Anda di halaman 1dari 47

STUDI EPIDEMIOLOGI

Darwel, SKM, M.Epid


Pendahuluan
• Penelitian ada karena adanya masalah
kesehatan
• Identifikasi masalah
• Rumusan masalah
• Tujuan penelitian
• Metode penelitian
• Populasi dan sampel
• Variabel penelitian
Identifikasi & Rumusan Masalah
• Terdapatnya kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan.
• Mengapa kesenjangan terjadi
• Besar masalah
• Luasnya masalah
• Menjelaskan akibat karena adanya masalah
Tujuan dan Hipotesis
• Jelaskan tujuan penelitian
• Lokasi penelitian
• Sasaran penelitian
• Hipotesis diperlukan untuk penelitian analitik
 mencari hubungan sebab akibat
• Variabel apa saja yang diteliti untuk
menjelaskan hipotesis
Populasi dan Subjek Studi
• Tentukan populasi penelitiannya siapa
 Populasi target
 Populasi studi
• Hitung kebutuhan sampel penelitian
• Tentukan kriteria sampel
 Inklusi
 Ekslusi
• Teknik pengambilan sampel
Jenis Rancangan Penelitian
 Berdasarkan Tujuan
• Penelitian Eksploratif
Penelusuran mendalam untuk menggali berbagai faktor
penyebab penyakit
• Penelitian deskriptif
Menguraikan ciri-2 subjek studi dalam populasi, untuk
mencari prevalensi penyakit
• Penelitian analitis
Menguji hipotesis untuk menentukan hubungan sebab
akibat antara faktor risiko dengan kejadian penyakit
• Penelitian eksperimental
menentukan hubungan sebab akibat dengan
melakukan intervensi pada satu kelompok pengamatan
Berdasarkan jenis pendekatan
• Cross sectional
Pengamatan yang dilakukan dalam suatu saat
tertentu dimana antara faktor risiko dengan
kejadian penyakit diteliti pada saat yang
bersamaan
• Longitudinal
Mengikuti proses perjalanan penyakit
ke depan : prospektif/ kohor
ke belakang : retrospektif/ kasus kontrol
Berdasarkan keterlibatan peneliti
• Observasional
Peneliti tidak terlibat aktif terhadap
perjalanan penelitian, terjadi secara alamiah
• Intervensional
Peneliti terlibat aktif terhadap jalannya
penelitian, terutama sewaktu melakukan
intervensi pada suatu kelompok penelitian
Lokasi penelitian :
Field trial, Clinical trial
Klasisfikasi Epidemiologi
• Epidemiologi Deskriptif
Menentukan jumlah atau frekuensi dan
distribusi penyakit di sutau daerah
berdasarkan variabel epidemiologi (orang
tempat, waktu)
• Epidemiologi Analitik
Mencari faktor penyebab terjadinya penyakit
di masyarakat  hubungan sebab akibat
antara faktor risiko dengan kejadian penyakit
Variabel Epidemiologi
Di peroleh dari berbagai pertanyaan :
• Siapa yang terkena
• Kapan terjadinya
• Dimana kejadiannya
• Berapa orang yang terkena
• Bagaimana ciri-2 yang terkena
• Bagaimana penyebarannya
Variabel Epidemiologi
• Analisa data epidemiologi berdasarkan
variabel : untuk memperoleh gambaran
tentang morbiditas dan mortalitas
• Peningkatan/ penurunan insiden atau
prevalensi penyakit harus di perhatikan
kebenarannya apakah karena
 Perubahan teknologi diagnostik
 Perubahan klasifikasi
 Kesalahan dalam perhitungan jumlah penduduk
Variabel Orang
• Untuk mengidentifikasikan seseorang
digunakan berbagai variabel sebagai suatu
indikator seperti :
– Umur
– Jenis kelamin
– Suku
– Sosial ekonomi
– Pekerjaan
– Agama
Variabel umur
Penting karena semua rate morbiditas dan
mortalitas yang dilaporkan berkaitan dengan
umur
Hubungan umur dengan mortalitas
Kematian antar kelompok umur berbeda
• Tinggi pada gol umur 0-5 tahun
• Rendah pada gol umur 15-25 tahun
• Meningkat lagi pada gol umur > 40 tahun
Variabel umur
Penyakit bisa menyerang semua kelompok
umur tetapi ada kecendrungan lebih banyak
diderita kelompok umur tertentu
• Penyakit kronis : seiring bertambahnya usia
• Penyakit infeksi : anak usia 1-5 tahun
• Meningkat lagi pada gol umur > 40 tahun
Jenis Kelamin
 Wanita
• Penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh wanita :
kanker payudara, kanker rahim, kista ovari
• Lebih berisiko terkena penyakit DM, Obesitas, rematoid
artritis
 Laki-laki
• Penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh laki-laki :
kanker prostat
• Lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner, kanker
paru
Suku Bangsa
• Disebabkan faktor genetik dan lingkungan
• Kanker kulit pada orang kulit putih
• Parasit malaria pada orang kulit hitam
Sosial Ekonomi
Ekonomi rendah
• Berbagai penyakit infeksi, TBC, ISPA, anemia,
malnutrisi,
Ekonomi menengah ke atas
• Lebih banyak menderita penyakit tidak
menular, Penyakit jantung, Hipertensi,
obesistas,
Budaya/ agama
• Kanker penis kebanyakan pada orang yang
tidak melakukan sirkumsisi
• Trisinensis : lebih banyak pada orang yang
memakan daging babi
Pekerjaan
• Kanker paru : pada orang yang bekerja di
pabrik asbes
• Kecelakaan : pada orang yg bekerja di
pertambangan
• Ketulian : pada orang yang bekerja dengan
tingkat kebisisngan yang tinggi
Status Perkawinan
• Orang yang menikah bisa menurunkan risiko
terkena ca mammae
• Ca cervix lebih banyak diderita oleh orang
yang menikah, menikah di usia muda, sering
berganti pasangan
• Eklampsia : pada wanita yang melahirkan
Variabel waktu
• Pencatatan dan laporan insidensi dan
prevalensi penyakit selalu didasarkan pada
waktu  mingguan, bulanan, tahunan
• Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu
penting untuk mengetahui hubungan antara
waktu dan insidensi penyakit
• Ex : penyebaran ISPA terjadi di malam hari
karena kelembaban
Fluktuasi Insidensi Penyakit
Kecendrungan Sekuler
Terjadinya perubahan pola penyakit/ Kejadian
luar biasa penyakit dalam waktu yang lama
(bertahun-tahun/ dasawarsa)
• Misalnya : perubahan pola penyakit menular
menjadi PTM
Fluktuasi Insidensi Penyakit….(1)
Variasi Siklik
Terulangnya kejadian penyakit setelah
beberapa tahun
• Biasanya terjadi pada penyakit menular
• Misalnya : epidemi campak berulang setelah 2
atau 3 tahun kemudian
Fluktuasi Insidensi Penyakit….(2)
Variasi Musim
Terulangnya perubahan frekuensi insiden dan
prevalen penyakit yang terjadi dalam 1 tahun
• Siklus penyakit terjadi sesuai perubahan
musim
• Misalnya : penyakit diare, influenza
Fluktuasi Insidensi Penyakit….(3)
Variasi Random
Terjadinya epidemi yang tidak dapat
diramalkan sebelumnya
• Misalnya : epidemi yang terjadi karena adanya
bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dll
Variabel Tempat
• Geografis
Berdasarkan alamiah : batas alamiah
membedakan iklim suatu tempat (tropis, sub
tropis, negara 4 musim)  perbedaan
distribusi frekuensi penyakit
Administratif : batas provinsi, kabupaten,
kecamatan
• Institusi
Sekolah, kantor
Pertemuan 8
DISAIN STUDI
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF

DARWEL, SKM, M. Epid

28
DESIGN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI
Introduksi
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari :
• Distribusi
• Frekuensi suatu penyakit/masalah kesehatan
• Determinan di populasi

Design penelitian Epidemiologi :


- Penelitian/studi epidemiologi deskriptif
- Penelitian/studi epidemiologi analitik

29
Untuk mempelajari distribusi dan frekuensi penyakit di
populasi dipakai design studi epidemiologi deskriptif

Untuk mempelajari determinan suatu penyakit di


populasi dipakai design studi epidemiologi analitik

Termasuk design studi epidemiologi deskriptif adalah :


• Design studi laporan kasus (case-report)
• Design studi serial kasus (case-series)
• Design studi korelasi (correlation study)
• Design studi potong lintang (cross-sectional)
30
Termasuk design studi epidemiologi analitik
adalah :
• Design studi kohort (cohort study)
• Design studi kasus-kontrol (case-control
study)
• Design studi intervensi (intervention
study)/ Eksperimen

31
Pada design studi epidemiologi yang bersifat studi observasional,
peneliti hanya mengobservasi subjek-subjek yang diteliti tanpa
melakukan intervensi

E ALAMIAH D

Pada design studi epidemiologi yang bersifat analitik, peneliti


melakukan intervensi pada subjek-subjek yang diteliti

E INTERVE D
NSI

32
Penelitian Epidemiologi Deskriptif :

Studi Laporan Kasus (case report study)

• Merupakan studi epidemiologi yang bersifat observasional


• Unit pengamatan/analisisnya individual
• Merupakan laporan kasus-kasus penyakit dengan diagnosis
yang diduga sama
• Biasanya merupakan penyakit-penyakit baru, masalah kesehatan baru,
fenomena baru yang belum jelas
• Menggambarkan riwayat penyakit, pengalaman klinis dari
masing-masing kasus
• Laporan kasus-kasus kemudian dapat dianalisis secara sederhana yakni
dengan melihat distribusi/frekuensi penyakit
berdasarkan: gejala-gejala klinis “Orang, Tempat, Waktu” 33
Contoh dari suatu studi laporan kasus
• Suatu penyakit yang belum jelas sebut penyakit X,
• 10 orang dengan gejala-gejala yang mirip satu sama lain :
 Berdasarkan gejala dan pemeriksaan laboratoris
 Berat badan: 9 orang dengan gejala cendrung kurus
1 berat badan tidak turun
 Diare : 6 diare, 4 tidak ada diare
 Demam: 8 demam dengan pnemonia, 2 tidak demam
 Bercak pada kulit: 7 orang mempunyai, 3 tidak ada bercak
 Pemeriksaan laboratoris: semua pasien angka limfosit menurun
drastis
• Berdasarkan gambaran demografinya
 sex: 9 pria, 1 wanita
 umur: 8 dewasa muda, 2 tua
 pekerjaan: 6 pemusik, 4 pegawai 34
• Kebiasaan mengkonsumsi “drugs” :
> menggunakan jarum suntik 8 orang, 2 orang bukan
pengguna

• Dari data diatas dapat dilihat bahwa :

• Dari gejala dan pemeriksaan laboratoris penyakit X tersebut :


 90 % berat-badan menurun
 60 % diare
 80 % demam dengan pneumonia
 70 % bercak pada kulit
 100 % limfosit menurun drastis

35
• Dari gambaran demografisnya
 90% pria
 80% dewasa muda
 60% pemusik

• Dari kebiasaan mengkonsumsi narkoba


 80% pecandu narkoba

• Diperoleh gambaran distribusi, frekuensi penyakit berdasarkan :


 Gejala dan tanda serta pemeriksaan laboratoris
 Gambaran demografi
 Kebiasaan mengkonsumsi narkoba
36
• Dari analisis sederhana diatas didapat informasi kelompok orang
yang berisiko antara lain :
• Pria
• Dewasa muda
• Pemusik
• Pecandu narkoba

• Dari informasi tadi dapat dibangun suatu hipotesis


• Pria lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada wanita
• Usia dewasa muda lebih berisiko untuk mendapat penyakit X
dari pada yang usia tua
• Pemusik lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada
non pemusik
• Pecandu narkoba lebih berisiko untuk mendapat penyakit X dari pada
bukan pecandu 37
Studi Epidemiologi Serial Kasus

 Merupakan studi epidemiologi yang bersifat observasional


 Unit pengamatan/unit analisis adalah individu
 Merupakan kumpulan kasus-kasus individual suatu penyakit dengan
diagnosis yang sama
 Sama dengan studi laporan kasus tapi dengan kasus yang lebih banyak
 Surveilens yang rutin dilakukan untuk suatu penyakit yang belum jelas
diagnosisnya ataupun sudah jelas diagnosisnya :
 Merupakan kumpulan laporan kasus-kasus, atau serial kasus
 Dapat digunakan untuk mendeteksi munculnya penyakit baru
 Dapat digunakan juga untuk mendeteksi adanya epidemik
38
• Kumpulan laporan kasus/ serial kasus kemudian dianalisis seca
yakni dengan melihat
 Distribusi/ frekuensi penyakit
 Berdasarkan “ Orang, Tempat, Waktu”

• Tujuan :
• Diperoleh informasi tentang distribusi frekuensi penyakit
/masalah kesehatan yang diteliti
• Diperoleh informasi tentang kelompok yang berisiko tinggi
terhadap penyakit
• Dapat dipakai untuk membangun/memformulasikan
hipotesis baru
39
Latihan : Kota X mempunyai 8 RS. Seorang dokter disalah satu RS melakukan penelitian terhadap kasus diabetes
mellitus (DM), selama 1 tahun penelitiannya terkumpul data sebagai berikut :
Tugas :

• Deskripsikan distribusikan/frekuensi penyakit DM berdasarkan :


 Jenis kelamin
 Umur
 Ada tidaknya komplikasi
 Kadar gula darah
 Satus pada saat pulang dari RS

• Dapatkah gambaran distribusi/frekuensi diatas menggambarkan kondisi di populasi ?


apa alasannya?
• Dari data diatas dapatkah saudara menentukan kelompok risiko tinggi
untuk penyakit DM? bagaimana caranya
• Dari data diatas dapatkah saudara memformulasikan hipotesis baru
• Adakah hubungan antara komplikasi dengan kematian pada penderita DM
• Jika ada hubungan antara kejadian komplikasi dengan kematian pada
penderita DM dapatkah hasil tersebut digeneralisasikan di populasi
• Dapatkah saudara memformulasikan hipotesis baru dari analisis hubungan
tersebut
41
Studi Korelasi

 Nama lain studi ekologi


 Merupakan studi epidemiologi yang bersifat studi observasional
 Unit pengamatan/analisisnya adalah agregat
berikut beberapa contoh ukuran agregat :
o Ukuran agregat yang mengukur nilai rata-rata, median, Atau
proporsi dari kumpulan nilai-nilai individu di suatu kelompok
misal :
 Nilai rate suatu penyakit ; insidens, prevalens
 Nilai rata-rata asupan lemak pada suatu
 kelompok individu/masyarakat
 Nilai cakupan program
 Nilai median dari penghasilan sekelompok individu

42
Koefisien korelasi = r

• Menggambarkan kekuatan hubungan variabel x dan y


• Nilai r berkisar dari 0 sampai 1
• Makin mendekati 1 ada hubungan linier yang kuat antara x dan y
• Makin mendekati 0 hampir tidak ada hubungan antara x dan y
• Nilai r dapat positif ataupun negatif
 Nilai r yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang
negatif antara x dan y
 Jika x meningkat y menurun
 Jika x menurun y meningkat
 Nilai r yang positif menunjukkan adanya hubungan yang
positif antara x dan y
 Jika x meningkat y meningkat
 Jika x menurun y juga menurun

43
Design Studi Potong-Lintang (cross-sectional study)

 Nama lain : studi prevalensi, survey


 Bersifat observasional
 Unit pengamatan dan unit analaisisnya adalah individu
 Populasi studi merupakan populasi umum
 Sampel diambil secara random (acak)
 Setiap orang di populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi anggota sampel
 Sampel representatif /mewakili populasi

44
Design Studi Potong-Lintang (cross-sectional study)

 Pengukuran variabel independent (exposure) dan


variabel dependent (outcome) dilakukan secara
simultan, sehinga :
 Tidak dapat terlihat sekuens mana yang terjadi
lebih dulu, antara variabel independent atau
variabel dependent, atau sebaliknya
 Konsekuensinya tidak dapat melihat hubungan
sebab-akibat (exposure harus mendahului outcome)

45
Analisis yang dilakukan dapat bersifat:
• Deskriptif :
 Distribusi frekuensi kejadian penyakit/ masalah kesehatan
 berdasarkan “orang - tempat - waktu”
 Distribusi frekuensi variabel “exposure” dan “outcome”
 (angka prevalens)
• Analitik :  dengan melihat besarnya risiko dari suatu faktor risiko
terhadap suatu penyakit
Melihat korelasi/hubungan antara variabel-variabel diteliti
 Jika variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur
sebagai data kontinyu
o Hubungannya secara statistik diuji dengan uji korelasi
o Kekuatan/keeratan hubungan dilihat dengan melihat
nilai koefisien korelasi (“r”) ataupun dengan koefisien
46
regresi
Kelebihan Studi Potong Lintang :

• Dapat untuk melihat distribusi frekuensi penyakit di populsi


• Dapat untuk melihat hubungan variabel “exposure” dan
variabel “outcome”
• Hasil analisisnya dapat dipakai untuk membangun hipotesis
baru

Kelemahan Studi Potong Lintang

• Tidak dapat untuk melihat hubungan sebab akibat, karena


variabel “exposure” dan variabel “outcome” diukur secara
simultan
47

Anda mungkin juga menyukai