A. PENGERTIAN
kematian akibat diare adalah dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit
melalui tinja. Penyebab kematian lainnya adalah disentri, kurang gizi dan
infeksi. Golongan umur yang paling banyak menderita akibat diare adalah
anak-anak karena daya tahan tubuhnya yang masih rendah (Widoyono, 2009).
mendefiniskan bahwa diare sebagai berak cair tiga kali atau lebih dalam
sehari semalam (24 jam). Para ibu mungkin mempunyai istilah tersendiri
untuk diare seperti berak lembek, cair, berdarah, berlendir atau dengan
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan
dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali
1
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1) Infeksi internal
dan E. colli.
2) Infeksi parentral
(OMA) otitis media akut yang banyak terdapat pada anak dibawah dua
tahun.
b. Faktor Predisposisi
1) Faktor Malaborsi
pada bayi dan anak yang terpenting dan terserang malaborsi lemak dan
protein.
2) Faktor makanan
3) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yaitu rasa takut dan cemas (jarang terjadi pada anak).
2
2. Psiko Patologi/Patofisiologi
Pergeseran air
Hiperperistaltik menurun
Hiperereksi air dan elektrolit ke
kesempatan usus
dan elektrolit rongga usus
menyerap makanan
DIARE
Mual,
Cemas Proses Muntah
Infeksi
Kekurangan
Volume Cairan
dan Elektrolit Info tentang Nafsu makan
penyakit kurang Hipertermi menurun
3
Diare disebabkan oleh banyak faktor, seperti faktor infeksi, faktro
bila waktu henti makanan diusus terlalu cepat akan menyebabkan waktu
juga akan mersakan mual, muntah, dan nafsu makan yang menurun
(Manggiasih, 2016).
3. Manifestasi Klinik
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin
Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin
lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat
4
keseimbangan asam-basa dan elektrolit. Bila penderita telah banyak
kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak. Berat
menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
2009).
5
4. Pemeriksaan Medis
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan Darah
kejang.
c. Radiologi
5. Komplikasi
Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa
6
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme
oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na
c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2–3 % anak yang menderita diare, lebih sering
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga
d. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan
oleh makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama,
makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
e. Gangguan sirkulasi
7
dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak
6. Penatalaksanaan
1) Mencegah dehidrasi.
2) Mengobati dehidrasi.
Prinsip dari tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE, yang
DIARE) yaitu:
8
2) Zinc selama 10 hari berturut-turut
c. Oralit
Oralit adalah campuran garam elektrolit yang terdiri atas Natrium klorida
1) Manfaat Oralit
Berikan oralit segera bila anak diare, untuk mencegah dan mengobati
sampai 33%.
9
b. Masukkan satu bungkus Oralit 200cc.
kelihatan haus.
Oralit berikutnya.
d. ZINC
Zinc baik dan aman untuk pengobatan diare. Berdasarkan hasil penelitian
1) 20% lebih cepat sembuh jika anak diare diberi Zinc (Penelitian
di India).
10
Pemberian Zinc terbukti menurunkan kejadian diare berdarah
Obat-obatan anti diare juga tidak boleh diberikan pada anak yang
menderita diare karena terbukti tidak bermanfaat. Obat anti muntah tidak
11
Obat anti protozoa digunakan bila terbukti diare disebabkan oleh parasit
yaitu diare yang jika terjadi dan melibatkan dua atau lebih tanda
berikut yaitu: Keadaan umum baik, sadar, mata tidak cekung, minum
sedang yaitu diare yang terjadi dan melibatkan dua atau lebih tanda
di bawah ini yaitu: Gelisah dan rewel, mata cekung, ingin minum
terus, ada rasa haus dan cubitan kulit perut/turgor kembali lambat.
yaitu diare yang terjadi dan melibatkan dua atau lebih tanda di
bawah ini yaitu: Lesu dan lunglai/tidak sadar, mata cekung, malas 24
Kemenkes RI 2011).
12
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
13
e. Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan.
f. Monitor berat badan
g. Dorong pasien untuk menambah intake oral.
h. Pemberian cairan inravena
i. Monitor adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan.
j. Monitor adanya tanda gejala ginjal.
2. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi/ BAB
sering.
Pressure Management
a. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar.
b. Hindari kerutan pada tempat tidur.
c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering.
d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali.
e. Monitor kulit akan adanya kemerahan.
f. Oleskan lotion atau minyak/ baby oil pada daerah yang tertekan.
g. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien.
h. Monitor status nutrisi pasien.
i. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan penurunan intake makanan.
Nutrition Management
a. Kaji adanya alergi makanan.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.
d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C.
e. Berikan substansi gula.
f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
g. Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi).
14
h. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
i. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori.
j. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi.
k. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan.
Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal.
b. Monitor adanya penurunan berat badan.
c. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan.
d. Monitor interaksi anak atau orang tua selama makan.
e. Monitor lingkungan selama makan.
f. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan.
g. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi.
h. Monitor turgor kulit.
i. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah.
j. Monitor mual dan muntah.
k. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht.
l. Monitor makanan kesukaan.
m. Monitor pertumbuhan dan perkembangan.
n. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva.
o. Monitor kalori dan intake nutrisi.
p. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan
cavitas oral.
q. Catat jika lidah bewarna magenta, scarlet.
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Anxiety Reduction (Penurunan Kecemasan)
a. Gunakan pendekatan yang menenagkan.
b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
d. Pahami prespektif pasien terhadap situasi stress.
15
e. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi
takut.
f. Berikan informasi factual mengenai diagnosis, tindakan prognosis.
g. Dorong keluarga untuk menemani anak.
h. Lakukan back/ neck rub.
i. Dengarkan dengan penuh perhatian.
j. Identifikasi tingkat kecemasan.
k. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan.
l. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi.
m. Intruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi.
n. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anik, Maryunani. 2010. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Cv. Trans Info Media
Departemen Kesehatan RI. (2011). Buku Saku Diare Edisi 2011. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Manggiasih, Vidia, Atika. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus,
Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta :Trans Info Media.
17