Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

PENDAULUAN

A. Latar Belakang
Setelah lahir kehidupan wanita dapat dibagi dalam beberapa masa yaitu
bayi, masa kanak-kanak, masa pubertas, masa reproduksi, masa klimakterium
dan masa senium. Masing-masing masa itu mempunyai kekhususan, karena itu
gangguan pada setiap masa tersebut juga dapat dikatakan khas karena
merupakan penyimpangan dari faal yang khas pula dari masa yang
bersangkutan (Widyastuti, 2009)
Siklus kehidupan seorang wanita normal akan melewati masa pubertas
yaitu yang salah satunya ditandai dengan menstruasi. Menstruasi sebagai
proses alamiah yang akan terjadi pada setiap remaja, dimana terjadinya proses
pengeluaran darah yang menandakan bahwa organ kandungan telah berfungsi
dengan matang. Menstruasi biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh
hari dan rata-rata darah yang keluar saat menstruasi adalah 35-50 ml tanpa
bekuan darah (Wiknjosastro, 2012)
Pada sebagian wanita, didapatkan siklus menstruasi yang panjang dan
dapat berlangsung hingga 35 hari, tetapi durasi ini sangat bervariasi pada setiap
wanita. Jumlah darah yang keluar rata-rata 30-40 ml dengan rentang 3 - 10 hari
lamanya menstruasi (Sasaki, 2014). Pada penelitian di Saudi Arabia,
menyatakan prevalensi tinggi pada dysmenorrhea di kelompok mahasiswi
berkisar 38,1%, frekuensi siklus tidak teratur (80,7%), durasi menstruasi tidak
teratur (43,8%), polymenorrhoe (37,5%), oligomenorrhoe (19,3%) dan
premenstrual syndrome (54,0%) (Karout, Hawai, & Altuwaijiri, 2012). Dalam
penelitian Rigon F, et al (2012) pada 4.892 remaja perempuan Italia,
menyatakan dalam sampel populasinya didapatkan perempuan dengan
gangguan siklus menstruasi < 21 hari sebanyak 3,0%, >35 hari sebanyak 3,4%
dan gangguan lamanya perdarahan yang berlangsung singkat (<4 hari)
sebanyak 2%, dan perdarahan yang lama (>6 hari) sekitar 19%. Sedangkan
angka kejadian untuk gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi

1
meliputi nyeri abdomen atau dysmenorrhea sebanyak 56% dari total sampel.
Sedangkan penelitian di Jakarta Timur, gangguan yang terbanyak meliputi
gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi sebanyak 91,7%
diantaranya meliputi sindrom pramenstruasi sebanyak 75,8%, diikuti gangguan
lama menstruasi sebanyak 25,0% dan gangguan siklus menstruasi sebanyak
5,0% (Sianipar, 2009)
Seorang wanita juga akan melewati masa menopause, menopause
merupakan berhentinya masa menstruasi. Menopause diartikan sebagai suatu
masa ketika secara fisiologis siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan
dengan tingkat lanjut usia perempuan. Menurut Prawirohardjo (2008),
menopause merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang
terjadi karena penurunan hormon estrogen yang dihasilkan ovarium.
Menopause pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun.
WHO memperkirakan di tahun 2030 nanti ada 1,2 milyar wanita yang
berusia 50 tahun. Sebagian besar dari mereka (sekitar 80%) tinggal di negara
berkembang. Usia lanjut di Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 5,53%
(Hastuti, 2014). Dan setiap tahunnya populasi wanita menopause meningkat
sekitar 3%. Perkiraan kasar menunjukkan akan terdapat sekitar 30 - 40 juta
kaum wanita usia lanjut (wulan) dari seluruh jumlah penduduk Indonesia yang
sebesar 240- 250 juta (Widari, 2014). Data BPS (proyeksi penduduk 2008),
5.320.000 wanita Indonesia memasuki masa menopause setiap tahun. 68%
mengalami gejala klimakterik, 62% menghiraukan gejala-gejala menopause,
15% peduli dengan terapi sulih hormon (TSH), 1 persen yang menggunakan
TSH, 47% mengerti kaitan gejala awal menopause dengan peningkatan tekanan
darah, 2% mengetahui TSH bisa mengurangi resiko tekanan darah (Widari,
2014)
Dari latar belakang diatas penulis akan menjelaskan tentang asuhan
keparawatan pada menstruasi dan menopause.

