Anda di halaman 1dari 41

• Peraturan Menteri Kesehatan RI No 45 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan


• Peraturan ini menggantikan peraturan yang lama yaitu: Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan.
• Surveilans Kesehatan didefinisikan sebagai kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien.
• Surveilans Kesehatan diselenggarakan agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, dan diseminasi kepada pihak-pihak terkait yang
membutuhkan.
• Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan harus mampu memberikan gambaran
epidemiologi antara lain komponen pejamu, agen penyakit, dan lingkungan
yang tepat berdasarkan dimensi waktu, tempat dan orang. Karakteristik
pejamu, agen penyakit, dan lingkungan mempunyai peranan dalam
menentukan cara pencegahan dan penanggulangan jika terjadi gangguan
keseimbangan yang menyebabkan sakit.
PELAKSANAAN
SURVEILANS
Pelaksanaan
• Pelaksanaan surveilans berbasis indikator dilakukan mulai dari puskesmas
sampai pusat, sesuai dengan periode waktu tertentu (harian, mingguan,
bulanan dan tahunan).

• Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di puskesmas, dilakukan untuk


menganalisis pola penyakit, faktor risiko, pengelolaan sarana pendukung
seperti kebutuhan vaksin, obat, bahan dan alat kesehatan, persiapan dan
kesiapan menghadapi kejadian luar biasa beserta penanggulangannya.
Pelaksanaan
• Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di kabupaten/kota, dilakukan
berdasarkan hasil analisis dari kegiatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
kawasan tertentu, berbagai data dan informasi yang bersumber dari lintas
sektor, hasil kajian, untuk menganalisis pola penyakit, faktor risiko, masalah
kesehatan maupun masalah lain yang berdampak terhadap kesehatan dalam
rangka pengelolaan program skala kabupaten/kota maupun kebijakan teknis
operasional yang dibutuhkan.
Pelaksanaan
• Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di provinsi, dilakukan berdasarkan
hasil analisis dari kegiatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan, analisis situasi
dan kecenderungan lintas kabupaten/kota, kawasan tertentu/khusus serta
berbagai data dan informasi yang bersumber dari lintas sektor, hasil kajian,
untuk menganalisis pola penyakit, faktor risiko, masalah kesehatan maupun
masalah lain yang berdampak terhadap kesehatan dalam rangka pengelolaan
program skala provinsi maupun kebijakan teknis operasional yang dibutuhkan.
Pelaksanaan
• Pelaksanaan surveilans berbasis indikator di pusat, dilakukan berdasarkan hasil
analisis situasi dan kecenderungan lintas provinsi, kawasan tertentu/khusus
serta berbagai data dan informasi yang bersumber dari lintas sektor, hasil
kajian, untuk menganalisis pola penyakit, faktor risiko, masalah kesehatan
maupun masalah lain yang berdampak terhadap kesehatan dalam rangka
pengelolaan program skala nasional maupun kebijakan teknis yang
dibutuhkan.
Pelaksanaan
• Pelaksanaan surveilans berbasis kejadian dilakukan secara terus menerus (rutin) seperti halnya
surveilans berbasis indikator, dimulai dari puskesmas sampai pusat. Sumber laporan didapat dari
sektor kesehatan (instansi/sarana kesehatan, organisasi profesi kesehatan, asosiasi kesehatan, dan
lain-lain), dan di luar sektor kesehatan (instansi pemerintah non kesehatan, kelompok masyarakat,
media, jejaring sosial dan lain-lain).

• Monitoring Surveilans Kesehatan dilaksanakan secara berkala untuk mendapatkan informasi atau
mengukur indikator kinerja kegiatan. Monitoring dilaksanakan sebagai bagian dalam pelaksanaan
surveilans yang sedang berjalan. Disamping itu monitoring akan mengawal agar tahapan
pencapaian tujuan kegiatan sesuai target yang telah ditetapkan. Bila dalam pelaksanaan monitoring
ditemukan hal yang tidak sesuai rencana, maka dapat dilakukan koreksi dan perbaikan pada waktu
yang tepat.
SASARAN
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS
PMK RI no.45 Tahun 2014
• Sasaran penyelenggaraan Surveilans Kesehatan meliputi program kesehatan
yang ditetapkan berdasarkan prioritas nasional, spesifik lokal atau daerah,
bilateral, regional dan global, serta program lain yang dapat berdampak
terhadap kesehatan.
• Sasaran penyelenggaraan sebagaimana dimaksud dilaksanakan oleh Instansi
Kesehatan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Instansi Kesehatan di pintu
masuk negara.
KMK RI no.1116 Tahun 2003
• Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan meliputi
masalah-masalah yang berkaitan dengan program kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan prioritas nasional, bilateral, regional dan global, penyakit
potensial wabah, bencana dan komitmen lintas sektor serta sasaran spesifik
lokal atau daerah. Secara rinci sasaran penyelenggaran sistem surveilans
epidemiologi kesehatan adalah sebagai berikut:
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi penyakit menular adalah :
• Surveilans penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
• Surveilans AFP
• Surveilans penyakit potensial wabah atau kejadian luar biasa penyakit menular dan keracunan
• Surveilans penyakit demam berdarah dan demam berdarah dengue
• Surveilans malaria
• Surveilans penyakit-penyakit zoonosis, antraks, rabies, leptospirosis dan sebagainya
• Surveilans penyakit filariasis
• Surveilans penyakit tuberkulosis
• Surveilans penyakit diare, tipus perut, kecacingan dan penyakit perut lainnya
• Surveilans penyakit kusta
• Surveilans penyakit frambosia
• Surveilans penyakit HIV/AIDS
• Surveilans penyakit menular seksual
• Surveilans penyakit pnemonia, termasuk penyakit pneumonia akut berat (severe acute respiratory syndrome)
Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi


penyakit tidak menular adalah :
• Surveilans hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner
• Surveilans diabetes mellitus
• Surveilans neoplasma
• Surveilans penyakit paru obstuksi kronis
• Surveilans gangguan mental
• Surveilans kesehatan akibat kecelakaan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi


kesehatan lingkungan dan perilaku adalah :
• Surveilans sarana air bersih
• Surveilans tempat-tempat umum
• Surveilans pemukiman dan lingkungan perumahan
• Surveilans limbah industri, rumah sakit dan kegiatan lainnya
• Surveilans vektor penyakit
• Surveilans kesehatan dan keselamatan kerja
• Surveilans rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lainnya, termasuk infeksi
nosokomial
Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan

Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi masalah kesehatan


adalah :
• Surveilans gizi dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
• Surveilans gizi mikro kurang yodium, anemia gizi besi, kekurangan vitamin A
• Surveilans gizi lebih
• Surveilans kesehatan ibu dan anak termasuk reproduksi.
• Surveilans kesehatan lanjut usia.
• Surveilans penyalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya
• Surveilans penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisionil, bahan kosmetika, serta peralatan
• Surveilans kualitas makanan dan bahan tambahan makanan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan
Matra
Prioritas sasaran penyelenggaraan surveilans epidemiologi
kesehatan matra adalah :
• surveilans kesehatan haji
• Surveilans kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
• Surveilans bencana dan masalah sosial
• Surveilans kesehatan matra laut dan udara
• Surveilans pada kejadian luar biasa penyakit dan keracunan
KOMPONEN SISTEM
Komponen Sistem
• Tujuan yang jelas dan dapat diukur
• Unit surveilans epidemiologi yang terdiri dari kelompok kerja surveilans epidemiologi dengan dukungan
tenaga profesional
• Konsep surveilans epidemiologi sehingga terdapat kejelasan sumber dan cara-cara memperoleh data,
cara-cara mengolah data, cara-cara melakukan analisis, sasaran penyebaran atau pemanfaatan data dan
informasi epidemiologi, serta mekanisme kerja surveilans epidemiologi
• Dukungan advokasi, peraturan perundang-undangan, sarana dan anggaran
• Pelaksanaan mekanisme kerja surveilans epidemiologi
• Jejaring surveilans epidemiologi yang dapat membangun kerjasama dalam pertukaran data dan informasi
epidemiologi, analisis, dan peningkatan kemampuan surveilans epidemiologi.
• Indikator kinerja

KEPMENKES NO 1116/MENKES/SK/VIII/2003
Koordinasi
• Koordinasi dalam penyelenggaraan Surveilans Kesehatan diarahkan untuk
menyelaraskan, mengintegrasikan, mensinergikan dan memaksimalkan
pengelolaan data dan/atau informasi agar proses pengambilan keputusan dalam
rangka intervensi lebih berhasil dan berdaya guna.
• Koordinasi dalam penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilakukan oleh
seluruh unit surveilans kesehatan, maupun antar unit di instansi pemerintah
serta pihak pihak tertentu yang memiliki peran yang relevan dengan kegiatan
surveilans.

PERMENKES NOMOR 45 TAHUN 2014


Jejaring Kerja
• Jejaring kerja surveilans adalah suatu mekanisme koordinasi kerja antar unit
penyelenggara Surveilans Kesehatan, sumber-sumber data, pusat penelitian,
pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan, meliputi tata hubungan
Surveilans Kesehatan antar wilayah Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat.

