KMK UGM
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Ridha Wahyuningtias
16/393709/KU/18798
FAKULTAS KEDOKTERAN,
APRIL, 2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Skripsi
Disusun Oleh:
Ridha Wahyuningtias
16/393709/KU/18798
pada tanggal ….
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Azam David Saifullah, S.Kep., Ns., M.Sc Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes.
NIU. 111198905201706102 NIP. 19670912 200003 1001
Mengetahui,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal Skripsi
KMK UGM
Disusun Oleh:
Ridha Wahyuningtias
16/393709/KU/18798
pada tanggal ….
Azam David Saifullah, S.Kep., Ns., M.Sc Dr. Ibrahim Rahmat, S.Kp., S.Pd., M.Kes.
NIU. 111198905201706102 NIP. 19670912 200003 1001
Mengetahui,
iii
KATA PENGANTAR
kehadirat nikmat Allah SWT pencipta seluruh alam semesta serta sholawat dan
Tujuan dari penyusunan proposal penelitian ini adalah dalam rangka untuk me
Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada pada orang dengan HIV/
Selesainya penyusunan proposal skripsi ini tidak lepas dari bantuan, support,
arahan dan bimbingan banyak pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin sampaikan
nasihat, do’a, dan dukungan moril maupun materil untuk peneliti dalam
terselesaikan.
2. Bapak Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, selaku rektor Universitas
Gadjah Mada.
3. Ibu Prof. Dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD, selaku Dekan
iv
4. Ibu Haryani, S.Kp., M.Kes., selaku Kepala Program Studi Ilmu
5. Bapak Eri Yanuar Akhmad Budi Sunaryo, S.Kep., Ns., M.N.Sc., selaku
bimbingannya.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.
proposal skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti sangat terbuka menerima kritik dan
v
Akhir kata, semoga proposal skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat sebagai
gagasan yang layak didukung untuk menjadi solusi atas sebuah permasalahan.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................10
D. Manfaat Penelitian...................................................................................11
E. Keaslian Penelitian..................................................................................12
A. Tinjauan Teoritis.....................................................................................16
1. HIV/AIDS............................................................................................16
2. Sikap....................................................................................................27
B. Landasan Teori........................................................................................36
C. Kerangka Teori........................................................................................38
D. Kerangka Penelitian................................................................................38
E. Hipotesis..................................................................................................39
F. Pertanyaan penelitian..................................................................................39
vii
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................40
D. Variabel Penelitian..................................................................................41
F. Instrumen Penelitian...............................................................................42
J. Etika Penelitian.......................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................47
viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penderita HIV di dunia pada tahun 2017 sebanyak 36,9 juta dan meninggal karena
pada tahun 1987 sampai dengan Juni 2017, sebanyak 301.959 jiwa Orang dengan
HIV/AIDS (ODHA) paling banyak ditemukan di kelompok umur 25-49 dan 20-24
kasus HIV terus meningkat setiap tahun, sementara jumlah kasus AIDS relatif
