Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK An.

M DI
RUANG ANAK RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Anak Program Studi


Profesi Ners

Disusun Oleh:
Sylvi Wulandarii, S. Kep
11194692110124

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJAMASIN

2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : Asuhan Keperawatan Diare


NAMA MAHASISWA : Sylvi Wulandari, S. Kep
NIM : 11194692110124

Banjarmasin, Maret 2022


Menyetujui,

Preseptor Klinik Preseptor Akademik

Handoko, S. Kep., Ns Umi Hanik Fetriyah, S. Kep., Ns. MM


NIP. 19681008 199103 1 015 NIK.1166042009023
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
FORMAT PENGKAJIAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA
(RUANG ANAK)

Nama Mahasiswa : Sylvi Wulandari


Tempat Praktek : Ruang Anak (Emerald)
Tanggal Praktek : 14 Maret 2022

a. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS DATA
Nama : An. M Alamat : Jl. Komplek Dalam Sakti
Tempat/Tgl.lahir : Banjarmasin/07,Nov Agama : Islam
Usia : 1 Tahun Suku Bangsa : Banjar/Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki Pendidikan Ayah : SD
Nama Ayah/Ibu : Tn.E/Ny.A Pendidikan Ibu : SD
Pekerjaan Ayah/Ibu : Swasta/IRT

B. KELUHAN UTAMA
Ibu pasien mengatakan anaknya mengalami sariawan serta sakit tenggorokan

Riwayat kehamilan dan kelahiran


1. Prenatal:
Ibu mengandung selama 9 bulan 9 hari tanpa ada penyulit dan penyakit
gestasional
2. Intranatal:
Anak dilahirkan secara normal di bidan setempat tanpa penyulit
3. Postanatal:
Anak lahir dengan BB 3.2 kg dan PB 47cm, ada refleks menangis, tampak
kemerahan dan kondisi umum sehat dan normal

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien dating dengan BAB cair mulai hari sabtu, dating ke IGD kemudian rawat
jalan pasien mulai tadi malam BAB cair kembali, hingga siang pasien ada BAB cair
sebanyak 4-5 kali,
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, didapatkan data An. M klien dalam kondisi
sadar, GCS 456, , anak terlihat lemas, anak tampak gelisah, bising usus
meningkat (35), tampak dalam dekapan ibunya, mukosa bibir tampak kering,
antropometri BB: 15 kg, RR: 32 x/menit, nadi:120x/menit, reguler, suhu: 36,1ºC.

D. RIWAYAT PENYAKIT & KESEHATAN DAHULU/ MASA LALU


1. Penyakit waktu kecil: Saat kecil klien pernah demam pada ± 5 bulan yang lalu.
2. Pernah dirawat di RS: Tidak pernah
3. Obat-obatan yang digunakan: parasetamol
4. Tindakan (operasi): Tidak ada
5. Alergi: : Tidak ada
6. Imunisasi: Lengkap
E. RIWAYAT DAN KESEHATAN KELUARGA (Disertai genogram 3 Generasi,
Identitas (Nama, Umur) Status kesehatan.

Keterangan :

: Perempuan : Sakit
1
: Laki-laki : Tinggal serumah

 : Meninggal

F. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh: Ibu dan Ayah
2. Hubungan dengan anggota keluarga: hubungan keluarga baik
3. Hubungan dengan teman sebaya: baik
4. Pembawaan secara umum: ramah
5. Lingkungan rumah: Asri dan bersih

1. Makanan yang disukai/tidak disukai :


Selera : Dirumah : keluarga mengatakan anak menyusu
formula
: Di RS : keluarga mengatakan anaknya
menyusu formula nafsu makan seperti dirumah

Alat makan yang dipakai : Dirumah : Dot bayi


: Di RS : Dot bayi
Pola makan / jam : Dirumah : 2x setiap 2 jam
: Di RS : 2x sehari (porsi sedikit 2-3 sendok)
2. Pola tidur : Dirumah : Tidur malam hari jam 11-6 pagi
Tidur siang hari jam 2-4 sore
: Di RS : Tidur malam hari jam 11-6 pagi

Tidur siang hari jam 2-3 sore

3. Mandi : Dirumah : 2x/hari


: Di RS : klien hanya diseka sama orang tua
2x/hari
4. Aktivitas bermain : Dirumah : aktif saat dirumah
: Di RS : pasif saat di RS
5. Eliminasi : Dirumah : BAB 5 x/hari, BAK 6-7x/hari
: Di RS : BAB 6x/hari, BAK 6x/hari

G. KEBUTUHAN DASAR (di RS dan di Rumah)


1. Makanan yang disukai/tidak disukai : Bubur, suka makan sayur dan buah
Selera :
Dirumah : keluarga mengatakan anak makan 3x sehari
dengan dengan makan bubur dan susu formula
Di RS : keluarga mengatakan anaknya nafsu makan anak seperti biasa tidak
ada masalah makan dan menghabiskan makanan yang sudah disediakan oleh
Rumah Sakit
Alat makan yang dipakai: Dirumah : Dirumah keluarga mengatakan anaknya
menyusui formula dan nafsu makan seperti biasanya
menghabiskan bubur yang dibaut
: Di RS : keluarga pasien mengatan untuk pola
makan tidak bermasalah makan seperti biasanya
menghabiskan makanan
Pola makan / jam : Dirumah : 3x sehari
........: Di RS : 2x sehari (porsi yang telah diberikan
hanya tersisa sedikit)
2. Pola tidur : Dirumah : Tidur malam hari jam 9-6 pagi
Tidur siang hari jam 2-4 sore