PERMENKES NOMOR 45 TAHUN 2014


Bentuk Jejaring Kerja
Jaringan kerjasama antara unit-unit surveilans dengan
penyelenggara pelayanan kesehatan, laboratorium dan unit
penunjang lainnya.
Jaringan kerjasama antara unit-unit Surveilans Kesehatan dengan pusat-
pusat penelitian dan kajian, program intervensi kesehatan dan unit-unit Peningkatan
surveilans lainnya. Kemampuan
Surveilans
Jaringan kerjasama unit-unit Surveilans Kesehatan antara
kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Kesehatan

Jaringan kerjasama unit surveilans dengan berbagai sektor


terkait nasional, bilateral negara, regional, dan
internasional.
PERMENKES NOMOR 45 TAHUN 2014
Kemitraan
Untuk mengembangkan kemitraan di bidang Surveilans Kesehatan secara konsep terdiri 3 tahap:
1. Kemitraan lintas program di lingkungan sektor kesehatan sendiri
2. Kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi pemerintah
3. Membangun kemitraan yang lebih luas, lintas program, lintas sektor. lintas bidang dan lintas
organisasi yang mencakup :
• Unsur pemerintah,
• Unsur swasta atau dunia usaha,
• Unsur LSM dan organisasi masa
• Unsur organisasi profesi.

PERMENKES NOMOR 45 TAHUN 2014


Skema
Jaringan

PERMENKES NOMOR 45 TAHUN 2014


SUMBER DATA
Sumber Data (WHO)
Laporan kematian
WHO Laporan kesakitan
Laporan epidemi
Laporan penggunaaan laboratorium
Laporan penyelisikan kasus individu
Survei khusus
Informasi hewan reservoir dan vector
Data demografi
Data lingkungan
Sumber data
• Sumber data:
a. Data kesakitan dari UPKM (unit pelayanan kesehatan dan masyarakat)
b. Data kematian dari UPK, laporan kantor pemerintah & masyarakat
c. Data demografi dari unit statistik kependudukan & masyarakat
d. Data geografi dari unit meteorologi & geofisika
e. Data lab dari UPKM
f. Data kondisi lingkungan
g. Laporan wabah
h. Laporan penyelidikan wabah/KLB
i. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan
j. Studi & hasil penelitian lain
k. Data hewan & vektor sumber penularan penyakit dari UPKM
l. Laporan kondisi pangan
• Pelaporan
sumber data (RS, PKM, lab, unit penelitian, unit program & unit
statistik)  menyediakan data yang diperlukan melalui sistem
laporan
• Penyebaran data & informasi
hasil kegiatan surv. disampaikan kepada pihak-pihak terkait
• Jenis data surveilans dapat berupa data kesakitan, kematian dan faktor resiko
• Pengumpulan data dapat diperoleh dari berbagai sumber antara lain individu,
fasilitas pelayanan kesehatan unit statistic dan demografi, dan sebagainya
Sumber data yang umur digambarkan
sebagai berikut:
• Data kematian Pencatatan dapat dilakukan didaerah tempat tinggal,
termasuk yang terjadi tiap hari dan tiap minggu
• Data petugas kesehatan petugas pemeriksa penyebab kematian dan
pemeriksa kesehatan dapat menyediakan informasi kematian yang mendadak
atau yang tidak diduga-duga.
• Data kesakitan  kondisi yang dilaporkan adalah penyakit infeksi yang akut,
beberapa yang kronik dan penyakit bukan infeksi
• Data laboratorium  untuk menyeleksi penyakit termasuk beberapa virus
penyebab penyakit
• Data rumah sakit  mengumpulkan data-data dari sampel rumah sakit untuk variasi kejadian kesehatan
yang spesifik
• Data topic khusus  data reaksi obat yang merugikan, data kecelakaan jalan raya, dan penyakit akibat
kerja
• Data kesehatan dan populasi beberapa data mengambil data komunitas
UNIT
PENYELENGGARAAN
SURVEILANS
Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Kementerian Kesehatan  wilayah negara dan/atau kawasan
antar negara, dan pintu masuk negara di pelabuhan, bandar
udara, dan pos lintas batas darat negara.
• Dinas Kesehatan Provinsi  seluruh wilayah kabupaten/kota
termasuk kawasan dalam suatu provinsi.
• Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota  seluruh wilayah
kecamatan, desa/kelurahan atau kawasan dalam suatu
kabupaten/kota.
Permenkes No. 45 Tahun 2014
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Unit Surveilans Pusat
• Pengaturan penyelenggaraan surveilans kesehatan nasional
• Menyusun pedoman pelaksanaan surveilans kesehatan nasional
• Menyelenggarakan manajemen surveilans kesehatan nasional
• Melakukan kegiatan surveilans kesehatan nasional, termasuk SKD-KLB.
• Pembinaan dan asistensi teknis
• Monitoring dan evaluasi
• Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan nasional
• Pengembangan pemanfaatan teknologi surveilans kesehatan
• Pengembangan metodologi surveilans kesehatan
• Pengembangan kompetensi sumber daya manusia surveilans kesehatan nasional
• Menjalin kerjasama nasional dan internasional secara teknis dan sumber-sumber dana
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Unit Surveilans Provinsi
• Melaksanakan surveilans kesehatan nasional di wilayah provinsi, termasuk SKD-KLB
• Menyelenggarakan manajemen surveilans kesehatan provinsi
• Melakukan penyelidikan KLB sesuai kebutuhan provinsi
• Membuat pedoman teknis operasional surveilans kesehatan sesuai dengan pedoman yang berlaku
• Menyelenggarakan pelatihan surveilans kesehatan
• Pembinaan dan asistensi teknis ke kabupaten / kota
• Monitoring dan evaluasi
• Mengembangkan dan melaksanakan surveilans penyakit dan masalah kesehatan spesifik lokal
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Unit Surveilans Kabupaten/Kota
• Pelaksana surveilans kesehatan nasional diwilayah kabupaten/kota
• Menyelenggarakan manajemen surveilans kesehatan
• Melakukan penyelidikan dan penanggulangan KLB diwilayah kabupaten / kota yang
bersangkutan
• Supervisi dan asistensi teknis ke puskesmas dan rumah sakit dan komponen surveilans di
wilayahnya
• Melaksanakan pelatihan surveilans kesehatan
• Monitoring dan evaluasi
• Melaksanakan surveilans penyakit spesifik lokal
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat
• Pusat rujukan surveilans kesehatan regional dan nasional
• Pengembangan dan pelaksanaan surveilans kesehatan regional dan nasional
• Kerjasama surveilans kesehatan dengan provinsi, nasional, dan internasional
• Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
• Melakukan penelitian dan pengembangan teknologi dan metode surveilans
• Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap temuan dan atau rekomendasi surveilans
• Pusat Data dan Informasi
• Koordinasi pengelolaan sumber data dan informasi kesehatan nasional
• Koordinasi kajian strategis dan penyajian informasi kesehatan
• Asistensi teknologi informasi
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• UPT Provinsi
• Pusat rujukan surveilans kesehatan provinsi
• Pengembangan dan pelaksanaan surveilans kesehatan provinsi
• Kerjasama surveilans kesehatan dengan pusat dan kabupaten/kota
• Rumah Sakit Provinsi/Kabupaten/Kota
• Melaksanakan surveilans kesehatan rumah sakit dan infeksi nosokomial di rumah sakit
• Identifikasi dan rujukan kasus sebagai sumber data surveilans kesehatan Kabupaten/Kota, Provinsi, dan
Pusat
• Melakukan kajian kesehatan penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya di rumah
sakit
• Laboratorium Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
• Melakukan identifikasi dan rujukan spesimen pemeriksaan laboratorium
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Puskesmas
• Pelaksana surveilans kesehatan nasional di wilayah puskesmas
• Melaksanakan pencatatan dan pelaporan penyakit dan masalah kesehatan
• Melakukan koordinasi surveilans kesehatan dengan praktek dokter, bidan swasta dan unit
pelayanan kesehatan yang berada diwilayah kerjanya.
• Melakukan kordinasi surveilans kesehatan antar puskesmas yang berbatasan
• Melakukan SKD-KLB dan penyelidikan KLB di wilayah puskesmas
• Melaksanakan surveilans epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan spesifik lokal.
Unit Penyelenggaraan Surveilans
Kesehatan
• Mitra
• Sebagai sumber data dan informasi serta referensi yang berkaitan dengan
faktor risiko penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
• Kerjasama dalam kajian epidemiologi penyakit dan masalah kesehatan
• Kerjasama dalam pengembangan teknologi dan metode surveilans kesehatan
• Kemitraan dalam mengupayakan dana dan sarana penyelenggaraan
surveilans kesehatan
REFERENSI
• Amirudin, Ridwan. Surveilans Kesehatan Masyarakat. TIM. Jakarta, 2017.
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Surveilans Kesehatan.
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116/MENKES/SK/VIII/2003 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai