MODUL 5
PENDIDIKAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
DISUSUN OLEH :
1. ISTIK
2. VONI
3. MAMAN
MODUL 5
KEGIATAN BELAJAR 1
Anatomi dan Fisiologi Reproduksi Manusia
Organ reproduksi laki-laki di sebut testes dengan struktur dan fungsi fisiologinya berperan dalam
menghasilkan sperma. Organ reproduksi perempuan di sebut ovarium berperan dalam menghasilkan sel
telur kedua organ reproduksi dinamakan gonad. Sel telur yang telah di buahi sperma akan berkembang
menjadi zigot dan menjadi embrio di dalam rahim ( uterus )
Skrotum merupakan kantung berkulit tipis yang mengelilingi dan melindungi testis.
Skrotum juga bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, karena agar sperma
terbentuk secara normal, testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan suhu tubuh.
2. Testes
Testes menghasilkan Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing
Hormone (LH) juga hormon testosterone. Menghasilkan hormon testosteron, dilakukan
oleh sel interstial
3. Sel Sperma atau Spermatozoa
Sel sperma dihasilkan kira-kira 300 juta per hari. Sel sperma terdiri dari atas kepala,
bagian tengah, dan ekor. Pada bagian kepala terdiri materi inti dan akrosom yang berisi
enzim-enzim hyaluronidase dan proteinase.
4. Saluran-saluran
Sperma akan diangkut ke luar dari testis melaluisaluran-saluran tersebut :
a. Epididimis. Sel sperma akan ke luar testis melalui saluran-saluran efferent dalam
epididimis ke dalam satu saluran yang disebut saluran epididimis. Fungsi saluran ini
adalah sebagai tempat pematangan sperma. Sel sperma dapat berada pada saluran
epididimis sampai satu bulan. Setelah itu sperma tersebut akan diserap kembali.
b. Saluran (vas) deferens. Saluran ini menembus saluran inguinal dan masuk ke dalam
rongga pelvis kemudian turun ke sebelah permukaan posterior dari kantung kemih.
Fungsi saluran ini adalah untuk menyimpan sperma sampai beberapa bulan dan
mendorong sperma ke arah uretra selama ejakulasi melalui kontraksi peristaltik dari
otot-otot penutupnya.
c. Saluran ejakulasi. Saluran ini panjangnya kira-kira 2 cm dan dibentuk oleh gabungan
saluran dari seminal vesikel dan saluran deferens. Saluran ini akan mendorong sperma
ke dalam saluran uretra prostatik.
a. Kalenjar prostat terletak di sebelah bawah kantung kemih dan mengelilingi uretra
bagian atas. Kalenjar ini hanya satu buah dan menghasilkan cairan alkalin yang
dimasukkan ke dalam uretra prostaltik. Cairan ini berperan menetralisasi asam-
asam di dalam uretra.
b. Kalenjar bulbourethral, yang berfungsi untuk menghasilkan lendir dan zat yang
bersifat untuk menetralisasi urine. Jumlah 1 pasang.
6. Cairan sperma
Cairan sperma sering juga disebut air mani merupakan campuran dari sperma dan sekresi.
Cairan sperma memiliki pH 7,35-7,50. Cairan ini bersifat basa. Cairan sperma ini juga
mengandung antibiotik yang disebut seminalplasmin yang berfungsi untuk menghancurkan
bakteri.
7. Penis
Penis (dari bahasa Latin phallus yang artinya ekor) adalah alat kelamin
jantan dan juga berfungsi sebagai organ eksternal untuk urinasi. Secara struktural, penis
tersusun atas tiga rongga berisi jaringan erektil yang berspons. Dua rongga yang terletak di
tengah dinamakan korpus kavernosa. Sedangkan satu rongga yang berada di bawah korpus
kavernosa dinamakan korpus spongiosum. Di dalam korpus spongiosum terdapat saluran
reproduksi yakni uretra. Di bagian ujung penis terdapat bagian yang dinamakan kepala
penis (gland penis). Kepala penis ini tertutup oleh lipatan kulit yang disebut
preputium.Penis terdiri atas tiga rongga yang berisi jaringan spons. Uretra pada penis
dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh
darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, maka rongga tersebut akan
terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi)
Ovarium disebut juga sebagai gonad wanita merupakan bagian yang berfungsi untuk
memproduksi sel telur haploid melalui proses pembelahan reduksi (meiosis).
Organ ini merupakan sepasang kelenjar yang berbentuk oval terletak di sebelah atas rongga pelvis
masing-masing satu buah di sisi uterus. Setiap ovarium memiliki hilus tempat masuknya pembuluh
darah dan syaraf.
Sel telur yang dihasilkan oleh ovarium akan diteruskan ke dalam uterus melalui
saluran uterin (fallopian) yang sering juga disebut saluran telur (oviduct). Saluran ini
panjangnya kira-kira 10 cm. Pada saluran telur ini terdapat bagian yang paling lebar dan
paling panjang disebut ampula, sedangkan bagian yang sempit pendek dan berdinding rapat
yang bersatu dengan uterus disebut isthmus. Secara histologis, saluran telur terdiri atas tiga
lapisan yaitu lapisan paling dalam disebut nurkosa yang disusun oleh sel-sel kolumnar
bersilia yang diduga berfungsi untuk membantu pergerakan dan nutrisi sel telur. Lapisan
tengah dinamakan muskularis, disusun oleh otot polos yang rapat melingkar di sebelah
dalam dan otot polos memanjang di sebelah luar.
Satu kali dalam sebulan sel telur akan lepas dari permukaan ovarium yang
berdekatan dengan infudibulum ini dinamakan ovulasi. Selanjutnya sel telur ini akan
didorong ke dalam saluran sel telur epithel bersilia dari infudibulum. Bila sel telur di buahi
oleh sel sperma, maka pembuahan ini biasanya terjadi di dalam saluran ampula.
Pembuahan dapat terjadi kapan saja sampai 21 jam setelah ovulasi. Sel telur yang dibuahi
disebut blastosis yang akan turun ke dalam uterus dalam waktu 7 hari. Sedangkan sel
telur yang tidak dibuahi akan mengalami disintegrasi.
3. Uterus
Uterus merupakan tempat implatansi sel telur yang telah dibuahi, bahkan
perkembangan fetus sampai saatnya dilahirkan juga terjadi di dalam uterus ini. Uterus
terletak di antara kantung kemih dan rektum, bentuknya menyerupai buah pir yang terbalik.
Secara anatomi uterus dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a. Fundus, merupakan bagian yang paling atas.
b. Badan, merupakan bagian utama dari uterus.
c. Cervix, merupakan bagian paling bawah yang langsung berhubungan dengan
vagina.
Di antara badan dan cervix terdapat suatu daerah sempit yang disebut isthmus,
rongga di dalam badan uterus disebut rongga uterus dan di dalam cervix disebut saluran
cervic. Persatuan antara isthmus dengan saluran servix dinamakan internal os, sedangkan
tempat di mana cervix terbuka ke dalam vagina disebut eksternal os. Uterus memiliki tiga
lapisan jaringan :
Darah akan disuplai ke dalam uterus oleh cabang-cabang dari arteri iliacus yang
disebut arteri verus. Cabang-cabang arteri iliacusnya sendiri disebut arteri urcuatus
yang tersusun di dalam myometrium. Darah dari uterus akan dikembalikan melalui vena
uterus.
4. Vagina
Vagina merupakan tempat keluarnya aliran haid dan tempat menerima penis selama
terjadinya koitus. Selain itu vagina merupakan organ yang berotot, berbentuk tabung dan
dibatasi oleh selaput mukosa. Panjangnya kira-kira 10 cm yang memanjang dari cervix
sampai ke vestibula.
Daerah yang mengelilingi vagina, menempel pada cervix disebut fornix. Bagian
posterior letaknya lebih dalam dari fornix ventral dan dua buah fornix lateral. Fornix ini
memungkinkan untuk penggunaan atau pemasangan
kontraseptik. Mukosa vagina banyak mengandung glikogen melalui proses dekomposisi
dapat menghasilkan asam-asam organic. Asam-asam organic ini menyebabkan pH di
daerah vagina menjadi asam sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikro. Namun
keadaan ini juga merupakan hal yang tidak menguntungkan bagi sperma. Oleh karena itu
cairan sperma berperan dalam menetralkan keadaan asam tersebut.
5. Vulva
Vulva atau pudendum merupakan kumpulan dari beberapa organ, genitalia
eksternal wanita. Bagian-bagian tersebut meliputi :
a. Veneris ( mons pubis), suatu daerah yang ditumbuhi oleh rambut kemaluan
yang kasar.
b. Labium mayor, terdapat dua buah merupakan lipatan longitudinal kulit yang
meluas kearah bawah dan ke arah belakang. Labium ini tidak memiliki
rambut dan lemak, hanya memiliki beberapa kelenjar keringat namun
banyak memiliki kelenjar minyak.
c. Klitoris, suatu masa kecil berbentuk silindris dari jaringan epitel dan syaraf.
Terletak sebelah anterior, bersatu dengan labium minor. Lapisan kulit
disebut prepuce dibentuk pada titik pertemuan labium minor dan menutupi
badan klitoris.
d. Vestibula, celah yang terdapat di labium minor. Di dalam vestibula ini
terdapat himen (selaput), lubang veginal uretra, dan lubang- lubang dari
beberapa saluran. Lubang vagina merupakan bagian yang paling besar pada
vestibula dan dibatasi oleh hymen
6. Kalenjar Payudara
Kelenjar ini terdapat satu pasang dan merupakan modifikasi dari kelenjar keringat yang
terletak di atas otot dada dan menempel pada otot tersebut oleh jaringan ikat. Masing-masing
kelenjar payudara memiliki kira-kira 15 – 20 lobus yang dipisahkan oleh jaringan lemak.