2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan pendahuluan ini adalah mahasiswa
mampu melakukan asuhan keperawatan pada menstruasi dan menopause.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan definisi menstruasi dan menopause.
b. Menjelaskan etiologi menstruasi dan menopause.
c. Menjelaskan manifestasi klinis menstruasi dan menopause.
d. Menjelaskan patofisiologi menstruasi dan menopause.
e. Menjelaskan pathway menstruasi dan menopause.
f. Menjelaskan pemeriksan penunjang menstruasi dan menopause.
g. Menjelaskan penatalaksanaan menstruasi dan menopause.

3
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pre Menstruasi Syndrom
1. Pengertian
Menstruasi merupakan aktivitas bersiklus yang melibatkan peluruhan
sebagian endometrium (Andrews, 2009). Menstruasi atau haid adalah
perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi.
Pada manusia, hal ini bisa terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause (Fitria, 2007).

2. Etiologi
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan perdarahan dan terjadi secara berulang setiap
bukannya kecuali pada saat kehamilan (Haryono, 2016)

3. Tanda dan Gejala


Beberapa tanda gejala pada masa menstruasi menurut Haryono (2016) :
a. Perut terasa, mulas mual dan panas
b. Terasa nyeri saat buang air kecil
c. Tubuh tidak fit
d. Demam
e. Sakit kepala dan pusing
f. Keputihan
g. Radang pada vagina
h. Gatal gatal pada kulit
i. Emosi meningkat, lebih sensitif dan mudah tersinggung
j. Nyeri bengkak pada payudara
k. Bau badan tidak ssedap
l. Nafsu makan menurun
m. Sulit tidur

4
4. Klasifikasi
Klasifikasi gangguan menstruasi menurut Andrews (2009) :
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada
menstruasi
1) Hipermenorea (menoragia)
Perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari 8 -10 hari
dengan kehilangan darah lebih dari 80 ml dianggap berlebihan.
Pada bentuk gangguan seperti ini siklus menstruasi tetap teratur
akan tetap jumlah darah yang dikeluarkan cukup banyak. Penyebab
terjadinya kemungkinan terdapat mioma uteri (pembesaran rahim),
polip endometrium, atau hiperplasia endometrium (perubahan
dinding rahim). Diagnosis kelainan dapat ditetapkan pemeriksaan
dalam, ultrasonografi (USG) dan pemeriksaan terhadap kerokan.
2) Hipomenorea
Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih kurang dari
biasanya. Pada kelainan ini siklus menstruasi tetap teratur sesuai
dengan jadwal menstruasi akan tetapi jumlah darah yang
dikeluarkan relatif sedikit. Penyebabnya kemungkinan gangguan
hormonal, kondisi wanita kekurangan gizi, atau wanita dengan
penyakit tertentu.
b. Kelainan siklus
1) Polimenorea
Siklus menstruasi yang lebih pendek dari biasa (kurang dari 21
hari). Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang
mengakibatkan gangguan ovulasi, atau menjadi pendeknya masa
luteal. Sebab lain adalah kongesti ovarium karena peradangan,
endometriosis, dan sebagainya. Pada penelitian sebelumnya
didapati nol persen kasus polimenore.
2) Oligomenorea
Siklus menstruasi lebih panjang (lebih dari 35 hari). Perdarahannya
biasanya berkurang. Pada kebanyakan kasus oligomenorea