stabil. Hal ini menunjukkan keberhasilan bahwa semakin banyak ODHA yang
diketahui statusnya saat masih dalam fase terinfeksi (HIV positif) dan belum
masuk dalam stadium AIDS. Jumlah kasus tersebut paling banyak ditemukan
penggunaan alat suntik tidak steril (9,1%), diikuti homoseksual (5,7%), dan
1
Dari data diatas dapat dilihat bahwa faktor risiko yang memiliki jumlah
2
Hubungan heteroseksual selalu menempati posisi tertinggi dikarenakan beberapa
tidak terbuka atas statusnya kepada pasangan sehingga turut menginfeksi, serta
adanya kesengajaan dari kedua pasangan atau salah satu pasangan untuk tidak
(LSL) hal ini disebabkan kurangnya data tentang HIV/AIDS pada kelompok
menularkan HIV dapat melewati penggunaan alat suntik tidak steril yang telah
membawa virus HIV (CDC, 2018). Menurut badan Centers for Disease Control
melalui perinatal, yaitu penularan dari ibu ke anak yang dapat terjadi kapan saja
Lebih lanjut, HIV menginfeksi dan menggunakan sel CD4 di tubuh sebagai media
untuk mereproduksi dan menghancurkan sel-sel CD4 yang sedang berproses. Sem
akin sedikit jumlah sel CD4 di tubuh, maka akan semakin lemah sistem kekebalan
carinii yang juga dapat menyebabkan peradangan pada paru-paru atau biasa
2
disebut dengan penyakit Pneumonia, maupun virus Cytomegalovirus (CMV) yang
menyebabkan penyakit herpes atau cacar air dan masih banyak lagi infeksi-infeksi
yang dapat dialami ODHA (Naif, 2013). Infeksi oportunistik yang paling umum
Selain penyakit, beberapa gangguan fisik yang dialami ODHA antara lain terjadi
penurunan berat badan yang berlebihan, penampilan tubuh yang berubah secara
drastis, kondisi tubuh yang lesu atau lemah (Diyanayati, 2006; Wahyu, Taufik, &
Ilyas, 2012). Lemahnya sistem kekebalan tubuh pada ODHA tidak hanya menyeb
abkan gangguan pada fisik tetapi juga pada gangguan psikologis. Gangguan psiko
logis yang dialami ODHA dapat berupa rendah diri, putus asa, stres, kecemasan,
depresi, rasa bersalah dan berdosa bahkan berpikiran untuk melakukan bunuh diri
(Irfan Ardani, 2017). Ciesla JA (2001), mengatakan bahwa depresi dua kali lebih
pada ODHA dapat berkisar dari 25,8% hingga 53,5% (Dal-Bo MJ, Manoel AL,
Filho AO, Silva BQ, Cardoso YS, Cortez J, Tramujas L, 2015; Slot M, Sodemann,
Gangguan sosial yang dialami oleh ODHA terutama dalam menghadapi stigma
3
dari sebagian besar masyarakat (Diyanayati, 2006). Stigma adalah sikap atau
(Aidsmap, 2018). Stigma pada ODHA diantaranya yaitu dianggap sebagai sampah
2018). Sekitar tiga perempat ODHA mengatasi stigma dengan memisahkan diri
dari masyarakat dan menghindari mencari perawatan HIV (Alice Gaudine, Lan
Gien, Tran T. Thuan, 2010). Data tersebut juga menunjang penelitian yang
pencegahan infeksi pada ODHA menjadi sangat rendah, yang akan menyebabkan
kualitas hidup ODHA juga menurun. Terdapat hubungan yang signifikan antara
stigma yang diterima ODHA dengan kualitas hidup ODHA (r = -0,59, p = 0,00).
Semakin tinggi stigma yang diterima maka semakin rendah kualitas hidup ODHA
Afrika Selatan, dan Thailand (Baingana, Thomas, & January, 2005). Bentuk-
4
kontak mata, berdiri jauh ketika sedang diajak berbicara, tidak duduk di tempat
yang sama, tidak mau bersentuhan, penggunaan toilet secara terpisah, tidak
berbagi peralatan makan, serta tidak membeli produk yang dijual oleh ODHA
(Alice Gaudine, Lan Gien, Tran T. Thuan, 2010). Mayoritas ODHA tidak mau
membahas secara terbuka status HIV positif mereka karena takut akan
diskriminasi bagi ODHA (Pickles, King, & Belan, 2012; Xiaomei Dong, Jianwei
Yang, Lin Peng, Minhui Pang, Jiayi Zhang, Zhan Zhang, Jiaming Rao, Haiqing
tertinggi kedua 51% ialah memberikan pengobatan yang berbeda pada ODHA.
Lebih lanjut, 46,4% dari tenaga kesehatan mengindikasikan bahwa mereka telah
mengungkapkan status ODHA (Xiaomei Dong, Jianwei Yang, Lin Peng, Minhui
Pang, Jiayi Zhang, Zhan Zhang, Jiaming Rao, Haiqing Wang, 2018).
