Surveilans Kesehatan adalah kegiatan data selain data yang terstruktur pengamatan yang sistematis dan terus (menangkap masalah kesehatan yang tidak menerus terhadap data dan informasi tertangkap melalui surveilans berbasis tentang kejadian penyakit atau masalah indikator). kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan CASE CONTROL penularan penyakit atau masalah rancangan studi epidemiologi yang kesehatan untuk memperoleh dan mempelajari hubungan antara paparan memberikan informasi guna mengarahkan (faktor risiko) dan penyakit dengan cara tindakan pengendalian dan mengamati kelompok kasus dan kontrol penanggulangan secara efektif dan efisien. lalu menelusuri status pajanannya/ (Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 paparannya/ sebab di masa lalu Tahun 2014) Tujuan desain studi kasus control TUJUAN SURVEILANS Untuk mengindentifikasi faktor-faktor Menyediakan informasi tentang situasi, risiko terjadinya suatu penyakit. kecenderungan penyakit/masalah kesehatan, dan faktor risikonya Ciri-ciri studi kasus kontrol adalah sebagai bahan pengambilan 1. Pemilihan subyek keputusan. berdasarkan status penyakit yang diderita Terselenggaranya kewaspadaan dini (sakit atau tidak sakit), untuk kemudian terhadap kemungkinan terjadinya dilakukan pengamatan apakah subyek KLB/Wabah dan dampaknya. mempunyai riwayat terpapar faktor Terselenggaranya investigasi dan penelitian atau tidak. penanggulangan KLB/Wabah. 2. Saat studi/ penelitian Dasar penyampaian informasi kesehatan dilakukan, akibat/ efek/ masalah/ penyakit kepada para pihak yang sudah terjadi. berkepentingan sesuai dengan Ukuran Asosiasi pertimbangan Kesehatan Odds Rasio (OR) > 1 --> faktor tersebut merupakan faktor risiko Surveilans Kesehatan di Indonesia Odds Rasio (OR) < 1 --> faktor tersebut 1. Surveilans Penyakit Menular merupakan facto 2. Surveilans Penyakit Tidak Menular protektif/pencegah/penghambat 3. Surveilans Kesehatan Lingkungan Odds Rasio (OR) = 1 =--> faktor tersebut
4. Surveilans Kesehatan Matra tidak memiliki hubungan dengan
5. Surveilans Masalah Kesehatan Lainnya outcome Odds Rasio OR = AD / BC Surveilans Berbasis Indikator
Surveilans berbasis indikator dilakukan
untuk memperoleh gambaran penyakit, KELEBIHAN faktor risiko dan masalah kesehatan 1. Studi kasus-kontrol dapat, atau dan/atau masalah yang berdampak kadang bahkan merupakan satu- terhadap kesehatan yang menjadi satunya, cara untuk meneliti kasus indikator program dengan menggunakan yang jarang atau yang masa latennya sumber data yang terstruktur panjang. (contoh:laporan mingguan/bulanan kasus, 2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat. kunjungan neonatal) 3. Biaya yang diperlukan relatif murah. Memerlukan subyek penelitian yang Surveilans Berbasis Kejadian lebih sedikit. 4. Dapat digunakan untuk Surveilans berbasis kejadian dilakukan mengidentifikasikan berbagai faktor untuk menangkap dan memberikan risiko sekaligus dalam satu penelitian informasi secara cepat tentang suatu KELEMAHAN Data mengenai pajanan terhadap faktor menghitung laju insiden & perjalanan risiko diperoleh dengan mengandalakan daya penyakit. ingat atau rekam medis. Daya ingat KELEMAHAN responden ini menyebabkan terjadinya recall Pada kohort prospektif dapat sangat lama bias, karena responden yang mengalami efek dan mahal cenderung lebih mengingat pajanan terhadap Pada kohort retrospective perlu sumber faktor resiko dari pada responden yang tidak data yang lengkap dan handal mengalami efek. Tidak efisien untuk mempelajari penyakit Data sekunder, dalam hal ini rekam medis yang jarang yang seringkali dipakai sebagai sumber data Mempunyai risiko untuk “loss to follow juga tidak begitu akurat. up Validasi mengenai informasi kadang kadang sukar diperoleh SKRINING CIRI-CIRI STUDI KOHORT 1. Pemilihan subyek berdasarkan status Skrining adalah suatu penerapan tes terhadap paparannya, dan kemudian dilakukan orang yang tidak menunjukkan gejala dengan pengamatan dan pencatatan apakah subyek tujuan mengelompokkan mereka ke dalam dalam perkembangannya mengalami kelompok yang mungkin menderita penyakit penyakit yang diteliti atau tidak tertentu. 2. Dimungkinkan penghitungan incidence rate atau insiden kumulatif. Pada saat TUJUAN SKRINING mengidentifikasi status paparan, semua subyek harus bebas dari penyakit yang 1. Menyelamatkan hidup diteliti (free disease) 2. Meningkatkan kualitas hidup pasien Dalam studi kohort peneliti mengamati 3. Mengurangi kemungkinan 3.
status pajanan secara alami (observasional)
4. KOHORT PROSPEKTIF berkembangnya penyakit/menghentikan 5. Dalam studi prospektif, partisipan perkembangan penyakit dikelompokkan berdasarkan status pajanan 4. Menghemat uang untuk biaya yang telah terjadi sebelumnya atau pajanan pengobatan Memenuhi target eliminasi terbaru dan diikuti beberapa waktu ke depan penyakit/deteksi penyakit untuk mengamati outcome/ efek yang JENIS PENYAKIT YANG TEPAT UNTUK SKRINING
diamati. Dalam studi kohort prospektif Penyakit serius
outcome/ efek/ akibat belum terjadi Pengobatan sebelum gejala muncul harus 6. KOHORT RETROSPROSPEKTIF lebih untung dalam pengertian mortalitas Partisipan tetap dikelompokkan berdasarkan & mobiditas dibanding setelah gejala status pajanan dan dilihat outcome/ efek muncul yang terjadi pada kedua kelompok tersebut. Prevalens penyakit preklinik harus tinggi Dalam studi kohort retrosprospektif, baik pada populasi yang diskrining pajanan mupun outcome/efek sudah terjadi Tes skrining yang baik ketika penelitian dimulai Valid, Akurat, Reprodusibel, Sensitif & Spesifik Relative Risk (RR) = a / (a+b) / c / (c+d) Tes skrining harus mampu menentukan individu yang mempunyai penyakit (tidak normal ) dan individu yang tidak mempunyai penyakit Relative Risk (RR) > 1 --> faktor tersebut ( normal ). Kemampuan ini merupakan validitas merupakan faktor risiko Relative Rasio (RR) < 1 --> faktor tersebut merupakan faktor protektif/pencegah/penghambat Relative Rasio (RR) = 1 =--> faktor tersebut tidak memiliki hubungan dengan outcome A = Jumlah individu yang benar-benar menderita penyakit KELEBIHAN dengan hasil tes skrining positif (true positive) B = Jumlah individu yang sebenarnya tidak sakit, tetapi Tepat untuk mempelajari efek dari eksposure hasil tes skrining positif (false positive) atau paparan yang jarang Dapat mempelajari C = Jumlah individu yang sebenarnya sakit, tetapi hasil tes beberapa efek dari suatu paparan Dapat skrining negatif (false negative) menerangkan “temporal relationship ” antara D = Jumlah individu yang tidak sakit dengan hasil tes skrining negatif (true negative paparan dan outcome (penyakit) Dapat