Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Kodifikasi Terkait Sistem,
Genitourinari dan Reproduksi (A-F)

Disusun oleh:
Reza Ainunnisa
E711911019
RMIK 4A

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK DAN INFORMASI


KESEHATAN
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpakan rahmat,
taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “ANATOMI SISTEM REPRODUKSI PRIA” ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Kodifikasi Terkait Sistem Genitourinari
dan Reproduksi (A-F) dan diharapkan mampu membantu penulis dalam memperdalam
strategi untuk menumbuhkan kreativitas. Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat
menjadi bacaan yang bermanfaat bagi pembaca.
Tidak lupa penulis juga berterimakasih kepada Ibu Yeti Suryati, M. M. Pd. selaku
Dosen Kodifikasi Terkait Sistem Genitourinari dan Reproduksi (A-F). Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun perbaikan
laporan penelitian ini sangat penulis harapkan dari pembaca, guna untuk memperbaiki dan
meningkatkan pembuatan makalah atau tugas lainnya pada waktu mendatang.

Cimahi, 06 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A. Pengertian Sistem Reproduksi...................................................................................................3
B. Struktur Sistem Reproduksi Pria................................................................................................3
C. Spermatogenesis.....................................................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu yang dipelajari dalam anatomi fisiologi manusia adalah sistem
reproduksi. Dimana reproduksi adalah salah satu cara yang dilakukan oleh manusia
untuk mempunyai keturunan. Alat reproduksi pada manusia secara garis besar dibagi
atas dua yaitu alat reproduksi pria dan alat reproduksi wanita. Keduanya memiliki
system reproduksi yang berlainan dan saling membutuhkan. Manusia bereproduksi
secara kawin atau seksual.

Alat reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, saluran kelamin,
kelenjar kelamin. Sedangkan alat reproduksi wanita adalah bagian-bagian tubuh yang
berfungsi dalam proses melanjutkan keturunan. Bila tidak berfungsi maka dengan
sendirinya akan menghambat (mengganggu fungsi reproduksi wanita).

Reproduksi pada manusia diawali dengan peleburan sel kelamin


jantan(sperma) dengan sel kelamin betina (ovum) yang menghasilkan
zigot.Berdasarkankepemilikan alat kelaminnya manusia dikeompokkan menjadi
organisme yang bersifat gonochoris(satu individu memiliki satu alat kelamin).

Sistem reproduksi pada laki-laki berkitan terutama dengan kelangsungan


keberadaan spesies manusia.Oleh karena itu,systemini berbeda dengan system organ
lainnya dalam tubuh yang berhubungan dengan homeostatis dan kemampuan bertahan
individu.Proses reproduksi pada laki-laki meliputi,maturasi seksual (perangkat
fisiologi untuk reproduksi),pembentukan gamet (spermatozoa) dan ejakulasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian system reproduksi?
2. Bagaimana struktur system reproduksi pria?
3. Apa pengertian spermatogenesis?
4. Bagaimana struktur sperma?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian system reproduksi.

1
2. Untuk mengetahui struktur system reproduksi pria.
3. Untuk mengetahui pengertian spermatogenesis.
4. Untuk mengetahui struktur sperma.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Reproduksi


Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Organ reproduksi pria
dirancang untuk dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengirimkan sperma. Sperma
tersimpan dalam cairan yang terlindung dan bergizi, yaitu air mani.

Organ reproduksi atau organ kelamin pria dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Organ bagian luar sistem reproduksi pria:


a. Penis
b. Skrotum
2. Organ bagian dalam sistem reproduksi pria:
a. Testis
b. Epididimis
c. Duktus Deferens
d. Duktus Ejakulatorius
e. Vesikula Seminalis
f. Kelenjar Prostat
g. Kelenjar Bulbouretralis
h. Uretra

