BIOLOGI REPRODUKSI
Nama : Syifa Talia Salsabila
NIM ; 2115301020
Kelas : Reguler 1 Tingkat 1
Sarjana Terapan Kebidanan
Membran sel adalah suatu struktur lapisan elastis yang sangat tipis yang
melapisi seluruh bagian sel.
1.Membran sel merupakan membrane trilaminer yang disusun oleh lipid dan
protein.
4.Sebagai alat komunikasi antara sel dengan sel dan dengan lingkungan luar.
2.Sebagai pengotrol
1. SITOPLASMA
Sitoplasma berasal dari kata cyto, yang berarti sel dan plassein, yang
berarti bentuk.Sitoplasma adalah cairan yang mengisi ruang antara membrane
sel dan inti sel.
Fungsi sitoplasma :
Struktur sitoplasma :
1.Dilihat dari segi fisiknya, sitoplasma dapat digambarkan sebagai sesuatu yang
tebal,semitransparant,dan terdiri dari cairan suspensil.
1.RETIKULUM ENDOPLASMA
2.RIBOSOM
Ribosom adalah suatu struktur non membran berupa granula granula tipis
yang menempel pada retikulum endoplasma atau mengambang bebas di
sitoplasma
3.APARATUS GOLGI
Aparatus golgi disebut juga sebagai Kompleks golgi atau badan golgi.
Kompleks golgi atau aparatus golgi merupakan saluran-saluran yang terletak di
dekat nukleus dan terlibat dalam proses sekresi.
4.MITOKONDRIA
5. LISOSOM
3.Sebagai Pusat pengatur dalam sel yang mengatur reaksi-reaksi kimia yang
terjadi di dalam sel dengan cara menentukan bahan-bahan yang akan disintesis
di dalam sel.
2,ORGAN REPRODUKSI
2.1 ORGAN REPRODUKSI PRIA
Tanda kematangan reproduksi pada laki-laki adalah dialaminya “mimpi
basah”.
2.1.1 ORGAN REPRODUKSI LUAR PRIA
Organ reproduksi pria bagian luar terdiri dari mons pubis, penis dan
skrotum.
1.Mons pubis
Merupakan daerah di atas simfisis pubis pria yang ditumbuhi rambut
2.Penis
Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin pria
dan wanita untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi wanita
3.Skrotum
a.Disebut juga kantung buah zakar
b.Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan
melindungi testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa
Dasar-dasar genetika :
DNA (Deoksiribosa Nucleid Acid)
RNA
SINTESIS PROTEIN
6. PROSES KEHAMILAN
6.1 FERTILISASI
a. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan atau konsepsi adlah proses pertemuan
antara ovum dan sperma yang terjadi dalam ampulla (1/3 bagian luar tuba
faloppi) setelah proses ovulasi. Jika ovulasi tidak terjadi atau belum terjadi
sebelum koitus, kehamilan(fertilisasi) tidak akan terjadi.
Fertilisasi/pembuahan umunya terjadi beberapa jam dan tidak lebih
darri 1 hari setelah terjadinya ovulasi.
Dengan kata lain, pembuahan sel telur/konsepsi/fertilisasi terjadi
apabila spermatozoa(sel mani) bertemu dengan ovum (sel telur).
Pada waktu pertemuan , spermatozoa (sel mani) dengan kepalanya
menembus ovum (sel telur) untuk kemudian intinya bersatu dengan
inti sel telur.
b. Sperma, terdiri dari kepala, leher, dan ekor.
c. Ovum
Hasil meiosis dari gamet sel telur adalah ovum. Proses ini terjadi di
ovarium, tepatnya di dalam folikel.
6.2 NIDASI
Nidasi atau implantasi adalah pelekatan blastocyst tepatnya bagian
tropoblasts pada endometrium, yang pada akhir ke 7-8 setelah
fertilisasi.
Blastosis biasanya tertanam di dekat puncak Rahim/uterus, pada
bagian depan maupun dinding belakang.
Dinding blastosis memiliki ketebalan 1 lapis sel, kecuali pada daerah
tertentu terdiri dari 3-4 sel.
Sel-sel di bagian dalam pada dinding blastosis yang tebal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel-sel di bagian luar
tertanam pada dinding Rahim dan membentyk plasenta (ari-ari).
B. FISIOLOGI PERSALINAN
Fisiologi persalinan proses pengeluaran janin yg terjadi pd
kehamilan cukup bulan (37 – 42 mgg),lahir spontan dgn presentasi
belakang kepala yang berlangsung dlm 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
ibu maupun janin .
Sebab-sebab terjadinya persalinan :
1. Teori Penurunan Progesteron
2. Teori Oksitosin
3. Teori Keregangan Otot Rahim
4. Teori Janin
5. Teori Prostaglandin
Gerakan utama pd mekanisme persalinan berupa :
1. Engagement
2. Descent (turunnya kepala)
3. Flexion
4. Internal Rotation
5. Extension
6. External Rotation
7. Ekspulsi
Persalinan normal :
Berlangsungnya persalinan normal dibagi menjadi 4
kala, terdiri dari :
1. Kala I (Pembukaan)
2. Kala II ( Pengeluaran Janin)
3. Kala III ( Pengeluaran Plasenta)
4. Kala IV ( Pengawasan 2 jam post partum)
C. FISIOLOGI NIFAS
Masa Nifas (pueperium) > masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil & secara normal masa
nifas berlangsung selama 6 minggu / 40 hari.
Tahapan masa nifas :
Puerperium Dini > kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
& berjalan-jalan.
Puerperium Intermedial > kepulihan menyeluruh alat-alat genital
yang lamanya 6 – 8 minggu.
Remote Puerperium (Late Pueperium) > waktu yang diperlukan
untuk pulih & sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu
persalinan mempunyai komplikasi.
Perubahan fisiologi nifas :
1. Involusi uterus
2. Lochea
3. Payudara
4. Serviks
5. Vulva vagina
6. Sistem pencernaan
7. Sistem perkemihan
8. Sistem muskuloskeletal
9. Sistem endokrin
10.Perubahan tanda vital
11.Sistem kardiovaskuler
12. STRUKTUR PAYUDARA & FISIOLOGI LAKTASI
A. STRUKTUR PAYUDARA
a. Anatomi payudara
Kelenjar yg terletak dibawah kulit di atas otot dada.
Fungsi payudara memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
b. Struktur makroskopis
Korpus Mammae,
Aerola
Papilla / putting
c. Struktur mikroskopis
Alveoli
Tubulus lactiferous
Ductus lactiferous
Ampulla
d. Tahap perkembangan payudara
Tahap 1 : Tidak ada pertumbuhan payudara yg spesifik, putting belum
menonjol (Pada masa pre pubertas),
Tahap 2 : Munculnya tunas, putting & aerola yg melebar (saat memasuki
pubertas).
Tahap 3 : Payudara semakin membesar, terkadang terasa nyeri (saat
mengalami menarche).
Tahap 4 : Payudara semakin membesar & kulit pun mulai menggunduk di
payudara sehingga harus ditopang dengan bra
Tahap 5 : Payudara membulat dgn putting terangkat. Bentuk payudara ini
akan bertambah hingga anak dewasa.
B. FISIOLOGI LAKTASI
ASI merupakan hasil produksi dari kelenjar payudara >
Laktogenesis (Pembuatan ASI)
Proses laktogenesis melibatkan serangkaian hormon dalam
perjalanannya. Secara sederhana 2 hormon yg berperan penting
hormon prolaktin & hormon oksitosin.
Produksi ASI :
1.Kontrol laktogenesis I > terjadi saat kehamilan sekitar
16 minggu ditandainya dgn keluarnya kolostrum (ASI
awal).
2. Kontrol laktogenesis II > Terjadi saat plasenta telah
lahir. Perubahan hormon terjadi secara tiba2 hormon estrogen
& progesteron menurun, kadar prolaktin meningkat.
Dengan dilakukan IMD kadar oksitosin jg meningkat.
3. Laktogenesis III > dimulai 30 – 40 jam setelah
melahirkan ditandai dengan peningkatan produksi ASI
Kandungan ASI :
Lemak sumber energi utama & mhsilkan kira2 stngh dr total seluruh
kalori ASI
Protein > whey protein : mudah dicerna berisi protein anti infeksi
Prebiotik > mencegah bakteri2 patogen agr tdk menimbulkn infeksi
Karbohidrat > laktosa karbohidrat utama dlm ASI (98%), penting
untuk pertumbuhan otak
Zat besi > Bayi sblm usia 6 bln tdk membutuhkn zat besi tambahan
Vitamin yg larut dlm lemak > Vit A & E, Namun tdk untuk Vit D &
K
Elektrolit & mineral
Imunoglobin > IgA : sal penc , sel darah putih sbg pendeteksi
infeksi.
Manfaat ASI :
1. Menurunkan resiko penyakit infeksi
2. Meningkatkan kekebalan tubuh anak
3. Meningkatkan perkembangan kognitif & kecerdasaan emosional
anak
4. Menurunkan resiko kanker payudara
5. Kembalinya berat badan lebih cepat
6. Berkurangnya perdarahan PP & mempercepaat proses involusi
uterus
7. Menunda ovulasi sehingga dapat digunakan sebagai KB alamiah
sampai dengan ibu mendapatkan menstruasi pasca partum
JENIS ANTISEPTIK
Alkohol
Deterjen/surfaktan
Peroksigen
ALAT STERILISASI
Filter Berkefeld. ...
Autoclave. ...
Dry Heat Sterilizer. ...
Lampu UV Sterilisai. ...
Alkohol
Macam-macam kekebalan :
A. Kekebalan aktif
Yaitu: kkebalan yg diperoleh tubuh orang tersebut
aktif membuat zat anti.
Kekebalan aktif dibagi 2 :
1.Kekebalan aktif alami ( Natural acqurated active
immunity )
2. Kekebalan aktif disengaja( Artificialy acqured active imuniti )
B. Kekebalan Pasif : terbagi 2
1. Kekebalan pasif yg diturunkan(Naturaly acqured pasive imunity )
2. Kekebala pasif disengaja( Artificially acqurate passive imunity )
Vaksinasi
Sampai saat ini telah banyak ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit :
difteri,campak,meningitis,mumps,poliomyelitis,hepatitis,pertusis,pest,rube
lla,varicella ( cacarair),tetanus,tuberculosis,tyhpus,yellow fever,
influenza, pneumoniae,brucellosis.
Cara pemberian vaksin melalui mulut (peroral) atau suntikan ( parenteral ).
Penyakit infeksi yg dapat dicegah dengan vaksinasi
1.Penyakit bakteri akut :
pertusis,cholera,pest,antrax
2.Penyakit bakteri kronos : tuberkulosis
3.Penyakit karena virus :
Variola,varicella,mumps.morbili,hepatitis,poliomy
elitis.
4. Penyakit karena ricketsia : epidemic typhus.
5. Penyakit karena toksin bakteri : difteri,tetanus.
IMUNISASI
Tujuan Imunisasi :
Untuk memberikan daya tahan tubuh yg sebesar-besarnya kepada resipien
agar tidak menjadi sakit atau hanya mengalami gejala klinik yg ringan
tanpa membahayakan resipien.
18. VIROLOGI
Virologi dasar
Pendahuluan :
• 400 S.M. Aristoteles menemukan penyakit Rabies
• 1892 Dimitri Iwanowski menemukan virus dari daun tembakau yg
menderita Mosaic desease.
• 1900 Walter Reed menemukan virus demam kuning
• 1906 Paschen menemukan partikel virus Vaccinia.
• Virus mempunyai ukuran antara 10 – 400 milimikron
Morfologi :
• Bentuk bermacam macam seperti : batang,oval,seperti benang
• Bersifat obgligate parasit ( hanya dapat tumbuh dan berkembang
biak/replikasi) didalam sel yg masih hidup ( sel host)
• Diluar sel host virus berupa partikel disebut virion. Didalamnya terdapat
DNA
• ( deoxyrobonucleic acid) atau Ribonucleic acid ( RNA ).
• Virion tidak melakukan metabolisme ataupun reproduksi,hanya dapat
menyebabkan infeksi sel host yang cocok.
Contoh Virus :
Virus RNA
1. Poliomyelitis hepatitis A
2. Encephalitis yellow fever
3. AIDS
4. Mumps,morbili
5. Demam berdarah (vaccinia)
6. 6.Common cold
7. 7.Encephalitis
8. 8.Influenza
9. 9.Rabies
Virus DNA :
1. Virus kanker
2. Virus Hepatitis B
3. Varisella,Herpes genetelia
4. Small pox (Variolla) Cowpox
INFEKSI NOSOKOMIAL
Defenisi :
Infeksi nosokomial adalah infeksi yg diperoleh selama pasien mendapat
perawatan di rumah sakit.
Penyakit infeksi ini tidak diderita pada waktu masuk rumah sakit dan
pasien tidak berada dalam masa inkubasi suatu penyakit infeksi.