: Di RS : Tidur malam hari jam 9-6 pagi

Tidur siang hari jam 2-3 sore

3. Mandi : Dirumah : 2x/hari


: Di RS : klien hanya diseka 2x/hari
4. Aktivitas bermain : Dirumah : aktif saat dirumah
: Di RS : pasif saat di RS
5. Eliminasi : Dirumah : BAB 4 x/hari, BAK 6-7x/hari
: Di RS : BAB 4 x/hari, BAK 6x/hari

H. KEADAAN KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis : Demam Typoid
2. Status nutrisi : BB 9

Berat badan ideal anak = 2n + 8

*n = usia anak dalam satuan tahun

anak berusia 1 tahun 11 bulan, maka berat badan idealnya adalah:

Berat badan ideal = (2 x 1, 11) + 8 = 10, 22 kilogram


Interprestsi status gizi :
-2 SD sd + 1 SD (Berat Badan Normal)
3. Status cairan : 9 Kg ->> (9 kg x 100ml) + (9 kg x 50ml) = 1.350
ml

4. Pemeriksaan DDST : Perkembangan anak sesuai dengan tahap


perkembangan

I. DATA TAMBAHAN
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan laboratorium: 22 Maret 2022 (13:01:47)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN METODA

HEMATOLOGI

Hemoglobin 12, 7 11,0-16,0 d/dl Colorimetric

Leukosit 11,4 * 4,0- 10,5 ribu/ul Impedance

Trombosit 466* 150-450 ribu/ul Impedance

Hematokrit 33,4 * 36-48 % Analyzer


calculates

Eritrosit 5.07 * 4-5 Juta/uL Impedance

RDW 14, 5 11,5-14,5 % Analyzer


calculates

MCH 25.0 25,0-35,0 Meq/L ISE

MCV 98 75-100 Meq/L ISE

Antigen : Negatif
Pemberian Imunisasi : Lengkap
no Jenis obat Nama obat Cara Waktu Dosis Efek samping Indikasi/KontraIndikasi
pemberian pemberian

1. Larutan steril Infus RL IV Pagi,siang, 500 cc/24 jam Detak jantung cepat, Digunakan untuk mengganti
(elektrolit) demam, gatal-gatal, cairan plasma isotonik yang
Malam 15 tpm
suara serak, iritasi nyeri hilang
Terapi Farmakologi (Obat-Obatan)
sendi kaku atau
bengkak, kulit
kemerahan, dada
sesak.

2 Elektrolit KAEN3B IV Pagi,siang, 1000 cc/jam Detak jantung cepat, Menyalurkan atau memelihara
demam, gatal-gatal, keseimbangan air & elektrolit
Malam
suara serak, iritasi nyeri pd keadaan dimana asupan
sendi kaku atau makanan per-oral tdk
bengkak, kulit mencukupi atau tdk mungkin.
kemerahan, dada
sesak.

Hiperkalemia, oliguria,
penyakit Addison, luka bakar
berat & azotemia. Kelebihan
Na, sindrom malabsorpsi
glukosa-galaktosa. Cedera
hati yg berat, aritmia jantung.

2. antiemetik Ondancentrone IV Pagi 1 mg Sakit kepala atau digunakan untuk mencegah


pusing. mual dan muntah yang , Obat

Rasa seperti melayang. ini juga digunakan untuk


menangani gastroenteritis.
Konstipasi.

Kelelahan dan tubuh


terasa lemah.
Hipersensitif terhadap obat
Rasa menggigil. tersebut

Kantuk
3. Antibiotik Cefriaxon IV Pagi 2x 500 mg untuk pengobatan sejumlah
Sakit kepala, perut
infeksi bakteri. Antibiotik ini
kembung, mual atau
termasuk golongan
muntah, diare,
sefalosporin generasi tiga.
sembelit.
K. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tingkat Kesadaran : Composmentis
GCS : E: 4 ; V: 5 ; M: 6 = 15

TB/BB (persentile) : TB : 100 cm BB 9 Kg IMT 11 (normal)

Lingkar kepala : 52,5 cm (Normal)

Mata :Fungsi mata dan penglihatan baik, tidak


menggunakan alat bantu penglihatan seperti kacemata.
Hidung : Keadaan penciuman dan hidung baik dan tidak ada
kelainan, tidak ada gangguan pada penciuman dan tidak
ada polip.

Mulut : Keadaan umum mulut dan gigi baik, tidak ada


gangguan mengunyah , dan membrane mukosa bibir
kering.

Telinga : Keadaan pendengaran dan telinga cukup baik, tidak


ada kotoran yang keluar dari telinga, tidak ada benjolan
yang abnormal dan tidak ada lesi pada telinga.

