A. Pendahuluan
Sebuah organisme dikatakan sebagai mahluk hidup jika memenuhi ciri-ciri
mahluk hidup. Ciri-ciri mhaluk hidup di antaranya yaitu bernapas, bergerak,
memerlukan nutrisi, mengalami pertumbuhan dan perkembangan, peka terhadap
rangsang, dan dapat melakukan proses reproduksi. Mahluk hidup melakukan
reproduksi dengan bertujuan untuk menjaga spesiesnya dari kepunahan dan untuk
menurunkan sifatnya kepada keturunannya. Sistem reproduksi setiap organisme
berbeda, utamanya pada gonad dan keberadaan gametnya. Gonad berupakan
organ yang dapat menghasilkan gamet untuk fertilisasi. Sedangkan gamet adalah
sel yang akan berfusi saat terjadi proses fertilisasi.
Gamet adalah sel haploid yang akan melebur pada saat siklus seksual setiap
organisme untuk membentuk sel diploid, yang akan berkembang menjadi individu
baru (Fincham, 2001). Tidak semua organisme memiliki gamet, terutama pada sel
prokariotik. Walaupun tidak memiliki gamet, sel prokariotik melakukan
reproduksi dengan menggabungkan inti selnya, atau dapat juga disebut inti sel
gamet. Proses tersebut disebut kariogami. Tidak semua gamet dan inti sel gamet
akan berdiferensiasi menjadi organisme jantan dan betina, dan tidak semua sel
tersebut berasal dari proses meiosis. Pada organisme eukariotik yang dapat
dibedakan organ kelaminnya, maka terdapat dua macam sel gamet berbeda yang
masing-masing akan berkembang menjadi oragnisme jantan atau betina, seperti
pada hewan mammalia dan manusia. Penjelasan mengenai gonad, sel kelamin,
struktur dan fungsinya terutama pada manusia akan diperjelas pada paper ini.
B. Pembahasan
Reproduksi sesual adalah proses saat organisme menghasilkan keturunan
dengan membuat sel kelamin atau yang biasa disebut dengan gamet. Gamet jantan
adalah sel spermatozoa (jamak, tunggal = spermatozoon), dan gamet betina adalah
sel telur atau ovum. Kedua gamet tersebut dihasilkan dari sutu organ yang berbeda
yaitu gonad. Gonad jantan yaitu testis akan memproduksi spermatozoa dan gonad
betina yaitu ovarium akan memproduksi oosit yang berkembang menjadi ovum.
Struktur dan fungsi gonad serta sel gamet adalah sebagai berikut.
2
1. Gonad Jantan
Gonad jantan adalah testis atau testikel, yaitu sepasang kelenjar yang
berbentuk oval berukuran kurang lebih 5 cm dan berat kurang lebih 10,5-15 g,
terletak diluar tubuh pria yang dilindungi oleh skrotum (Torota et al, 2009).
Testis merupakan organ paling krusial dalam reproduksi pria karena berfungsi
untuk menghasilkan sperma dan hormon yang diperlukan untuk perkembangan
dan pengaturan karakteristik seksual pria (Kumar et al, 2017). Anatomi testis
terdiri dari ruang-ruang yang memiliki fungsi berbeda. Ruang tersebut adalah
kompartemen tubular dan interestrial (Gambar 1).
Gambar 2. Bagian tubulus seminiferus yang terdapat sel benih (Germ cell) untuk
spermatogenesis. (Kumar et al, 2017)
2. Gamet Jantan
Gonad jantan yaitu testis memproduksi sel gamet melalui proses
gametogenesis. Sel gamet jantan yaitu spermatozoa (jamak, tunggal =
spermatozoon) dibentuk melalui proses spermatogenesis (Gambar 2).
Spermatozoon merupakan sel yang terspesialisasi dengan fungsi yang sangat
potensial untuk mentransfer genomnya ke dalam ovum.
Komponen struktural spermatozoon berhubungan dengan fungsinya yang
sangat terspesialisasi. Spermatozoon terdiri dari kepala dan ekor berupa
flagelum yang disambungkan oleh sebuah sambungan atau leher (Kumar et al,
2017). Bagian kepala terdiri dari nukleus, akrosom, dan sitoskeleton (Gambar 3).
Susunan komponen di dalam kepala secara struktural dari dalam ke luar adalah
4
(Ca) intraseluler.
Gambar 3. Diagram skematik yang menunjukkan bagian-bagian spermatozoon (Kumar
et al, 2017)
Akrosom merupakan organel yang khas karena turunan dari badan golgi
yang terjadi selama proses spermiogenesis. Akrosom adalah kapsul pembungkus
kepala spermatozoon yang bermembran ganda berisi enzim. Enzim-enzim
akrosom berperan dalam proses fertilisasi, yaitu tepatnya untuk penetrasi
spermatozoon ke dalam membran plasma sel telur. Enzim yang ada di dalam
akrosom di antaranya protease, asam hidrolase, dan hyalurodinase. Selain itu
terdapat komponen non-enzimatik penyusun akrosom yaitu MC41, SP56, dan
SP-10.
