Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
KELAS B
PRODI KEBIDANAN
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendaknya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ Fisiologi Sistem
Reproduksi pada Pria dan Wanita “ dengan tepat waktu.
Tujuan yang ingin kami berikan kepada pembaca makalah ini adalah mengetahui
anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada pria dan wanita, karena itu kami berharap
semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Akhirnya, tim penulis mengharapkan kritik dan saran pada makalah ini. Hal itu
tentunya sangat berguna untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………….……………….………………………………..………..2
DAFTAR ISI……...……………………………………………………………………….….3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………..…….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………..……4
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………..…4
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada
manusia merupakan ilmu yang penting bagi setiap individu untuk mengetahui
susunan dan fungsi yang dimiliki masing-masing organ reproduksi sehingga
tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam makalah ini akan dibahas dua hal
yaitu tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pada pria dan anatomi
dan fisiologi sistem reproduksi pada wanita.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pada pria ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pada pria ?
3. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pada wanita ?
4. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pada wanita ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui anatomi sistem reproduksi pada pria.
2. Untuk mengetahui fisiologi sistem reproduksi pada pria.
3. Untuk mengetahui anatomi sistem reproduksi pada wanita.
4. Untuk mengetahui fisiologi sistem reproduksi pada wanita.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan sekresi vagina yang
asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada dalam
vagina pada saat penis dikeluarkan.
1.2.7 Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi)
Berfungsi mengeluarkan mucus untuk pelumasan.
6
2.4 Pengaturan Fungsi Reproduksi
Pengaturan fungsi reproduksi dimulai dari pelepasan hormone gonadotropin
(GnRH) oleh hipotalamus lalu merangsang kelenjar hipofisis anterior untuk
menyekresi lutein hormon, hormon perangsang lutein hormone (LH), dan
follicle stimulating hormone (FSH). Lutein hormon merupakan rangsangan
utama untuk sekresi testosteron oleh testis dan folikel stimulating. Hormone
yang disekresi akan merangsang spermatogenesis.
7
di epididimis. Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara, terletak
di vas deferens. Berikut adalah tahap-tahap spermatogenesis :
a) Spermatogonium
b) Spermatosit primer
Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini
tidak terjadi pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan
4N kromatid.
c) Spermatosit sekunder
d) Spermatid
Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari
23 kromosom dan 1N kromatid.
e) Sperma
8
B. Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita
1. Fisiologi Sistem Reproduksi pada Wanita
1.1 Genitalia eksternal
1.1.1 Glandula vestibularis mayor
Berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.
1.1.2 Glandula vestibularis minor
Berfungsi mengeluarkan lender untuk melembabkan vestibulum vagina dan
labium pudendi.
9
Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam dan tempat
normal dimana organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai bayi
lahir.
1.2.4 Ovarium
Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin. Disebut sebagai organ
eksokrin karena mampu menghasilkan ovum saat pubertas, sedangkan disebut
sebagai organ kelenjar endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan
progesteron.
10
LH bekerjasama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen
dari folikel de Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari
progesterone dalam sel granulosa.
1.3.5 Prolaktin atau luteotropin hormone (LTH)
Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi
progesterone dari korpus luteum.
1.4 Ovulasi
Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah terjadinya
menstruasi, tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang
menonjol akan membengkak dengan cepat dan aderah kecil bagian tengah
kapsul yang disebut stigma akan me
Dalam waktu 30 menit kemudian cairan akan mulai mengalir dari folikel ke
stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan
cairan. Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang lebih kental yang
terdapat di bagian tengah folikel akan mengalami evaginasi keluar dan kedalam
abdomen. Cairan kental ini membawa ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus
sel granulose kecil yang disebut corona radiata.
1.5 Oogenesis
Oogenesis atau oögenesis (pengucapan bahasa Inggris: [ˌoʊ.əˈdʒɛnɨsɪs] adalah
penciptaan ovum (sel telur) merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis
yang setara dengan jantan yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung
melibatkan pengembangan berbagai tahap reproduksi telur sel betina yang
belum matang.
11
1.6 Menstruasi
Siklus menstruasi dibagi atas empat fase.
a) Fase menstruasi
Yaitu, luruh dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan
berkurangnya kadar hormon seks. Hali ini secara bertahap terjadi pada hari ke-1
sampai 7.
b) Fase pra-ovulasi
Yaitu, masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium yang dipicu
oleh peningkatan kadar estrogen dalam tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap
pada hari ke-7 sampai 13.
c) Fase ovulasi
Masa subur atau Ovulasi adalah suatu masa dalam siklus menstruasi wanita
dimana sel telur yang matang siap untuk dibuahi. menurut beberapa literatur,
masa subur adalah 14 hari sebelum haid selanjutnya.
Apabila wanita tersebut melakukan hubungan seksual pada masa subur atau
ovulasi maka kemungkinan terjadi kehamilan.
d) Fase pascaovulasi
Yaitu, masa kemunduran ovum bila tidak terjadi fertilisasi. Pada tahap ini,
terjadi kenaikan produksi progesteron sehingga endometrium menjadi lebih
tebal dan siap menerima embrio untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi,
maka hormon seks dalam tubuh akan berulang dan terjadi
fase menstruasi kembali.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem reproduksi pada manusia mempunyai anatomi dan fisiologi masing-
masing, sehingga sangat penting untuk kita ketahui dan kita bisa mensyukuri
nikmat yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dan agar kita tidak
menyalahgunakan nikmat yang telah diberikan tersebut.
13
DAFTAR PUSTAKA
14