B. Struktur Sistem Reproduksi Pria


1. Organ bagian luar sistem reproduksi pria:
a. Penis

3
Penis terletak menggantung di depan skrotum. Bagian ujung penis
disebut glan penis. Bagian tengah disebut kosrpus penis dan pangkalnya
disebut radik penis, glan penis tertutup oleh korpus penis, kulit penutup ini
disebut Preputium. Penis (zakar) terdiri atas jaringan seperti busa dan terletak
memanjang, tempat muara uretra dari glan penis adalah prenulum atau kulup.
Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu sama
lain dilapisi jaringan fibrosa. Jaringan erektil ini terdiri atas rongga-rongga
seperti karet busa. Dengan adanya rangsangan seksual, karet busa ini akan
dipengaruhi darah sebagai akibat dari vasopenis. Berdasarkan ini terjadilah
ereksi penis. Ereksi penis dipengaruhi oleh otot:
1) Muskulus iskia kavernosus, muskulus erektor penis, otot-otot ini
menyebabkan erektil (ketegangan) pada waktu koitus (persetubuhan).
2) Muskulus bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urin. Penis
mempunyai 3 (tiga) buah korpus kavernosa (alat pengeras zakar) yaitu:
dua buah korpus kavernosus uretra, terletak di sebelah punggung atas
dari penis. Satu korpus kavernosus uretra, terletak di sebelah bawah dari
penis dari penis yang merupakan saluran kemih.

Korpus kavernosus penis teridiri dari jaringan yang mengandung banyak


sekali pembuluh darah. Pada waktu akan mengadakan hubungan kelamin
(koitus), maka penis kana menjadi besar dan keras oleh karena korpus
tersebut. Korpus tersebut banyak mengandung darah, dengan jalan demikian
maka spermatozoid dapat dihantarkan sampai pintu vagina.

b. Skrotum

4
Sepasang kantong yang menggantung di dasar pelvis. Pada bagian depan
skrotum terdapat penis dan di belakangnya terdapat anus. Skrotum adalah
berupa kantong yang terdiri atas kulit tanpa lemak, memiliki sedikit jaringan
otot yang berada didalam pembungkus disebut tunika vaginalis, yang
dibentuk dari peritoneum. Skrotum banyak mengandung pigmen dan di
dalam terdapat kantong-kantong, setiap kantong berisi epididimis fenikulus
spermatikus.

Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari skrotum kanan. Bentuk


skrotum bervariasi dalam beberapa keadaan misalnya pada pengaruh panas,
orang tua, dan keadaan lemah skrotum akan memanjang dan lemas,
sedangkan dalam keadaan dingin, pada orang muda akan memendek dan
berkerut.

Suhu didalam skrotum rata-rata adalah beberapa derajat celcius lebih


rendah dari pada suhu tubuh (inti) normal. Penurunan testis ke lingkungan
yang lebih dingin ini sangat penting karena spermatogenesis adalah proses
yang peka suhu dan tidak dapat berlangsung pada suhu tubuh normal.
Dengan demikian, seorang kriptorkid tidak dapat menghasilkan sperma
hidup. Kontaksi refleks otot-otot skrotum pada pajanan ke lingkungan yang
dingin akan mengangkat kantung skrotum sehingga testis lebih dekat ke
abdomen yang hangat. Sebaliknya, pajanan ke panas menyebabkan relaksasi
otot sehingga kantung skrotum lebih bergantung dan testis menjauhi tubuh
yang lebih hangat.

Lapisan skrotum:

1) Kulit

5
warna kecoklatan, ntipis, dan mempunyai flika/rugae. Pada kulit tedapat
folikel sebasea yang dikelilingi oleh rambut keriting dimana akarnya
terlihat melalui kulit.
2) Tunika Dartos
berisi lapisan otot polos yang tipis sepanjang basis skrotum. Tunika
dartos ini membentuk septum yang membagi skrotum menjadi dua
ruangan untuk testis yang terdapat dibawah permukaan penis.
2. Organ bagian dalam sistem reproduksi pria
a. Testis
Testis merupakan organ kelamin laki-laki, terdiri atas 2 buah glandula
yang memproduksi semen, terdapat di dalam skrotum digantung oleh
fenifukulus spermatikus. Pada bayi dalam kandungan, testis terdapat dalam
kavum abdominalis di belakang peritoneum,sebelum kelahiran akan turun ke
kanalis inguinalis bersama dengan fenkulus spermatikus kemudian masuk
nke dalam skrotum.

Testis berlokasi didalam skrotum,kantong pada kulit diantara paha atas.


Suhu didalam skrotum kurang lebih 35℃, sedikit lebih rendah dari suhu
tubuh yang dibutuhkan untuk memproduksi sperma. Pada janin laki-laki,
testis tumbuh dekat ginjal kemudian turun ke skrotum tepat sebelum lahir.
Masing-masing testis memiliki panjang sekitar 4 cm dan lebar 2, 5 cm dan
didalamnya terbagi menjadi 2 lobus. Masing-masing lobus berisi tubulus
seminiferous. Tempat spermatogenesis berlangsung.