tentang pasien yang terinfeksi HIV/AIDS. Mereka juga setuju bahwa sulit untuk
menjaga kerahasiaan. Bahkan mereka secara terbuka mengakui bahwa takut akan
ODHA, dan setengah dari responden menganggap ODHA sebagai ancaman bagi
5
kesehatan mereka. Hampir setengah menyalahkan ODHA karena terinfeksi dan
Diskriminasi ini juga terjadi di negara lainnya, di Iran lebih dari setengah
(53%) perawat memiliki sikap yang kurang baik terhadap perawatan pasien HIV
dan AIDS (Sara Rekab Eslami Zadeh, 2011). Stigma dan diskriminasi pada
terapi HIV/AIDS yang pada akhirnya dapat berakibat peningkatan angka ODHA
dan juga menurunkan kualitas asuhan keperawatan kepada pasien ODHA dan
hidup ODHA yang kemudian membawa efek dominan menurunnya kualitas hidup
ODHA (Lisnawati Lubis, Sori Muda Sarumpaet, 2016). Handayani & Dewi
6
Stigma dan diskriminasi yang dilakukan oleh perawat pada ODHA salah
satunya disebabkan oleh ketakutan akan penularan hebat. 477 perawat, 95% (n =
452) telah memberikan perawatan kepada pasien ODHA, namun 86% (n = 388)
yang membuat perawat, 47% (n = 232) ketakutan akan penularan hebat. Akan
tetapi, mereka masih menunjukkan sikap positif terhadap pasien ODHA meskipun
mereka terhadap penularan HIV adalah prediktor yang signifikan terhadap sikap
Ketakutan dan kekhawatiran ini tidak terbatas pada kalangan perawat tetapi
dunia; Australia, Cina, Eropa & Amerika Utara, Asia Timur, Asia Tenggara, Asia
(Pickles et al., 2012). Penelitian lain yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas
menyatakan takut bergaul dengan ODHA dengan alasan khawatir akan tertular
jika bergaul dengan mereka. Padahal mahasiswa kesehatan pada survei tersebut
7
Stigmatisasi yang menimbulkan sikap negatif terhadap ODHA diantara kalangan
diberikan kepada ODHA (Pickles et al., 2012). Oleh karena itu, ada sebuah
terhadap populasi ODHA. Handayani & Dewi (2017), menyatakan sikap positif
UGM yang terdiri dari 32 mahasiswa dari angkatan 2015, 43 mahasiswa dari
ODHA, meskipun begitu sebanyak 23,8% masih merasa khawatir, bahkan 2,4%
ODHA. Selain itu, 47% merasa netral apabila dihadapkan untuk merawat ODHA,
meskipun begitu sebanyak 24,4% tidak mau, bahkan 3,7% sangat tidak mau
meskipun begitu 14% diantaranya merasa tidak akan menerima, bahkan 4,9%
8
sangat tidak menerima apabila keluarga atau teman dekat terdiagnosa HIV/AIDS.
keengganan, serta penolakan pada ODHA. Terlebih, studi pendahuluan ini belum
dengan hasil yang didapatkan akan dijadikan bahan evaluasi kurikulum dan
efektivitas perawatan yang akan diberikan terhadap ODHA setelah menjadi tenaga
kesehatan.
kesehatan yang serius, penyebaran virus cepat dan menyerang pada usia produktif.
Bahkan diproyeksikan lebih dari setengah juta orang di Indonesia akan positif
HIV dengan faktor pemicu yang utama berupa penularan seksual dan penggunaan
buh secara menyeluruh. Ketika kadar CD4 semakin rendah dalam tubuh maka,
sistem kekebalan tidak lagi dapat melindungi tubuh sehingga rentan terhadap
infeksi oportunistik lain. ODHA dengan atau tanpa infeksi oportunistik dapat
9
mengalami gangguan baik secara fisik, psikologis, bahkan sosial. Gangguan fisik
yang dapat dialami ODHA berupa penyakit yang disebabkan oleh infeksi
berubah secara drastis, serta kondisi tubuh yang lesu atau lemah. Gangguan psikol
ogis dapat pula dialami pada ODHA, misalnya rendah diri, putus asa, stres,
melakukan bunuh diri. Gangguan sosial yang mereka alami antara lain prasangka
buruk, stigma, diskriminasi, sikap tidak peduli, penolakan bahkan pengucilan dari
turut menyulitkan dalam pengobatan. Lebih parah lagi, stigma dan diskriminasi
dan diskriminasi ODHA, terutama di kalangan perawat merupakan hal yang dapat
10
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
11
f. Mengetahui pengaruh pengalaman bertemu ODHA pada skor sikap
D. Manfaat Penelitian
ketika menjadi tenaga kesehatan, dan sikap peduli pada orang dengan
HIV/AIDS.
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan masukan, acuan atau rujukan
E. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran peneliti belum ada penelitian yang sama dengan penelitan
12
perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya, antara
lain
1. Penelitian dengan judul “Attitude to HIV and AIDS among students and
sebanyak 204 dengan 139 siswa dan 47 dosen. Penelitian ini menggunakan
dikedua kolektif. Persentase yang tinggi dari sikap positif ditemukan dari
seluruh sampel, terutama pada siswa tahun keempat (80%) dan anggota
yang digunakan yaitu sikap mahasiswa dan dosen serta lokasi penelitian
13
serta lokasi penelitian di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas
oleh Özakgül, Şendir, Atav, & Kiziltan, (2014). Tujuan penelitian ini
dan paparan pasien, para mahasiswa dengan sikap yang lebih positif
14
penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross
15
rancangan penelitian Cross sectional. Kemudian, perbedaannya terletak
Keperawatan UGM.