5
Gambar 4. Proses pembentukan sperma di dalam tubulus seminiferus testis (Tortora et al, 2009)
yang tidak dilapisi oleh selaput dan homolog dengan testis (Tortora et al, 2009).
Homolog tersebut berarti bahwa kedua organ berasal dari bagian embrionik yang
sama. Ovarium berperan dalam dua hal penting yaitu memproduksi gamet betina
dan menghasilkan hormon progesteron, esterogen, inhibin, dan relaksin.
Berbeda dengan testis, ovarium berada di dalam tubuh dan tidak
dilindungi oleh membran. Ovarium terletak di samping kanan dan kiri uterus.
Beberapa ligamen membantu ovarium untuk mempertahankan posisinya. Pada
setiap ovarium terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Epitelium germinal, yaitu sebuah lapisan epitelium sederhana yang
menutupi permukaan ovarium.
b. Tunica albuginea, yaitu sebuah kapsul berwarna keputihan yang merupakan
jaringan ikat yang tidak beraturan, terletak di sebelah dalam epitel germinal.
c. Korteks ovarium, adalah sebuah daerah di sebelah dalam tunica albiginea
yang tersusun atas folikel ovarium yang diselubungi jaringan ikat tidak
beraturan, mengandung serat kolagen dan sel seperti fibroblas yang disebut
sel stromal.
d. Medulla ovarium berada di dasar korteks ovarium. Medulla terdiri dari
jaringan ikat yang lebih longgar dan mengandung pembuluh darah,
pembuluh limfa, dan saraf.
e. Folikel ovarium, adalah wadah yang terletak di bagian korteks dan terdiri
dari oosit pada beberapa tahap perkembangan sel telur dan sel-sel di
sekelilingnya. Ketika sel-sel di sekelilingnya membentuk lapisan tunggal,
mereka menyebutnya sel folikular. Ketika berkembang pada tahap
selanjutnya, sel folikular berkembang membentuk beberapa lapisan yang
disebut dengan sel granulosa. Sel-sel di sekitar memberi zat makanan pada
oosit yang sedang berkembang dan mulai mensekresi esterogen ketika
folikel tumbuh besar.
f. Sebua Folikel matang atau folikel de Graaf, yaitu folikel yang besar, berisi
cairan yang siap untuk pecah dan mengeluarkan oosit sekunder. Proses
tersebut disebut dengan ovulasi.
7
2. Gamet Betina
Untuk menghasilkan gamet, maka gonad melakukan pembentukan sel
gamet. Pembentukan sel gamet betina disebut dengan oogenesis. Oogenesis
dimulai saat wanita masih dalam kandungan. Selama perkembangan awal janin,
sel benih primordual bermigrasi dari yolk sac ke ovarium. Disana, sel beih
promordial berdiferensiasi menjadi oogonium. Oognium adala sel puna diploid
(2n) yang membelah secara mitosis menjadi berjuta-juta sel benih.
Beberapa sel benih berkembang menjadi oosit primer yang masuk dalam
fase profase meiosis I selama dalam proses perkembangan janin, tetapi tidak
menyelesaikan proses tersebut sampai tiba masa pubertas. Selama fase istirahat
ini, setiap oosit primer dibungkus oleh satu lapis sel berfolikel yang disebut
dengan folikel primordial. Saat bayi perempuan lahir, terdapat oosit primer
sekitar 200.000 – 2.000.000 di setiap ovarium. Setiap bulan setelah masa
8
Selama masa pubertas, oosit primer akan membelah secara meiosis satu
menjadi oosit sekunder. Oosit sekunder melakukan pembelahan meiosis dan
berhenti pada fase metafase dan tidak meneruskan pembelahannya sampai
terjadi proses fertilisasi. Saat oosit sekunder sampai pada tahap metafase dan
folikel telah menjadi folkel Graaf maka terjadi proses ovulasi. Setelah ovulasi,
jika terjadi fertilisasi maka oosit sekunder akan meneruskan pembelahannya
menjadi dua sel haploid yang beberda ukuran. Sel yang besar adalah ovum dan
9
yang kecil adalah badan polar. Nukleus spermatozoon dan ovum akan bersatu
sehingga terbentuk sel diplod yang disebut zigot.
Berikut ini merupakan gambar perkembangan folikel di dalam ovarium
hingga terbentuk oosit sekunder yang siap untuk fertilisasi.
Gambar 7, (a) folikel primordial, (b) folikel primer (Tortora et al, 2009)
Gambar 8. Folikel sekunder dan folikel sekunder yang matang siap untuk fertilisasi
(Tortora et al, 2009)
C. Simpulan
10