Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

EMBRIOLOGI HEWAN

HISTOLOGI TESTIS DAN OVARIUM

Disusun Oleh :

Rahmawati Dwi Handayani


205090101111006

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
ABSTRAK
Sistem reproduksi pada pria terdiri atas testis, sistem saluran genital, kelenjar aksesori, dan penis.
Sedangkan pada wanita terdapat ovarium sebagai organ reproduksi. Spermatogenesis terjadi dimulai
dari spermatogonia, spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan spermatozoa. Pada
wanita tahapan perkembangan folikel dimulai dari folikel primordial, folikel primer, folikel sekunder,
dan folikel De Graff. Untuk mengetahui histologi testis dan ovarium dilakukan pengamatan dengan
menggunakan preparat awetan testis dan ovarium. Metode ini untuk dapat mengamati dan membedakan
setiap tahapan perkembangan nya.
Pendahuluan dan jaringan ikat dimana sel Leydig
Sistem reproduksi pada pria memproduksi testosteron (Pawlina, 2016).
merupakan satu kesatuan beberapa organ yang Tubulus seminiferus panjangnya
memiliki beberapa fungsi diantaranya fungsi sekitar 30-50 cm dengan diameter 150-250 µm.
reproduksi untuk menghasilkan spermatozoa, Tubulus seminiferus dilapisi sel epitel
fungsi endokrin untuk menghasilkan hormon, bertingkat. Membran dasar ini ditutupi oleh
dan fungsi seksual saat pengiriman gamet pria jaringan ikat berserat dengan lapisan dalamnya
ke dalam saluran reproduksi wanita (Rizal, mengandung otot polos dan myoid. Tubulus
2021). Sistem reproduksi pada pria terdiri dari seminiferus terdiri dari sel sertoli dan sel
testis, sistem saluran genital, kelenjar aksesori, spermatogenik. Sel Sertoli terdiri dari sel-sel
dan penis (Gartner, 2018). Kelenjar aksesori kolumnar. Sel spermatogenik diturunkan dari
terdiri atas vesikula seminalis, prostat, dan sel germinal primordial yang berasal dari
kelenjar bulbourethal. Fungsi utama testis kantung kuning telur. Selain itu ada sel Leydig
adalah berlangsungnya spermatogenesis untuk atau sel interstisial sebagai pelengkap tubulus
menghasilkan gamet dan steroidogenesis untuk seminiferus. Sel Leydig merupakan sel
sintesis hormone seks. Hormon seks terutama eosinofilik besar poligonal yang biasa
testosterone berperan penting dalam mengandung lipid (Pawlina, 2016).
perkembangan embrionik (Pawlina, 2016).
Pada wanita terdapat ovarium yang
merupakan kelenjar berbentuk bulat yang
berada di sisi kanan dan kiri uterus (rahim) di
bawah tuba uterine dan terikat oleh ligamentum
latum di bagian belakang. Bagian dalam atau
tengah disebut medula ovari yang tersusun oleh
jaringan ikat yang mengandung banyak kapiler
darah dan saraf. Sedangkan, bagian luar disebut
korteks ovari yang tersusun atas folikel-folikel
berdinding epitelium. Ovarium memiliki tiga
fungsi yakni untuk memproduksi ovum (sel
telur), menghasilkan hormone estrogen, dan (Pawlina, 2016)
progesteron (Nani, 2018). Gambar 1. Tubulus Seminiferus
dan Sel Leydig
Tinjauan Pustaka
Testis erat kaitannya dengan sistem Spermatogenesis adalah bagian awal
saluran kemih pada dinding posterior perut. dari produksi sperma. Spermatogenesis dimulai
Testis berasal dari tiga sumber atau lapisan pada masa pubertas dengan proliferasi batang
yakni mesoderm tengah , epitel mesodermal, dan sel spermatogonia. Sel spermatogonia
dan sel primordial. Setiap testis dikelilingi oleh berukuran bulat kecil berdiameter sekitar 12
kapsul jaringan ikat padat dan tunica albuginea. µm. Sel spermatogonia menempati basal di
Bagian dari kapsul jaringan ikat ini adalah dinding epitel tubulus dekat dengan permukaan
jaringan ikat longgar yang mengandung sel Sertoli (Mescher, 2018).
pembuluh darah. Testis dibagi menjad 250 Spermatogonia terbagi menjadi
lobulus. Setiap lobulusnya terdiri atas 1-4 spermatogonia tipe A terang, tipe A gelap, dan
tubulus seminiferus dimana sperma diproduksi tipe B. Spermatogonia tipe A gelap mewakili
populasi cadangan sel yang biasanya tidak
mengalami pembelahan (Gartner, 2018). hyaluronidase, neuraminidase, asam
Spermatogonia tipe A gelap maupun terang phosphatase, dan protase. Enzim tersebut
memiliki inti bulat atau oval dengan kromatin digunakan untuk penetrasi zona pelusida sel
granular halus. Hanya bagian kromatin yang telur. Reaksi akrosom ini memfasilitasi
terlihat tampak lebih terang pada penetrasi sperma untuk terjadinya pembuahan
spermatogonia tipe A terang. Sedangkan, dan mencegah masuknya sperma tambahan
spermatogonia tipe B umumnya memiliki inti dalam sel telur (Pawlina, 2016).
bulat dengan kromatin yang dipadatkan Ekor pada sperma dibagi menjadi leher,
dibagian tengah nukleolus pusat (Pawlina, bagian tengah, bagian utama, dan bagian akhir.
2016). Leher berisi sentriol. Potongan tengah
Setiap spermatogonium tipe B panjangnya sekitar 7 µm berisi mitokondria.
kemudian mengalami pembelahan mitosis Mitokondria menyediakan energi untuk
sehingga menghasilkan spermatosit primer. melakukan pergerakan (motilitas) pada sperma.
Spermatosit primer merupakan sel bulat dengan Bagian utama panjangnya sekitar 40 µm berisi
inti eukromatik. Mereka mereplikasi DNA selubung fibrous eksternal. Bagian akhir
sehingga kromosom nya terdiri dari kromatid panjangnya 5 µm yang mengandung kompleks
duplikat. Memasuki meiosis, kromosom aksonem (Pawlina, 2016).
homolog bersatu menghasilkan sel haploid.
Kromosom homolog yang terpisah dalam
meiosis yang pertama menghasilkan sel
spermatosit sekunder (Mescher, 2018).
Spermatosit sekunder memiliki 23
kromosom (22+X atau 22+Y) dengan masing-
masing terdiri dari 2 kromatid sehingga jumlah
DNA adalah 2N. Spermatosit sekunder jarang
teramati karena umur nya sangat pendek dan
secara singkat mengalami pembelahan meiosis
kedua. Kemudian spermatosit sekunder
menghasilkan dua haploid sel yang disebut
spermatid yang bersifat haploid (n) (Mescher, (Pawlina, 2016)
2018). Gambar 3. Struktur dan Bagian Sperma