5
kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus
menstruasi biasanya juga ovulator dengan masa proliferasi lebih
panjang dari biasa. Terdapat 3.5 persen siswi pada penelitian yang
dilakukan sebelumnya.
3) Menorea
Amenore dapat bersifat primer (yaitu, tidak pernah menstruasi) atau
sekunder (yaitu, menarche, tetapi tidak ada periode selama 3 bulan
berturut-turut). Amenore primer adalah tidak adanya menstruasi
pada umur 16 tahun dengan adanya perkembangan pubertas normal
atau pada umur 14 tahun dengan tidak adanya perkembangan
pubertas normal. Mengevaluasi payudara dan perkembangan rahim
pada pasien dengan gangguan menstruasi adalah hal yang penting.
Amenore sekunder lebih sering dari pada amenore primer. Etiologi
yang paling umum adalah disfungsi dari aksis hipotalamus –
hipofisis – ovarium (HPO).
c. Perdarahan di luar menstruasi (Metroragia)
Perdarahan yang terjadi dalam masa antara 2 menstruasi
(metroragia). Pendarahan ini disebabkan oleh keadaan yang bersifat
hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi
gangguan poros hipotalamus hipofisis, ovarium (indung telur) dan
rangsangan estrogen dan progesteron dengan bentuk pendarahan yang
terjadi di luar menstruasi, bentuknya bercak dan terus menerus, dan
pendarahan menstruasi berkepanjangan. Keadaan ini dipengaruhi oleh
ketidak-seimbangan hormon tubuh, yaitu kadar hormon progesteron
yang rendah atau hormon estrogen yang tinggi. Penderita hiposteroid
(kadar hormon steroid yang rendah) atau hiper steroid (kadar hormon
steroid yang tinggi) dan fungsi adrenal yang rendah juga bisa
menyebabkan gangguan ini. Beberapa gangguan organ reproduksi juga
dapat menyebabkan metroragia seperti infeksi vagina atau Rahim
endometriosis, kista ovarium, fibroid, kanker endometrium atau indung

6
telur, hiperplasia endometriosis, penggunaan kontrasepsi spiral yang
mengalami infeksi juga dapat menyebabkannya
d. Dismenore
Dismenore adalah keluhan yang sangat umum dan ada yang primer atau
sekunder, meskipun dismenore primer yang lebih menonjol. Gejala
termasuk kram perut bagian bawah dan nyeri panggul yang menjalar ke
paha dan kembali tanpa terkait patologi pelvis. Dismenore disebabkan
oleh prostaglandin dan leukotrien selama siklus ovulasi. Kadar
prostaglandin endometrium meningkat selama fase luteal dan siklus
menstruasi, menyebabkan uterus berkontraksi. Dismenorea sekunder
jarang terjadi, dan rasa sakit yang berhubungan dengan patologi pelvis
(misalnya, bikornuata rahim, endometriosis, penyakit radang panggul,
fibroid rahim). Sebuah patologi pelvis yang mendasari (misalnya,
endometriosis) atau anomali uterus (misalnya fibroid) mungkin ada
dalam sekitar 10 % kasus dismenore parah.
Derajat nyeri menstruasi (dismenore):
1) Derajat 0: Tanpa rasa nyeri dan aktivitas sehari-hari tak
terpengaruhi.
2) Derajat 1: Nyeri ringan dan memerlukan obat rasa nyeri, namun
aktivitas jarang terpengaruhi.
3) Derajat 2: Nyeri sedang dan tertolong dengan obat penghilang
nyeri, tetapi mengganggu aktivitas sehari-hari.
4) Derajat 3: Nyeri sangat hebat dan tak berkurang walaupun telah
menggunakan obat dan tak mampu bekerja. Kasus ini harus segera
ditangani oleh dokter.
e. Syndroma Pramenstruasi (Premenstrual Syndrome)
Kadar sindroma pramenstruasi (PMS) dan waktunya pada setiap wanita
tidak selalu sama. Ada wanita yang merasa sangat sakit sampai
menderita kram dan tidak dapat beraktifitas. Beberapa ahli mengatakan
bahwa gejala tersebut berhubungan kadar hormon estrogen dan
progesteron pada siklus menstruasi. Menurut ahli lain memperkirakan

7
gangguan menjelang menstruasi berhubugan dengan masalah psikis,
misalnya wanita menganggap masa menstruasi sebagai beban sehingga
tanpa sadar ia menolaknya. Gangguan ini bisa juga merupakan tanda
dari penyakit yang serius seperti endometriosis, kista atau angioma uteri
dan adanya infeksi Rahim. Gejala yang muncul akan terjadi pada
separuh ahkir dari siklus menstruasi, yang menghilang saat mulainya
menstruasi. Manifestasi klinis dapat berupa penuhnya payudara dan
terasa nyeri, bengkak, kelelahan, sakit kepala, peningkatan nafsu
makan, iritabilitas dan ketidakstabilan perasaan dan depresi, kesulitan
dalam kosentrasi, keluar air mata dan kecenderungan untuk melakukan
kejahatan. Hampir sepertiga wanita produktif menghidap PMS. Gejala
yang muncul selain diatas juga ada.

5. Patifisiologi
Siklus menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium (hypothalamic-pituitary ovarian axis). Hipotalamus
menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin
Releasing Hormone(GnRH) karena dapat merangsang pelepasan Luteinizing
Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari hipofisis.
Sedangkan ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan
progesteron. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus
menstruasi disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feedback) antara
hormon yang dihasilkan oleh ovarium dan hormon yang dihasilkan oleh
hipotalamus (Prawirohardjo, 2008)

8
6. Pathway

Sel penghasil LH Sel penghasil FSH

LH FSH

Folikel Ovarium
Matang

Ovulasi

Progesteron
menurun

menurun
Sel Tidak di Buahi

Endometrium
menbal

Meluruh

Haid

Nyeri Intoleransi aktivitas Ansietas

(Prawirohajdo, 2008)

9
7. Pentalaksanaan Medik
a. Medis
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-
steroid (misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat anti
peradangan non steroid akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari
sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2 menstruasi. Untuk
mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual
dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi, Jika nyeri
terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan
pil KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau
diberikan medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut
dimaksudkan untuk mencegah ovulasi (pelepasan sel telur) dan
mengurangi pembentukan prostaglandin, yang selanjutnya akan
mengurangi beratnya dysmenorrhea. Jika obat ini juga tidak efektif,
maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika
dysmenorrhea sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu
suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat
pemanas
b. Nonmedis
Terapi pengobatan yang bisa dilakukan dalam mengurangi gejala
Dysmenorrhea yang bersifat nonmedis yaitu:
1) Istirahat yang cukup
2) Olah raga yang teratur (terutama berjalan). Olah raga Mampu
meningkatkan produksi endorphin otak yang dapat menurunkan
stress sehingga secara tidak langsung juga mengurangi nyeri.
3) Pemijitan. Pijatan lembut pada bagian tubuh klien yang nyeri dengan
menggunakan tangan akan menyebabkan relaksasi otot dan
memberikan efek sedasi.
4) Yoga
5) Orgasme pada aktivitas seksual

10
6) Kompres hangat di daerah perut. Suhu panas dapat memperingan
keluhan. Lakukan pengompresan dengan handuk panas atau botol air
panas pada perut atau punggung bawah atau mandi dengan air
hangat g. TENS ( Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation).
Tindakan ini melalui pendekatan gate control of pain atau gerbang
transmisi nyeri yaitu memblok stimuli nyeri dengan stimuli kurang
nyeri kepada serabut-serabut besar. Stimuli listrik dapat
mengakibatkan opiat dan non opiat jalur yang menurun.
7) Distraksi pendengaran. Diantaranya mendengarkan musik yang
disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan
untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik
klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu.
Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti
irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Andrews
2009).