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. HIV/AIDS
menargetkan sel-sel CD4, yaitu sel darah putih yang berperan dalam
kekebalan tubuh manusia serta melawan infeksi. Virus HIV adalah retrovirus
virus baru yang memiliki ciri-ciri virus HIV (EMOD, 2018; WHO, 2017;
Setelah menginfeksi dan mengkopi dirinya menjadi virus yang baru maka
tubuh dianggap ketika tidak dapat lagi memenuhi fungsinya untuk melawan
16
infeksi dan penyakit. Infeksi oportunistik dikaitkan dengan defisiensi imun
17
Ditandai dengan terjadinya salah satu atau lebih infeksi oportunistik
maupun kanker seiring dengan melemahnya kekebalan tubuh maka HIV telah
adalah istilah yang digunakan untuk tahap infeksi HIV paling lanjut. Selain
infeksi oportunistik, penurunan jumlah CD4 kurang dari 200 sel/mm3 juga
menjadi dasar tanda HIV telah berkembang menjadi AIDS (AIDSInfo, 2018).
b. Patofisiologi
Limfosit CD4 merupakan target utama infeksi HIV karena virus memiliki
afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Sel CD4 yang terinfeksi HIV
HIV terus menggunakan sel CD4 baru untuk mereplikasi dirinya sendiri.
Dalam 24 jam pertama setelah HIV masuk tubuh, maka virus HIV
menyerang sel dendritik pada selaput lendir dan kulit. Dalam 5 hari setelah
pajanan, sel-sel yang terinfeksi ini bergerak ke kelenjar getah bening dan akan
bereplikasi dengan cepat. Kejadian awal yang timbul setelah infeksi HIV
disebut sindrom retroviral akut atau acute retroviral virus. Sindrom retroviral
akut diikuti oleh penurunan CD4 dan peningkatan viral load dalam plasma.
Viral load akan meningkat dengan cepat pada awal infeksi dan kemudian
17
turun sampai suatu titik tertentu (set point). Masa gejala ini berlangsung
selama 8-10 tahun. Infeksi berlanjut dan viral load akan secara bertahap
meningkat seiring dengan menurunnya kekebalan tubuh. Pada fase akhir akan
ditemukan sel CD4 kurang dari 200 sel/mm3, diikuti timbulnya infeksi
kelenjar getah bening, diare, nyeri tenggorokan dan lain-lain (Calles, Evans, &
c. Manifestasi Klinis
kelemahan, anoreksia, penurunan berat badan lebih dari 10% dalam satu
18
infeksi bakteri Mycobacteria, Toxoplasma, injfeksi virus Cytomegalovirus dan
d. Cara Penularan
Virus HIV berada terutama dalam cairan tubuh manusia. Cairan yang
darah, cairan pra-seminal, cairan sperma, cairan vagina, cairan dubur, dan air
susu ibu. Cairan ini dapat tertularkan jika bersentuhan dengan selaput lendir
atau jaringan yang rusak serta disuntikkan ke dalam aliran darah. Selaput
lendir dapat ditemukan di dalam penis, vagina, rektum, dan mulut. Seseorang
berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, air, dan makanan (WHO, 2018;
CDC, 2018).
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu kontak seksual,
kontak dengan darah, berbagi peralatan injeksi, ibu ke anak selama masa
beresiko, anal (anus), vaginal, oral (mulut) dengan seseorang yang memiliki
HIV tanpa menggunakan kondom adalah yang paling dominan dari semua
cara penularan. Meskipun resiko tertinggi ialah kontak seksual per vaginal dan
anal. Kontak dengan darah bisa melalui transfusi darah, melalui jarum suntik,
jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian dan alat
kesehatan lain maupun produk yang sudah tercemar dengan virus HIV.
ketidaksengajaan tenaga kesehatan. Penularan HIV juga dapat terjadi dari ibu
19
ke anak selama masa kehamilan, pada proses persalinan, dan saat menyusui.
Terdapat 15-30% risiko penularan dari ibu ke anak sebelum dan sesudah
e. Cara Pencegahan
HIV adalah mencegah perempuan usia produktif. Komponen ini dapat juga
2) B (Be faithful): yaitu bersikap saling setia terhadap pasangan seks atau
produktif yang memiliko perilaku atau pekerjaan berisiko dan rentan tertular
20
darah, dll) agar dapat melakukan tes HIV. Serta dapat juga berupa dukungan
Exposure Profilaksis (PrEP) juga menjadi salah satu cara untuk mecegah diri
dari HIV, dengan mengonsumsi tablet satu kali perhari setiap harinya dibawah
HIV, tetapi menghadapi risiko tertular HIV yang tinggi. Dikatakan berisiko
jika pria yang melakukan anal seks dengan laki-laki dan tidak selalu
(kondom). Selain itu, juga pasangannya yang heteroseksual memiliki HIV dan
Mengonsumsi PrEP setiap hari selama 7 hari akan melindungi diri dari
HIV untuk laki-laki yang melakukan kontak seksusal dengan laki-laki. Untuk
hari. Mengonsumsi PrEP dapat dihentikan, dan dapat dimulai lagi jika berada
pada risiko tiggi terkena HIV. Namun, mengonsumsi PrEP dalam waktu
jangka panjang dapat mempengaruhi ginjal, maka dari itu penting untuk
Service, 2018).
21
tertularnya infeksi ialah dengan prinsip utama prosedur standar kewaspadaan.
meliputi.
tangan.
peralatan tenun. Agar mencegah paparan kulit dan selaput lendir ketika
jarum, pisau bedah dan alat-alat tajam lainnya selama prosedur seperti
dipatahkan.
4) Pengelolaan linen
22
Setelah dipakai, bahan tenun dimasukkan sekaligus dibungkuskan dua
6) Kesehatan petugas
f. Pengobatan
23
virus dalam darah (viral load) agar menjadi sangat rendah. Orang dengan HIV
penyakit klinis HIV, dan orang dengan CD4 ≤350 sel/mm3. ARV tidak dapat
dengan HIV/AIDS (ODHA) hidup lebih lama dan lebih sehat serta
samping dari obat HIV, antara obat HIV, dan antara obat HIV dengan obat
lain yang ingin dikonsumsi. Manfaat obat-obatan HIV jauh lebih besar
daripada risiko efek samping karena rejimen HIV yang baru menyebabkan
Rejimen HIV seseorang biasanya terdiri dari tiga obat HIV dan berasal
setidaknya dari dua kelas obat HIV yang berbeda. Pemilihan rejimen HIV
tujuh kelas obat sesuai dengan caranya melawan HIV, yaitu sebagai berikut.
24
Mekanisme aksi dari Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitors
(Descovy).
ditempat yang berbeda dari tempat yang ditargetkan oleh kelas NRTIs
terhadap obat.
25
PI merupakan obat yang bekerja dengan menghambat pembelahan
4) Fusion Inhibitors
CD4 sehingga virus tidak dapat masuk ke sel CD4. Golongan obatnya
kulit lokal.
26
6) Post-Attachment Inhibitor
kelas obat yang mengikat reseptor CD4 pada sel CD4 agar tidak
Fletcher, 2018).
2. Sikap
a. Pengertian
Sikap menunjukkan adanya kesesuaian dari kesan kita terhadap apa yang
sedang kita hadapi, apa yang kita ketahui dan ingatan terhadap masa lalu yang
27
bersikap. Sikap memiliki lebih dari satu makna, berasal dari Bahasa Latin
Dikutip dari Dr. Saifuddin Azwar, (2011) definisi sikap ditemukan oleh
pemikiran. Kerangka pemikiran yang pertama dari para ahli psikologi seperti
Louis Thurstone tahun 1928, Rensis Likert 1932 dan Charles Osgood yang
menyatakan sikap adalah suatu reaksi perasaan atau bentuk evaluasi. Sikap
pemikiran yang kedua dari para ahli psikologi sosial dan kepribadian seperti
Chave tahun 1928, Borgadus tahun 1931, LaPierre tahun 1934, Mead tahun
1934, dan Gordon Allport tahun 1935. Menurut mereka sikap adalah kesiapan
untuk bereaksi dengan cara tertentu atau bisa dikatakan kecenderungan untuk
sebuah respons. Kerangka pemikiran ketiga dari Secord & Backman tahun
28
Dapat disimpulkan bahwa sikap selalu menjadi perantara antara respons
dan pernyataan hal yang diyakini), afektif (perasaan dan pernyataan afeksi),
Walaupun dengan melihat salah satu diantara ketiga responsnya sudah dapat
g. Pembentukan Sikap
interaksi sosial. Interaksi sosial artinya bukan hanya adanya kontak sosial dan
hubungan antar seseorang, tetapi lebih dari itu terjadi hubungan yang saling
institusi dari lembaga pendidikan atau agama serta faktor emosi dari dalam
h. Komponen Sikap
Komponen sikap terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang satu
29
dan komponen konatif (conative). Interaksi antara ketiga komponen selaras
dan konsisten. Apabila seseorang dihadapkan pada suatu objek sikap yang
sama maka ketiga komponen juga harus mempolakan arah yang sama. Maka,
ketika ketiga komponen tidak selaras dan konsisten antar satu sama lain akan
dipercayai oleh seseorang yang memiliki sikap. Kepercayaan datang dari apa
yang dilihat dan diketahui sehingga membuat suatu ide atau gagasan mengenai
sifat atau karakteristik umum suatu objek. Sesuatu hal yang dipercayai
terpola dalam pikiran yang negatif (tidak setuju) maupun positif (sangat
dipercayai. Jika mempercayai suatu perasaan yang tidak suka maka akan
mempercayai suatu perasaan yang disukai maka akan membentuk afeksi yang
favorable.
