Anda di halaman 1dari 8

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian

Cytomegalovirus atau disingkat CMV merupakan anggota “keluarga” virus herpes

yang biasa disebut herpesviridae. CMV sering disebut sebagai “virus paradoks” karena bila

menginfeksi seseorang dapat berakibat fatal, atau dapat juga hanya diam di dalam tubuh

penderita seumur hidupnya (Betz,2008).

B. Proses Terjadinya Masalah

1. Presipitasi dan Predisposisi

Faktor Persipitasi dan Predisposisi menurut (Hamele M, 2009) :

Faktor Presipitasi Cytomegalovirus (CMV), bersentuhan langsung dengan cairan tubuh

orang yang terinfeksi, seperti darah, urin, air liur, hal ini terjadi karena cytomegalovirus

dapat menembus selaput lendir. Melalui plasenta, dari ibu terinfeksi kejanin yang

dikandungnya.Air Susu Ibu terinfeksi virus.Melakukan hubungan seks dengan orang

yang terinfeksi.Transfusi darah atau transplantasi organ.


Faktor Predisposisi adalah Ibu terinfeksi Cytomegalovirus (CMV) dilahirkan

dengan ibu menderita cytomegalovirus.Penyakit di dapat setelah lahir. Memiliki

system kekebalan tubuh yang lemah. Sempat kontak langsung dengan cairan

tubuh pasien terinfeksi, seperti air liur, air susu ibu, dan urine.

2. Patofisiologi

Menurut Anderson (2010) CMV merupakan virus litik yang menyebabkan efek

sitopatik in vivo dan in vitro.tanda patologi dari infeksi CMV adalah sebuah

pembesaran sel dengan tubuh yang terinfeksi virus.sel yang menunjukan

cytomegaly biasanya terlihat pada infeksi yang disebabkan oleh

betaherpesvirinae lain.meskipun berdasarkan pertimbangan diagnosa,penemuan

histological tersebut kemungkinannya minimal atau tidak ada pada organ yang

trinfeksi. Ketika inang telah terinfeksi,DNA CMV dapat di deteksi oleh

polymerase chain reaction (PCR) di dalam semua keturunan sel atau dan sistem

organ didalam sistem tubuh.pada permulaannya, CMV menginfeksi sel epitel dari

kelenjar saliva,menghasilkan infeksi yang terus menerus dan pertahanan

virus.infeksi dari sistem genitif memberi kepastian klinik yang tidak

konsekuen.meskipun replikasi virus pada ginjal berlangsung terus-

menerus,disfungsi ginjal jarang terjadi pada penerima transplantasi ginjal.


Pathway

Kongential Tranfusi Tranplantasi Penurunan


organ system imun

Resiko Infeksi
CMV

Infeksi pada Demam Infeksi paru – paru


system cerna

Hipertermi Sesak dan batuk


Ketidak
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan Suplay oksigen
tubuh tidak adekuat

Sumber : Betz, 2008


Ketidakeektifan
pola nafas

3. Manifestasi Klinis

Pada periode bayi baru lahir, bayi yang terinfeksi sitomegalivirus biasanya

bersifat simtomatik. Awitan infeksi yang didapat secara kongential dapat terjadi

segera setelah lahir atau smapai berusia 12 minggu. Tidak ada indicator yang

dapat diramalkan, tetapi sering dijumpai gejala gejala berikut ini :

a. Petekia dan ekimosis

b. Heptoplenomegali
c. Icterus neonatorum, hiperbilirubinemia langsung

d. Mikrosefali denga klasifikasi periventricular

e. Retardasi pertumbuhan intrauterine

f. Premature

g. Ukuran kecil menurut kehamilan

Gejala lain pada bayi baru lahir atau anak lebih besar

a. Purpuna

b. Hilang pendengaran

c. Demam

d. Pneumonia

e. Takipnea dan dyspnea

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kultur virus dari urin, secret faring dan leukosit

b. Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk

melihat virus dalam jumlah besar

c. Skrining toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus.

d. Uji serulogis

1) titer antibody Ig G dan Ig M

2) uji faktor rheumatoid positis

e. Studi radiologis : foto tengkorak atau pemindaian CT scan.