B. Menopause
1. Pengertian
Menopause didefinisikan oleh WHO sebagai penghentian menstruasi
secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikular ovarium. Setelah 12
bulan amenorea berturu-turut, periode menstruasi terakhir secara
retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Nirmala, 2007).
Menopause adalah berhentinya secara fisiologis siklus menstruasi yang
berkaitan dengan tingkat lanjut usia perempuan. Seorang wanita yang
mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui apakah
saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang
terakhir sampai satu tahun berlalu (Wijayanti, 2009).

2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, ada dua tipe menopause yaitu menopause
fisiologis dan artifisial menopause (Nirmala, 2007).

11
a. Menopause Fisiologis
Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium
yang diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Pada saat
lahir, bayi perempuan memiliki 1-2 juta oosit, dan pada saat pubertas
jumlah ini berkurang menjadi 300.000 sampai 500.000.Penurunan
jumlah folikel terus berlanjut sampai akhirnya folikel-folikel ovarium
mengalami atresia yang berakibat pada terhentinya siklus menstruasi.
b. Artifisial Menopause
1) Menopause karena operasi.
Ini terjadi akibat proses pembedahan, diantaranya operasi rahim
(histerektomi) dan pengangkatan kedua indung telur (oophorectomy
bilateral). Kondisi ini sering disingkat dengan istilah TAHA/BSO.
Bila rahim diangkat dan dinding telur tetap dipertahankan maka
masa haid berhenti namun gejala menopause tetap berlangsung
ketika wanita tersebut mencapai usia menopause alami. Itu artinya
wanita tersebut akan tetap mengeluhkan rasa ketidaknyamanan
seperti keringat berlebih, panas yang dirasakan ditubuh dan
kesulitan tidur pada dirinya saat usianya mencapai masa
klimaterium atau pada kisaran usia 40 tahun ke atas.
2) Menopause karena kondisi medis.
Kemoterapi karena menderita kanker seringkali berakibat pada
kondisi menopause dini sementara ataupun permanen. Obat –obatan
anti kanker dinilai mempengaruhi produksi hormon yang diproduksi
oleh indung telur. Tidak hanya itu, perilaku dan kebiasaan
mengkonsumsi obat – obatan anti hipertensi, reumatik dan jantung
akan mempercepat datangnya masa menopause. Obat –obatan ini
diduga akan memberikan efek penekanan produksi hormon-hormon
reproduksi (Nirmala, 2007)

12
3. Tanda dan Gejala
Tanda gejala menopause menurut Wijayanti (2009):
a. Gejala fisik
Gejala fisik yang pada umumnya terjadi adalah hot fluses (rasa panas)
pada wajah, leher, dan dada yang berlangsung selama beberapa menit,
berkeringat dimalam hari, berdebar-debar (detak jantung
meningkat/mengencang), susah tidur, sakit kepala, keinginan buang air
kecil lebih sering.
b. Gejala psikologis
Gejala psikologis ditandai dengan sikap yang mudah tersinggung,
depresi, cemas, suasana hati (mood) yang tidak menentu, sering lupa,
dan susah berkonsentrasi.
c. Gejala seksual
Gejala seksual ditandai dengan kekeringan vagina, mengakibatkan rasa
tidak nyaman selama berhubungan seksual dan menurunnya libido
(Wijayanti, 2009)

4. Klasifikasi
Menurut Manuaba (2010) menopouse dibagi dalam beberapa tahapan yaitu
sebagai berikut :
a) Pre menopouse (klimakterum)
Pada fase ini seorang wanita akan mengalami kekacauan pola
menstruasi, terjadi perubahan psikologis/kejiwaan, terjadi perubahan
fisik. Berlangsung selama 4-5 tahun padausia 48-55 tahun.
b) Fase menopouse
Terhentinya menstruasi. Perubahan dan keluhan psikologis dan fisik
semakin menonjol, berlangsun sekitar 3-4 tahun pada usia antara 56-60
tahun.
c) Pasca menopouse