Pada wanita ovarium merupakan


struktur terkecil seperti kacang almond yang
jaringan ikatnya tebal, tunica albuginea ditutupi
skuamosa sederhana hingga kuboid yang
disebut epitel germinal. Ovarium terbagi
menjadi korteks yang kaya akan folikel
ovarium dan medula yang kaya akan jaringan
ikat vaskular. Korteks terletak jauh di dalam
tunica albuginea yang menampung sel germinal
betina yang telah mengalami pembelahan sel.
Medula adalah stroma jaringan ikat longgar
yang kaya fibroblas dan sel interstitial yang
(Mescher, 2018) mensekreksi estrogen (Gartner, 2018).
Gambar 2. Spermatogenesis (SG) Korteks berisi folikel ovarium dalam
spermatogonia; (SC) sel Sertoli; (PS) berbagai tahap perkembangan diantaranya
spermatosit primer; (ES) early spermatid; (LS) folikel primordial, folikel primer, folikel
late spermatid; (M) myoid sel; (F) jaringan ikat sekunder, dan folikel De Graff. Folikel
primordial terdiri dari oosit primer yang
Setelah melalui tahap spermatid maka dikelilingi satu lapisan sel folikel pipih
selanjutnya akan menjadi sperma. Sperma (granulosa) seperti terlihat pada gambar 4
manusia dewasa memiliki Panjang 60 µm. (Gartner, 2018). Folikel primordial muncul
Bagian kepalanya 4,5 µm dengan lebar 3 µm pada tiga bulan perkembangan janin. Folikel ini
dan tebal 1 µm. Tutup akrosom mengandung berada tepat dibawah tunica albuginea.
Permukaan luar sel dibatasi oleh lamina basal.
Oosit dalam folikel berdiameter 30 µm dan
memiliki nukleus besar (Pawlina, 2016).