pada suatu objek sesuai sikap yang dimiliki dengan cara-cara tertentu.
30
selaras dengan kepercayaan dan persaan ini akan membentuk sebuah sikap
pada seseorang. Maka dari itu, sangat masuk akal jika sikap seseorang
objek. Namun, keliru jika adanya hubungan sistematis antara sikap dan
1) Jenis Kelamin
Wawan, 2011).
2) Umur
31
mengubah sikap mereka sesuai dengan sumber kognitif yang diketahui
3) Pendidikan
Inti dari pendidikan adalah proses belajar mengajar. Satu hal yang
4) Sumber Informasi
5) Pengalaman
32
mudah terbentuk ketika pengalaman personal terjadi dalam situasi
membentuk sikap yang negatif atau positif terhadap suatu objek (A.
6) Agama
prasangka buruk. Stigma adalah sikap atau attitude negatif yang terkait dengan
seks (Aidsmap, 2018b; Diyanayati, 2006; Irfan Ardani, 2017; Yarmaji Adi
Wicaksono, 2018).
33
diskriminasi lainnya yang terjadi pada ODHA meliputi penghindaran kontak
mata, berdiri jauh ketika sedang diajak berbicara, tidak duduk di tempat yang
sama, tidak mau bersentuhan, penggunaan toilet secara terpisah, tidak berbagi
peralatan makan, serta tidak membeli produk yang dijual oleh ODHA.
UNAIDS, 2014).
dan Steven V. Owen dan telah dikenalkan sejak tahun 1992. AAS
tidak setuju hingga sangat setuju. Pilot study dari instrumen ini
0,87 dan pada item empati 0,87 (Froman & Owen, 1997).
34
2) AIDS Attitude Scale Generic (AAS-G)
skala likert 1 hingga 6, yaitu dari sangat tidak setuju hingga sangat
setuju. Pilot study dari instrumen ini dilakukan tiga kali pada
hingga 0,90 dan pada item empati 0,83 hingga 0,88 (Stewart, 2001).
35
pasien (James O. Mason, M.D., Dr, P.H. Frederick A. Murphy, D, V.M.,
1998).
l. Memberikan Dukungan
yang ada di dalam diri pasien, dengan memberikan informasi terkait dengan
Pramana, 2015).
F. Landasan Teori
sebagai kesiapan untuk bereaksi dengan cara tertentu atau bisa dikatakan
36
perantara antara respons dengan objeknya, dengan klasifikasi respons diantaranya
ditunjukkan dengan sikap negatif yang diterima. Stigma adalah sikap atau attitude
negatif yang terkait dengan keyakinan atau pengetahuan seseorang . Stigma yang
adalah perilaku atau tindakan yang dilakukan. Berbagai sikap atau perlakuan
(Aidsmap, 2018b, 2018a; Diyanayati, 2006; Irfan Ardani, 2017; UNAIDS, 2014;
Frith, 2005; Dr. Saifuddin Azwar, 2011; Hubbard, 2014; James Zou, Yvonne
Yamanaka, Muze John, Melissa Watt, Jan Ostermann, 2009; Wang & Chen,
2006).
37
G. Kerangka Teori
H. Kerangka Penelitian
38
I. Hipotesis
J. Pertanyaan penelitian
HIV/AIDS?”.
39
BAB III METODE PENELITIAN
Gadjah Mada. Waktu untuk penelitian akan dilakukan pada rentang bulan Maret
persetujuan etik.
KMK UGM. Jenis teknik sampling yang digunakan adalah total sampling.