13
Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun. Wanita beradaptasi terhadap
perubahan psikologi dan fisik, keluhan semakin berkurang.
5. Patifisiologi
Menopause secara alami terjadi karena penurunan aktivitas ovarium yang
diikuti dengan penurunan produksi hormon reproduksi. Ini terjadi secara
alamiah. Seorang wanita secaraspontan telah memiliki folikel atau indung
telur dari sejak lahir. Namun, folikel –folikel ini matang dan bekerja untuk
menghasilkan sel telur pada saat memasuki usia pubertas yang ditandai
dengan proses menstruasi. Seiring dengan hal tersebut, granulose secara
otomatis menghasilkan estrogen yang merupakan salah satu hormon
reproduksi wanita. Estrogen tadi akan memaksa folikel untuk mengeluarkan
sel telur, keluarnya sel telur dari korpus luteum ini akan meningkatkan
produksi estrogen dan progesteron. Progesteron sendiri menyiapkan tempat
pembuahan dengan menebalkan dinding endometrium. Setiap bulannya jika
sel telur tidak jadi dibuahi, akan membuat dinding endometrium yang
menebal tadi luruh. Luruhnya dinding endometrium dibuktikan dengan
keluarnya darah melalui lubang vagina dan inilah yang disebut menstruasi.
Ketika ovarium tidak lagi produktif, folikel yang dihasilkan berkurang maka
rangsangan produksi hormon estrogen dan progesteronpun berangsur–
angsur menurun. Kondisi ini yang semakin lama mencapai titik pada masa
klimak terium dengan keadaan menopause (Nirmala, 2007)

14
6. Pathway

Ovarium tidak
produktif

Folikel berkurang

Hormon esterogen Progrsteron

Klimak terium

MENOPAUSE

Kekringan vagina Depresi Ketidak teraturan Osteoporosis


siklus haid

Gangguan rasa Ansietas


nyaman
(Nirmala, 2007)

7. Pentalaksanaan Medik
Penatalaksanaan pada wanita menopause menurut Wijayanti (2009) adalah:
a. Gizi seimbang
Mengkonsumsi gizi seimbang antara lain dengan cara makan-makanan
yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan dapat
bermanfaat serta dapat diolah oleh tubuh yaitu antara lain:

15
1) Protein
Berfungsi sebagai pertumbuhan, perbaikan sel-sel tubuh dan
produksi enzim senta hormon, Karena ada 2 protein yaitu protein
nabati yang berasal dari kacang-kacangan, serta protein hewani
yang berasal dari hewan, contohnya daging, keju.
2) Kalsium
Berfungsi membantu penyerapan kalsium, menguatkan tulang
dalam tubuh. Contohnya susu, keju.
3) Vitamin
Berfungsi sebagai pertahanan atau sebagai daya tahan dan sebagian
vitamin bagus untuk menghaluskan kulit. Contohnya sayur-sayuran.
4) Zat besi
Berfungsi untuk memproduksi sel darah merah. Contoh susu.
b. Pengendalian emosi
Untuk mengendalikan emosi pada wanita menopause dapat dilakukan
dengan cara olabraga rileks seperti berjalan kaki atau naik sepeda. Ada
4 tips yang dapàt dilakukan untuk olahraga rileks:
1) Tarik nafas dalam-dalam dan keluarkan secara perlahan-lahan.
2) Berkeringat adalah hal yang baik, dengan berkeringat berarti tubuh
sedang bekerja keras, otot danjantung dapat menerima rangsangan
secukupnya.
3) Jika belum merasa lelah dan tubuh menjadi lebih enak hendaknya
olahraga tersebut dilakukan tiap hari.
4) Lakukan pemanasan sebelum olahraga, dan lakukan pendinginan
setelah selesai olahraga.

