Anda di halaman 1dari 13

“Oogenesis dan Spermatogenesis”

Tujuan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan dapat :
1. Memahami proses oogenesis pada siklus reproduksi wanita
2. Memahami proses spermatogenesis pada siklus reproduksi pria

B. Pembahasan
1. Oogenesis
a. Definisi
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan
oleh ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Berbeda dengan
hewan (termasuk manusia), tumbuhan betina juga menghasilkan sel
telur yang terlindung oleh bakal biji (ovulum). Sel telur manusia,
berbentuk bulat, berdiameter lebih-kurang 145 µm, dengan jumlah
kromosom 23 (haploid / n). Pewarisan sifat (informasi genetik) dari
pihak wanita, terdapat dalam sel telur ini.
Sel telur manusia, tidak dapat diperbaharui. Sel telur manusia
hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam kandungan
ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium
hanya melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan
itupun dapat dipastikan "hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut
adalah sel telur yang bertumbuh-kembang sejak masa janin.
Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan dengan
bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem informasi
genetik manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan
semakin besar pula peluang / kemungkinan terjadinya anak dengan
kelainan / kecacatan. Secara umum, batasan usia reproduksi sehat bagi
wanita berkaitan dengan.

1
b. Struktur Ovum
Ovum, selayaknya
spermatozoon juga
didesain khusus untuk
memuat muatan genetis
berupa 23 kromosom, dan
merupakan gamet dari
wanita. Dan untuk
melindungi muatan
genetis tersebut, ovum harus memiliki beberapa lapisan pelindung,
antara lain :
a. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
b. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak
di bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor
untuk spermatozoa.
c. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat
disisi luar oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling
tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan
fusi (penyatuan) dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada
proses pembuahan. Ovum pada manusia bersifat microlechital yaitu
ovum dengan kuning telur yang sedikit dan memiliki ukuran kecil
dengan rata-rata berdiameter 1,5µ

2
c. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di


dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel
telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur
pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia
yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap
pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan
oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit
primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase.
Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan
dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit
primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas.

3
Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I,
hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar
disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan
kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer
akan mengalami pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder
akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal
disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar
sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub
sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer
sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga
badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum.
Selama kehidupan perempuan rata-rata, hanya sekitar 400 oosit
akan berovulasi. Ada total 20-30 pembelahan sel telur yang diproduksi
untuk masing-masing, sehingga, kemungkinan telur yang diberikan
setiap mengakuisisi mutasi DNA berbasis merugikan relatif rendah.
Namun, tingkat tinggi darikesalahan pembelahan meiosis terlihat
dalam oogenesis. Hal ini juga mencatatbahwa para ibu yang lebih tua
memiliki peningkatan risiko untuk konsepsi yang baik trisomi (satu
kromosom ekstra) atau monosomi (satu kromosomhilang). Kesalahan
ini kemungkinan besar terkait dengan periode lama stasisantara
kelahiran dan ovulasi oosit ketika diadakan tersuspensi
dalampembelahan sel pertengahan. Telah menyarankan bahwa, dari
waktu ke waktu,mekanisme pembelahan sel menjadi kurang stabil
yang mengarah padapeningkatan frekuensi kesalahan. Sayangnya,
jumlah abnormal kromosom yangberhubungan dengan cacat fisik dan /
atau mental, sehingga konsepsi seperti itu sering mengakibatkan
terminasi spontan. Sebuah ketidakseimbangan kromosom beberapa,
termasuk trisomi 13, trisomi 18, trisomi 21 (sindrom Down), dan

4
monosomi X (Turner sindrom), kadang-kadang ditoleransi dan dapat
menimbulkan bayi lahir hidup, tetapi anak-anak ini akan memiliki
sejumlah masalah mulai dari kelainan jantung, kelainan struktural, dan
retardasi pertumbuhan, keterbelakangan mental ringan sampai parah
d. Hormon Yang Berpengaruh Dalam Oogenesis
1) Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang Berfungsi
untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel
2) Hormon LH (Luteinizing Hormone) yang Berfungsi merangsang
terjadinya ovulasi (yaitu proses pengeluaran sel ovum)
3) Hormon estrogen yang berfungsi menimbulkan sifat kelamin
sekunder
4) Hormon progesteron yang berfungsi juga untuk menebalkan
dinding endometrium.
2. Spermatogenesis
a. Definisi
Sperma istilah berasal dari kata Yunani (σπέρμα) ”sperma” (yang
berarti "benih") dan mengacu ke sel-sel reproduksi laki-laki. Dalam
jenis reproduksi seksual dikenal sebagai anisogamy dan oogamy, ada
perbedaan ditandai dalam ukuran gamet dengan yang lebih kecil yang
disebut sel "laki-laki" atau sperma.
Sel sperma manusia adalah sel reproduksi pada laki-laki dan hanya
akan bertahan hidup di lingkungan yang hangat, sekali meninggalkan
tubuh kelangsungan hidup sperma berkurang dan dapat menyebabkan
sel mati, mengurangi kualitas sperma. Sel sperma datang dalam dua
jenis; "laki-laki" dan "perempuan". Sperma sel-sel yang menimbulkan
perempuan (XX) keturunan setelah pembuahan berbeda dalam bahwa
mereka membawa kromosom X, sedangkan sperma sel-sel yang
menimbulkan laki-laki (XY) keturunan membawa kromosom Y.