Dada : Normal

Abdomen :
Diisi hasil pengkajian meliputi :
Inspeksi : Tidak ada lesi atau benjolan yang abnormal, tidak
asites dan tidak tampak distensi.
Auskultasi : Bising usus 32 x/ menit
Palpasi : Tidaknya nyeri tekan, tidak teraba massa
Perkusi : Terdengar timpani saat diperkusi

Punggung : Normal

Genitalia : Pasien berjenis kelamin Laki-Laki dan belum menikah

Ekstremitas :
Kebersihan ekstremitas atas dan bawah bersih, tidak terdapat kecacatan,
tidak terdapat fraktur dan lesi/luka, fungsi pergerakan baik, pasien dapat
melakukan gerakan ekstremitas atas dan bawah fleksi dan ekstensi, akral teraba
dingin, tidak ada keluhan lain dan kekuatan otot, terpasang infus pada
ekstremitas atas sebelah kanan dan tidak ada tanda-tanda flebitis.
D S
Skala otot 55555555

5555 5555
Keterangan :

5 : Pergerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa adanya kelelahan otot


(kekuatan otot normal)

4 : Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit tahan

3 : Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi dan tidak melawan tahanan

2 : Pergerakan aktif bagian tubuh dengan mengeleminasi gravitasi

1 : Kejapan yang hampir tidak terdeteksi atau bekas kontraksi dengan


observasi atau palpasi

0 : Kontaksi otot tidak terdeteksi

Kulit : Keadaan umum turgor kulit kembali <2 detik, kulit tidak
tampak pucat, tidak tampak adanya luka pada
permukaan kulit.

Tanda vital : RR: 22x/menit


T: 36,2 C
Nadi: 110x/menit

L. Pengkajian Nyeri

Pengkajian Nyeri dengan Wong-Baker FACES Pain Rating Scale (3-7 tahun)

Tidak Sakit Sedikit Lebih Sakit Sakit


sedikit lebih sakit lagi sekali hebat
Sakit sakit

(Wong-Baker FACES Rating Scale: From Wong DL, Hackenberry-Eaton M,


Wilson D, Winkelstein ML, Schwartz P: Wong’s Essentials of Pediatric Nursing,
6/e, St. Louis, 2001,

 Jelaskan kepada anak bahwa setiap wajah menggambarkan ada atau


tidaknya rasa nyeri yang dirasakannya.
 Gambar 0 sampai 5 menunjukkan orang yang merasa senang karena ia
tidak memiliki rasa nyeri (sakit) atau gambar orang yang mengalami
kesulitan/ sedih karena dia memiliki beberapa atau banyak rasa sakit.
 Keterangan:
Wajah 0 : sangat senang karena tidak ada rasa sakit sama sekali.
Wajah 1 : rasa sakit hanya sedikit.

Wajah 2 : rasa sakit sedikit lebih (agak sakit).

Wajah 3 : rasa sakit agak lebih (sakit sekali).

Wajah 4 : rasa sakit yang dalam (sangat sakit sekali).

Wajah 5 : rasa sakit yang hebat (sangat kesakitan/ nyeri hebat)


meskipun anak tidak harus menangis karena merasa ini
buruk.

 Instruksi kata singkat: Meminta anak tersebut untuk memilih wajah yang
paling menggambarkan bagaimana yang rasa sakit yang ia rasakan.
Arahkan ke setiap wajah menggunakan kata-kata untuk menggambarkan
intensitas nyeri. Minta anak untuk memilih wajah yang paling
menggambarkan rasa sakit yang dialami dirinya dan perawat merekam
nomor yang sesuai.
= Wajah 1 : rasa sakit hanya sedikit.

M. PENGKAJIAN HOSPITALISASI
1. Pengalaman sebelumnya terhadap sakit yang membuat trauma pada anak
dan keluarga:
Keluarga pasien mengatakan ada rasa khawatir ketika melihat anaknya jika
diare sering terjadi
2. Sistem pendukung yang tersedia saat anak sakit:
Keluarga mengatakan karena dekat dengan fasilitas kesehatan seperti Rumah
Sakit jadi ketika penyakit anaknya kembuh langsung dibawa ke Rumah Sakit
3. Kemampuan koping yang dimiliki anak:
Keluarga menghadapi masalah yang sedang dialami anaknya dengan cukup
tenang sehingga dapat mencari jalan keluar terbaik untuk kesembuhan si
anak
2. Kemampuan koping yang dimiliki keluarga : Keluarga sangat berperan penting
dalam menjaga anaknya apalagi didalam kehidupan sehari-hari anaknya
untuk menjaga supaya anak bias tumbuh kembang dengan baik dan berusaha
membuat anak bahagia
3. Reaksi anak dan keluarga terhadap perpisahan yang dialami anak : tidak ada
reaksi karena belum perna terpisah dengan anak
4. Reaksi anak dan keluarga terhadap perlukaan, prosedur medis dan tindakan
keperawatan yang dialami anak : Hubungan pasien dan keluarga dengan
tenaga medis lainya baik ketika perawat berinteraksi dengan pasien dan
keluarga di sambut dengan baik dan bias di ajak kerjasama untuk
kesembuhan pasien.
5. Reaksi anak dan keluarga terhadap kehilangan yang dialami anak :
tidak ada reaksi karena belum perna kehilangan yang dialami anak
6. Reaksi anak dan keluarga terhadap rasa nyeri/ rasa sakit yang dialami anak :
reaksi keluarga terhadap rasa sakit yang dialami menerima penyakit yang
dialami anak dan berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhan anak
7. Reaksi anak dan keluarga terhadap perubahan lingkungan dan kebiasaan sehari-
hari :
Keluarga pasien mengatan sudah mulai menerima dan mensykuri anak dan
keluarga terhadap perubahan lingkungan dan kebiasaan sehari-hari

10. Reaksi anak dan keluarga terhadap kondisi kesehatan, penyakit yang bertambah
parah/buruk/komplikasi:
Keluarga mengatan terhadap rasa sakit yang dialami menerima penyakit yang
dialami anak dan berdoa kepada Allah SWT untuk kesembuhan anak

N. PENGKAJIAN RESIKO JATUH PADA BAYI/ ANAK


Parameter Kriteria Nilai Skor

< 3 tahun 4 4

3 – 7 tahun 3
Umur
7 – 13 tahun 2
SKRINING RISIKO JATUH (Humpthy Dumpty)

≥ 13 tahun 1

Laki-laki 2 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1

Kelainan neurologi 4

Perubahan dalam oksigenasi (masalah 3 3


sal. Nafas, anemia, dehidrasi, anoreksia,
Diagnosis sakit kepala, sinkop/pusing, dll)

Kelainan psikis/ perilaku 2

Diagnosis lain 1

Tidak menyadari keterbatasan 3 3


Gangguan
Lupa akan keterbatasan diri 2 2
Kognitif
Sadar akan kemampuan sendiri 1

Faktor Riwayat jatuh dari tempat tidur saat bayi 4


Lingkungan – anak
Pasien menggunakan alat bantu atau 3 3
tempat tidur bayi/ pencahayaan

Pasien berada di tempat tidur 2 2

Rawat Jalan 1

Respon Dalam 24 jam 3


terhadap
operasi/ obat Dalam 48 jam 2
penenang/
efek anastesi >48 jam/ tidak ada 1 1

Bermacam-macam obat digunakan: obat 3


sedative (diluar pasien ICU yang sedang
mengalami sedasi dan paralisis),
Penggunaan hipnotik, barbiturate, fenotiazin,
obat antidepresan, laksatif, diuretic, narkotik

Salah satu dari pengobatan diatas 2 2

Pengobatan lain/tidak ada 1

Skor 7 – 11 : Risiko rendah 22


untuk jatuh Skor Minimal :7
TOTAL
Skor ≥ 12 : Risiko tinggi Skor Maksimal : 23
untuk jatuh

O. PENGKAJIAN FLEBITIS
Tanda dan gejala:

o Tempat penusukan tampak sehat o Adanya kemerahan


o Adanya nyeri : o Adanya pembengkakan
o Di dekat tempat penusukan o Vena teraba keras
o Pada tempat penusukan o Pireksia
o Di sepanjang kanula

*) Beri tanda centang () pada tanda dan


gejala dari phlebitis yang muncul ()

Grade Phlebitis/ Interpretasi 0 / Tidak ada tanda phlebitis

Visual Infusion Phlebitis Scale

Tanda dan Gejala Grade/ Intervensi


Interpretasi
Derajat

Tempat penusukan Tidak ada tanda Observasi tempat


0
tampak sehat phlebitis penusukan kanula

Terdapat salah satu dari


tanda berikut:
Kemungkinan
Observasi tempat
 Nyeri didekat tempat 1 tanda-tanda
penusukan kanula
penusukan pertama phlebitis
 Kemerahan di dekat
tempat penusukan
Terdapat dua dari tanda
berikut:
Ganti tempat
 Adanya nyeri tempat Stadium dini penusukan kanula
2
penusukan phlebitis
Pikirkan terapi lanjutan
 Adanya kemerahan
 Adanya
pembengkakan
Terdapat semua dari
tanda berikut:
Ganti tempat
 Nyeri disepanjang Stadium moderat penusukan kanula
3
kanula phlebitis
Pikirkan terapi lanjutan
 Adanya kemerahan
 Adanya
pembengkakan
Terdapat semua dari
tanda berikut:
Tahap lanjutan Ganti tempat
 Nyeri disepanjang penusukan kanula
kanula 4 phlebitis atau awal
 Adanya kemerahan thrombophlebitis Pikirkan terapi lanjutan
 Adanya
pembengkakan
 Vena teraba keras
Terdapat semua dari
tanda berikut:

 Nyeri disepanjang Lakukan terapi


kanula Stadium lanjutan
5 Ganti kanula dan
 Adanya kemerahan thrombophlebitis
tempat penusukannya
 Adanya
pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksia
P. DATA FOKUS
DS:

1. Ibu pasien mengatakan anaknya diare sejak ± 1 hari yang lalu


2. Ibu pasien mengatakan diare sebanyak >5 kali, konsistensi cair, berlendir
3. Ibu pasien mengatakan anaknya diare sejak ± 1 hari yang lalu
4. Diare sebanyak >5 kali, konsistensi cair, berlendir

DO:

- Anak tampak lemas


- Mukosa bibir tampak kering
- Bising usus meningkat 32x/mnt
- Anak tampak rewel
- BAK 5 x sehari
- Suhu 36,5 C
- Eritrosit 5.07 H ribu/uL Hematrokit 33.4* % Leukosit 11,4 ribu/uL

Q. ANALISIS DATA
MASALAH
DATA KLIEN ETIOLOGI
KEPERAWATAN

DS Proses Infeksi
Diare
- Ibu pasien mengatakan anaknya diare (D.0020)
sejak ± 1 hari yang lalu
- Ibu pasien mengatakan diare sebanyak
>5 kali, konsistensi cair, berlendir

DO

- Anak tampak lemas


- Mukosa bibir tampak kering
- Bising usus meningkat 32x/mnt
- Anak tampak rewel
- Eritrosit 5.07 H ribu/uL Hematrokit
33.4* % Leukosit 11,4 ribu/uL

Faktor Resiko : Resiko


Hipovolemia
- Ibu pasien mengatakan anaknya diare (D.0034)
sejak ± 1 hari yang lalu
- Diare sebanyak >5 kali, konsistensi
cair, berlendir
- Anak tampak lemas
- Bibir tampak kering
- Anak tampak rewel
- BAK 5 x sehari
- Suhu 36,5 C
Resiko Jatuh
Faktor Risiko (D. 0143)
TTV:
- Suhu 36,5 C
- Bising usus meningkat 32x/mnt
- Pengkajian Resiko Jatuh Pada Bayi/
Anak dengan skor = 22
- Skor ≥ 12 : Risiko tinggi untuk
jatuh
- Usia 1 tahun

R. PRIORITAS MASALAH
1. Diare b.d proses infeksi
2. Risiko hypovolemia
3. Risiko Jatuh

S. Rencana Keperawatan
r

T.
Tgl Pengkajian : 23/03/22 Nama Pasien : An. M Alamat rumah : Banjarmasin
Nama Mhs : Sylvi Umur : 1 tahun Nama ayah / ibu : Tn. E/Ny.A
Ruang Praktek : Anak Jenis Kelamin : Laki-laki Telepon yang dihubungi : -
Nama Dokter :dr. T No. Rekam Medis : 1-xx-2- Diagnosa Medis : Diare

Diagnosa Perencanaan
Keperawatan
Hari/
(Data Obyektif Tujuan keperawatan, Intervensi keperawatan
Tanggal
dan Data Kriteria Evaluasi
Subyektif)

Rabu Diare (D.0020) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Diare (I.03101)


23/03/22 keperawatan selama 1x30
DS Observasi
menit masalah keperawatan
- Ibu pasien diare dapat teratasi dengan
1. Identifikasi penyebab diare (mis,
mengatakan kriteria hasil:
anaknya inflamasi gastointestinal, isritasi
diare sejak Eliminasi Fekal (L.04033) pastrointestinal, proses infeksi,
± 1 hari
yang lalu 1. Kontrol pengeluaran malabsorpsi)
- Ibu pasien 2. Identifikasi riwayat pemberian
mengatakan feses, menurun (1) ke
diare meningkat (5) makanan
sebanyak 3. Identifikasi gejala invaginasi (mis,
>5 kali, 2. Defekasi, dari meningkat
konsistensi (1) ke menurun (5) tangisan keras, kepucatan pada bayi)
cair,
3. Konsistensi feses, 4. Monitor warna, volume, frekuensi dan
berlendir
memburuk (1) ke konsistensi tinja
DO
membaik (5) 5. Monitor tanda dan gejala
- Anak 4. Frekuensi defekasi, dari hypovelemia (mis. Takikardi, nadi
tampak
lemas memburuk (1) ke teraba lemah, turgo kulit menurun,
- Mukosa membaik (5) mukosa bibir kering, CRT , BB
bibir tampak
kering menurun)
- Bising usus 6. Monitor iritasi dan ulserasi kulit
meningkat
35x/mnt didaerah perineal
- Anak 7. Monitor jumlah pengeluaran dare
tampak
rewel

Teraupetik

1. Berikan asupan cairan oral (mis.


Larutan garam gula, oralit, pedialyte,
renalyte)
2. Anjurkan jalur intavena
3. Berikan cairan intravena (mis. Ringer
asetat, ringer laktat), jika perlu
4. Ambil sempel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit
5. Ambil sampel feses untk kultur, jika
perlu

Edukasi

1. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian medikasi

Rabu Resiko Keseimbangan Cairan Pemantauan Elektrolit (I.03122)