Jumlah jaringan lemak ditentukan oleh besarnya payudara. Lobus memiliki beberapa lobulus
yang disusun oleh jaringan-jaringan ikat dengan kelenjar-kelenjar yang berbentuk seperti buah
anggur. Kelenjar-kelenjar ini mensekresikan air susu dan disebut alveoli. Di antara lobulus
terdapat jaringan ikat yang disebut ligamen suspensoris payudara. Ligamen-ligamen ini
terletak di sepanjang kulit dan fascia sebelah dalam berfungsi untuk menunjang payudara.
Alveoli akan meneruskan air susu ke dalam sederetan tubulus sekunder dan selanjutnya akan
diteruskan ke dalam saluran payudara (ductus mamilaris). Ketika mendekati putting susu,
saluran tersebut melebar membentuk sinus yang disebut ampula. Ampula ini merupakan
tempat penyimpanan air susu yang berlanjut sebagai ductus lactiferus dan berakhir pada
putting susu (nipple).
7. Siklus Menstruasi
Fase dalam siklus menstruasi yang pertama biasanya terjadi selama 3-7 hari. Pada
masa ini, lapisan dinding rahim luruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang
keluar selama masa menstruasi berkisar antara 30-40 ml pada tiap siklus.
Pada fase pra ovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal
kembali. Lapisan dinding rahim tersebut cukup tipis, sehingga sperma dapat melewati
lapisan ini dengan mudah dan bisa bertahan kurang lebih selama 3-5 hari. Proses
penebalan rahim dipicu oleh peningkatan hormon.
Pada fase ini lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini dikarenakan folikel
yang telah pecah dan mengeluarkan sel telur, membentuk korpus luteum. Korpus luteum
kemudian memproduksi progesteron yang membuat lapisan dinding rahim makin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi
(PMS), seperti perubahan emosi yang lebih sensitif dan perubahan kondisi fisik, seperti
nyeri pada payudara, pusing, cepat lelah, atau kembung
Jika dibiarkan dan tidak diobati, wanita dapat mengembangkan penyakit radang panggul;
laki-laki dapat mengembangkan peradangan kelenjar prostat, uretra, atau epididimis.
kemaluan
2. Syphillis
Infeksi bakteri yang ditularkan lewat hubungan seksual. Dalam tahap awal penyakit ini
dapat disembuhkan, namun jika dibiarkan bertambah parah bukan tidak mungkin sang
penderita menjadi cacat, mendapatkan gangguan otak dan berujung pada kematian. Kasus
penyakit sipilis dikatakan cukup sering terjadi. Centers for Disease Control and
Prevention(CDC) mengatakan jika pada 2018 setidaknya 80 persen kasus hubungan seksual
sesama jenis oleh para lelaki bisa dipastikan akan mendapatkan penyakit ini.
Ciri-ciri sipilis : menimbulkan borok di tempat terjadinya kontak, terdapat luka berisi nanah,
pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam
3. Herpes Genital
Disebabkan oleh virus herpes simplex (HSV). Virus penyakit menular seksual ini
mempengaruhi kulit, leher rahim, alat kelamin, dan beberapa bagian lain dari tubuh. Virus ini
ada dua jenis:
Herpes adalah kondisi jangka panjang (kronis). Banyak orang yang terinfeksi tidak
pernah menunjukkan gejala dan tidak tahu tentang status herpes mereka.
• HSV mudah ditularkan dari manusia ke manusia melalui kontak langsung. Paling
umum, penularan tipe 2 HSV terjadi melalui seks vaginal, oral, atau anal.
• Keputihan
• Demam
KEGIATAN BELAJAR 2
Sel, Kromosom, dan Abnormalitasnya
S S e l merupakan unit terkecil dari suatu kehidupan. Kata "sel" itu sendiri dikemukakan
oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong". Semua makhluk hidup memiliki sel
sebagai unit dasar kehidupannya, mulai dari yang paling sederhana, struktur sel
tunggal/prokariot seperti bakteria dan protozoa sampai dengan struktur yang lebih
kompleks/eukariot seperti tumbuhan dan hewan. Secara struktur, sel memiliki beberapa sub
struktur atau dikenal dengan sebutan organel sel (Gambar 1. 1). Inti sel merupakan organel
sel yang paling penting dan paling sering dijadikan objek penelitian dalam bidang pemuliaan
dan genetika karena memiliki fungsi sebagai
pengontrol pertumbuhan dan reproduksi pada tingkatan sel.
Gambar 1.1
Gambar Skematis Sel Dan Gen.
Modifikasi dari Stansfield, 1982 dan Reece, 2003.
Secara umum, bagian sel prokariot terdiri atas (1) membran sel, (2) sitoplasma (vakuola,
mitokondria, retikulum endoplasma, sentriol, badan
golgi) dan (3) inti sel dan anak inti. Informasi mengenai organel sel dan fungsinya disajikan
pada Tabel 1.1
Tabel 1.1
Organel Sel dan Fungsinya (Stansfield, 1982)
Kromosom merupakan bagian penting dari inti sel yang berfungsi sebagai pembawa sifat
keturunan. Pengujian menggunakan teknik pewarnaan pada tingkat sel menunjukkan bahwa
kromosom terdiri dari susunan DNA. Jumlah kromosom dalam satu sel tubuh (sel somatik)
berjumlah dua set atau dikenal sebagai diploid (2n), sedangkan pada sel kelamin (sel gamet)
jumlah kromosomnya satu set atau haploid (n). Satu set kromosom yang dimiliki oleh sel
somatik diturunkan dari tetua maternal dan set lainnya yang bersifat homolog diturunkan dari
tetua paternalnya. Satu set kromosom yang bersifat haploid (n) dalam sel disebut dengan
genom. Ilustrasi bentuk kromosom disajikan pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. Kromosom
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kromosom
Keterangan Gambar: (1) Kromatid. Salah satu dari dua bagian identik kromosom yang terbentuk setelah fase S pada
pembelahan sel. (2) Sentromer. Tempat persambungan kedua kromatid, dan tempat melekatnya mikrotubulus. (3) Lengan
pendek (4) Lengan panjang.
Jumlah kromosom pada individu yang berada dalam spesies yang sama memiliki jumlah
yang sama. Jumlah kromosom beberapa spesies disajikan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Jumlah Kromosom pada Beberapa Spesies Hewan
Jumlah Jumlah
Jenis hewan Kromosom (2n) Jenis Hewan Kromosom (2n)
Sapi 60 Kelinci 44
Kuda 64 Anjing 78
Keledai 62 Kalkun 82
Kerbau Rawa 48 Ayam 78
Kerbau Sungai 50 Bebek 80
Kambing 60 Merpati 80
Domba 56 Tikus Asia 42
Babi 38 Mencit 38
Kera 48 Mentok 80
Sumber: Eldridge, 1985.
A. STRUKTUR KROMOSOM
Struktur kromosom dalam inti sel akan lebih mudah diamati jika sedang berada pada satu
tahapan pembelahan sel ketika kromosom membentuk gulungan. Masing-masing kromosom
dalam genom dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, di antaranya adalah ukuran
panjangnya, posisi dari suatu struktur protein yang disebut sentromer yang membagi kromosom
menjadi dua bagian lengan dengan panjang yang berbeda, keberadaan, dan posisi dari
kromosom yang membesar yang disebut kromomer, keberadaan tonjolan kecil dari material
kromatin yang disebut satelit, dan lain sebagainya.
Berdasarkan letak dari sentromernya (Gambar 1.3), kromosom dibedakan menjadi:
1. Metasentrik: sentromer berada tepat di tengah-tengah sehingga membagi kromosom menjadi dua lengan
dengan ukuran panjang yang sama (lengan p = lengan q).
2. Submetasentrik atau akrosentrik: sentromer di antara tengah dan ujung kromosom sehingga membagi
kromosom menjadi dua lengan dengan ukuran yang tidak sama panjang (lengan p < lengan q).
3. Telosentrik: Sentromer berada pada ujung atau sangat dekat dengan ujung pada sebuah lengan kromosom.
Gambar 1.3
Pengelompokan Kromosom Berdasarkan Letak Sentromer. Modifikasi dari Stansfield, 1982.
Masing-masing kromosom dalam suatu genom diberi nomor sesuai dengan ukurannya,
dimulai dari yang ukuran yang paling panjang menuju ke yang paling pendek, kecuali pada
kromosom seks (kromosom penentu jenis kelamin). Analisis kromosom yang mengurutkan foto
kromosom disebut analisis kariotipe. Individu berjenis kelamin jantan pada mamalia memiliki
kromosom seks dengan morfologi berbeda (heteromorfik). Pasangan kromosom tersebut diberi
nama kromosom X dan kromosom Y. Faktor genetik pada kromosom Y menentukan jenis
kelamin laki-laki atau jantan. Pada jenis kelamin betina, kromosom kelamin terdiri dari
sepasang kromosom X. Semua kromosom kecuali kromosom seks dalam genom disebut
kromosom autosom. Perbedaan antara kelompok mamalia dengan unggas adalah pemberian
nama kromosom seks dan kombinasinya, di mana pada unggas kromosom seks diberi nama
kromsom Z dan W. Pasangan kromosom ZZ merupakan jantan, sedangkan ZW menjadikan
individu berjenis kelamin betina. Contoh hasil analisis kariotipe pada sapi betina dan jantan
disajikan pada Gambar 1.4 dan Gambar 1.5.
Gambar 1.4
Kariotipe Sapi Betina (Eldridge, 1985).
Gambar 1.5
Kariotipe Sapi Jantan (Eldridge, 1985).
B. ABNORMALITAS KROMOSOM
Abnormalitas atau kelainan kromosom secara alami dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa
adanya stimulus dari lingkungan. Hal tersebut dapat dipahami melalui proses pembelahan sel
yang memungkinkan terjadinya pindah silang (crossing over), dan pautan (linkage) yang
menyebabkan terjadinya kehilangan, penambahan, pertukaran dan lain sebagainya. Secara
umum, kelainan pada kromosom dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelainan struktur dan
kelainan jumlah. Kelainan struktur di antaranya adalah delesi, duplikasi, inversi dan translokasi,
sedangkan yang termasuk ke dalam kelainan jumlah di antaranya adalah euploidi dan
aneuploidi.
Gambar 1.6
Ilustrasi Terjadinya Delesi. Modifikasi dari Eldridge, 1985.
b. Duplikasi
Duplikasi merupakan kebalikan dari delesi, yaitu kelainan kromosom yang terjadi akibat
terjadinya penambahan susunan dari kromosom. Berdasarkan asal dari bagian yang
bertambahnya, duplikasi dibedakan menjadi duplikasi yang berasal dari kromosom homolognya
dan duplikasi yang bersal dari bukan kromosom homolognya. Ilustrasi mengenai duplikasi
dijasikan pada Gambar 1.7.
Gambar 1.7
Ilustrasi Terjadinya Duplikasi. Modifikasi dari Eldridge, 1985.
c. Inversi
Inversi merupakan kelainan kromosom yang terjadi ketika bagian dari kromosom
mengalami patah, tetapi patahannya menempel kembali dengan urutan yang terbalik.
Berdasarkan keikutsertaan sentromer dalam proses inversinya, kelainan ini dapat digolongkan
menjadi inversi parasentrik jika inversi yang terjadi tidak melibatkan sentromer, dan sebaliknya
adalah inversi perisentrik jika inversi yang terjadi melibatkan sentromer. Ilustrasi proses
terjadinya inversi disajikan pada Gambar 1.8.
Gambar 1.8
Ilustrasi Terjadinya Inversi. Modifikasi dari Eldridge, 1985.
d. Translokasi
Translokasi merupakan kelainan kromosom yang terjadi ketika terjadinya penempelan
bagian atau satu kromosom pada bagian kromosom yang lainnya. Translokasi dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu translokasi resiprokal yang terjadi akibat adanya pertukaran lengan
antara dua kromosom, dan translokasi Robertsonian yang terjadi akibat menempelnya satu
kromosom pada kromosom yang lainnya. Translokasi Robertsonian umum terjadi pada
kromosom dengan posisi sentromer akrosentrik. Contohnya Duchenne Muscular Distrophy
Xp21, Neurofibromatosis 17q, Retinoblastoma 13q14, dan lain sebagainya. Ilustrasi proses
terjadinya proses translokasi dapat dilihat pada Gambar 1.9.
b. Aneuploidi
Aneuploidi merupakan kelainan kromosom yang terjadi akibat adanya pengurangan (2n –
X) atau penambahan jumlah kromosom (2n + X). Aneuploidi dapat dibedakan menjadi
nullisomi (2n – 1) jika terjadi pengurang jumlah kromosom sehingga ada kromosom yang tidak
memiliki pasangan homolognya, trisomi (2n + 1) jika terjadi penambahan jumlah pada salah
satu kromosom, tetrasomi (2n + 2), dan lain sebagainya.
C. ABNORMALITAS KROMOSOM PADA TERNAK
Abnormalitas struktur kromosom pada sapi telah banyak diketahui. Penelitian yang
dilakukan Gustavsson dan Rockborn pada tahun 1964, menemukan adanya abnormalitas
kromosom pada sapi yang mengalami leukimia limfa, yang dikenal dengan sebutan
abnormalitas translokasi Robertsonian kromosom 1/29. Sampai saat ini, jenis abnormalitas
translokasi Robertsonian 1/29 telah ditemukan pada 38 bangsa sapi dengan frekuensi kejadian
yang bervariasi pada masing-masing bangsa. Selain translokasi Robertsonian 1/29, terdapat 25
jenis translokasi lainnya yang ditemukan pada berbagai bangsa sapi (Eldridge, 1985). Contoh
hasil kariotipe yang mengalami translokasi Robertsonian 1/29 disajikan pada Gambar 1.11.
Gambar 1.11
Kariotipe sapi jantan yang mengalami kelainan 1/29 Robertsonian Translocation. Modifikasi dari Eldridge, 1985.
Gambar 1.12
Kariotipe sapi jantan yang mengalami kelainan kromosom trisomi-17.
Modifikasi dari Eldridge, 1985.
Gambar 1.13
Anak Sapi yang Mengalami Kelainan Kromosom Trisomi 1
Molekul deoxyribonucleic acid (DNA) dan ribonucleic acid (RNA) merupakan molekul polimer
yang dibentuk dari rantai linier yang disebut dengan nukleotida. Setiap nukleotida memiliki tiga
komponen, yaitu: basa nitrogen, gugus gula pentosa, dan fosfat. Kombinasi gula dan basa nukleotida
disebut nukleosid. Basa nukleotida dapat merupakan basa dua lingkaran yang disebut purin atau satu
lingkaran yang dikenal pirimidin. Kelompok basa purin pada DNA dan RNA adalah adenin (A) dan
guanin (G), sedangkan kelompok pirimidin adalah sitosin (C) dan timin (T) pada DNA atau urasil
(U) pada RNA. Pada akhir tahun 1950-an, Erwin Chargaff melakukan penelitian terhadap komposisi DNA yang
menghasilkan kesimpulan bahwa jumlah masing-masing basa nukleotida tidak sama tetapi juga tidak acak. Jumlah
nukleotida adenin sama dengan jumlah nukleotida timin dan jumlah nukleotida guanin sama dengan nukleotida sitosin,
yang kemudian dkenal dengan teori Chargaff. Gambar struktur kimia basa nukleotida disajikan pada Gambar 1.14.
Gambar 1.14
Struktur Kimia Basa Nukleotida. Modifikasi dari Brown, 2006.
Sejak diketahui tentang bahwa DNA merupakan materi pewarisan sifat, para ilmuwan pada tahun
1940 – 1953 berlomba untuk dapat mengetahui struktur dari material tersebut. Metode difraksi
menggunakan sinar X yang sebelumnya digunakan untuk menentukan struktur protein merupakan
metode yang paling banyak digunakan dan dikembangkan. Hingga pada tahun 1950 – 1953,
Rosalind Franklin berhasil memperbaiki data sinar X dari sampel DNA yang sangat murni. Pada
awalnya Franklin tidak bertujuan untuk dapat menemukan struktur dari DNA, hasil penelitian
menunjukkan bahwa struktur DNA berbentuk untaian (helix). Pada tahun 1953, James Watson dan
Francis Crick menemukan struktur dari DNA berdasarkan pola difraksi sinar X milik Franklin dan
aturan Chargaff tentang DNA yang selalu berpasangan. Beberapa kesimpulan yang diperoleh Watson
dan Crick merupakan model struktur DNA yang digunakan hingga saat ini (Gambar 1.15), yaitu:
1. Struktur DNA berbentuk double helix (untai ganda).
2. Arah dari kedua untaian tersebut bersifat antiparalel (berlawanan).
3. Basa nitrogen yang berpasangan pada untaian yang berbeda dihubungkan oleh ikatan hidrogen.
4. Pembacaan kode DNA dimulai dari ujung 5’ ke ujung 3’.
Gambar 1.15
Model Struktur DNA menurut Watson dan Crick. Modifikasi dari Brown, 2006.
Struktur DNA yang terdapat dalam genom suatu organisme kemungkinan sama atau berbeda
dengan organisme lainnya. Misalnya pada virus, ada yang memiliki DNA untai ganda, DNA untai
tunggal, bahkan ada yang berupa RNA. Genom pada organisme prokariot biasanya berupa DNA
berbentuk sirkular. Sedangkan kromosom pada organisme eukariot secara umum terdiri dari dua
untai (double strand) DNA yang berbentuk linier.
Pada masing-masing sel, terdapat DNA dalam jumlah yang sangat banyak, pada satu set
kromosom dalam genom manusia diperkirakan mengandung DNA sebanyak 3,2 × 109 pasang basa.
Jika dalam kondisi diploid, maka total DNA dalam satu sel tubuh manusia sebanyak 6,4 × 109.
Molekul DNA dalam sel berbentuk sangat padat terbungkus oleh beberapa jenis protein, yang
disebut dengan nukleosom. Pada tahap interfase saat pembelahan sel, material genetik tersebut
merenggang dan menyebar di
dalam inti sel yang dinamakan kromatin. Ketika proses pembelahan mitosis dimulai, struktur
kromatin menebal hampir sekitar 104 kali dari kondisi awal dan membentuk sesuatu yang dikenal
dengan sebutan kromosom. Ukuran genom diukur dengan panjangnya pasangan basa sebagaimana
disajikan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3
Ukuran Panjangnya Genom pada Beberapa Spesies (Lewin, 1997)
Pengetahuan tentang DNA sebagai unit yang membawa sifat pada suatu organisme dan
mewariskannya pada keturunannya merupakan suatu awal dari pengembangan ilmu genetika saat
ini. Pertanyaan selanjutnya yang masih harus dijawab adalah bagaimana cara DNA melakukan
tugasnya tersebut. Pada tahun 1866 Gregor Mendel melakukan penelitian pada tanaman kacang dan
menghasilkan kesimpulan bahwa ada suatu “faktor” yang menentukan beberapa sifat pada tanaman
kacang yang berhasil diamati, seperti warna biji, warna cangkang, posisi bunga dan lain sebagainya.
Sesuatu yang didefinisikan sebagai sesuatu “faktor” oleh Mendel tersebut sekarang dikenal dengan
sebutan gen. Saat ini gen didefinisikan sebagai unit pembawa dan pewarisan sifat terkecil atau
dengan kata lain gen merupakan unit atau segmen dari DNA yang membawa informasi genetik
(DNA fungsional) terletak dalam kromosom.
Kenyataan bahwa gen tersusun atas DNA, serta DNA terbentuk dalam suatu badan yang disebut
kromosom, maka kita dapat menyimpulkan bahwa gen berada dalam kromosom. Letak atau posisi
gen dalam kromosom dikenal dengan sebutan lokus. Jumlah gen pada mamalia diperkirakan sekitar
20.000
– 30.000 gen yang menyandikan sekitar 100.000 jenis protein. Stuktur gen pada mamalia secara
umum terdiri dari bagian promotor atau regulator, ekson dan intron. Bagian promotor berfungsi
mengontrol proses transkripsi (penyalinan untai DNA menjadi mRNA). Ekson merupakan bagian
dari gen yang ditranslasikan (pengkodean mRNA menjadi asam amino). Bagian intron merupakan
bagian antara yang memisahkan ekson satu dengan ekson lainnya. Hingga saat ini, fungsi dari bagian
intron pada mamalia belum diketahui secara pasti. Sebagai contoh struktur gen myostatin (gen
pengontrol pertumbuhan otot) diperlihatkan pada Gambar. 1.16. berikut ini.
Gambar 1.16
Struktur Gen Miostatin. Terletak pada Kromosom Nomor 2 pada Lokasi 2q14 – 2q15. Modifikasi dari Stansfield,
1982 dan Brown, 2006.
Jika melihat bahwa hanya bagian ekson yang akan ditranslasikan menjadi asam amino, maka
jumlah DNA ekson yang terdapat dalam total genom manusia hanya mencapai sekitar 1,5 % (48
Mb). Dari total genom manusia 3.200 Mb (mega basa), bagian gen hanya ± 1.200 Mb (37,5%).
Bagian DNA bukan gen dalam genom lebih besar dari bagian gen yaitu sekitar ± 2.000 Mb (62,5%),
diperlihatkan pada Gambar 1.17 berikut ini.
Gambar 1.17
Struktur DNA dalam Total Genom Manusia. Modifikasi dari Brown, 2006.
Tidak semua DNA berfungsi sebagai gen yang sering disebut dengan DNA bukan gen. Hingga
saat ini, fungsi secara fisiologis bagian dari DNA bukan gen belum dapat diketahui secara pasti,
tetapi dapat dimanfaatkan untuk uji hubungan keeratan tetua dengan anak, bangsa ternak dan peta
genetik. Contoh DNA yang bukan gen yaitu mikrosatelit DNA. Mikrosatelit DNA di dalam sebagian
fragmennya mempunyai runutan berulang secara berurutan terdiri dari mono nukleotida misalnya
(aaaaa, tttt,ggg, ccccc) di nukleotida (at at at at, ag ag ag ag, ac ac ac ac atau ta ta ta ta, tg tg tg tg, tc
tc tc tc atau ca ca ca ca ca, cg cg cg cg cg dan terus berulang sesuai kombinasi dua basa dari a, t, g
dan c), tri nukleotida (act act act act dan terus berulang sesuai kombinasi tiga basa dari a, t, g dan c)
dan tetra nukleotida (actg actg actg actg dan seterusnya berulang sesuai kombinasi empat basa dari
a, t, g dan c). Motif berulang dalam bentuk kopi berdampingan/tandem dan ulangan nukleotida yang
paling sering ditemukan pada mamalia adalah GT/AC. Kegunaan Mikrosatelit DNA merupakan
penanda genetik yang sering digunakan untuk mempelajari pemetaan gen, analisis populasi, sistem
perkawinan dan struktur populasi serta identifikasi penetapan asal usul keturunan (Steffen et al. 1995
dan Silva et al., 1999).
D. REPLIKASI DNA
Proses pembelahan satu sel induk menjadi dua sel anak yang identik merupakan proses yang
sangat penting dalam pertumbuhan, perkembangan
dan perbaikan sel rusak pada suatu individu. Pada proses tersebut, semua organel sel berduplikasi
menjadi dua bagian yang sama. Hal tersebut diperlukan agar sel hasil pembelahan memiliki sifat
yang identik dengan sel tetuanya. Proses duplikasi yang terjadi pada DNA sebagai pembawa
informasi genetik disebut replikasi DNA.