16
BAB III
KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Menstruasi
Pengkajian pada pasien menstruasi meliputi :
a. Biodata pasien:
1) Nama pasien
2) Umur
3) Status
4) Alamat
c. Riwayat keluahan
1) Keluhan utama
2) Alasan MRS
3) Lamanya keluhan
4) Factor pencetus
d. Riwayat kesehatan.
1) Riwayat kesehatan sekarang
2) Riwayat menstruasi
e. Pemeriksaan fisik
1) Breath
2) Blood
3) Brain
4) Bladder
5) Bowel
6) Bone
7) Pengumpulan data
8) Analisa data

17
2. Pengkajian pada menoupose meliputi
a. Data Subyektif
1) Biodata :
a) Umur klien : untuk menentukan prognosa termasuk resiko tinggi
atau tidak.
b) Kebangsaan : untuk menentukan statistic kelahiran .
c) Pendidikan : untuk menentukan model komunikasi yang
digunakan agar motivasi yang diberikan dapat efektif.
d) Pekerjaan : mengetahui social ekonomi klien.
e) Agama : berhubungan dengan religius dan kepercayaan.
f) Perkawinan : untuk menentukan diagnosa.
g) Alamat : untuk membedakan klien satu dengan yang lain.
2) Keluhan utama.
Mengetahui apa yang dirasakan klien dan menegakkan diagnosa.
3) Riwayat menstruasi.
Mengetahui bagaimana faal kandungan dan menentukan apa ada
kelainan atau tidak.
4) Riwayat obstetric.
Mengetahui riwayat obstetric yang lalul apakah ada penyakit yang
dapat mempengaruhi kondisi kehamilan saat ini.
5) Riwayat penyakit klien dan keluarga.
Mengetahui apakah klien dan keluarganya mempunyai penyakit
menular menahun atau menurun.
6) Pola kehidupan sehari-hari.
Mengetahui kebiasaan klien sehari-hari, personal hygiene dan
perilaku kesehatan.
7) Data psikologi.
Mengetahui bagaimana respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran
bayi.

18
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan umum :
a) Kesadaran
b) KU
c) TTV
d) BB/TB
2) Pemeriksaan fisik ;
a) Inpeksi
Periksa pandang dari ujung kepala sampai kaki.
b) Palpasi
Periksa raba mulai dari payudara apakah ada benjolan, bendungan
asi, kehamilan dan lain-lain.
c) Perkusi
Periksa ketuk dengan menggunakan hammer untuk reflek patella
d) Pemeriksaan penunjang:
(1) Pemeriksaam laboratorium.
(2) Darah; golongan darah.
(3) Urine ; albumin, reduksi

B. Diagnosa Keperawatan
1. Menstruasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cider biologis
b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan imobilitas
c. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
2. Menopause
a. Gangguan rasa aman nyaman berhubungan dengan stimuli lingkungan
yang mengganggu
b. Ansietas berhubungan dengan stesor

19
C. Perencanaan
1. Menstruasi
No. Diagnosa NOC NIC
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri secara
berhubungan dengan tindakan keperawatan komprehensif
agen cider biologis selama 3 x 24 jam, 2. Monitor tanda-tanda vital
a. Kontrol nyeri 3. Ajarkan teknik relaksasi
1) Mengenalikapan nafas dalam
terjadinya nyeri 4. Kelola pemberian obat anti
2) Melaporkan nyeri nyeri
yang terkontrol
b. Tingkat nyeri
1) Melaporkan nyeri
2. Intoleran aktivitas Setelah dilakukan 1. Kaji status fisiologis paien
berhubungan dengan tindakan keperawatan yang menyebabkan kelelahan
imobilitas selama 3 x 24 jam, sesuai dengan konteks usia
a. Toleransi terhadap dan perkembangan
aktivitas : 2. Bantu aktivitas fisik
1) Warna kulit tidak (ambulasi)
pucat 3. Tingkatkan tirah baring atau
2) Dapat berjalan pembatasan kegiatan (
sendiri meningkatkan jumlah waktu
b. Daya tahan istirahat)
1) Dapat melakukan
aktivitas
3. Ansietas Setelah dilakukan 1. Identifikasi pada saat terjadi
berhubungan dengan tindakan keperawatan perubahan tingkat kecemasan
ancaman pada status selama 3 x 24 jam, 2. Intruksikan klien untuk
terkini a. Klien tidak cemas lagi menggunakan teknik
b. Klien tampak tenang relaksasi