23/03/22 Hipovolemia (L.03020) Observasi
(D.0034) Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemungkinan penyebab
DS keperawatan selama 1x30 ketidakseimbangan elektrolit
menit elektrolit tidak
- Ibu pasien 2. Monitor asupan cairan
seimbang teratasi dengan
mengatakan 3. Monitor mual, muntah
kriteria hasil:
anaknya
diare sejak
± 1 hari
yang lalu
- Diare
sebanyak
>5 kali,
konsistensi
cair, 4. Moniror asupan makanan
5. Monitor BB
DO
1. Asupan cairan, dari Teraupetik
- Anak
tampak menurun (1) ke 1. Atur interval pemantauan
lemas meningkat (5)
- Bibir tampak 2. Dokumentasikan hasil pemantauan
kering 2. Kelembaban membrane Edukasi
- Anak mukosa , dari menurun
tampak 1. Jelaskan tujuan prosedur
rewel (1) ke meningkat (5)
- BAK 5 x pemantauan
3. Asupan makanan, dari
sehari 2. Informasikan hasil
menurun (1) ke
Suhu 36,5 C pendokumentasian
meningkat (5)
Kolaborasi
1.
2.
Kolaborasi pemberian medikasi

3.

4.
5.
6.
7.
8.
9.
Rabu Resiko Jatuh (D. TINGKAT JATUH MANAJEMEN KESEHATAN
23/03/22 0143) ( L.14138) LINGKUNGAN (I.14513)
Setelah dilakukan tindakan
Faktor Risiko keperawatan diharapkan Observasi
TTV: Resiko jatuh menurun - Identifikasi kebutuhan keselamatan
- Suhu ( mis, kondisi fisik, fungsi kognitif,
dengan kriteria hasil :
36,5 C - Jatuh dari tempat tidur dan riwayat perilaku)
- Bising (meningkat) ke skala 5 - Memonitor perubahan status
keselamatan lingkungan
usus (menurun)
Terapeutik
meningka - Jatuh saat berdiri dari
- Hilangkan bahaya keselamatan
t 32x/mnt skla 1 (meningkat) ke lingkungan ( mis, fisik, biologi dan
skala 5 (menurun) kimia ) jika memungkinkan
- Pengkajian
- Jatuh saat berjalan - Modifikasi lingkungan untuk
Resiko Jatuh (meningkat) ke skala 5 meminimalisir bahaya risiko
Pada Bayi/ (menurun) - Sediakan alat bantu keamnan
Anak dengan lingkungan ( mis, pegangan tangan)
skor = 22 - Lakukan skrining bahaya lingkungan
- Skor ≥ 12 :
Risiko Edukasi
tinggi untuk - Ajarkan individu dan keluarga resiko
jatuh tinggi bahaya lingkungan
- Usia 1 tahun

Hari/ Nomer
T. IMPLEMENTASI dan Catatan Perkrmbangan
Implementasi Evaluasi Tanda
Tgl Diagnosa Jam
keperawatan keperawatan tangan
Keperawatan

Kamis
1 19.00 Observasi S:

24/03/22 1. Mengidentifikasi penyebab 1. Keluarga pasien


diare (mis, inflamasi mengatakan
gastointestinal, isritasi anaknya diare
pastrointestinal, proses sejak ± 1 hari yang
infeksi, malabsorpsi) lalu
2. Mengidentifikasi riwayat 2. Diare sebanyak >
19.10 pemberian makanan 5x, konsistensi
( Keluarga pasien cair, berlendir
mengatakan anaknya
hanya meminum susu O:
formula) 1. Anak tampak
3. Mengidentifikasi gejala lemas
invaginasi (mis, tangisan 2. Anak tampak rewel
keras, kepucatan pada 3. Status cairan 1.350
19.20
bayi) tidak didapatkan ml
hasil A:
4. Memonitor warna, volume,
Masalah belum
frekuensi dan konsistensi teratasi
tinja ( Warna kuning,
P
frekuesni cair dan BAB 5x)
5. Memonitor tanda dan Lanjutkan intervensi
gejala hypovelemia (mis.
1. Memonitor warna,
Takikardi, nadi teraba volume, frekuensi
lemah, turgo kulit dan konsistensi
menurun, mukosa bibir tinja ( Warna
19.22
kering, CRT , BB kuning, frekuesni
menurun) pada pasien cair dan BAB 10x)
tampak mukosa bibir 2. Memonitor tanda
kering. dan gejala
6. Memonitor iritasi dan hypovelemia (mis.
19.30
ulserasi kulit didaerah Takikardi, nadi
perineal (tidak ada) teraba lemah, turgo
7. Memonitor jumlah kulit menurun,
pengeluaran dare mukosa bibir
(Keluarga mengatakan kering, CRT , BB
anaknya sebanyak 5x) menurun) pada
pasien tampak
mukosa bibir
Teraupetik
kering.
1. Memberikan asupan 3. Memonitor iritasi
cairan oral (mis. Larutan dan ulserasi kulit
garam gula, oralit, didaerah perineal
pedialyte, renalyte) pasien (Masih belum ada
diberikan Zinc drop 1 X tanda-tanda iritasi)
0,5 ml 4. Memonitor jumlah
2. Menganjurkan jalur pengeluaran dare
intavena (dilakukan (Keluarga
pemberian melalui mengatakan
intravena pada bagian anaknya sebanyak
tangan dextra) 5x)
3. Memberikan cairan 5. Memberikan cairan
intravena ( Diberikan infus intravena
Kaen 3B 1000 ml/ 24 jam) ( Diberikan infus
4. Mengambil sempel darah Kaen 3B 650 ml/
untuk pemeriksaan darah 24 jam)
lengkap dan elektrolit 6. Mengambil sempel
(dilakukan pengambilan darah untuk
darah untuk pemeriksaan pemeriksaan darah
darah lengkap pada jam lengkap dan
13.01) didapatkan hasil elektrolit (dilakukan
(Eritrosit pengambilan darah
5.07 H ribu/uL Hematrokit untuk pemeriksaan
33.4* % Leukosit 11,4 darah lengkap pada
ribu/uL jam 13.15)
5. Mengambil sampel feses didapatkan hasil
untk kultur (mengambil Eritrosit
sempel feses) 5.07 H ribu/uL
Hematrokit 33.4* %
Leukosit 11,4
Edukasi
ribu/uL*)
1. Menganjurkan 6. Mengambil sampel
melanjutkan pemberian
feses untk kultur
susu formula
1. Menganjurkan cuci (mengambil
tangan kerena sempel feses)
menurut (Ni Komang
Dessy
Kumarayanti1, I
Gede Yasa
Asmara1, I Ketut)
Efektivitas Edukasi
Cuci Tangan
Pakai Sabun
(Ctps) Terhadap
Upaya Pencegahan
Diare efektif untuk
pencegahan diare.