5. Komplikasi

a. Kehilangan pendengaran yang bervariasi

b. IQ rendah

c. Gangguan Penglihatan

d. Mikrosefali

e. Gangguan sensoriental

6. Penaktalaksanaan Medis

Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala

(misalnya: penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan

pernapasan). Ada bukti bahwa globulin imun-CMV yang diberikan melalui IV

bersama obat gansiklovir dapat mengurangi beratnya infeksi pada individu dengan

system imun yang buruk (mekanisme imunologiknya kurang/terganggu). Vaksin

CMV hidup sedang diuji coba pada pasien transplantasi ginjal. Kemoterap 4ember

sedikit harapan, tetapi toksisitasdan imunosupresi akibat dari pengobatan ini

meningkatkan kekhawatiran jikadigunakan pada bayi baru lahir. Dalam

penatalaksanaannya tidak diperlukan tindakankewaspadaan khusus, tetapi perawat

harus tetap memakai sarung tangan, melakukanteknik mencuci tangan yang baik

dan menggunakan tidakan kewaspadaan umum (Nurarif, 2008).

C. Diagnosa Keperawatan

a. Resiko Infeksi

b. Hipertermia berhubungan dengan penyakit

c. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi


D. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Resiko infeksi Setelah dilakukan Kontrol infeksi :
tindakan asuhan a. pertahankan
keperawatan pada pasien lingkungan
selama 3 x 24 jam aseptis
diharapkan resiko infeksi b. tingkatkan
dapat teratasi dengan intake nutrisi
kriteria hasil : c. berikan terapi
Pengendalian infeksi : antibiotic
a. faktor resiko d. batasi
lingkungan dari pengunjung
skala 2 ke skala bila perlu
3
b. terbebas dari
tanda dan gejala
infeksi dari skala
2 ke skala 4
c. mengubah gaya
hidup untuk
mengurangi
resiko

2. Hipertermia b.d Thermoregulation. Fever treatment


penyakit a. Suhu tubuh dalam a. Monitor suhu
rentan normal sesering mungkin.
b. Nadi dan RR dalam b. Monitor IWL.
rentan normal c. Monitor warna dan
c. Tidak ada perubahan suhu kulit.
warna kulit dan tidak d. Monitor vital sign.
ada pusing e. Monitor penurunan
tingkat kesadaran.
f. Monitor WBC, Hb,
dan Hct.
g. Monitor intake dan
output.
h. Kolaborasikan
pemberian cairan
IV.
i. Kompres pasien
pada lipat paha dan
aksila.
j. terjadinya
menggigil.
Temperature
regulation
a. Monitor suhu
minimal tiap 2 jam.
b. Monitor vital sign.
c. Monitor suhu dan
warna kulit.
d. Monitor tanda-
tanda hipotermi
dan hipertermi
e. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.

3 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan Respiratoring


nafas b.d hiperventilasi tindakan asuhan managemen :
keperawatan selama 3x a. posisikan
24 jam diharapkan klien untuk
ketidakefektifan ola memaksimalk
nafas b.d hiperventilasi an ventilasi
teratasi. Dengan kriteria b. lakukan
hasil : fisioterapi
Status pernafasan : dada, jika
a. frekuensi perlu
pernafasan dari c. auskultasi
skala 2 ke skala 3 suara nafas,
b. kepatenan jalan catat adanya
nafas dari skala 2 suara
ke skala 3 tambahan
c. suara nafas d. monitor status
tambahan tidak oksigen
ada
d. irama pernafasan
dari skala 2 ke
skala 3
DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecilya. 2008. Buku saku keperawatan pediatric. Jakarta : EGC

Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. (2004). Nursing Interventions

classification (NIC) (5th ed.). America : Mosby Elseiver

Hamele M, Flanagan R, Loomis CA, Stevens T, Fairchok MP. Severe morbidity and
mortality with breast milk associated cytomegalovirus infection. Pediatr
Infect Dis J. Oct 30 2009

Moorhead, S., jhonson, M., Maas, M & Swanson, L (2008). Nursing Outcomes

classification ( NOC) (5th Ed). United States Of America : Mosby Elsevier

Nurarif. 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasar Diagnosa Medis. Yogyakarta :

Mediaction Pubhishing

Sylvia Anderson. 2010. Patofisiologi penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai