Anda di halaman 1dari 15

Strategi Pelaksanaan 1 Halusinasi

SP 2 Halusinasi : Melatih pasien untuk minum obat secara benar (5 benar) dan teratur.

Strategi Pelaksanaan 2 Halusinasi Meliputi 5 Tahap Yaitu:

1. Tahap 1 Pra Interaksi


Hal yang dilakuakn pada tahap ini adalah dengan menyiapkan alat yang akan
digunakan untuk melakukan tahap kerja. Alat yang dapat disiapkan antara lain, kertas
atau buku cacatan dan pena.
2. Tahap 2 Orientasi
Pada tahap orientasi, hal yang perlu dilakukan perawat yaitu menyapa pasien serta
mengucapkan salam, menanyakan kabar serta keluhan yang dirasakan pasien, serta
melakukan kontrak waktu untuk melakukan tahap kerja strategi pelaksanaan.
3. Tahap 3 Kerja
Pada tahap kerja, perawat terlebih dahulu mengevaluasi kemampuan klien
mengendalikan halusinasi dengan cara yang sudah pernah diajarkan. Setelah itu perawat
mulai melatih pasien untuk mengatasi halusianasi dengan meminum obat secara benar
dan teratur.
4. Tahap 4 Terminasi
Pada tahap ini, perawat mengevaluasi hasil kerjanya terhadap pasien. Setelah itu
melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
5. Tahap 5 Dokumentasi
Setelah kegiatan telah selesai, maka perawat harus mencatat seluruh hasil
tindakan dalam catatan keperawatan. Catatan tersebut meliputi: nama dan tanda tangan
perawat, tanggal dan jam pemeriksaan/kegiatan, serta hasil dari pemeriksaan/kegiatan.

Roleplay Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan 1 Halusinasi

Tahap Pra-Interaksi
Perawa : (Melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)
Tahap Orientasi
Perawat : Selamat pagi ibu. Perkenalkan nama Yesi Sepriyani , biasa dipanggil Yesi, Saya
perawat yang akan merawat ibu. Nama ibu siapa ? ibu senangnya dipanggil apa?”
Pasien : “ Nama saya Susi. Panggil saja ibu Susi”
Perawat : “Baiklah ibu Susi, bagaimana perasaan ibu hari ini? Apakah ada keluhan yang
ibu rasakan hari ini?”
Pasien : “ Saya mendengar suara-suara aneh “
Perawat : Baik. Kalau begitu apakah pagi ini sudah minum obat hari ini kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang ibu minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil
menunggu makan siang. Di sini saja ya Mbak.
Pasien : (mengangguk)
Tahap Kerja
Perawat : Apakah ibu merasakan pebedaan setelah minum obat? Apakah suara-suaranya
menghilang atau berkurang setelah minum obat?
Pasien : Sedikit.
Perawat : Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang ibu dengar dan
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang ibu minum?
Pasien : Tiga. (menyimbolkan dengan 3 jari)
Perawat : Bagus. (menyiapkan obat klien) Jadi, Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang
putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang
merah jambu (HP) 3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-
suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab
kalau putus obat, ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau
obat habis ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Ibu juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Ibu harus memastikan bahwa itu
obat yang benar-benar punya ibu. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca
nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu
diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Ibu juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali
minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari.
Tahap Terminasi
Perawat : Bagaimana ibu, apakah ibu sudah paham dengan yang saya sampaikan?
Pasien : Iya, Sus.
Perawat : Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada keluarga kalau
di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk cara yang ke 2 bu untuk
mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Pasien : (Berpikir namun tidak berpendapat)
Perawat : Bagaimana kalau jam 10.00?
Pasien : (mengangguk)
Perawat : Biak kalau begitu.Sampai jumpa besok ya bu. Selamat makan. Selamat siang.
(perawat meninggalkan pasien)
Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)
Strategi Pelaksanaan 2 Halusinasi

SP 1 Halusinasi : Melatih pasien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik.

Strategi Pelaksanaan 2 Halusinasi Meliputi 5 Tahap Yaitu:

1. Tahap 1 Pra Interaksi


Hal yang dilakuakn pada tahap ini adalah dengan menyiapkan alat yang akan
digunakan untuk melakukan tahap kerja. Alat yang dapat disiapkan antara lain, kertas
atau buku cacatan dan pena.
2. Tahap 2 Orientasi
Pada tahap orientasi, hal yang perlu dilakukan perawat yaitu memperkenalkan
diri, menyapa pasien serta mengucapkan salam, menanyakan kabar serta keluhan yang
dirasakan pasien, serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan tahap kerja strategi
pelaksanaan.
3. Tahap 3 Kerja
Pada tahap kerja, perawat terlebih dahulu untuk mengidentifikasi keluhan pasien
dan membantu pasien mengidentifikasi yang dirasakannya. Setelah itu, ajarkan pasien
cara untuk mengontrol hal tersebut dengan cara menghardik.
4. Tahap 4 Terminasi
Pada tahap ini, perawat mengevaluasi hasil kerjanya terhadap pasien. Setelah itu
melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
5. Tahap 5 Dokumentasi
Setelah kegiatan telah selesai, maka perawat harus mencatat seluruh hasil
tindakan dalam catatan keperawatan. Catatan tersebut meliputi: nama dan tanda tangan
perawat, tanggal dan jam pemeriksaan/kegiatan, serta hasil dari pemeriksaan/kegiatan.
Roleplay Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan 2 Halusinasi

Tahap Pra-Interaksi
Perawat : (Melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)
Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat siang ibu. Ibu masih ingat dengan saya “
Pasien : “ (Tampak Bingung )”
Perawat : “Baiklah ibu, saya perawat Yesi. Saya yang akan merawat ibu siang ini.
Bagaiana kabar ibu siang hari ini? Apakah ada keluhan yang ibu rasakan hari ini?”
Pasien : “Saya mendengar suarah-suara aneh. Saya takut Sus, saya juga sering
mendengar suara yang memanggil-manggil nama saya” (wajah tegang dan tampak ketakutan)
Perawat : “Baiklah ibu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara yang
mengganggu ibu dan perihal perasaan jika ada yang ingin membunuh ibu. Nanti kita juga akan
mempelajari cara mengontrol hal tersebut. Apakah ibu bersedia?”
Pasien : “Ya Sus”
Perawat : “Berapa lama ibu ingin berbincang ? dan dimana ibu ingin berbincang?”
Pasien : “Terserah Sus. Disini saja Sus”
Perawat : “Bagaimana jika 30 menit ibu?”
Pasien : “Ya, boleh Sus”
Tahap Kerja
Perawat : “Apakah ibu merasakan ada yang ingin membunuh ibu dan mendengar suara
tanpa ada wujudnya?”
Pasien : “Iya Sus. Suara itu muncul dan lama-kelamaan suaranya semakin mendekat
sehingga saya merasa ada yang mengejar dan ingin membunuh saya”
Perawat : “Apa yang dikatakan suara tersebut bu?”
Pasien : “Suaranya manggil-manggil nama saya Sus, terus katanya saya akan dibunuh.
Saya takut sekali Sus” (raut wajah ketakutan dan khawatir)
Perawat : “Saya percaya ibu mendengar suara tersebut, tetapi belum tentu orang lain
termasuk saya mendengar suara yang sama seperti yang ibu dengarkan. Apakah ibu mendengar
suara itu terus menerus atau hanya sewaktu-waktu saja?”
Pasien : “Sewaktu-waktu Sus”
Perawat : “Kapan waktu yang paling sering ibu mendengar suara itu dan berapa kali dalam
sehari Mbak mendengarnya?”
Pasien : “Paling sering malam hari, tapi terkadang juga muncul tiba-tiba. Kadang sekali,
tapi kadang-kadang bisa dua kali Sus”
Perawat : “Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu ibu sedang sendiri?”
Pasien : “Iya Sus, biasanya kalau lagi sendiri saya suka mikirin keadaan ekonomi saya
yang susah dan ditambah sekarang anak saya mau masuk kuliah. Saya suka stress kalau mikirin
itu sus, terus tiba-tiba suara itu muncul”
Perawat : “Apa yang ibu rasakan atau bagaimana perasaan ibu ketika mendengar suara
itu?”
Pasien : “Saya merinding Sus. Saya takut sekali dan merasa terancam” (wajah tegang dan
keringat dingin)
Perawat : “Kemudian apa yang ibu lakukan?”
Pasien : “Ketika suara itu muncul, saya berteriak kepada suara itu dan lari sus. Saya takut
akan dibunuh” (ketakutan)
Perawat : “Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?”
Pasien : “Tidak Sus. Suaranya malah semakin terdengar jelas dan selalu mengikuti saya
ibu. Saya benar-benar takut”
Perawat : “Apa yang ibu alami itu namanya Halusinasi. Bagaimana kalau sekarang kita
belajar cara-cara untuk mencegah suara itu muncul, apa ibu bersedia?”
Pasien : “Baik Sus. Tapi bagaimana caranya?”
Perawat :“Ada empat cara untuk mengontrol halusinasi yaitu minum obat, menghardik, ,
bercakap-cakap dengan orang lain, dan melakukan aktifitas. Sebelumnya cara yang pertama
sudah kita lakukan kita kan melatih cara yang kedua, yaitu dengan menghardik, apakah ibu
bersedia?”
Pasien : “Iya Sus”
Perawat : “Baik, kita mulai sekarang ya ibu. Saya akan mempraktekan terlebih dahulu,
kemudian baru ibu mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini jika suara itu
muncul, katakan dengan keras “perg pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu” sambil
menutup kedua telinga ibu. Lakukan terus hal itu sampai suaranya hilang. Seperti itu ya bu, coba
sekarang ibu ulangi lagi seperti yang saya lakukan tadi?”
Pasien : “Baik Sus. “pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu”(sambil
menutup telinga)
Perawat : “Bagus sekali ibu, coba lakukan sekali lagi”
Pasien : (mengangguk) “pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” (sambil
menutup telinga)
Perawat : “Wah... bagus sekali ibu. Ibu sudah bisa melakukannya”
Pasien : (tersenyum)
Perawat : “Bagaimana perasaan ibu setelah kita kita bercakap-cakap?”
Pasien : “Sekarang saya lebih lega dan tenang Sus” (wajah rileks)
Perawat : “Syukurlah ibu. Apakah ibu masih ingat pembicaraan kita mengenai
permasalahan ibu dan cara mengatasinya?”
Pasien : “Iya Sus. Saya mengalami halusinasi, sering muncul kalau saya lagi sendirian.
Kalau suaranya muncul, saya bisa mengatasinya dengan menghardik seperti yang suter ajarkan”
Perawa t : “Ibu masih ingat caranya?”
Pasien : “Iya Sus. Kalau ada suara itu, saya harus menutup telinga dan mengatakan
“pergi..pergi saya tidak mau dengar.. kamu suara palsu” sampai suaranya hilang”
Perawat : “Bagus sekali karena ibu sudah mengerti. Jika hal tersebut itu muncul lagi,
tolong ibu praktekkan cara yang sudah saya ajarkan , dan masukkan dalam jadwal harian ibu.Ibu
bisa melakukannya 2 hingga 3 kali sehari pada pukul 09:00, 14:00 dan jam 20:00 ?”
Pasien : “Baik Sus, akan saya lakukan” (mengangguk)
Perawat : “Baiklah ibu. Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara
yang ketiga yaitu dengan berbincang- berbincang untuk mencegah suara-suara itu muncul,
apakah ibu bersedia?”
Pasien : “Ya. Saya bersedia Sus”
Perawat : “Bagaimana jika besok kita berbincang-bincang disini rumah dan waktunya
pukul 09.00?”
Pasien : “Iya nggap apa-apa Sus”
Perawat : “Kalau begitu saya pamit dulu ibu, sampai bertemu besok. Selamat siang”
(berdiri dan meninggalkan ruangan)
Pasien : “siang” (Tersenyum)
Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)
Strategi Pelaksanaan 3 Halusinasi

SP 3 Halusinasi : Mengajak Orang Lain Bicara


Strategi pelaksanaan 3 Halusinasi meliputi 5 tahap yaitu:

1. Tahap 1 Pra Interaksi


Hal yang dilakuakn pada tahap ini adalah dengan menyiapkan alat yang akan
digunakan untuk melakukan tahap kerja. Alat yang dapat disiapkan antara lain, kertas
atau buku cacatan dan pena.
2. Tahap 2 Orientasi
Pada tahap orientasi, hal yang perlu dilakukan perawat yaitu memperkenalkan
diri, menyapa pasien serta mengucapkan salam, menanyakan kabar serta keluhan yang
dirasakan pasien, serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan tahap kerja strategi
pelaksanaan.
3. Tahap 3 Kerja
Pada tahap kerja, perawat mengidentifikasi keluhan pasien dan membantu pasien
mengidentifikasi hal-hal yang dapat dimasukkan dalam perbincangan dengan klien untuk
mencegah munculnya halusinasi.
4. Tahap 4 Terminasi
Pada tahap ini, perawat mengevaluasi hasil kerjanya terhadap pasien. Setelah itu
melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
5. Tahap 5 Dokumentasi
Setelah kegiatan telah selesai, maka perawat harus mencatat seluruh hasil
tindakan dalam catatan keperawatan. Catatan tersebut meliputi: nama dan tanda tangan
perawat, tanggal dan jam pemeriksaan/kegiatan, serta hasil dari pemeriksaan/kegiatan.
Roleplay Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan 3 Halusinasi

Tahap Pra-Interaksi
Perawat : (Melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)
Tahap Orientasi
Perawat : “Selamat siang ibu. Ibu masih ingat dengan saya “
Pasien : “ Masih”
Perawat : “Baiklah ibu, Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Kemaren kita sudah berdiskusi
tentang halusinasi, apakah ibu bisa menjelaskan kepada saya tentang isi suara-suara yang ibu
dengar dan apakah ibu bisa mempraktekkan cara mengontrol halusinasi yang pertama dan kedua
yaitu dengan meminum obat secara teratur dan dengan menghardik ?

Pasien : “Ya Sus”

Perawat : “Berapa lama ibu ingin berbincang ? dan dimana ibu ingin berbincang?”
Pasien : “Terserah Sus. Disini saja Sus”
Perawat : “Bagaimana jika 30 menit ibu?”
Pasien : “Ya, boleh Sus”
Tahap Kerja
Perawat : “Apakah ibu merasakan ada yang ingin membunuh ibu dan mendengar suara
tanpa ada wujudnya?”
Pasien : “Iya Sus. Suara itu muncul dan lama-kelamaan suaranya semakin mendekat
sehingga saya merasa ada yang mengejar dan ingin membunuh saya”
Perawat : “Apa yang dikatakan suara tersebut bu?”
Pasien : “Suaranya manggil-manggil nama saya Sus, terus katanya saya akan dibunuh.
Saya takut sekali Sus” (raut wajah ketakutan dan khawatir)
Perawat : “Saya percaya ibu mendengar suara tersebut, tetapi belum tentu orang lain
termasuk saya mendengar suara yang sama seperti yang ibu dengarkan. Apakah ibu mendengar
suara itu terus menerus atau hanya sewaktu-waktu saja?”
Pasien : “Sewaktu-waktu Sus”
Perawat : “Kapan waktu yang paling sering ibu mendengar suara itu dan berapa kali dalam
sehari ibu mendengarnya?”
Pasien : “Paling sering malam hari, tapi terkadang juga muncul tiba-tiba. Kadang sekali,
tapi kadang-kadang bisa dua kali Sus”
Perawat : “Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu ibu sedang sendiri?”
Pasien : “Iya Sus, biasanya kalau lagi sendiri saya suka mikirin keadaan ekonomi saya
yang susah dan ditambah sekarang anak saya mau masuk kuliah. Saya suka stress kalau mikirin
itu sus, terus tiba-tiba suara itu muncul”
Perawat : “ Baiklah ibu , jika disaat sendiri ibu mendengarkan suara-suara aneh tersebut
maka jangan biarkan ibu dalam keadaan sendiri, ajak keluarga ibu untuk berbincang-bincang
agar suara aneh tersebut tidak terdengar’
Pasien : “Baik Sus’. Jika tidak ada keluarga saya yang mau berbincang dengan saya
bagaimana sus ? “
Perawat :“ Ibu bisa menemui saya bu, saya akan berbincang-bincang dengan ibu “
Pasien : “Iya Sus, Terima kasih sus “
Pasien : “sama-sama. Besok kita akan melakukan cara yang terakhir bu, yaitu dengan
melatih melakukan aktivitas sehari yang bermanfaat untuk ibu agar ibu tidak mendengarkan
suara-suara aneh-aneh lagi, apaka ibu bersedia ? “
Pasien : “ Baik sus “
Perawat : “ Waktunya sekitar pukul 10:00 dan waktunya disini lagi bu saya akan datang
kemari besok bu apakah ibu bersedia ? “
Pasien : “ Baik Sus “
Perawat : “ saya Pamit dulu “
Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)
Strategi Pelaksanaan 4 Halusinasi