Menurut Sugiyono (2011), total sampling adalah teknik penentuan sampel bila
40
Total sampling akan digunakan karena menggambarkan skor sikap dari
keseluruhan populasi. Selain itu, sampel dan data dari total sampling dapat
digunakan untuk penelitian lanjutan yang berkaitan dengan sikap. Total sampling
akan dilakukan pada mahasiswa tingkat satu hingga empat. Jumlah responden
Sampel penelitian ini diambil dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi
dikarenakan cuti, atau segala hal yang mendasari untuk mengulang sistem
perkuliahan.
M. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel terikat (dependent) dan variabel
bebas (independent). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah skor sikap
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi sikap terdiri dari jenis kelamin, umur,
41
N. Definisi Operasional Variabel
O. Instrumen Penelitian
agama. Data umur merupakan data continuous, sedangkan data lainnya adalah
42
AIDS Attitude Scale (AAS) dikembangkan oleh Robin D. Froman dan
Steven V. Owen dan telah dikenalkan sejak tahun 1992. AAS memiliki 21
merupakan instrumen yang valid dan reliabel untuk mengukur sikap terhadap
sikap perawat (baik mahasiswa atau mahasiswa profesi) dan sikap petugas
6, yaitu dari sangat tidak setuju hingga sangat setuju. Pilot study dari
pascasarjana dengan sampel sebanyak 203 responden. Hasil dari pilot study
tersebut didapatkan Cronbach’s alpha pada item penghindaran 0,87 dan pada
Uji validitas dan reliabilitas untuk kuesioner AIDS Attitude Scale (AAS) akan
translator yang tidak saling mengenal atau tidak saling mengetahui jika
43
3. Kemudian peneliti melakukan back translasi. Hasil translasi Bahasa
dengan bahasa pada instrumen, bukan orang Indonesia yang bisa Bahasa
Inggris.
Ijin baik dari institusi (Prodi Studi Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM)
maupun ijin etik akan diproses. Pengambilan data akan dimulai setelahnya.
Tim akan melakukan follow up pada tiap angkatan untuk pengumpulan paket
kuesioner yang disebar. Paket kuesioner yang telah diisi akan dikembalikan ke
person in charge pada angkatan tersebut. Paket kuesioner yang telah di input oleh
tim input data, dan dilakukan perlakukan cleaning data setelahnya. Koding akan
44
ethical clearance. Setelah proposal disetujui, akan dilakukan pengambilan data
kepada sampel yang sudah bersedia mengikuti penelitian. Kemudian, anaisis data
S. Etika Penelitian
mengisi kuesioner, informed consent yang memuat hak kewajiban peneliti, dan
bagi mahasiswa. Hasil analisis akan disampaikan setelah tersusun laporan kepada
responden. Kelayakan etik penelitian ini akan diajukan ke Komisi Etik FK-KMK
UGM.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat.
keperawatan pada orang dengan HIV/AIDS. Jika data numerik dan kategorik lalu
terdistribusi normal maka akan menggunakan Unpaired t-test dan jika data tidak
45
Jika data numerik dan numerik, lalu terdistribusi normal maka akan
menggunakan correlation pearson dan jika data tidak terdistribusi normal maka
Smirnov.
Bulan
Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli Agustus
DAFTAR PUSTAKA
from http://idmod.org/docs/hiv/hiv-disease-overview.html
46
https://www.who.int/hiv/pub/guidelines/arv2013/intro/rag/en/index2.html
https://www.who.int/features/qa/71/en/
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
definition/en/
https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/19/45/hiv-aids--
the-basics
sheets/21/51/hiv-treatment--the-basics#
https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/glossary/634/retrovirus
http://www.aidsmap.com/stigma/What-is-discrimination/page/2260812/
http://www.aidsmap.com/stigma/What-is-stigma/page/1260706/
47
related stigma in a community in Vietnam: A qualitative study. Science
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0020748909002004?via
%3Dihub
web.comhem.se/u52239948/08/allport35.pdf
Baingana, F., Thomas, R., & January, C. C. (2005). HIV / AIDS and Mental
Health, (January).
Stigma and discrimination within the Ethiopian health care settings: Views of
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5566131/
https://psycnet.apa.org/record/2005-07183-000
Calles, N. R., Evans, D., & Terlonge, D. (2010). Pathophysiology of the Human
https://doi.org/10.1111/j.1750-3841.2010.01893.x
48
and risk for depressive disorders. PubMed.Gov US National Library of
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11329393
https://www.uptodate.com/contents/overview-of-antiretroviral-agents-used-
to-treat-hiv#H1322359788
Dal-Bo MJ, Manoel AL, Filho AO, Silva BQ, Cardoso YS, Cortez J, Tramujas L,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23873218
https://www.cdc.gov/hiv/group/gender/pregnantwomen/index.html
https://www.cdc.gov/hiv/basics/transmission.html
49
https://www.cdc.gov/hiv/basics/livingwithhiv/treatment.html
https://www.cdc.gov/hiv/risk/idu.html
from https://media.neliti.com/media/publications/52952-ID-permasalahan-
penyandang-hivaids.pdf
Dokter Indonesia.
Dr. Saifuddin Azwar, M. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya (2nd
Dwi, E. H. (2016). Menuju Healthy AIDS Policy : Refleksi atas Isu Stigma dan
http://www.kebijakanaidsindonesia.net/id/artikel/artikel-tematik/1429-
menuju-healthy-aids-policy-refleksi-atas-isu-stigma-dan-diskriminasi
Froman, R. D., & Owen, S. V. (1997). Further Validation of the AIDS Attitude
https://doi.org/10.1002/(SICI)1098-240X(199704)20:2<161::AID-
NUR8>3.0.CO;2-I
50
hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Kupang. Berita Kedokteran
Harapan, H., Feramuhawan, S., Kurniawan, H., Anwar, S., Andalas, M., &
from https://www.freedommag.org/issue/201412-expansion/l-ron-
hubbard/religious-influence-in-society.html
HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak. Kementerian Kesehatan RI. Retrieved from
http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Pedoman_Manajemen_PPIApdf.
Irfan Ardani, S. H. (2017). Stigma terhadap Orang dengan HIV / AIDS ( ODHA )
https://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/00023587.htm
James Zou, Yvonne Yamanaka, Muze John, Melissa Watt, Jan Ostermann, N. T.
51
MedicineS National Library of Medicine National Institutes of Health.
https://doi.org/10.1016/j.colegn.2016.10.006
Depression And Fatigue With Quality Of Life Among HIV / AIDS Patients
in Klinik Veteran Medan Lisnawati Lubis *, Sori Muda Saru, VII(1), 1–12.
http://hivmanagement.ashm.org.au/index.php/clinical-manifestations-of-
hiv/clinical-manifestations-of-hiv-infection
52
Multicultural HIV and Hepatitis Service. (2018). PrEP (Pre-Exposure
http://mhahs.org.au/index.php/en/hiv/prep-pre-exposure-prophylaxis
Myron S Cohen, M. (2018). HIV infection: Risk factors and prevention strategies.
risk-factors-and-prevention-strategies
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3892619/
Özakgül, A. A., Şendir, M., Atav, A. S., & Kiziltan, B. (2014). Attitudes towards
https://doi.org/10.1016/j.nedt.2013.10.018
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29563388
Pickles, D., King, L., & Belan, I. (2012). Undergraduate nursing student’s
53
attitudes towards caring for people with HIV/AIDS. Nurse Education Today,
RI, K. (2018). Hari Aids Sedunia, Momen STOP Penularan HIV. 2018, 433,
http://www.depkes.go.id/article/view/18120300001/hari-aids-sedunia-
momen-stop-penularan-hiv-saya-berani-saya-sehat-.html
https://www.medwelljournals.com/abstract/?doi=rjbsci.2011.446.452
from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4924471/
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25585857
AIDS: The AAS-G as an Alternate Form of the AAS.” Scholarly Inquiry for
54
Stiernborg, M. (1992). Knowledge about, and attitudes to, HIV/AIDS among
214. https://doi.org/10.1016/0260-6917(92)90063-T
Afabeta.
2018. https://doi.org/10.15713/ins.mmj.3
Wahyu, S., Taufik, T., & Ilyas, A. (2012). Konsep Diri dan Masalah yang Dialami
https://doi.org/10.24036/0201212695-0-00
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15154121
Waluyo, A., Nova, P. A., & Edison, C. (2011). Perilaku Perawat Terhadap Orang
Wang, M., & Chen, Y. (2006). Age differences in attitude change: Influences of
7974.21.3.581
Wibisono, B. (1989). AIDS: Petunjuk untuk Petugas Kesehatan (1st ed.). Jakarta:
55
Xiaomei Dong, Jianwei Yang, Lin Peng, Minhui Pang, Jiayi Zhang, Zhan Zhang,
Yarmaji Adi Wicaksono. (2018). Hubungan Stigma dan Terapi ARV dengan
56