5
b. Struktur Sperma

1) Bagian kepala Bentuk oval / bulat dengan ukuran panjang X lebar


: 5x3µm (batasan WHO : 4.0 – 5.5 µm dan lebarnya 2.5 – 3.5
µm). mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian
ujungnya mengandung akrosom berwarna jenih tidak
mengandung organela –organela dan meliputi sekitar 40-70% dari
luas kepala. yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase
yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel
telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam
pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor
sperma.
3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai
ovum. Panjang ekor 9 sampai 10 kali panjang kepala, dengan
bentuk lurus memanjang dari kepala atau membentuk alur
gelombang . Ekor dapat di bagi menjadi 3 bagian:
1) Middle piece : Midpiece ; yang berdekatan dengan leher,
panjang 10 µm. Terdiri dari aksonema yang mempunyai
struktur seperti silia (9 mikro tubulus yang mengelilingi

6
sepasang tubulus sentral). Pada keadaan normal leher dan
midpice berada salam satu sumbu dengan sumbu panjang
kepala.
2) Principal piece; bagian utama dengan panjang 40-45µm
merupakan bagian terpanjang. Lapisan mitokondria di midpice
disini sudah digantikan dengan serabut fibrus.
3) End pice ; bagian terminal dengan panjang sekitar 2-5µm. Pada
bagian ujung ini sudah tidak ada lagi serabut fibrus dengan
bagian ujung ini susunannya seperti silia biasa. (herman
wibisono, 2010)
c. Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa
(tunggal : spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan
yaitu testis, tepatnya di tubulus seminiferus. Sel spermatozoa disingkat
sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati
sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel
epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensisasi
sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian
disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah
besar sel germinal yang disebut spermatogonia (jamak).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel
tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-
tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.

7
Seperti yang kita tahu, Spermatozoa diproduksi
(Spermatositogenesis) di testis tepatnya didalam tubulus seminiferus,
yang dipengaruhi oleh hormone testosterone. Spermatogenesis terdiri
dari pembelahan sel secara mitosis termasuk proliferasi dan
maintenance dari spermatogonia.
1) Spermatogonium A
Sel yang paling dekat dengan membrana basalis tubulus
seminiferus.Besar sel bervariasi(±12αm) terdiri atas 2 macam sel :
a) Spermatogonium A pucat (Ap)
Karakteristik :lokasinya pada membrana basalis ,bagian
atas di tutup oleh sitoplasma sel sertoli .Bentuk sel oval /bulat
.ini bulat terwarna pucat oleh karena kromatin halus dan
tersebar. Anak inti :biasanya satu menempel pada dinding
inti,kromatin halus tersebar rata. Sitoplasmanya jernih
mengandung organela-organela (mitokondria,krista,vesikel
Golgi ,jala-jala endoplasma ,dan ribosom).

8
Terdapat sejumlah gambar spermatogonium A yang
karakterristik
(1) Mitokondria tersusun padat dan jarang dipisahkan oleh
material homogen
(2) Kristal Lubarsch ,benang-benang mikro(mikro filamen
yang diselingi granula halus atau benang –benang mikro
yang bersilang).
b) Spermatogonium A gelap (Ad)
Berbeda dengan spermatogium Ap, Spermatogonium Ad
bentuknya lebih memanjang. Inti lebih gelap oleh karena
densitas kromatinnya lebih padat, kadang-kadang terdapat
vakuola yang tidak tegas batasnya. spermatogoium Ap dan Ad
tidak dapat dibedakan dengan melihat sitoplasmanya.
2) Spermatogonium B
Terdapat dalam jumlah yang lebih banyak dari pada
spermatogonia A. Kadang– kadang terdapat pada lamina basalis
tetapi hanya sebagaian saja yang melekat pada membrana basalis
oleh karena sebagaian besar sitoplasmanya dikelilingi oleh
sitoplasmanya sel sertoli yang terdekatan.
Bentuk bulat ,inti sferis di tengah terisi oleh 1-2 anak inti
yang lepas dari dinding inti, lebih berhubungan dengan kromatin
di sekelilinginya. Sitoplasmanya menyupai sitoplasma
spermatogonium A tetapi lebih banyak mengandung ribosom.
a) Spermatosit I
Besarnya 8 ±αm, menyerupai spermatogonium .inti besar
sekali dan terlihat jelas.pada stadium interfase terlihat butir-
butir kromatin halus tersebar merata.spermatosit I masih
mengandung kromosom diploid (2n).sitoplasmanya
mengandung organela yang berbeda dengan spermatogonium
Spermatosit I ini akan mengalami pembelahan menjadi
spermatosit II melalui pembelahan Meiosis,dimana waktu

