Anda di halaman 1dari 54

Penelitian epidemiologi deskriptif

dan analitik
• Penelitian eksperimental dan non
eksperimental
• Penelitian eksperimental jika peneliti
mempunyai kemampuan untuk mengatur
pemajanan zat yang diduga secara
potensial menjadi penyebab penyakit
• Penelitian eksperimental dianggap
penelitian kelas utama dalam metoda
penelitian epidemiologi
• Karena dapat mengatur pemajanan, maka
penelitian seperti itu dianggap lebih
mempunyai bukti asosiasi pemajanan
dengan penyakit jika dibandingkan dengan
penelitian non eksperimental
• Eksperimen dapat dilakukan di klinik
misalnya : evaluasi pengobatan AZTpada
pasien HIV/AIDS
• Dan dapat dilakukan di komunitas
misalnya : evaluasi kampanye penyuluhan
terhadap penerimaan program KB
• Penelitian utama kelas kedua adalah
noneksperimental
• Ada 2 jenis yaitu deskriptif dan analitik
• Penelitian deskriptif jika pengetahuan
tentang faktor risiko atau riwayat alamiah
penyakit belum tentu diketahui
• Biasanya penelitian difokuskan pada pola
kejadian penyakit berdasarkan variabel
orang, tempat dan waktu
• Misalnya SIDS (sudden infant death
syndroma),penyebab utama kematian
neonatal belum diketahui penyebab SIDS
• Penelitian analitik, ada yang menyebut
penelitian etiologi, penelitian dilakukan
dengan tujuan dengan tujuan menguji
hipotesis, tentang masalah kesehatan
yang spesifik
• Menguji hubungan pemajanan terhadap
sesuatu zat denga terjadinya penyakit
• Yang dimaksud dengan pemajanan dapat
berupa : faktor risiko, intervensi ataupun
terapi
• Penelitian analitik konsentrasikan
terhadap pengukuran efek antara
pemajanan dan penyakit
• Efek biasanya diukur dengan rasio atau
perbedaan rate, probability, proporsi
• Jadi penelitian deskriptif untuk mencari
atau menyusun hipotesis sedangkan
penelitian analitik untuk melakukan uji
hipotesis
• Contoh provider pelayanan kesehatan dan
infeksi pasca pemasangan IUD
• Masalah : apakah ada perbedaan angka
kejadian infeksi pada ibu yang dilakukan
insersi IUD oleh tindakan bidan dan yang
dilakukan oleh ahli kebidanan
• Hipotesis : ada perbedaan angka infeksi
antara ibu yang dilakukan insersi oleh
bidan jika dibandingkan dengan angka
infeksi pada ibu yang dilakukan insersi
oleh dr ahli kebidanan
• Rancangan penelitian RCT
• Kriteria inklusi : wanita 30-45 tahun paling
sedikit pernah melahirkan
• Kelompok studi : wanita yang dilakukan
insersi IUD nya oleh bidan
• Kelompok kontrol : wanita yang dilakukan
insersi IUD oleh dr ahli kebidanan
• Hasil akhir : tiap kelompok wanita diikuti
secara teratur untuk mengetahui
terjadinya infeksi. Prosedur yang sama
juga dilakukan pada kelompok kontrol
• Metode pengumpulan data : tanpa melihat
siapa yang melakukan insersi IUD, pasien
dikunjungi tiap minggu 2 kali, selama 6
minggu oleh bidan untuk menilai apakah
ada infeksi atau tidak. Bidan tidak tahu
apakah ibu diinsersi oleh bidan atau dr.ahli
kebidanan
• Penelitian eksperimental
• Yang dimaksud dengan rancanga
penelitian adalah upaya agar kelompok
orang dengan susunan karakteristik
tertentu dibandingkan untuk melakukan
evaluasi hubungan antara faktor risiko
dengan penyakit
• Secara ideal rancangan penelitian dilihat
dari sudut pandang ilmu adalah sebuah
percobaan atau eksperimen
• Peneliti menetukan status pemajanan para
peserta penelitian
• Peneliti menentukan syarat orang yang
dapat ikut penelitian
• Randomisasi, peneliti menentukan subyek
penelitian untuk masuk ke dalam
kelompok secara random memberi
kesmpatan yang sama untuk masuk salah
satu kelompok
• Randomisasi memberi kesempatan yang
sama kepada setiap subyek penelitian
untuk terpilih masuk ke dalam salah satu
kelompok
• Noneksperimen
• Dari sudut pandanagnetik, kebanyakan
penelitian faktor risiko dengan cara
eksperimen tidak dibenarkan
• Misalnya menguji hipotesis efek ibu hamil
perokok pasif menyebabkan penurunan
berat lahir bayinya
• Blinded, ketika observer tidak mengetahui
yang diobservasi termasuk kelompok yang
mana
• Double blinded, baik observer maupun
subyek penelitian tidak mengetahui status
pemajanannya
• Pada noneksperimental, peneliti berusaha
juga untuk mengupayakan blinded,
walaupun tidak selalu bisa
• Kohort studi
• Status pemajanan, terpajan dan tidak
terpajan kemudian diikuti bagaimana hasil
akhirnya. Prospektif
• Bisa juga retrospektif, biasanya pada
epidemiologi okupasi, klasifiksi pekerjaan
dapat merupakan indikasi ada tidaknya
pemajanan terhadap hazard
• Penelitian kohort prospektif
• Penelitian merokok pasif pada anak-anak
dan infeksi saluran nafas
• Masalah : apakah pemajanan pasif
terhadap tembakau akan meningkatkan
infeksi saluran nafas pada anak-anak?
• Hipotesis : pemajanan pasif terhadap asap
tembakau berhubungan dengan
peningkatan kejadian infeksi saluran nafas
pada anak-anak
• Masalah : apakah pemajanan pasif
terhadap tembakau akan meningkatkan
infeksi saluran nafas pada anak-anak
• Hipotesis : pemajanan pasif terhadap asap
tembakau berhubungan dengan
peningkatan kejadian infeksi saluran nafas
• Rancangan penelitian : penelitian kohort
anak-anak yang terpajan dengan asap
tembakau dan anak-anak yang tidak
terpajan asap tembakau di rumahnya
• Kelompok terpajan : anak-anak yang
berumur kurang dari 12 tahun yang tinggal
di rumah yang paling tidak ada satu orang
yang merokok
• Kelompok tidak terpajan: anak-anak yang
berumur kurang dari 12 tahunyang tinggal
di rumah yang tidak ada penghuninya
yang merokok
• Outcome : outcomenya adalah infeksi
saluran nafas pada anak-anak. Keluarga
akan dihubungi sebulan sekali untuk
menentukan adanya infeksi saluran nafas
selama satu tahun
• Penelitian kasus kontrol : jika seleksi
berdasarkan status penyakit, peneliti
kemudian mencari status pemajanannya
pad kelompok yang sakit dan kelompok
yang tidak sakit. Ada yang menyebut case
referent study
• Contoh penggunaan OC dan ca mamae
• Masalah : apakah penggunaan OC
mempengaruhi timbulnya Ca mamae?
• Hipotesis penggunaan OC berhubungan
dengan Ca mamae
• Rancangan kasus kontrol berbasis rumah
sakit
• Pemajanan : baik kasus maupun kontrol
mendapat wawancara baku untuk
mendapatkan informasi penggunaan OC
sebelumnya
• Pada kasus kontrol, peneliti sebaiknya
mempergunakan kasus baru ( kasus
insidens) bukan kasus lama ( kasus
prevalens)
• Peneliti harus mempunyai cara yang jelas
membedakan kasus baru dan kasus lama
• Sebab penyakit adalah faktor yang terjadi
sebelum timbulnya penyakit
• Kasus insidens lebih mencerminkan
distribusi faktor risiko sebelum terjadinya
penyakit
• Kasus prevalens berhubungan dengan
insidens penyakit rata-rata lamanya sakit
(P=IxD)
• Kasus prevalens merupakan over
representasi dari faktor yang berhubungan
dengan survival penyakit dari pada
penyebab penyakit
• Contoh : wanita dg Ca ovarium
mempunyai waktu survival yang singkat
• Penggunaan wanita yang survive
underrepresent yang mati lebih awal
• Kesimpulan
• Deskriptif memilih subyek penelitian
berdasarkan representasi suatu segmen
masyarakat
• Analitik memilih subyek berdasarkan
pemajanan diikuti untuk melihat hasil akhir
dicari informasi pemajanannya
outcome

