Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

DI BANGSAL KARTIKA 2 RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri

Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun Oleh:

Ridha Wahyuningtias

20/458098/KU/22372

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN

KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2021
PENGKAJIAN GORDON
Tanggal pengkajian : 22 Februari 2021
Yang mengkaji : Ridha Wahyuningtias
REKAM ASUHAN Instalasi: Rawat Inap Tgl Masuk : 21 Februari
KEPERAWATAN Lantai: 2 2021
PENGKAJIAN
Ruang: Kartika 2 Dari : IGD
Kelas : 3
Tanggal pengkajian: 22 Februari 2021
I. Pengkajian diperoleh dari:
Keluarga : Ibu T
Hubungan dengan pasien: Ibu Kandung
II. Identitas pasien
Nama : An. R Tanggal Lahir : 15 Oktober 2010
Alamat : Kawunglarang, Kab. Ciamis Umur : 2 th 4 bulan
Agama : Islam Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : - Pekerjaan : -
Jumlah anak : - Status perkawinan : -
III. Riwayat pasien
1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit :
Anak laki-laki usia 2 th 4 bulan, sejak bulan Oktober 2020 dikeluhkan ada
benjolan di belakang telinga kanan. Nafsu makan menurun, berobat ke Dokter
Spesialis Anak dikatakan terapi sebagai TB (orang tua mengakatakan sejak minum
obat TB kencing anak berwarna kemerahan) belum pernah dilakukan uji Mantoux
Test.
Sejak 1 BSMRS, anak sering demam naik turun, lemah, nafsu makan menurun,
tampak pucat, benjolan dibelakang telinga bertambah besar dan banyak, uk. paling
besar sebesar telur puyuh, kadang-kadang benjolan dikeluhkan nyeri, juga muncul
banyak benjolan dikedua selangkangan.
Dilakukan FNAB (Fine-needle aspiration) regio colli dextra posterior pada 16
Januari 2021, didapatkan hasil reaktif hiperplasia kelenjar getah bening (KGB) colli
posterior dan KGB colli dextra d.d. small round blue cell tumor d.d. limfoma d.d.
neuroblastoma. Sejak didapatkan hasil FNAB tidak mengarah TB, terapi TB
kemudian dihentikan, anak sempat di rawat di RSUD Banjar selama 1 minggu dan
dirujuk ke RSS untuk penanganan lebih lanjut.
2. Riwayat penyakit sekarang :
- Suspek Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)
- Gizi buruk tipe marasmik
- Riwayat reaksi transfusi papulla eritema leher-dada
- Diaper rash
3. Riwayat penyakit dahulu : tidak ada
4. Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah
dilakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus kelolaan.
Masalah atau Dx medis pada saat MRS :
- Suspek Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL)
- Gizi buruk tipe marasmik
- Riwayat reaksi transfusi papulla eritema leher-dada
- Diaper rash
Tindakan yang dilakukan di Poliklinik
- Kebutuhan cairan dipenuhi 90% dengan IVFD D5 ½ NS 30 ml/jam, sisanya per
oral
- Parasetamol 150 mg/6 jam (analgesik) IV
- Ceftriaxone 800 mg/24 jam (antibiotik) IV
- Ambil sampel lab dan PMI
IV. Pengkajian pola Gordon
1. Persepsi kesehatan – pola manajemen kesehatan
Persepsi pasien terhadap status kesehatan di masa lalu :
Ibu mengatakan An. R salah pendiagnosaan dari TB menjadi suspek ALL. Sejak
pendiagnosisan dan terapi TB ditegakkan, An. S menjadi tidak nafsu makan dan
sering demam.

Persepsi pasien terhadap status kesehatannya saat ini :


Ibu mengatakan An. R sejak sakit sering menangis rewel dibanding sebelum sakit
yang suka bermain dengan teman-temannya.

Pengetahuan tentang penyakit dan perilaku pencegahan :


Ibu An. R mengetahui bahwa An. R dari awal tidak sakit TB melainkan ada tumor
pada tubuh anaknya. Ibu sangat supportif untuk membantu pengobatan An. R
hingga sembuh

2. Pola nutrisi – metabolism


Antropometri
BB: 10 kg TB: 90 cm
LILA: 11 cm WAZ: -2,07, HAZ: -0,12, WHZ: -3
Z < -3 SD (Gizi Buruk)
Clinical sign:
Anak tampak sangat kurus, tampak lemah, rewel saat diperiksa, tidak menggunakan
NGT
Diet
Intake makanan : Nasi (namun anak masih sulit untuk makan nasi, hanya mau
minum susu)
Intake cairan : Susu, Air putih, Cairan Infus D5 ½ NS

3. Pola eliminasi
Kandung kemih : Baik. Warna urin jernih (kadang bisa ganti pampers 3-4 kali
sehari
Bowel : 1 x 24 jam. Warna kuning kecokelatan.

4. Pola aktivitas – latihan


Selama sakit pasien tidak mampu berjalan, mobilisasi dibantu oleh keluarga
Kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari :
- Ambulating : dibantu orang lain (2)
- Mandi : dibantu orang lain (2)
- Dressing/grooming: dibantu orang lain (2)
- Mengurus diri (oral hygiene): dibantu orang lain dan alat (3)
- Toileting : dibantu orang lain dan alat (3)
(0 : mandiri; 1 : alat bantu; 2 : dibantu orang lain; 3 : dibantu orang lain dan alat; 4 :
tergantung total)

5. Pola tidur – Istirahat


Bagaimana pola tidur pasien biasanya : selama dibangsal, keluarga mengatakan
pola tidurnya sama dengan saat dirumah (tidur sekitar pukul 10-11 malam hingga
pagi, namun terkadang terbangun hanya untuk meminta susu), anak terkadang tidur
siang 1-2 jam sehari.

Masalah dalam tidur : Jika anak demam terkadang rewel untuk memulai tidur

6. Pola persepsi- Kognitif


Adakah defisit dalam persepsi sensori : tidak ada
Adakah keluhan : tidak ada

7. Pola persepsi diri


An S ingin segera sembuh dan pulang. Keluarga sudah lebih mengetahui terapi
yang harus dilakukan untuk anaknya.

8. Pola hubungan peran


Pasien ditunggu oleh Ibunya, terkadang Ayahnya berkunjung

9. Pola fungsional seksual


Tidak terkaji, pasien belum menikah
10. Pola manajemen – Stress koping
An. S terkadang menonton video animasi

11. Sistem kepercayaan nilai


Pasien beragama Islam
V. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Suhu : 37,2o C
Nadi : 101x/menit
Pernapasan : 30x/menit
Kesadaran : Compos Mentis
 CM  Sulit dinilai  Somnolent  soporus  Coma
2. Kepala
Bentuk : Normal
Keluhan yang berhubungan : ada benjolan di belakang telinga kanan, konsistensi
keras.
3. Mata
Ukuran pupil : bulat isokor
Konjungtiva : pucat
Fungsi penglihatan : - Baik
- Alat bantu : Tidak ada
Tanda – tanda radang : Tidak ada
Operasi : Tidak pernah
4. Hidung
Sinus : Tidak ada infeksi perdarahan : Tidak ada
5. Mulut dan tenggorokan
Kesulitan/ggn bicara : Tidak kesulitan
Kesulitan menelan : Tidak kesulitan
6. Pernapasan
Suara paru : Vesikuler kedua paru
Pola napas : Normal
Batuk : Tidak ada Batuk darah : Tidak ada
Sputum : Tidak ada
Nyeri dada : Tidak ada keluhan
Kemampuan melakukan aktivitas : Didampingi
7. Sirkulasi
Nadi perifer : Teraba
Capilary refilling : <2 detik
Distensi vena jugularis : Tidak ada
Suara jantung : Normal
Suara jantung tambahan : Tidak ada
Irama jantung (monitor EKG) : Reguler
Nyeri dada : Tidak ada Edema : Tidak ada
Palpitasi : Tidak ada
Baal : Tidak ada
Clubbing Finger : Tidak ada
Keadaan ekstremitas : Tidak ada
Syncope : Tidak
8. Reproduksi
Penggunaan Kateter : Tidak menggunakan kateter
9. Neurosis
Tingkat kesadaran :
GCS : E:4 V:5 M:6
Disorientasi : Tidak
Tingkah laku menyimpang : Tidak
Riwayat epilepsy/ kejang/Parkinson : Tidak
Reflex : Baik
Kekuatan menggenggam : Baik
Pergerakan esktremitas : Baik
10. Muskuloskeletal
Nyeri : tidak ada
Kemampuan latihan gerak : selama sakit anak tidak mampu berjalan banyak, lebih
banyak di tempat tidur
11. Kulit
Warna : Cokelat
Integritas : Tampak papul eritema regio leher sd dada, multipel tersebar batas tidak
tegas. Ada kemerahan di area sekitar genitalia anak.
Turgor : Baik
PROGRAM TERAPI DOKTER
Ceftriaxone 800 mg/24 jam IV (Antibiotik)
Asam folat 1 mg/24 jam P.O (Vitamin B9)
Zinc 10 mg/24 jam P.O
Paracetamol 180 mg/24 jam P.O (Analgesik)
Citirizine 5 mg/24 jam P.O (Antihistamin)
Vit. A 200.000 IU
DATA PENUNJANG
Hasil Lab Darah (21 Februari 2021)
 Hb: 10,3 g/dL (Rendah)
 Ht: 31,2 % (Rendah)
 AL: 4,13 103/µl
 AT: 11,6 103/µl (Rendah)
 Alb: 3,86 mg/dL
 Na: 139 mmol/L
 K: 4,37 mmol/L
 Cl: 100 mmol/L