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian

- Zinc drop 1 X 0,5


- Ondancentrone 1 mg
- Cefriaxon 2x 500 mg

Kamis
2 20.00 Observasi S:

24/03/22 1. Keluarga pasien


1. Mengidentifikasi
mengatakan
kemungkinan penyebab
anaknya diare
ketidakseimbangan
sejak ± 1 hari yang
elektrolit
lalu
2. Memonitor asupan cairan 2. Diare sebanyak 4

20.10 3. Memonitor mual, muntah kali, konsistensi


(keluarga pasien cair,
mengatakan tidak ada O:
mual dan muntah) 1. Anak tampak
4. Memonitor asupan lemas
makanan (keluarga 2. Anak tampak rewel
pasien menngatakan 3. BAK 4 x sehari
memberikan susu 4. Suhu 36,50C
20.20 formula jika pasien
merasa haus maupun A:

lapar) Masalah belum


5. Memonitor BB (BB 6.5) teratasi

P:
Teraupetik
Lanjutkan intervensi

1. Mendokumentasikan 1. Mengidentifikasi
hasil pemantauan kemungkinan
penyebab

Edukasi ketidakseimbangan
elektrolit
1. Menjelaskan tujuan 2. Memonitor asupan
prosedur pemantauan cairan
20.45
2. Menginformasikan hasil 3. Memonitor mual,
pendokumentasian muntah (keluarga
pasien
mengatakan tidak
Kolaborasi
ada mual dan
1. Kolaborasi pemberian muntah)
medikasi antimual 4. Memonitor asupan
(Diberikan infus makanan (keluarga
KAEN3B1000 cc/jam pasien
2. Infus RL 500 cc/24 jam 15 menngatakan
tpm memberikan susu
formula jika pasien
merasa haus
maupun lapar)
Memonitor BB (BB
6.5)

MANAJEMEN S:
KESEHATAN - keluarga
LINGKUNGAN (I.14513) mengatakan
Observasi mengerti akan
- Mengidentifikasi resiko tinggi
kebutuhan keselamatan ( bahaya
mis, kondisi fisik, fungsi lingkungan
kognitif, dan riwayat O:
perilaku) - Pasien tampak
- Memonitor perubahan lemah berbaring
status keselamatan ditempat tidur
lingkungan A : masalah belum
Terapeutik
teratasi
- Mengilangkan bahaya
keselamatan lingkungan P : intervensi
( mis, fisik, biologi dan
dilanjutkan
kimia ) jika
memungkinkan I : Intervensi
- Memodifikasi lingkungan
- Mengidentifikasi
untuk meminimalisir
kebutuhan
bahaya risiko
keselamatan ( mis,
- Menyediakan alat bantu
kondisi fisik, fungsi
keamnan lingkungan
kognitif, dan
( mis, pegangan tangan)
riwayat perilaku)
- Melakukan skrining
- Memonitor
Kamis bahaya lingkungan
perubahan status
3 20:00
Edukasi
keselamatan
24/03/22 lingkungan
- Mengajarkan individu
- Mengilangkan
dan keluarga resiko
bahaya
tinggi bahaya lingkungan
keselamatan
lingkungan ( mis,
fisik, biologi dan
kimia ) jika
memungkinkan
- Memodifikasi
lingkungan untuk
meminimalisir
bahaya risiko
- Menyediakan alat
bantu keamnan
lingkungan ( mis,
pegangan tangan)
- Melakukan
skrining bahaya
lingkungan
Mengajarkan individu
dan keluarga resiko
tinggi bahaya
lingkungan
U. CPPT (Catatan Perkembangan)

Hari pertama (Jumat, 25 Maret 2022)

Instruksi PPA
Paraf
Profesional Termasuk pasca
Hari / Diagnosa Evaluasi (nama,
No Pukul Pemberi bedah/kemoterapi
Tanggal Keperawatan (SOAPIE) paraf, tgl,
Asuhan (di tulis jelas dan
jam)
rinci)

1 Jumat, 21.00 Diare S:


25/0322 Sylvi
Wulandari 1. Keluarga pasien mengatakan
Eliminasi Fekal anaknya masih BAB tetapi tidak
(L.04033)
sebanyak sebelum masuk rumah
1.Kontrol sakit
pengeluaran 2. Diare sebanyak 3 x, konsistensi
feses, menurun cair, berlendir
(1) ke meningkat O:
(5)
1. Status cairan 1.350 ml
2.Defekasi, dari 2.
meningkat (1) ke 3. Bising usus meningkat 32x/mnt
menurun (5) 4. Mukosa bibir tampak kering
3.Konsistensi 5. Anak tampak lemas
feses, memburuk 6. Anak tampak rewel
(1) ke membaik
(5)
1. Frekuensi
defekasi, dari A:
memburuk (1) ke
Masalah belum teratasi
membaik (5)
1.
P:

Lanjutkan intervensi

I:
1. Memonitor warna, volume,
frekuensi dan konsistensi tinja
( Warna kuning, frekuesni cair dan
BAB 4 x)
2. Memonitor tanda dan gejala
hypovelemia (mis. Takikardi, nadi
teraba lemah, turgo kulit menurun,
mukosa bibir kering, CRT , BB
menurun) pada pasien tampak
mukosa bibir kering.
3. Memonitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perineal (tidak ada tanda-
tanda iritasi )
4. Memonitor jumlah pengeluaran dare
(Keluarga mengatakan anaknya
sebanyak 4x)
5. Memberikan cairan intravena
( Diberikan infus Kaen 3B 1000 ml/
24 jam)
7. Mengambil sempel darah untuk
pemeriksaan darah lengkap dan
elektrolit (dilakukan pengambilan
darah untuk pemeriksaan darah
lengkap pada jam 13.15) didapatkan
hasil Eritrosit
5.07 H ribu/uL Hematrokit 33.4* %
Leukosit 11,4 ribu/uL*)

6. Mengambil sampel feses untk kultur


(mengambil sempel feses)
E:

1. Keluarga mengatakan BAB sudah


mulai berkurang yaitu 3 x
1. RR: 35x/menit
2. Anak tampak lemas

2 Jumat, 21. 30 Risiko Sylvi S:


25/0322 Hipovolemia Wulandari 1.Keluarga pasien mengatakan
1. Asupan cairan, anaknya diare anaknya tidak
dari menurun sebanyak kemaren
(1) ke 2.Diare sebanyak 2 kali, konsistensi
meningkat (5) sudah tidak cair
2. Haluan urine, O:
dari menurun
1. Anak tampak lemas
(1) ke
2. Anak tampak rewel
meningkat (5)
3. BAK 3x sehari
3. Asupan
4. Suhu 36,70C
makanan, dari
menurun (1) ke A:
meningkat (5)
Masalah teratasi
4. Berat badan,
memburuk (1)
ke meningkat
P:
(5)
Intervensi dihentikan
I:
E: -
1. Keluarga pasien mengatakan
anaknya diare anaknya tidak
sebanyak kemaren
2.Diare sebanyak 2 kali, konsistensi
sudah tidak cair
3 Jumat, 21:40 Risiko Jatuh Sylvi S:
25/0322 - Jatuh dari tempat Wulandari - keluarga mengatakan mengerti
tidur akan resiko tinggi bahaya
lingkungan
(meningkat) ke O:
skala 5 - Pasien tampak duduk dan dijaga
(menurun) oleh orang tua
- Jatuh saat berdiri A : masalah teratasi
dari skla 1 P : intervensi dihentikan
(meningkat) ke I:
skala 5
E: -
(menurun)
- Jatuh saa berjalan - keluarga mengatakan mengerti
(meningkat) ke akan resiko tinggi bahaya
lingkungan
skala 5
(menurun)
V. Discharge Planing
Perawat dapat memberikan discharge planning kepada klien dan keluarga dirumah
berupa :
 Memberitahukan untuk anaknya memakai masker, dan menjauhi lingkungan
yang rentan terhadap penyakit menular
 Memberitahukan untuk tetap jaga kebersihan dan tidak dianjurkan untuk
makanan jajan sembarang
 Mengajarkan pada klien tentang pemberian obat dosis, rute dan waktu yang
cocok dan menyelesaikan dosis seluruhnya dengan memperhatikan
1. Efek samping
2. Respon klien
3. Berikan informasi pada klien tentang cara cara pengendalian infeksi serta
cara pencegahannya
4. Hindari pemajanan kontak infeksius
5. Gizi seimbang dan cukup sesuai kebutuhan klien
6. Hindari asap rokok atau asap bersifat karsinogenik lainnya
7. selalu rutin terhadap cek kesehatan anak terutama cek suhu

Banjarmasin, Maret 2020

Ttd dan nama perawat

Sylvi Wulandari

Anda mungkin juga menyukai