Pembungkus testis:

6
1) Fasia spermatika eksterna
Suatu membran yang tipis memanjang ke arah bawah di antara fenikulus
dan testis lalu berakhir pada cincin subkutan inguinalis.
2) Lapisan kremasterika
Terdiri atas selapis otot dimana lapisan ini sesuai dengan muskulus
obligus abdominalis internus dan fasies abdominus internus.
3) Fasies spermatika interna
Suatu membran tipis dan menutupi fenikulus spermatikus. Fasia ini akan
berakhir pada cincin inguinalis interna bersama dengan fasia
transversalis yaitu lapisan otot dimana lapisan ini sesuai dengtan
muskulus obligus abdominis internus dan fasianya.
b. Epididimis

Epididimis adalah pipa dengan panjang sekitar 6 cm, yaitu berliku-liku


pada pemukaan posterior masing-masing testis. Dalam epididimis, sperma
mengalami maturasi lengkap dan flagelnya mulai berfungsi. Otot polos pada
dinding epiddimis akan menggerakan sperma masuk ke duktus.

Epididis terdiri atas:

1) Kaput epididmis berhungan erat dengan bagian atas testis sebagai


dukstus eferens dari testis,
2) Kaput epididmis (badan) ditutpi oleh membran serosa servikalis
sepanjang pinggir posterior
3) Kauda epididimis (ekor) disebut juga globulus minor ditutupi oleh
membran serosa berhubungan dengan duuktus deferens,

7
4) Ekstremitas superior (bagian yang besar),
5) Ekstremitas inferior (seperti titik).

Di antara korpus dan testis terdapat ruangan yang disebut sinus


epididimis (fossa digitalis). Sebagian epididmis ditutupi oleh lapisan viseral.
Lapisan pada bagian mediastinum menjadi lapisan parietal, dikelilingi oleh
jaringan ikat spermatozoa melalui duktus deferens merupakan bagian dari
kaput epididmis, tempat bermuaranya spermatozoa disimpan masuk ke
dalam vas deferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur
sperma sebelum diejakulasi, dan memproduksi semen.

Semen terdiri dari sekret epididimis vesika dan prostat serta mengandung
spermatozoa yang dikeluarkan setiap ejakulasi. Spermatozoa bergerak dalam
semen, lingkungan cairan alkalis melindungi dari keasaman.

c. Duktus Deferens

Duktus deferens disebut juga vas deferens. Duktus deferens memanjang


dari epididimis dalam skroktum pada masing-masing sisisnya kedalam
rongga abdomen melalui kanalis inguinalis. Saluran ini merupakan muara
pada dinding abdomen untuk funikulus spermatikus, yaitu selubung jaringan
ikat yang mengandung duktus deferens, pembuluh darah, dan saraf.
Duktus deferens adalah duktus ekskretorius dari testis dan merupakan
lanjutan dari kanalis epididimis dengan panjang 50-60 cm. Mulai ari bagian
bawah, kauda epididmis berbelit-belit, secara berangsur-angsur naik
sepanjang pinggir posterior testis dan sisi medialis bagian frenikulus

8
spermatikus melalui cincin kanalis inguinalis, lalu masuk ke fenikulus
spermatika membelok sepanjang sisi lateral arteri epigastrika, kemudian
menjurus ke belakang agak turun ke fosaa iliaka eksterna mencapai kavum
pelvis. Bagian ini terdapat di antara peritonealis dan dinding lateralis pelvis,
selanjutnya turun pada sisi medial ureter, berbelok-belok membentuk sudut
turun ke medial agak ke depan di antara fundus vesika urinaria bagian atas
vesika seminalis.
d. Duktus Ejakulatorius
Duktus ejakulatorius berjumlah dua buah pada sisi lain dari garis tengah,
masing-masing duktus akan membentuk gabungan vesikula seminalis dengan
duktus deferens, panjangnya 2 cm mulai dari lobus medialis basis glandula
prostata berjalan ke depan bawah diantara lateralis dari utrikulus prostatikus
berakhir ke dalam pinggi urtikulus.
Duktus Ejakulatorius menerima sperma dari duktus deferens dan sekresi
vesikula seminalis disisinya. Kedua duktus Ejakulatorius bermuara didalam
uretra.
e. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis merupakan dua ruangan diantara fundus kantung
kemih dan rektum. Masing-masing ruangan berbentuk piramid, dimana
permukaan anterior berhubungan dengan fundus kantung kemih, sedangkan
permukaan posterior terletak di atas rektum yang dipisahkan oleh fasia rekto
vesikalis