9
profase agak lama dimana terjadi perubahan yang hebat dari
benang-benang kromatinnya.
b) Spermatosit II
Bentuk bulat besar 12µm inti menunjukkan pemadatan
kelompok kromatin yang dihubungkan dengan benang-benang
kromatin . spermatosit II sukar dilihat oleh karena itu masa
interfasenya pendek.
3) Spermiogenesis
Merupakan proses perubahan dari spermatid menjadi
spermatoozon. Pada awalnya spermatid mempunyai bentuk bulat
dengan ukuran 8µm. Berisi benang-benang kromatin atau
kelompok – kelompok padat homogen sebesar anak inti.
d. Hormon Yang Berpengaruh Dalam Spermatogenesis
1) Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan
sperma secara langsung serta merangsang sel sertoli untuk
menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu
spermatogonium dalam melakukan spermatogenesis.
2) Hormon LH yang berfungsi merangsang Sel Leydig untuk
memperoleh sekresi Testosterone.
3) Testosteron yaitu Suatu hormon seks yang penting untuk
perkembangan sperma.

C. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel diatas adalah sebagai berikut :
1. Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut
oogonia (tunggal: oogonium).
2. Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal :
spermatozoon) yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis,
tepatnya di tubulus seminiferus.

10
D. Latihan Soal
1. Label yang benar dari gambar spermatogenesis di atas adalah …

a. No 1 spermatogonium, no 4 spermatid.
b. No 1 spermatid, no 3 spermatosit
c. No 1 spermatogonium, no 3 spermatosit
d. No 1 spermatogonium, no 4 sperma
e. No 1 spermatid, no 5 sperma
2. Sebelum terbentuk ovum, secara bertahap terjadi pembentukan….
a. Oogonium, ootid, oosit
b. Ootid, oosit, oogonium
c. Oogonium, polosit, oosit
d. Oosit, oogonium, ootid
e. Oogonium, oosit, ootid.
3. Oogenesis berbeda dengan spermatogenesis dalam hal…
a. Jumlah gamet yang dihasilkan.
b. Tipe pembelahan selnya
c. Fase-fase pembelahan selnya
d. Jumlah kromosomnya
e. Perangkat kromosomnya
4. Persamaan oogenesis dan spermatogenesis adalah....
a. menghasilkan sel haploid.
b. melibatkan sel vegetatif
c. sel anakan fungsional
d. menghasilkan 4 sel gamet
e. dipengaruhi hormon progresteron
5. Sel-sel yang mengalami meiosis I dalam tubulus seminiferus adalah ....

11
a. spermatid
b. spermatozoa
c. spermatogonia
d. spermatosit primer.
e. spermatosit sekunder
6. Hasil dari oogenesis adalah…..
a. 4 sel ovum
b. 2 sel ovum
c. 3 sel ovum dan 1 badan polar
d. 1 sel ovum dan 3 badan polar.
e. 4 badan polar
7. Hasil dari meiosis 1 sel induk spermatozoa adalah….
a. Spermatosit primer
b. Spermatosit sekunder.
c. Spermatid
d. Spermatogonium
e. Spermatozoa
8. Spermatogenesis terjadi pada organ….
a. Testis.
b. Penis
c. Skrotum
d. Epididimis
e. Vas deferens
9. Hasil akhir dari proses spermatogenesis yang terjadi pada testis adalah…
a. Gamet yang diploid
b. Gamet dengan n kromosom
c. 1 sel spermatozoom fungsional
d. 4 sel spermatozoa fungsional.
e. 3 sel spermatozoa fungsional

12
10. Perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis terletak pada
a. Jumlah sel anak yang dihasilkan.
b. Tempat berlangsungnya pembelahan
c. Jumlah kromosom sel anak
d. Besar sel yang sedang membelah

E. Kunci Jawaban
1. A
2. E
3. A
4. A
5. D
6. D
7. B
8. A
9. D
10. A

F. Daftar Pustaka
Baety, A. n. (2011). Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan. In A. n.
baety, Biologi Reproduksi Kehamilan dan Persalinan (p. 7).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Benson and Pernoll's. (2008). Obsytri and genekologi. In D. wijaya,
Handbook of obstetrics & Gynecology (p. 59). jakarta: EGC.
Dudek, Ronald W. 2014. Embryology. Philadelphia: Woters Kluwer.
Herman, Wibisono. (2010). Atlas Spermatologi. Bandung: Refika Aditama.
https://sciencearsippe.wordpress.com/science-grade9/sistem-reproduksi-
manusia/
Marimbi, Hanum.(2010). Biologi Reproduksi. Djogjakarta: Nuha Medika.

13

Anda mungkin juga menyukai