Yogyakarta, 22 Februari 2021

Ridha Wahyuningtias
NIM. 20/458098/KU/22372
ANALISIS DATA

DATA PENYEBAB MASALAH


DS: Ibu mengatakan anak tidak nafsu Asupan diet kurang, enggan Ketidakseimbangan nutrisi:
makan hanya makan 3 kali suap nasi dan makan kurang dari kebutuhan
sisanya hanya mau minum susu. Namun, tubuh
ibu mengatakan bahwa anak tidak
memiliki gangguan menelan dan kerusakan
pada gigi.
Ibu mengatakan semenjak anak salah
pendiagnosaan dan diterapi sebagai TB,
BB anak turun drastis sekitar 7 kg.
DO:
 BB: 10 kg, TB: 90 cm
 Z < -3 SD (Gizi Buruk Tipe
Marasmik)
 Anak tampak sangat kurus dan
lemah
 Hb: 10,3 g/dL (Anemia)
 Ht: 31,2 %
DS: Ibu mengatakan setelah transfusi Agens farmaseutika Kerusakan integritas kulit
diberikan anak mengalami alergi di bagian
leher-dada nya, ibu juga mengatakan
bagian bokong dan area genitalia anaknya
juga mengalami kemerahan. Anak tidak
mengeluh nyeri namun gatal
DO:
 Kemerahan menyebar di bagian
dada dan leher serta area genitalia
 Nutrisi anak tidak adekuat, dengan
hanya meminum susu
DS:- Koagulopati inheren Risiko Perdarahan
DO: (trombositopenia)
 AT: 11,6 103/µl (Trombositopenia)
 Hb: 10,3 g/dL (Anemia)
 Ht: 31,2 %
 Tidak ada perdarahan di gusi atau
hidung
 Tidak ada darah di urin maupun
feses
DS: - Prosedur Invasif, Malnutrisi Risiko Infeksi
DO:
 Anak malnutrisi
 AL: 4,13 103/µl
 Terpasang infus H-2
 Suspek Acute Lymphoblastic
Leukemia (ALL)
 Rencana Bone Marrow Puncture
(BMP)
PERENCANAAN KEPERAWATAN

NANDA NOC NIC


Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari Status Nutrisi : Asupan Nutrisi Manajemen Nutrisi
kebutuhan tubuh b.d. asupan diet kurang Setelah dilakukan intervensi keperawatan Aktivitas – aktivitas :
d.d. enggan makan selama 3x24jam, diharapkan kondisi pasien - Tentukan status gizi pasien dan
mengalami perubahan dengan kriteria hasil kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
Indikator Awal Target - Identifikasi adanya alergi atau intoleransi
Asupan kalori 3 4 makanan yang dimiliki pasien
Asupan protein 3 4 - Atur diet (menyediakan makanan tinggi
Asupan vitamin 3 4 protein dan energi)
Keterangan: - Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
1: tidak adekuat - Monitor kalori dan asupan makanan
2: sedikit adekuat
3: cukup adekuat
4: sebagian besar adekuat
5: sepenuhnya adekuat
Kerusakan integritas kulit b.d. agens Integritas Jaringan: Kulit dan Membran Pengecekan Kulit
farmaseutika Mukosa Aktivitas-aktivitas
Setelah dilakukan intervensi keperawatan - Periksa kulit adanya kemerahan,
selama 3x24jam, diharapkan kondisi pasien kehangatan ekstrim
mengalami perubahan dengan kriteria hasil - Amati dan monitor warna, kehangatan,
suhu kulit
Indikator Awal Target - Lakukan langkah-langkah untuk
Eritema 3 4 mencegah kerusakan kulit lebih lanjut
Wajah Pucat 3 4 - Ajarkan anggota keluarga mengenal
Keterangan: tanda-tanda kerusakan kulit
1: berat
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
Risiko Perdarahan b.d. koagulopati Keparahan Kehilangan Darah Pencegahan Perdarahan
inheren (trombositopenia) Setelah dilakukan intervensi keperawatan Aktivitas-aktivitas:
selama 3x24jam, diharapkan kondisi pasien - Catat nilai hemoglobin dan hematokrit
mengalami perubahan dengan kriteria hasil pasien
- Memberikan produk darah dengan
Indikator Awal Target tepat
Penurunan 3 4 - Ajarkan keluarga tanda perdarahan
Hgb (mudah memar, mimisan, gusi
Penurunan 3 4 berdarah, darah di urin atau feses)
Hct
Hematuria 5 5
Keterangan:
1: berat
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
Risiko Infeksi b.d. prosedur invasif d.d. Keparahan Infeksi Perlindungan Infeksi
malnutrisi Setelah dilakukan intervensi keperawatan Aktivitas-aktivitas:
selama 3x24jam, diharapkan kondisi pasien - Monitor adanya tanda dan gejala infeksi
mengalami perubahan dengan kriteria hasil sistemik dan lokal
- Pertahankan asepsis
Indikator Awal Target - Periksa kulit untuk adanya kemerahan,
Kemerahan 5 5 kehangatan ekstrim
Ketidakstabilan 5 5 - Monitor hitung mutlak WBC dan hasil-
suhu hasil diferensial
Hilang nafsu 3 4 - Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
makan - Ajarkan keluarga mengenai tanda dan
Keterangan: gejala infeksi dan kapan harus melapor ke
1: berat petugas kesehatan
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi


23 – 02 - 2021 Ketidakseimbangan Pukul 09.00 – 09.20 WIB S: Ibu mengatakan anak tidak ada alergi makanan tertentu.
nutrisi: kurang dari - Membaca rekam medis pasien Anak hanya mau minum susu.
kebutuhan tubuh b.d. Pukul 09.20 – 09.30 WIB O:
asupan diet kurang d.d. - Menentukan status gizi pasien - KU : tampak lemah, compos mentis
enggan makan dan kemampuan pasien untuk - Tidak ada muntah
memenuhi kebutuhan gizi - Suhu : 37,2o C
- Identifikasi adanya alergi atau - Nadi : 110 x/menit
intoleransi makanan yang - RR : 24 x/menit
dimiliki pasien - BB : 10 kg, TB: 90 cm
Pukul 09.20 – 09.30 WIB - WAZ: -2,07, HAZ: -0,12, WHZ: -3
- Atur diet (menyediakan - Z < -3 SD (Gizi Buruk)
makanan tinggi protein dan Keb. Nutrisi yang direncanakan (TETP)
energi) - Kebutuhan Energi (E): 85-100 kkal/kg BBA (800 -
- Monitor TTV 1000 kkal)
- Kebutuhan protein (P): 1-1,5 gram/ kg BBA (10-15
gram)
- Kebutuhan cairan (C): 130 cc/kg BBA (1300
cc/hari)
A: masalah belum teratasi

Indikator A T C
Asupan kalori 3 4 3
Asupan protein 3 4 3
Asupan vitamin 3 4 3
P: atur diet (menyediakan makanan tinggi protein, sedia
tinggi energi), monitor kalori dan asupan makanan,
menawarkan makanan ringan yang biasanya disukai anak
24-02-2021 Ketidakseimbangan Pukul 09.30 – 10.00 WIB S: Ibu mengatakan anak masih tidak mau makan nasi.
nutrisi: kurang dari Anak hanya mau minum susu. Ibu mengatakan anak tidak
- Membaca rekam medis pasien
kebutuhan tubuh b.d. - Tawarkan makanan ringan (telur mau makanan yang ditawarkan (telur puyuh, tempe)
asupan diet kurang d.d. puyuh, tempe) O:
enggan makan - Monitor kalori dan asupan - KU : rewel saat dikaji, compos mentis
makanan - Tidak ada muntah
- Monitor TTV - Suhu : 36,3o C
- Nadi : 110 x/menit
- RR : 24 x/menit
- BB : 10 kg, TB: 90 cm
- Terpasang D5 ½ NS 15 tpm
- CM : 750 cc (susu, air putih, dan infus)  belum
memenuhi kebutuhan cairan, namun sudah hampir
memenuhi kebutuhan protein
- Anak diberikan Vit A 200.000 IU, As. Folat 1
mg/hari, dan Zinc 10 mg/hari
A: masalah sebagian teratasi

Indikator A T C
Asupan kalori 3 4 3
Asupan protein 3 4 3
Asupan vitamin 3 4 4
P: menyediakan makanan tinggi protein, sedia tinggi
energi, monitor kalori dan asupan makanan, menawarkan
makanan ringan yang biasanya disukai anak
25-02-2021 Ketidakseimbangan Pukul 09.30 – 10.00 WIB S: Ibu mengatakan anak sudah mau makanan yang
nutrisi: kurang dari ditawarkan namun hanya telur puyuh 3 tusuk dan nasi 3
- Membaca rekam medis pasien
kebutuhan tubuh b.d. - Tawarkan makanan ringan (telur suap sisanya hanya mau minum susu
asupan diet kurang d.d. O:
puyuh, biskuit tempe)
enggan makan - KU : rewel saat dikaji, compos mentis
- Monitor kalori dan asupan
- Tidak ada muntah
makanan
- Suhu : 37,6o C
- Monitor TTV
- Nadi : 122 x/menit
- RR : 24 x/menit
- BB : 10 kg, TB: 90 cm
- Terpasang D5 ½ NS 15 tpm
- CM : 1130 cc (susu, air putih, dan infus) 
memenuhi kebutuhan cairan, sudah memenuhi
kebutuhan protein
- Anak diberikan Vit A 200.000 IU, As. Folat 1
mg/hari, dan Zinc 10 mg/hari
A: masalah teratasi

Indikator A T C
Asupan kalori 3 4 4
Asupan protein 3 4 4
Asupan vitamin 3 4 4
P: menyediakan makanan tinggi protein, sedia tinggi
energi, monitor kalori dan asupan makanan, tetap
menawarkan makanan ringan (roti, biskuit, telur puyuh)
23-02-2021 Kerusakan integritas Pukul 09.30 – 10.15 WIB S: Ibu mengatakan bagian leher-dada kulitnya masih
kulit b.d. agens - Membaca status pasien kemerahan, menurut ibu karena riwayat alergi pada
farmaseutika - Periksa kulit pasien adanya transfusi. Ibu juga mengatakan anak alergi pada pampers
kemerahan, kehangatan ekstrim yang digunakan akibatnya anak sering mengeluh gatal pada
- Amati warna, suhu kulit area genitalia dan diberikan bedak tabur gatal
- Lakukan langkah-langkah untuk O:
mencegah kerusakan kulit lebih - KU : tampak lemah, compos mentis
lanjut (Pemberian antihistamin) - Suhu : 37,2o C
- Monitor TTV - Nadi : 110 x/menit
- RR : 24 x/menit
- Kulit kemerahan dibagian leher-dada serta area
sekitar genitalia
- Anak diberikan terapi Citirizine 5 mg/hari
(Antihistamin), Paracetamol 180 mg/hari
(Analgesik)
A: masalah belum teratasi
Indikator A T C
Eritema 3 4 3
Wajah Pucat 3 4 3
P: Monitoring kulit pasien dari warna, tekstur, suhu kulit.
Berikan terapi antihistamin. Ajarkan keluarga mengenai
tanda-tanda kerusakan kulit.
24-02-2021 Kerusakan integritas Pukul 09.30 – 10.15 WIB S: Ibu mengatakan kemerahan pada leher-dada masih
kulit b.d. agens - Membaca status pasien namun sudah lebih membaik. Area genitalia masih
farmaseutika - Periksa kulit pasien adanya kemerahan dan ibu disarankan agar jangan terlalu ketat
kemerahan, kehangatan ekstrim memakaikan pampers dan jika gatal hanya perlu diusap
- Monitor warna dan suhu kulit O:
- Lakukan langkah-langkah untuk - KU : cukup tidak tampak pucat, compos mentis
mencegah kerusakan kulit lebih - Suhu : 36,3o C
lanjut (Pemberian antihistamin) - Nadi : 110 x/menit
- Monitor TTV - RR : 24 x/menit
- Edukasi pada keluarga tentang - Kulit kemerahan dibagian leher-dada berkurang
tanda-tanda keruskaan kulit namun area sekitar genitalia masih kemerahan
- Anak diberikan terapi Citirizine 5 mg/hari
(Antihistamin)
A: masalah sebagian teratasi
Indikator A T C
Eritema 3 4 3
Wajah Pucat 3 4 4
P: Monitoring kulit pasien dari warna, tekstur, suhu kulit.
Berikan terapi antihistamin.
25-02-2021 Kerusakan integritas Pukul 09.30 – 10.15 WIB S: Ibu mengatakan kemerahan pada leher-dada masih
kulit b.d. agens - Membaca status pasien namun sudah lebih membaik. Area genitalia masih
farmaseutika - Periksa kulit pasien adanya kemerahan namun gatal sudah sangat berkurang
kemerahan, kehangatan ekstrim O:
- Monitor warna dan suhu kulit - KU : cukup tidak tampak pucat, compos mentis
- Lakukan langkah-langkah untuk - Suhu : 37,6o C
mencegah kerusakan kulit lebih - Nadi : 122 x/menit
lanjut (Pemberian antihistamin) - RR : 24 x/menit
- Monitor TTV - Kulit kemerahan dibagian leher-dada berkurang
namun area sekitar genitalia masih kemerahan
- Anak diberikan terapi Citirizine 5 mg/hari
(Antihistamin)
A: masalah teratasi
Indikator A T C
Eritema 3 4 4
Wajah Pucat 3 4 4
P: Monitoring kulit pasien dari warna, tekstur, suhu kulit.
Berikan terapi antihistamin.
23-02-2021 Risiko Perdarahan b.d. Pukul 09.00 – 09.20 WIB S: Ibu mengatakan BAK dan BAB tidak ada warna
koagulopati inheren - Monitor nilai hemoglobin dan kemerahan
(trombositopenia) hematokrit pasien O:
- Ajarkan keluarga tanda - KU : tampak lemah, compos mentis
perdarahan (mudah memar, - Suhu : 37,2o C
mimisan, gusi berdarah, darah di - Nadi : 110 x/menit
urin atau feses) - RR : 24 x/menit
- Tidak hematuria
- Tidak ada perdarahan pada gusi
- AT: 11,6 103/µl
- Hb: 10,3 g/dL
- Ht: 31,2 %
A: masalah belum teratasi
Indikator A T C
Penurunan Hgb 3 4 3
Penurunan Hct 3 4 3
Hematuria 5 5 5
P: monitoring nilai hemoglobin dan hematokrit pasien,
berikan produk darah dengan tepat
24-02-2021 Risiko Perdarahan b.d. Pukul 10.45 – 12.00 WIB S: Ibu mengatakan BAK BAB tidak ada warna kemerahan
koagulopati inheren - Monitor nilai hemoglobin dan O:
(trombositopenia) hematokrit pasien - KU : compos mentis
- Memberikan produkdarah - Suhu : 36,3o C
dengan tepat - Nadi : 110 x/menit
- RR : 24 x/menit
- Tidak hematuria
- Tidak ada perdarahan pada gusi
- AT: 11,6 103/µl
- Hb: 8,5 g/dL
- Ht: 25,9 %
- Transfusi TC 2 kolf
A: masalah belum teratasi
Indikator A T C
Penurunan Hgb 3 4 3
Penurunan Hct 3 4 3
Hematuria 5 5 5
P: monitoring nilai hemoglobin dan hematokrit pasien,
berikan produk darah dengan tepat
25-02-2021 Risiko Perdarahan b.d. Pukul 11.00 – 12.00 WIB S: Ibu mengatakan BAK BAB tidak ada warna kemerahan
koagulopati inheren - Monitor nilai hemoglobin dan O:
(trombositopenia) hematokrit pasien - KU : compos mentis
- Memberikan produk darah - Suhu : 37,6o C
dengan tepat - Nadi : 122 x/menit
- RR : 24 x/menit
- Tidak hematuria
- Tidak ada perdarahan pada gusi
- AT: 11,6 103/µl
- Hb: 8,5 g/dL
- Ht: 25,9 % (belum ada evaluasi terkait hasil lab)
A: masalah belum teratasi
Indikator A T C
Penurunan Hgb 3 4 3
Penurunan Hct 3 4 3
Hematuria 5 5 5
P: monitoring nilai hemoglobin dan hematokrit pasien,
berikan produk darah dengan tepat
23-02-2021 Risiko Infeksi b.d. Pukul 09.30 – 09.45 WIB S: Ibu mengatakan anak masih tidak nafsu makan
prosedur invasif d.d. - Monitor adanya tanda dan gejala O:
malnutrisi infeksi sistemik dan lokal - KU : compos mentis
- Mempertahankan asepsis - Suhu : 37,2o C
- Periksa kulit untuk adanya - Nadi : 110 x/menit
kemerahan, kehangatan ekstrim - RR : 24 x/menit
- Monitor hitung mutlak WBC dan - Terpasang IV line hari ke-tiga
hasil-hasil diferensial - Kemerahan pada daerah insersi IV line (-), cairan
yang berbau tidak sedap (-)
- Tingkatkan asupan nutrisi yang - AL: 4,13 103/µl
cukup
Ajarkan keluarga mengenai tanda dan A: masalah sebagian teratasi
gejala infeksi dan kapan harus melapor Indikator A T C
ke petugas kesehatan Kemerahan 5 5 5
Ketidakstabilan suhu 5 5 5
Hilang nafsu makan 3 4 3
P: Monitoring kondisi kulit pasien di area insersi IV line,
monitor WBC, edukasi nutrisi yang adekuat, edukasi
keluarga tanda dan gejala infeksi
24-02-2021 Risiko Infeksi b.d. Pukul 09.30 – 10.15 WIB S: Ibu mengatakan anak masih tidak nafsu makan hanya
prosedur invasif d.d. - Monitor adanya tanda dan gejala minum susu
malnutrisi infeksi sistemik dan lokal O:
- Mempertahankan asepsis - KU : compos mentis
- Periksa kulit untuk adanya - Suhu : 36,3o C
kemerahan, kehangatan ekstrim - Nadi : 110 x/menit
- Monitor hitung mutlak WBC dan - RR : 24 x/menit
hasil-hasil diferensial - Terpasang IV line hari ke-empat (rencana ganti)
- Edukasi asupan nutrisi yang cukup - Kemerahan pada daerah insersi IV line (-), cairan
- Ajarkan keluarga mengenai tanda yang berbau tidak sedap (-)
dan gejala infeksi dan kapan harus - AL: 5,13 103/µl
melapor ke petugas kesehatan A: masalah sebagian teratasi
Indikator A T C
Kemerahan 5 5 5
Ketidakstabilan suhu 5 5 5
Hilang nafsu makan 3 4 3
P: Monitoring kondisi kulit pasien di area insersi IV line,
monitor WBC
25-02-2021 Risiko Infeksi b.d. Pukul 09.40 – 10.20 WIB S: Ibu mengatakan anak sudah mau sedikit-sedikit makan
prosedur invasif d.d. - Monitor adanya tanda dan gejala makanan yang ditawarkan (telur puyuh) dan nasi 3 suap
malnutrisi infeksi sistemik dan lokal O:
- Mempertahankan asepsis - KU : compos mentis
- Periksa kulit untuk adanya - Suhu : 37,6o C
kemerahan, kehangatan ekstrim - Nadi : 122 x/menit
- Monitor hitung mutlak WBC dan - RR : 24 x/menit
hasil-hasil diferensial - Terpasang IV line hari ke-satu
- Penggantian Infus - Kemerahan pada daerah insersi IV line (-)
- AL: 5,13 103/µl (belum ada hasil evaluasi)
- Pemberian paracetamol 5 cc/4 jam (evaluasi)
A: masalah sebagian teratasi
Indikator A T C
Kemerahan 5 5 5
Ketidakstabilan suhu 5 5 4
Hilang nafsu makan 3 4 4
P: Monitoring kondisi kulit pasien di area insersi IV line,
monitor WBC, monitor TTV

Anda mungkin juga menyukai