20
3. Berikan kesempatan pada
kloen untuk mengungkapkan
rasa cemasnya
4. Ciptakan suasana tenang dan
nyaman

2. Menopause

No. Diagnosa NOC NIC


1. Gangguan rasa aman Setelah dilakukan 1. Bantu pasien mengenal
nyaman tindakan keperawatan situasi yang menimbulkan
berhubungan dengan selama 3 x 24 jam, dapat kecemasan
stimuli lingkungan memenuhi kriteria hasil : 2. Dorong pasien untuk
yang mengganggu 1. Kepuasan dengan mengungkapkan perasaan,
lingkungan fisik ketakutan, persepsi
2. Lingkungan yang 3. Nyatakan dengan jelas
damai harapan terhadap pelaku
pasien
2. Ansietas Setelah dilakukan 1. Identifikasi pada saat terjadi
berhubungan dengan tindakan keperawatan perubahan tingkat kecemasan
stesor selama 3 x 24 jam, dapat 2. Intruksikan klien untuk
memenuhi kriteria hasil menggunakan teknik
a. Klien tidak cemas lagi relaksasi
b. Klien tampak tenang 3. Berikan kesempatan pada
kloen untuk mengungkapkan
rasa cemasnya
4. Ciptakan suasana tenang dan
nyaman

21
BAB IV
PENUTUP
B. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa menstruasi adalah perubahan
fisiologis dalam tubuh perempuan yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi
oleh hormon reproduksi. Menstruasi terjadi setiap bulannya pada
perempuanyang ditandai dengan perut terasa, mulas mual dan panas, terasa
nyeri saat buang air kecil, tubuh tidak fit, demam, sakit kepala dan pusing,
keputihan, radang pada vagina, gatal gatal pada kulit, emosi meningkat, lebih
sensitif dan mudah tersinggung, nyeri bengkak pada payudara. Seorang wanita
juga akan melewati masa menoupuse, menoupuse merupakan berhentinya
masa menstruasi. Menopause diartikan sebagai suatu masa ketika secara
fisiologis siklus menstruasi berhenti, hal ini berkaitan dengan tingkat lanjut
usia perempuan, menopouse bukanlah hal yang menakutkan. Kedatangannya
tidaklah menakutkan asalkan kita bisa mensikapinya dengan bijaksana.

C. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:
1. Kepada setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya
untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan
dengan haid.
2. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan
dianjurkan untuk melakukan perubahan-perubahan diet atau mengatur pola
makan.
3. Kepada setiap orang tua, terutama orang tua perempuan agar dapat
menjelaskan tentang haid kepada anak-anaknya sedini mungkin untuk
mengurangi rasa takut yang sering dialami oleh anak-anak ketika
menghadapi menarche (haid yang pertama kali datang).

22
4. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenai segala hal
yang berhubungan dengan haid, terutama gangguan-gangguan selama
haid.
5. Kepada tenaga kesehatan, agar dapat menjelaskan mengenain menjaga
kesehatan seperti,tidak merokok, tidak minum alcohol, sering berolahraga
secara teratur,makan makanan yang sehat (terutama yang bersumber dari
kacang kedelai sebagai sumber fitoestrogen,cukup terkena cahaya
matahari.

23

Anda mungkin juga menyukai