(Pawlina, 2016) (Gartner, 2018)


Gambar 4. Folikel Primordial (N) nukleus; Gambar 6. Folikel Sekunder (FF) folikel
(FC) sel folikel cairan; (TI) theca interna; (TE) theca externa;
(FC) sel folikel
Folikel primordial berkembang
menjadi folikel primer seperti gambar 5. Folikel Selanjutnya menuju pada
berbentuk kuboid. Oosit mengandung protein perkembangan folikel Graafian yang telah
spesifik disebut zona pelusida. Zoa pelusida matang dan berukuran besar. Lapisan tunggal
terdiri atas ZP-1 (80-120 kDa), ZP-2 (73 kDa), sel folikel yang langsung mengelilingi oosit
dan ZP-3. Proliferasi mitosis yang cepat disebut korona radiata (Gartner 2018). Antrum
menimbulkan epitel berlapis menjadi sel pada folikel De Graff mengakumulasi lebih
granulosa. Sel granulosa berkembang banyak folikel cairan dan mengembang hingga
membentuk selubung jaringan ikat disebut 2 cm. Lapisan granulosa menjadi semakin tipis.
theca folikuli. Theca folikuli berdiferensiasi Pada folikel matang ini lapisan theca lebih tebal
menjadi lapisan theca interna dan theca (Mescher, 2018).
eksterna (Pawlina, 2016).
Metode
Waktu pelaksanaan praktikum
Embriologi Hewan topik kedua mengenai
Pengamatan Histologi Testis dan Ovarium ini
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4
Oktober 2022 pukul 07.30 WIB hingga 10.10
WIB. Praktikum ini dilaksanakan di
(Pawlina, 2016) Laboratorium Embriologi Hewan Fakultas
(a) (b) Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Gambar 5. (a) Early primary follicle (b) Last Universitas Brawijaya Malang.
primary follicle GC (sel granulosa); ZP (zona Langkah awal adalah menyiapkan
pelusida preparat awetan testis dan ovarium. Pembuatan
preparat histologi mengacu pada metode
Folikel primer mengeluarkan folikel Kiernan (1990). Organ ovarium atau testis
cairan yang semakin menumpuk semakin besar dilarutkan dalam alkohol 70%. Selanjutnya di
dan menyatu yang disebut antrum yang dehidrasi dengan larutan bertingkat masing-
menghasilkan folikel sekunder atau folikel masing selama 2 jam. Lalu dilakukan clearing
antral. Saat antrum berkembang, sel granulosa (penjernihan) dengan larutan xylol. Selanjutnya
membentuk cumulus oophorus yang menjorok proses infiltrasi dalam paraffin cair. Lalu,
ke dalam antrum seperti pada gambar 6 embeeding dalam parafin. Blok jaringan
(Mescher, 2018). ovarium atau testis disayat dengan ketebalan 5
µm dan diletakkan pada gelas objek yang telah
dilapisi poly-L-lysine (Wahyuni, dkk, 2019).
Untuk pewarnaan organ uterus adalah metode
avidin biotin complex (ABC) (Suvarna, et al.,
2019). Setelah pembuatan preparate selesai
maka dilakukan pengamatan dibawah
mikroskop. Pada pengamatan ini akan teramati
bagian-bagian testis dan tahapan
perkembangan folikel pada ovarium.
Hasil dan Pembahasan
Pada pengamatan histologi testis
terlihat spermatozoa, tubulus seminiferus,
lumen, sel Leydig, dan jaringan ikat seperti
terlihat pada gambar 7.