+ -

+ m1
eksposure a b

- m0
c d
n1 n0
• Risk difference(RD) = attributable risk
• RD(a/a+b) – c/(c+d)=a/m1- b/m0
• Confidence interval for RD
• = RDx (1+- z/x)
• Z= normal variate berdasarkan presisi
(1,96 jika 95% conf limits 1,65 untuk 90%
confidence limits)
• X=VX 2MH
• =X 2MH= {(t-1)*(a*d-b*c) 2/
• (n1*n0*m1*m0)

• Risk difference=etiologic fraction


• Population attributable risk = PAR
• PAR=RD*proportion of eksposed persons
in population
• Adalah penyakit yang dapat dicegah bila
pemajannya dieliminasi diprogram
• Cumulative insidens relative risk (CIR)
• CIR=a/m1:c/m0
• Cumulative insidens relative risk (CIR)
• CIR=a/m1:c/m0
• CI for cumulatuve insidence RR=CR(1+z/x)
• Z dan Xseperti pada rumus sebelumnya
• Odds rasio( utk kasus kontrol
• OR = ad/bc
• CI for OR
• = OR(1+-z/x, dan z,x seperti sebelumnya
• Person time data, jika subyek diikuti
sampai timbulnya penyakit satuan ini
disebut person time untuk mendapatkan
insidens densiti
• Pada tabel berikut n1 dan n0 adalah
jumlah person time pada kelompok
terpajan dan kelompok tidak terpajan
• t adalah total person time dan m1 adalah
jumlah orang dengan penyakit
eks
-
+

outcome + a b m1

Person time n1 t
n0
• Analisis person time memungkikan
analisis pada orang yang lost to follow up
• Person time adalah dasar untuk
perhitungan analisis life tabel
• Rumus Rd, CI for RD,PAR, CIR dan CIfor
CIR menggunakan person time ini
• X= untuk person time data, rumusnya
menjadi :

• = (a-m1*n1/t : vm1*n1*n0/t2
Bias
• bias ( kesalahan yang sistematis) adalah
deviasi yang sistematis dari angka yang
sebenarnya dengan angka yang kita
peroleh( mis OR)
• Bias seleksi : bias informasi, dan
konfounding/perancu
• Bias dapat dikendalikan
• Bias dapat dikurangi denga cara pemilihan
kelompok yang diupayakan komparabel
• Komparabel dalam cara menseleksi cara
wawancara dan pengaruh variabel lain
selain variabel yang sedang diselidiki
• Variabel perancu dapat dikontrol dengan
cara meng ‘adjust’ variabel perancu jika
peneliti mengukurnya
• Keulitan pada adjustmen bias seleksi dan
bias informasi
Bias seleksi
• Menghindari bias seleksi dengan cara
memilih subyek secara komparabel dari
sumber yang sama ( populasi yang sama)
• Tujuan terpilih subyek yang komparabel
dalam aspek faktor risiko terjadinya
outcome kecuali faktor risiko yang sedang
diselidiki
• Healthy worker effect : jika pemilihan
subyek orang yang bekerja, mungkin
orang bekerja lebih sehat dibandingkan
dengan massa pada umumnya. Sehingga
mempunyai risiko sakit yang lebih rendah
jika dibandingkan dengan massa umum
• Hospital admission bias
• Pada penelitian kasus kontrol, kasus
dipilih dari rumah sakit dengan penyakit
dan kontrol dipilih pada orang yang
berkunjung ke rumah sakit, mungkin
seleksi mengarah pada orang yang
termotivasi yang berhubungan dengan
pemajanan( penggunaan anc dengan ggn
perkembangan mental anak)
Bias informasi
• Disebut juga bias observasi, bias klasifikasi, bias
pengukuran
• Jenis :
• Ancertainment bias
• Recall bias
• Interviewer bias
• Missing data nias
• Prevarication bias ( data collection personel
intentionally distort the data)
• Differensiasi missclasification bias adalah
jika faktor risiko atau penyakit secara
sistematik underestimated atau
overestimated
• Nondifferential missclsification adalah jika
data yang terkumpul tidak baik
Bias konfounding
• Terjadi efek faktor risiko tercampur
dengan efek faktor risiko yg lain terhadap
penyakit
• Cara menghindarinya adalah dengan
analisis stratafikasi
• Risiko relatif mantel Hanzel digunakan
untuk meng’adjust’nya
Kemungkinan (kesalahan random)
• Menghindari kesalahan random adalah
dengan meningkatkan jumlah sampel
• Dengan menambah sampel tidak
memperbaiki bias yg lain
Efek modifikasi
• Efek modifikasi adalah adanya tambahan
variabel faktor risiko ttt akan mengubah
besarnya hubungan antara faktor risiko
yang diselidiki terhadap penyakit
• Efek modifikasi terjadi jika terlihat terjadi
perbedaan yang subtansial
• Subtansial bisa diuji dengan statistik
• Contoh RD terjadinya BBLR pada orang
yang tidak mengunjungi layanan anc
adalah 3,3% pada mereka yang tidak
merokok
• RD terjadinya BBLR ada orang yang tidak
memanfaatkan layanan ANC adalah
11,2%
• Jangan dilakukan perhitungan gabungan
Reliabilitas
• Menunjukkan ukuran yang menghasilkan
hasil ukuran yang sama jika dilakukan
pengulangan pengukuran
• Instrumen/alat ukur penelitian penting
menentukan reliabilitas
• Jumlah sampel mempengaruhi reliabilitas
Validitas penelitian epidemiologi
• Validitas internal
– Meminimalkan bias seleksi, bias informasi,
dan bias konfounding
• Validitas eksternal
Kausalitas
• Urutan waktu
• Eksperimental
• Dosis dan akibat
• Kekuatan hubungan
• Konsistensi
• Diterima secara biologi
• Hubungan yang spesifik

Anda mungkin juga menyukai