Anda di halaman 1dari 10

NAMA : NGILUHTARA ADITIYA PUTRI

NIM : 2240022001
KELAS : 3A
MATAKULIAH : HISTOPATOLOGI

PRAKTIKUM
TESTIS & OVARIUM

A. Pendahuluan

TESTIS
1) Tubulus Seminiferus

Setiap tubulus seminiferus dilapisi oleh epitel berlapis majemuk; garis tengahnya lebih
kurang 150-250 µm dan panjangnya 30-70 cm. Panjang seluruh tubulus satu testis mencapai
250 m. Tubulus kontortus ini membentuk jalinan,tempat masing- masing tubulus berakhir
buntu atau dapat bercabang. Pada ujung setiap lobules, lumennya menyempit dan berlanjut
ke dalam ruas pendek yang dikenal sebagai tubulus rektus, yang menghubungkan tubulus
seminiferus dengan labirin saluran-saluran berlapis epitel yang berkesinambungan, yaitu rete
testis. Rete ini, terdapat dalam jaringan ikat mediastinum, dihubungkan dengan bagian
kepala epididimis oleh 10-20 duktulus eferentes (Junqueira,2007).
Tubulus seminiferus terdiri atas suatu lapisan jaringan ikat fibrosa, lamina basalis yang
berkembang baik, dan suatu epitel germinal kompleks atau seminiferus. Tunika propria
fibrosa yang membungkus tubulus seminiferus terdiri atas beberapa lapis fibroblas. Lapisan
paling dalam yang melekat pada lamina basalis terdiri atas selsel mioid gepeng, yang
memperlihatkan ciri otot polos. Epitel tubulus seminiferus terdiri atas dua jenis sel; sel
spermatogenik dan sel Sertoli yang mengatur dan menyokong nutrisi spermatozoa yang
berkembang, hal ini tidak dijumpai pada sel tubuh lain. Sel-sel spermatogenik membentuk
sebagian terbesar dari lapisan epitel dan melalui proliferasi yang kompleks akan
menghasilkan spermatozoa (Junqueira, 2007).

2) Sel-sel Germinal

Proses spermatogenesis, dimulai dengan sel benih primitive, yaitu spermatogonium,


yang terletak di samping lamina basalis. Sel spermatogonium relative kecil, bergaris tengah
sekitar 12 µm, dan intinya mengandung kromatin pucat. Pada keadaan kematangan kelamin,
sel ini mengalami sederetan mitosis, dan sel-sel yang barudibentuk dapat mengikuti satu dari
dua jalur; mereka dapat berlanjut, setelah satu atau lebih pembelahan mitosis, sebagai sel
induk atau spermatogonium tipe A , atau mereka berdiferensiasi selama siklus mitotik yang
progresif menjadi spermatogonium tipe B.
Spermatogonium tipe A adalah sel induk untuk garis keturunan spermatogenik,
sementara spermatogonium tipe B merupakan sel progenitor yang berdiferensiasi menjadi
spermatosit primer. Spermatosis primer adalah sel terbesar dalam garis turunan
spermatogenik ini dan ditandai adanya kromosom dalam tahap proses penggelungan yang
berbeda di dalam intinya. Spermatosit primer memiliki 46 (44+XY) kromosom dan 4N
DNA. Spermatosit sekunder sullit diamati dalam sediaan testis karena merupakan sel
berumur pendek yang berada dalam fase interfase yang sangat singkat dan dengan cepat
memasuki pembelahan kedua. Spermatosit sekunder memiliki 23 kromosom (22+X atau
22+Y) dengan pengurangan DNA per sel (dari 4N menjadi 2N). Pembelahan spermatosit
sekunder menghasilkan spermatid. Spermatid memiliki ukuran yang kecil garis tengahnya 7-
8 µm. Inti dengan daerah-daerah kromatin padat dan lokasi jukstaluminal didalam tubulus
seminiferus. Spermatid mengandung 23 kromosom. Karena tidak ada fase S (sintesis DNA)
yang terjadi antara pembelahan meiosis pertama dan kedua dari spermatosit, maka jumlah
DNA per sel dikurangi setengahnya selama pembelahan kedua ini menghasilkan sel-sel
haploid (1N) (Junqueira, 2007).

3) Sel Sertoli

Sel sertoli adalah sel pyramid memanjang yang sebagian memeluk sel spermatogenik.
Dasar sel sertoli melekat pada lamina basalis, sedangkan ujung apeksnya sering meluas
kedalam lumen tubulus seminiferus. Dengan mikroskop cahaya, bentuk sel sertoli tidak jelas
terlihat karena banyaknya juluran lateral yang mengelilingi sel spermatogenik. Kajian
dengan mikroskop elektron mengungkapkan bahwa sel-sel ini mengandung banyak reticulum
endoplasma licin, sedikit reticulum endoplasma kasar, sebuah kompleks golgi berkembang
biak, dan banyak mitokondria dan lisosom. Inti yang berkembang, yang sering berbentuk
segitiga, memiliki banyak lipatan dan sebuah anak inti yang mencolok; memiliki sedikit
heterokromatin. Fungsi utama sel sertoli adalah untuk menunjang, melindungi dan
mengatur nutrisi spermatozoa. Selain itu, sel sertoli juga berfungsi untuk fagositosis
kelebihan sitoplasma selama spermatogenesis, sekresi sebuah protein pengikat androgen
dan inhibin, dan produksi hormone anti- Mullerian (Junqueira,2007).

4) Sel Leydig

Sel insterstisial Leydig merupakan sel yang memberikan gambaran mencolok untuk
jaringan tersebut. Sel-sel leydig letaknya berkelompok memadat pada daerah segitiga yang
terbentuk oleh susunan-susunan tubulus seminiferus. Sel-sel tersebut besar dengan
sitoplasma sering bervakuola pada sajian mikroskop cahaya. Inti selnya mengandung butir-
butir kromatin kasar dan anak inti yang jelas. Umumnya pula dijumpai sel yang memiliki
dua inti. Sitoplasma sel kaya dengan benda-benda inklusi seperti titik lipid, dan pada
manusia juga mengandung kristaloid berbentuk batang. Celah diantara tubulus seminiferus
dalam testis di isi kumpulan jaringan ikat, saraf, pembuluh darah, dan limfe (Junqueira,
2007).

Gambar 2. Histologi testis (Junqueira, 2007)


Seminoma Testis

Seminoma testis adalah jenis neoplasma (tumor) pada organ testis. Umumnya hanya
bergejala terdapat massa pada testis.

Seminoma adalah tumor besar, lunak, berbatas tegas, biasanya homogen, berwarna putih abu-
abu yang menonjol dari permukaan potongan testis yang terkena. Pada tumor yang besar
mungkin mengandung fokus nekrosis koagulasi, biasanya tanpa perdarahan. Adanya
perdarahan harus segera dilakukan pemeriksaan yang cermat untuk mengetahui adanya
hubungan antara komponen sel germinal nonseminomatosa dengan tumor. Secara
mikroskopis, seminoma terdiri dari sel-sel besar dan seragam dengan batas sel yang jelas,
sitoplasma jernih kaya glikogen, dan inti bulat dengan nukleolus yang mencolok. Sel-selnya
sering tersusun dalam lobulus kecil dengan septa fibrosa di sela-selanya. Biasanya terdapat
infiltrasi limfositik dan kadang-kadang menutupi sel-sel neoplastik. Reaksi inflamasi
granulomatosa juga mungkin terjadi. Pada sebanyak 25% kasus, sel-sel yang terwarnai positif
untuk human chorionic gonadotropin (hCG) dapat terlihat. Beberapa sel pengekspres hCG ini
secara morfologi mirip dengan sinsitiotrofoblas, dan sel ini mungkin merupakan sumber
peningkatan konsentrasi hCG serum yang mungkin ditemui pada beberapa pria dengan
seminoma murni.

OVARIUM

Sistem reproduksi wanita terdiri atas dua ovarium, dua tuba uterina, uterus, vagina,
dan genitalia eksterna. Ovarium merupakan suatu badan berbentuk buah kenari dengan
ukuran kurang lebih panjang 3 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm. Ovarium memiliki bagian-
bagian yang terdiri dari medulla dan korteks. Bagian medulla ovarium mengandung jalinan
vaskular yang luas di dalam jaringan ikat seluler yang longgar. Sementara itu, korteks
merupakan tempat folikel ovarium yang mengandung oosit terutama ditemukan. Tidak ada
batasan yang jelas antara korteks dan medulla.7 Permukaan ovarium ditutupi oleh epitel
selapis gepeng atau kuboid, yakni epitel germinal. Di bawah lapis epitel germinal terdapat
sebuah lapisan jaringan ikat padat yang tidak berbatas jelas membentuk tunika albuginea.7
Jaringan korteks ovarium berada dibawah tunika albuginea. Di sini terdapat sejumlah besar
folikel ovarium sedang berkembang pada fase yang berbedabeda.8 Sebuah folikel ovarium
terdiri atas sebuah oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih lapisan sel folikel. Folikel dibagi
ke dalam tiga fase perkembangan, yaitu folikel primordial, folikel berkembang, dan folikel de
Graaf atau matang.
Folikel primordial paling banyak dijumpai saat sebelum kelahiran. Terdiri atas sebuah
oosit primer dengan inti dan anak inti besar yang dibungkus oleh selapis sel folikel gepeng
Sementara folikel berkembang, stroma ovarium yang mengelilingi folikel akan
berdeferensiasi menjadi teka interna dan teka eksterna. Teka interna kaya akan vaskular dan
teka eksterna terutama terdiri atas jaringan ikat. Tidak ada pembuluh darah dalam lapisan
granulosa.
Sewaktu folikel berkembang pula, terbentuk ruang-ruang kecil di antara sel folikel yang
berisi cairan folikel. Folikel ini disebut folikel sekunder. Kemudian ruang-ruang ini menyatu
dan akhirnya hanya membentuk satu ruang besar yang disebut antrum. Sel-sel dari lapisan
granulosa berkumpul pada satu bagian dinding folikel, membentuk bukit kecil sel-sel, yaitu
kumulus ooforus, yang mengandung oosit. Kumulus ooforus ini menonjol kedalam antrum.
Oosit tidak akan bertumbuh lagi dan dilapisi oleh sel granulosa tipis yang disebut korona
radiata. Folikel ini kini benama folikel de Graaf atau matang.8 Proses ovulasi terdiri atas
pecahnya folikel matang dan pelepasan ovum. Ovum bersama zona pelucida, sel-sel yang
meliputinya, dan beberapa cairan antrum meninggalkan ovarium dan masuk ke dalam tuba
uterina. Setelah ovulasi, sel granulosa dan sel-sel dari teka interna yang menetap dalam
ovarium membentuk kelenjar endokrin sementara yang disebut korpus luteum yang
mensekresikan progesteron dan estrogen
B. Tujuan Praktikum
1. Mengenali Testis & Ovarium
2. Mengidentifikasi strutur jaringan penyangga kondisi normal dan abnormal

C. Alat dan Bahan


1. Mikroskop
2. Preparat Testis & Ovarium normal

D. Cara Kerja
1. Siapkan mikroskop
2. Siapkan preparat Testis & Ovarium
3. Amati preparat Testis & Ovarium dibawah mikroskop
4. Bandingkan hasil preparat yang diamati dengan histopatologi Testis & Ovarium yang
tidak normal

E. Hasil Pengamatan

HistoPA Testis Normal Keterangan


1. Sel sertoli
Sel sertoli merupakan salah satu
sel penting dalam organ
reproduksi jantan yang memiliki
fungsi penyokong dan pemberi
nutrisi bagi spermatozoa yang
berkembang serta penghasil
hormon Androgen Binding
Protein (ABP) (Junquiera et al,.
2007).
2. Leyding sel
Menurut Creasy (2001) fungsi
utama sel Leydig adalah
steroidogenesis, sehingga zat apa
pun yang mengganggu jalur
metabolismenya akan
menghasilkan gangguan
fungsional dalam keseimbangan
hormon.
3. Spermatogonium
Spermatogenesis adalah proses
multiplikasi dan diferensiasi sel
germinal dengan tujuan
memproduksi sel gamet jantan
(spermatozoa) yang terjadi testis
tepatnya di tubuli seminiferi.
4. Spermatosid primer
Spermatosit primer merupakan
sel yang mempunyai ukuran
yang lebih besar dari sel
spermatogenik yang lainnya dan
spermatid yaitu sel yang jauh
lebih kecil dan berinti, vesikuler
dan terletak di sentral (Hayati,
2010).
5. Spermatosid sekunder
Spermatosit primer merupakan
sel yang mempunyai ukuran
yang lebih besar dari sel
spermatogenik yang lainnya dan
spermatid yaitu sel yang jauh
lebih kecil dan berinti, vesikuler
dan terletak di sentral (Hayati,
2010)

HistoPA Testis Tidak Normal Keterangan


Sel tumor pleomorfik, inti besar di
tengah dengan nukelolus jelas,
sitoplasma agak jernih, dan batas sel
jelas. Terdapat sel-sel bermitosis.

Sel-sel tumor tersebar difus dan tampak


banyak sekat jaringan ikat.

HistoPA Ovarium Normal Keterangan


Folikel primer
Sebagian kecil folikel primordial
berkembang menjadi folikel primer setiap
hari. Proses ini bermula pada waktu
pubertas dan terus berlanjut hingga
mencapai menopause.

Folikel primordial
Tahap paling awal, yakni folikel yang ada
di dalam ovarium bayi baru lahir.

Folikel sekunder
Pada tahap ini, folikel berkembang dan
mengandung sel theca, yang melepaskan
hormon-hormon, seperti androgen dan
estrogen

Folikel tersier
Disebut juga folikel antral. Folikel ini
mengandung ruang yang terisi cairan dan
disebut antrum. Pada tahap ini, folikel dapat
dilihat melalui ultrasonografi transvaginal.

Folikel Graaf
Ini adalah folikel yang terbesar, matang,
dan siap berovulasi. Hanya 1-2 folikel
tersier pada setiap siklus haid yang akhirnya
matang dan mengalami ovulasi.

Histopa Ovarium Tidak Normal Keterangan


Mikroskopik sel – sel tumor membentuk
susunan papiler

Gambaran mikroskopik sel sel tumor


dengan mitosis atipik dan adanya gambaran
alveolar/kelenjar

mikroskopik nekrosis yang luas

F. Pembahasan

Tumor yolk sac merupakan keganasan pada testis yang berasal dari sel germinal
dan paling sering terjadi. Angka kejadiannya mencapai 90-95% dari seluruh keganasan
pada testis. Tumor ini semakin mendapat perhatian karena insidennya terus meningkat
dalam dekade ini. Tumor yolk sac testis adalah tumor sel germinal yang paling sering
terjadi pada bayi dan anak, lebih kurang 65% dari tumor sel germinal.
Pada anak-anak tumor yolk sac muncul dalam tipe murni, sedangkan pada orang
dewasa muncul dalam bentuk campuran dengan tumor sel germinal yang lain. Diagnosis
tumor yolk sac secara mikroskopis sering meragukan karena gambaran histopatologinya
bermacammacam. Ada sekitar 10 macam variasi pola histopatologis yang bisa muncul,
baik dalam bentuk tumor yolk sac murni maupun campuran dengan tumor sel germinal
yang lain.
Tumor sel germinal dikategorikan berdasarkan sistem Tumors, Nodes,
Metastases (TNM). Sejak pertemuan Union of International Cancer Control (UICC) ke
5 tahun 1997, stadium tumor ini juga ditentukan berdasarkan stadium “S” yang
dikembangkan khusus untuk keganasan ini. Stadium “S” merupakan gambaran dari
tumor marker serum yang penting untuk menilai keganasan ini dari sisi diagnosis,
prognosis dan pemantauan terapinya. Tumor marker ini adalah alpha-fetoprotein (AFP),
human chorionic gonadotropin (HCG) dan lactat-dehydrogenase (LDH).
Teratoma berasal dari bahasa Yunani teratoyang berarti “suatu monster”
dan onkomayang menunjukkan“suatu pem-bengkakan atau massa”. Beragamteori yang
membahasterjadinya teratoma telah sering dikemukakan, namun terbanyak
disebutkankarena diferensiasi tidak normal dari sel-sel germinal fetus yang berasal
dari yolk sac. Migrasi normal dari sel-sel germinal pri-mordial ini menimbulkan
tumor padagonad sedangkan migrasi tidak normalmenyebab-kan terjadinya tumor
ekstragonad.
Secara khas teratoma tumbuhpada go-nad atau garis midlinetubuh.
Frekuensinya sebagai berikut: sakrokoksigeal40%, ovari-um 25%, testis 12%, otak 5%,
dan lain-lain termasuk leher dan mediastinum 1%.1Teratoma terdiri dari komponen-
kom-ponen ketiga lapisan germinalyang dapat bertumbuh sebagai campuran yang
tidak terorganisasi dari elemen-elemen maturdan imatur,yaitujaringan ektodermal,
mesoder-mal dan endodermal.
Jaringan ektodermal terbanyak menca-kup kulit, turunankulit,epitel
gepeng/pipih, jaringan otak, glia, retina, neuroektoderm, pleksus koroid, danatau
ganglia. Jaringan glia bervariasi selularitasnya, dan dapat lebih seluler daripada
otak normal tanpa indikasi imatur. Elemen neuroektodermal seperti neuroblasdan
neuroepiteliumbisa sangat banyak dan mudah dikenal sebagai jaringan imatur.
Tubulus-tubulus dan rosetteneuroepitelium mudah dikenal dan menunjukkan
komponenimatur dalam suatu teratoma.
Jaringan mesodermal mencakup jaring-an otot,tulang dan atau tulang rawan,
le-mak, dan stroma embrional. Stroma imatur dan tulang rawan imaturadalah tanda
pen-ting pada teratomaimatur. Stroma embri-onal imatur terdiri atassel-sel kecil,
fusi-formis, padat dengan sel-sel yang aktif ber-mitosis dengan inti hiperkromatik
dan sedi-kit sitoplasma.Tulang rawan imaturdikeli-lingioleh stroma embrional dan
kondroblasyang besar.
Jaringan endodermal mencakup hati, epitel bronkus dan saluran cerna,
kelenjar tiroid, danatau kelenjar-kelenjar liur.Sebagian besar teratoma mengandung
jaringan yang terdiri atasberbagai macam lapisan germinaltersebut diatas,dan akibat-
nya mempunyai gambaranmorfologiyang berbeda-beda. Pada jenis teratoma mono-
dermalhanya terdirisatu jenis jaringan, sebagai contoh struma ovariidan tumor kar-
sinoid.Teratoma kistik jinak atau kistader-moid adalah jenis terseringdandiperkirakan
berkisar26-44% dari semua tumor ova-rium.
Menurutklasifikasi WHO,teratoma di-bagi atas tigakelompok yaitu:
1. Immature:
2. Mature:
• Solid
• Cystic
• Dermoid cyst (mature cystic teratoma)
3. Dermoid cyst with malignant transform-ation
• Monodermal and highly specialized:
• Struma ovarii
• Carcinoid
• Struma ovarii and carcinoid.
• Others (e.g., malignant neuroectodermalandependymoma)

G. Kesimpulan
Testis terdiri dari beberapa jenis sel, termasuk sel germinal dan sel Sertoli, yang
berperan dalam produksi sperma. Ovarium terdiri dari folikel ovarium, yang mengandung
sel telur, dan sel-sel stromal, yang menghasilkan hormon seks wanita.
Histopatologi abnormal testis dan ovarium dapat mencakup berbagai kondisi,
termasuk kanker testis dan ovarium, tumor sel germinal, dan endometriosis. Tumor yolk
sac adalah jenis tumor sel germinal yang paling umum pada bayi dan anak-anak. Tumor
ini biasanya hanya melibatkan satu ovarium tetapi progresinya sangat cepat dan agresif .
Teratoma adalah jenis tumor sel germinal yang dapat terdiri dari beberapa jenis sel,
termasuk sel telur, sel rambut, dan sel gigi . Tumor ini dapat terjadi pada testis dan
ovarium

H. Referensi
1. Junqueira’s Basic Histology Text dan Atlas Edisi 12
2. diFiore’s Atlas of Histology with Functional Correlations, Eleventh edition
3. Oktora, M. Z. (2020). YOLK SAC TUMOR TESTIS SUATU LAPORAN KASUS.
Human Care Journal, 5(4), 927-934.
4. Isdadiyanto, S., & Tana, S. (2020). Jumlah Sel Leydig dan Mikroanatomi Testis Tikus
Putih (Rattus norvegicus) Setelah Pemberian Teh Kombucha Konsentrasi 50% Waktu
Fermentasi 6, 9 dan 12 Hari. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 5(1), 67-74.
5. Mulyati, S., & Anwar, C. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK RUMPUT KEBAR
(Biophytum petersianum Klotzsch) TERHADAP JUMLAH SEL SERTOLI MENCIT
(Mus musculus) YANG DIPAPAR 2, 3, 7, 8-TETRACHLORODIBENZO-P-DIOXIN.
6. Loho, L. (2012). SEMINOMA ANAPLASTIK DENGAN YOLK SAC TUMOR
TESTIS (CAMPURAN GERM CELL TUMOR TESTIS). Jurnal Biomedik: JBM , 4
(3)

Anda mungkin juga menyukai