Panjang vesikula seminalis sekitar 5-10 cn dan merupakan kelenjar


sekresi yang menghasilkan zat mukoid. Zat ini banyak mengandung fruktoza

9
dan zat gizi (prostaglandin dan fibrinogen) yang merupakan sumber energi
bagi spermatozoa. Vesikula seminalis bermuara pada duktus deferens dan
bergabung dengan duktus deferens. Penggabungan ini disebut duktus
ejakulatorius.

Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang disebut semen sebagai


pelindung spermatozoa. Selama ejakulasi, vesikula seminalis mengeluarkan
isinya ke dalam duktus ejakulatorius sehingga menambah semen ejakulasi
serta mukosa.

f. Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terdapat dibawah orifisium uretra interna dan sekeliling
permukaan uretra, melekat dibawah kandung kemih dalam rongga pelvis
dibawah posterior simpisis pubis. Prostat merupakan suatu kelenjar yang
mempunyai empat lobus, yaitu:
1) Lobus posterior
2) Lobus anterior
3) Lobus lateral,
4) Lobus medial
Fungsi kelenjar prostat adalah mengeluarkan cairan alkali seperti susu
yang mengandung asam sitrat yang berguna untuk melindungi spermatozoa
terhadap tekanan pada uretra.
Kelenjar prostat mensekresi cairan encer, seperti susu, bersifat asam
yang mengandung asam sitrat, kalsium, asam fosfat, enzim pembeku, dan
profibrinilisin. Selama emisi, simpai kelenjar prostat berkontraksi sejalan
dengan kontraksi vas deferens sehingga cairan yang dikeluarkan oleh
kelenjar prostat menambah bagian terbesar semen. Sifat asam dari cairan
prostat mungkin penting untuk suatu keberhasilan fertilisasi ovum, karena
cairan-cairan vas deferens relatif asam karena adanya hasil akhir
metabolisme sperma, dan sebagi akibatnya, menghambat fertilisasi sperma.
Juga, sekret vagina bersifat asam (pH 3,5 sampai 4,0). Sperma tidak dapat
motil optimal sampai pH sekitarnya mencapai 6 sampai 6,5. Akibatnya,
merupakan suatu kemungkinan bahwa cairan prostat menetralkan sifat asam
dari cairan lainnya setelah ejakulasi dan sangat meningkatkan motilitas dan
fertilitas sperma.

10
Prostat dipertahankan posisinya oleh bagian-bagian berikut.
1) Ligamentum pubo prostatika
2) Lapisan dalam diafragma urogenilitas
3) Muskulus levator ani pars anterior
4) Muskulus levator prostat bagian dari muskulus levator ani
g. Kelenjar Bulbouretralis
Disebut juga Glandula Cowper, glandula bulbouretralis terletak di
belakang lateral pars membranasea uretra, diantara kedua lapisan diafragma
urogenitalis dan disebalah bawah dari kelenjar prostat dan bermuara kedalam
uretra. Kelenjar bulbouretralis berfungsi untuk mensekresikan cairan yang
berfungsi sebagai pelumas.
Sekresinya yang bersifat basa akan menyelimuti bagian dalam uretra
sesaat sebelum ejakulasi, yang akan menetralisasi keasaman urin yang
mungkin keluar. Kelenjar bulbouretralis dibungkus oleh simpai jaringan ikat
tipis yang diluarnya terdapat serat-serat otot rangka. Jaringan ikatnya banyak
mengandung serat elastin, serat otot rangka, dan serat otot polos.
h. Uretra

Uretra merupakan saluran kemih pada pria yang sekaligus merupakan


saluran ejakulasi (mani) dan memiliki bagian terpanjang yang tertutup oleh
penis. Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh
kegiatan konstraksi prostat. Tiga daerah prostat, yaitu:

11
1) Dalam uretra prostat, porsi dikelilingi oleh prostat,
2) membran (atau bagian antara dari) uretra di diafragma urogenital, dan
3) spons (penis) uretra, yang berjalan melalui penis dan membuka ke luar
pada lubang uretra eksternal. Spons uretra adalah sekitar 15 cm (6 inci)
panjang dan menyumbang 75% dari panjang uretra.

Mukosa yang mengandung kelenjar uretra tersebar yang mengeluarkan


lendir ke dalam lumen sesaat sebelum ejakulasi.

C. Spermatogenesis
1. Pengertian Spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa.
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup
pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel,
yang bertujuan untuk membentuk sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di
tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding tubulus
seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan
epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan
tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu
testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis.
2. Fase-Fase Spermatogenesis
Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau
mengandung 23 pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan
berubah menjadi spermatosit primer (2n). Berikutnya, spermatosit primer
membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis (biasa
dinamakan meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan
bersifat haploid (n = 23 kromosom). Melalui fase meiosis II, spermatosit
sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan
ukurannya. 
Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang yang bersifat
haploid (n). Setelah matang, sperma menuju saluran reproduksi yakni epididimis.
Semua proses ini terjadi selama kurang lebih 17 hari. Sementara, energi
yang digunakan untuk melakukan proses spermatogenesis berasal dari sel-
sel sertoli.

12
3. Struktur Sperma
Sperma diproduksi di testis, organ reproduksi pria. Pria mulai memproduksi
sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15 tahun), dan sebagian besar pria
mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Sperma diproduksi sebanyak 300
juta per hari, dan mampu bertahan hidup selama 48 jam setelah ditempatkan di
dalam vagina sang wanita. Rata-rata volume air mani untuk setiap ejakulasi
adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata jumlah sperma yang diejakulasikan adalah
40-100 juta per ml.
Spermatozoa masak terdiri dari:
a. Kepala (caput), terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma,
mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan bahan genetiknya. Pada
bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal
yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan
proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
b. Leher (cervix), menghubungkan kepala dengan badan.
c. Badan (corpus), banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai
penghasil energi untuk pergerakan sperma.
d. Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa masak ke dalam vas
deferen dan ductus ejakulotoris.

13
14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam
organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Tujuan reproduksi untuk
mempertahankan jenis dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk
mengahsilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga
dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau
seksual.
Organ reproduksi pada manusia terbagi menjadi dua yaitu pria dan wanita.
Pada pria terbagi menjadi dua yaitu organ dalam dan organ luar. Organ bagian luar
sistem reproduksi pria terdiri dari penis dan skrotum. Organ bagian dalam sistem
reproduksi pria terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens, duktus ejakulatorius,
vesikula seminalis, kelenjar prostat, kelenjar bulbouretralis dan uretra.
Spermatogenesis yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki
pada umur 16 tahun, dan kemudian berlangsung terus selama hidup.
Spermatogenesis tidak terjadi secara serentak pada semua tubulus semiferi atau
bahkan tidak serentak pada setiap bagian tubulus yang sama. Daur ini mulai pada
lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya terhadap hormon
pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka
spermatozoa ini akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa
memerlukan waktu kira-kira 10 hari

B. Saran
Penulis merasa pada makalah ini banyak kekurangan, karena kurangnya
referensi dan pengetahuan pasa saat pembuatan makalah ini, saya sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar saya dapat
membuat makalah yang lebih baik lagi.
Demikian makalah ini saya buat untuk menambah pengetahuan dan informasi
yang benar guna mendapatkan apresiasi yang bisa digunakan untuk perbaikan demi
kepentingan bersama, sekian dan terima kasih.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Gibson John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC.
Guyton. 2011.Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN. Jakarta: EGC.
http://artikelmateri.blogspot.co.id/2016/08/bagian-organ-alat-reproduksi-pria-laki-fungsi.html
http://blog-reproduksi.blogspot.co.id/2013/03/spermatogenesis.html
http://musyrifahbiologi.blogspot.co.id/2011/03/vesikula-seminalis.html
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id/2012/12/proses-dan-organ-alat-reproduksi-pada-pria-
manusia.html

https://studylibid.com/doc/240516/makalah-anatomi-reproduksi-pria
Santoso Gunardi. 2005. ANATOMI SISTEM REPRODUKSI. Jakarta: FK-UI Jakarta.
Syaifuddin. 2010. Atlas Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Salemba Medika.

17

Anda mungkin juga menyukai