Proses replikasi DNA dimulai dari peregangan ikatan hidrogen pada DNA double heliks. Ketika
masing-masing untai DNA terpisah dari untai DNA komplemennya, masing-masing untai DNA
tersebut dapat menjadi cetakan (template) bagi terbentuknya untai DNA baru, sehingga terbentuk
dua buah DNA double heliks yang identik. Berdasarkan DNA double heliks yang dihasilkannya,
terdapat tiga teori yang diajukan dalam proses replikasi tersebut, yaitu (1) teori konservatif: salah
satu dari DNA double heliks yang dihasilkan merupakan DNA tetua dan satu DNA double heliks
lainnya merupakan DNA baru. (2) teori semikonservatif: masing-masing dari dua buah DNA double
heliks yang dihasilkan memiliki satu untai dari tetua yang berpasangan dengan untai baru, dan (3)
teori dispersif: masing-masing dari dua buah DNA double heliks yang dihasilkan mengandung DNA
campuran tetua dan DNA baru pada masing-masing untai tunggalnya. Dari tiga teori yang diajukan,
Mathew Meselon dan Franklin Stahl pada tahun 1958 membuktikan bahwa teori semikonservatif
merupakan teori yang digunakan dalam proses replikasi DNA pada hampir semua organisme.
Ilustrasi teori semikonservatif pada proses replikasi DNA disajikan pada Gambar 1.18.
E. SINTESIS PROTEIN
Sintesis protein merupakan proses ekspresi gen. Proses sintesis protein secara umum
dikelompokkan menjadi dua proses utama, yaitu proses transkripsi yang menghasilkan mRNA dan
proses translasi yang menghasilkan asam amino. Proses translasi diawali dengan perubahan pada
DNA double heliks yang mengalami pemisahan bagian ikatan hidrogennya sehingga menjadi DNA
untai tunggal. Untai DNA dari ujung 3’ ke ujung 5’ dijadikan sebagai cetakan untuk proses
transkripsi DNA menjadi mesenger RNA (mRNA) oleh RNA polimerase, sehingga mRNA yang
terbentuk dari ujung 5’ ke ujung 3’. Ilustrasi proses translasi protein disajikan pada Gambar 1.19.
Pendidikan Keluarga Sejahtera dan Bahagia
Proses pengontrolan kelahiran dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti peng-
angkatan gonad (testes dan ovarium) dan uterus, sterilisasi, dan kontrasepsi.
1. Pengangkatan gonad dan uterus Pengangkatan gonad dapat dibedakan atas pengangkatan testes
yang disebut kastrasi dan pengangkatan ovarium disebut oophorektomi. Sedangkan
pengangkatan uterus sendiri dinamakan histerektomi. Pengangkatan ini dilakukan melalui
operasi yang kesemuanya itu merupakan tindakan preventif agar tidak terjadi pembuahan
antara sel telur dengan sel sperma.
2. Sterilisasi Salah satu cara sterilisasi pada laki-laki adalah dengan cara memotong saluran
sperma (vas defferens) yang biasa disebut sebagai vasektomi. Operasi ini biasanya dilakukan
dengan cara mengikat kedua ujung saluran tersebut. Dengan demikian sperma yang diproduksi
di dalam testes tidak akan mencapai bagian eksterior.
3. Kontrasepsi adalah usaha pencegahan pembuahan tanpa merusak kesuburan. Kontra- sepsi
dapat dilakukan dengan cara alami, mekanis dan kimiawi.
a. Cara Alami Untuk mencegah terjadinya kehamilan secara alami dapat dilakukan
dengan beberapa cara misalnya saja dengan melakukan hubungan suami-istri pada saat
istri sedang tidak dalam masa subur atau sering disebut dengan istriba berkala
b. Cara Kimiawi, Kontrasepsi secara kimiawi meliputi metode spermisidal dan hormonal .
Dalam cara kimiawi ini, salah satu dari zat kimia seperti busa, cream, jellies,
suppostoria, dan tissue dimasukkan ke lubang kelamin sebelum melakukan hubungan
kelamin sehingga bagian vagina dan cervix tidak memungkinkan untuk hidupnya
sperma.
c. Cara mekanis, Kontrasepsi dengan cara mekanik meliputi pemakaian kondom oleh
seorang suami dan diafragma oleh istrinya. Kondom merupakan penutup penis yang
terbuat dari karet atau materi sejenisnya yang bersifat elastis dan tidak berpori untuk
mencegah masuknya sperma ke dalam saluran sistem reproduksi wanita. Sedangkan
diafragma dipasang pada bagian cervix vagina yang biasanya digabung dengan zat
kimia pembunuh sperma. Diafragma ini berfungsi untuk mencegah masuknya sperma
melalui cervix.