(Dokumentasi: Pribadi)
(a) (b)
Gambar 9. Hasil Pengamatan Folikel Primer
dan Sekunder (a) Perbesaran 400x;
(b) Perbesaran 100x

(Dokumentasi: Pibadi)
Gambar 7. Hasil Pengamatan Testis
Perbesaran 40x
Sel Leydig adalah pelengkap yang
biasanya ditemukan Bersama dengan sel
Sertoli. Tubulus seminiferus terdiri dari banyak
lilitan yang bila diuraikan panjangnya sekitar
30-50 cm dengan diameter 150-250 µm
(Pawlina, 2016). Terdapat pula jaringan ikat
yang berada paling luar tubulus seminiferus. (Gartner, 2018)
Pada pengamatan biasanya spermatosit Gambar 10. Folikel De Graff (MG)
sekunder jarang teramati karena umur nya membrane granulosa; (PO) folikel primer;
sangat pendek dan secara singkat mengalami (CO) cumulus oophorus; (FL) cairan folikel;
pembelahan meiosis kedua (Mescher, 2018). (TI) theca interna; (TE) theca externa

Kesimpulan
Pada praktikum mengenai histologi
testis dan ovarium praktikan dapat melakukan
pengamatan histologi melalui preparate awetan
yang telah disiapkan. Praktikan dapat
mengetahui tahapan spermatogenesis pada
testis dan tahapan perkembangan folikel pada
ovarium. Selain itu, praktikan dapat
(Dokumentasi: Pribadi) membedakan bagian dan karakteristik tiap
Gambar 8. Hasil Pengamatan Tubulus tahapan perkembangan pada testis maupun
Seminiferus 400x ovarium.
Pada pengamatan ovarium dapat Saran
diamati bagian folikel primordial, folikel Dalam pelaksanaan praktikum ini
primer, dan folikel sekunder seperti gambar 10. sudah berjalan cukup baik dan lancar dari awal
Pada pengamatan tidak ditemukan folikel De hingga selesai. Setiap kelompok praktikan
Graff. Folikel De Graff ini merupakan folikel diberi preparate awetan testis dan ovarium
yang telah matang yang berukuran besar. untuk diamati. Asisten praktikum juga
Folikel ini sudah memiliki antrun yang besar, menyebar di beberapa kelompok untuk
cumulus oophorus, dan corona radiata. menuntun dan mengarahkan praktikan dalam
mengamati histologi. Diharapkan untuk
praktikum selanjutnya bisa seperti ini dan
semakin ditingkatkan.
Daftar Pustaka
Gartner, L.P. 2018. Color Atlas and Text of
Histology. Seventh Edition. Philadelphia:
Wolters Kluwer.
Mescher, A.L. 2018. Janquera Basic
Histology Text and Atlas, Fifteenth
Edition. New York: McGrow-Hill
Education.
Nani, D. 2018. Fisiologi Manusia: Siklus
Reproduksi Wanita. Cibubur: Penebar
Plus + .
Pawlina, W. 2016. Histology A Text and Atlas
with Correlated Cell and Molecular
Biology, Seventh Edition. China: Wolters
Kluwer Health.
Rizal, D.M. 2021. Fisiologi Sistem Reproduksi
Pria. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Suvarna, S.P., Layton, C. & Bancroft, J.D.
2019. Bancroft’s: Theory and Practice of
Histological Techniques, Eight Edition.
UK: Elsevier Inc.
Wahyuni, S., Desfariza, C., Hamny, Akmal, M.,
Gholib & Armansyah T. 2019. An
Immunohistochemical Study of Alpha
Estrogen Receptor (Erα) Development in
Ovary and Uterus of Rat (Rattus
norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria.
13(1): 15-21.

Anda mungkin juga menyukai