luka 5 cm, dan
kedalaman luka 1 cm, serta nampak jaringan nekrotik. Disekitar luka tampak kemerahan dan
bengkak. Hasil pemeriksaan laboratorium, leukosit : 25,1103/µl. Glukosa sewaktu 515 mg/dl.
Klien dan keluarga belum mengetahui penyakit diabetes mellitus yang diderita klien, karena
klien dan keluarga hanya mengetahui kalau klien tersebut dirawat di rumah sakit hanya karena
adanya luka di tumit tersebut.
Kasus 2
KASUS APENDICITIS
Anak M 14 tahun mengeluh nyeri pada abdomen kuadran 4, sejak 3 hari yang lalu tanggal 21 Juli
2018, perut bagian kanan bawah terasa nyeri, lalu pasien membeli obat di warung namun
sakitnya tidak berkurang, lalu pada tanggal 25 Juli 2018 pasien dibawa ke RSUD. Pada saat
pengkajian pasien mengeluh badan lemas, mual, tidak nafsu makan, perut terasa perih dan perut
terasa nyeri.
TTV TD: 120/70 mmHg, RR:22 x/menit, N:86 x/menit, S: 380C, pasien diberi terapi obat
cefotaksin 2x1 amp, metro 3x500 mg, ranitidi 1 amp, antrain 1amp, infus RL 20 tpm
Pada tanggal 26 Juli 2018 pasien dioperasi jam 10.15 WIB selesai jam 11.30 WITA, lalu di bawa
keruang melati, pemantauan TTV TD:110/70 mmHg, N:76x/menit, S: 37,7°C, RR: 20 x/menit
setelah operasi dirawat di ruang melati, klien mendapat therapy infus RL 20 tpm, injeksi
cefotaxine
10 mg/2 jam, dan injeksi ranitidine 50 mg/12 jam, injeksi antrain 10mg/8 jam.
Pasien mengatakan nyeri post operasi pada abdomen kanan bawah, nyeri pada waktu bergerak
dan rasa seperti ditusuk-tusuk. Skala nyeri 6.
Seorang perempuan Ny.Z usia 47 tahun datang ke RSAM dengan keluhan utama jantung
berdebar-debar. Keluhan ini dirasakan sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit dan hilang
timbul tanpa dipengaruhi aktivitas.Keluhan ini disertai dengan sesak napas yang sering
kambuh. Sesak tidak dipengaruhi posisi, tidak disertai dengan bunyi ngik (mengi) dan
dirasakan memberat dengan aktivitas dan berkurang jika istirahat. Sesak napas dirasakan
memberat sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini tanpa disertai dengan nyeri
dada. Pasien juga mengeluhkan adanya sakit kepala berdenyut. Bila serangan timbul, pasien
merasa mual, dan bahkan muntah setiap kali makan. Muntah berisi makanan yang dimakan
pasien. Selain itu, pasien juga mengeluhkan sering berkeringat walaupun tidak sedang berada
dibawah matahari ataupun saat beraktivitas berat
Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan nafsu makan meningkat dan
pasien sering merasa lapar. Pasien mengalami penurunan berat badan dari 70 kg menjadi 55
kg dalam waktu 6 bulan terakhir. Namun sejak akhir-akhir ini pasien mengalami penurunan
nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga merasa lemas dan sedikit gemetar didaerah
jari kedua tangan. Pasien juga merasakan sangat mudah lelah walaupun hanya melakukan
aktivitas yang sangat sederhana dan ringan. Pasien mengeluhkan mata melotot yang
dirasakan sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini diawali dengan mata kanan dan disusul
dengan mata kiri. Pasien juga merasa pandangan menjadi sedikit kabur dan kadang merasa
berkunang-kunang. Sebelum keluhan yang terjadi dalam 1 tahun terakhir ini, pasien tidak
pernah mengalami keluhan yang sama. Pasien memiliki riwayat penyakit maag. Sedangkan
riwayat hipertensi, diabetes melitus dan asma disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum tampak sakit sedang, tekanan darah 140/70 mmHg, nadi 120 x/menit,
pernapasan 24 x/menit, dan suhu 36,70C, mata eksoftalus, pemeriksaan leher didapatkan
pembesaran kelenjar tiroid.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar TSH 0,006 uIU/ml, T3 5,56 mg/dl, T4
18,2mg/dl. Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu pasien diberikan PTU 3x200 mg sehari dan
propanolol 3x20 mg.
Kasus 4
Adenokarsinoma Kolon/ Kanker KoloRektal
Seorang pasien perempuan WO, usia 34 tahun, suku Bolaang Mongondow, alamat
kotamobagu, pekerjaan ibu rumah tangga, agama Islam, masuk Rumah Sakit Siloam Manado
pada tanggal 29 Januari 2020 dengan keluhan utama buang air besar cair berdarah. Buang air
besar cair bercampur darah dialami pasien sejak 3bulan terakhir. Buang air besar disertai
dengan darah segar dan terkadang terasa nyeri saat hendak buang air besar. Sebelum mulai
buang air besar cair berdarah pasien sering sulit buang air besar, sekalipun rasa ingin buang
air besar ada tetapi tinja tidak bisa keluar. Nyeri perut hilang timbul yang berulang sejak 6
bulan terakhir. Nyeri perut seperti melilit terutama saat malam hari. Pasien hanya minum
obat lambung saat merasakan nyeri perut tersebut. Penurunan berat badan tidak ada. Mual
dirasakan 2 minggu terakhir, tidak disertai muntah. Pasien tidak mengeluhkan demam, batuk,
dan sesak nafas. Saat ini pasien sedang hamil pertama dengan usia kehamilan 8 minggu.
Pasien merupakan pasien konsul dari Bagian Bedah untuk evaluasi lebih lanjut karena
kecurigaan keganasan pada saluran cerna. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes,
kolesterol, hati, asam urat, ginjal dan paru disangkal oleh pasien. Mengenai riwayat
kebiasaan, pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi alcohol. Riwayat kebiasaan
mengonsumsi makanan dengan jumlah serat yang rendah, pasien lebih suka makan daging
dan ikan dalam jumlah yang banyak dibandingkan sayur dan buah-buahan. Tidak ada
anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa. Riwayat alergi obat dan makanan tidak
ada.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran
compos mentis, berat badan 55 kg, tinggi 160 cm, indeks massa tubuh (IMT) 21,48 kg/m 2
dengan kesan berat badan normal, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 kali per menit
regular, isi cukup, pernapasan 20 kali per menit, suhu badan 36,9⁰C, dan saturasi oksigen
98%.Pada pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, bibir tidak
sianosis, dan faring tidak hiperemis. Pemeriksaan trakea letak tengah, tekanan vena jugularis
normal, pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, pembesaran kelenjar getah bening tidak ada.
Pemeriksaan dada tampak simetris kiri dan kanan, fremitus raba kiri dan kanan sama, perkusi
sonor pada paru kiri dan kanan, batas paru hati pada ruangiga IV, suara napas vesikuler, dan
tidak
terdapat ronki maupun mengi. Pada pemeriksaan jantung iktus kordis tidak tampak, palpasi
iktus kordis tidak teraba, tidak ada fibrasi, batas jantung kanan di sela iga IV garis sternalis
kanan, batas jantung kiri di sela iga V, terletak pada garis aksilaris anterior kiri, bunyi
jantung satu dan dua normal, teratur, bising tidak ada. Pada pemeriksaan perut tampak datar,
bising usus dalam batas normal, pada palpasi perut lemas, terdapat nyeri tekan epigastrium
dan nyeri tekan regio hipokondria kanan, hepar dan lien tidak teraba, nyeri ketok sudut
kostofrenikus tidak ada pada sisi kiri dan kanan. Pada perkusi ditemukan timpani di seluruh
abdomen. Pada pemeriksaan anggota gerak tungkai tidak ada edema, dan akral teraba hangat,
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 02 Februari 2020 didapatkan
leukosit 18.500/mm3;
eritrosit 4,02x106 mm3;
hemoglobin (Hb) 11 gr/dL;
hematokrit 32,8%;
trombosit 501.000/uL;
MCH 27,4 pg;
MCV 81,6 fL;
MCHC 33,5 g/dL;
SGOT 11 U/L;
SGPT 10 U/L;
natrium 136 meq/l;
kalium 3,2 meq/l;
klorida 101 mEq/L;
gula
darah sewaktu (GDS) 93 mg/dL.