SP 4 Halusinasi : Melaksanakan Aktivitas Terjadwal


Strategi pelaksanaan 4 Halusinasi meliputi 5 tahap yaitu:
1. Tahap 1 Pra Interaksi
Hal yang dilakuakn pada tahap ini adalah dengan menyiapkan alat yang akan
digunakan untuk melakukan tahap kerja. Alat yang dapat disiapkan antara lain, kertas
atau buku cacatan dan pena.
2. Tahap 2 Orientasi
Pada tahap orientasi, hal yang perlu dilakukan perawat yaitu memperkenalkan
diri, menyapa pasien serta mengucapkan salam, menanyakan kabar serta keluhan yang
dirasakan pasien, serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan tahap kerja strategi
pelaksanaan.
3. Tahap 3 Kerja
Pada tahap kerja, perawat mengidentifikasi keluhan pasien dan membantu pasien
mengidentifikasi hal-hal yang dapat dimasukkan dalam jadwal kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
4. Tahap 4 Terminasi
Pada tahap ini, perawat mengevaluasi hasil kerjanya terhadap pasien. Setelah itu
melakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya.
5. Tahap 5 Dokumentasi
Setelah kegiatan telah selesai, maka perawat harus mencatat seluruh hasil
tindakan dalam catatan keperawatan. Catatan tersebut meliputi: nama dan tanda tangan
perawat, tanggal dan jam pemeriksaan/kegiatan, serta hasil dari pemeriksaan/kegiatan.
Roleplay Pelaksanaan
Strategi Pelaksanaan 4 Halusinasi

Tahap Pra-Interaksi
Perawat : (melakukan persiapan alat, yaitu kertas/buku catatan dan pena)
Tahap Orientasi
Perawat :“Selamat pagi ibu. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Masih ingat dengan Saya
ibu?”
Pasien :”Masih, Sus. Perasaan saya biasa saja.”
Perawat :”Apakah ibu masih mendengar suara yang memanggil nama ibu?”
Pasien :”Masih sus. Tapi kadang-kadang sus.”
Perawat :”Wah, bagus sekali. Lalu, sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang
keempat untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita
bicara, ibu?
Pasien :”Di sini saja sus.”
Perawat :”Baik. Berapa lama kita bicara? ”
Pasien :”Ehm. Berapa ya sus?”
Perawat :”Bagaimana kalau 30 menit?
Pasien :”Boleh sus”
Perawat :”Baiklah.”
Tahap Kerja
Perawat :”Apakah sudah dipakai tiga cara yang telah saya ajarkan kemarin yaitu dengan
minum obat teratur, menghardik dan bercakap-cakap dengan keluarga dan teman-teman ibu ?”
Pasien :”Sudah sus.”
Perawat :”Bagaimana hasilnya?
Pasien :”Saat saya mempratikkannya saya tidak mendengarnya lagi sus. Tapi kadang
masih suka muncul juga Sus”
Perawat :”Bagus! Kemudian kegiatan apa saja yang biasa ibu lakukan saat di Rumah Sakit
ini?”
Pasien :”Paling pagi dimulai dengan ibadah Sus. Kemudian mandi lalu sarapan.”
Perawat :”Lalu setelah itu ibu melakukan apa?”
Pasien :”Saat pagi saya kadang ikut TAK dengan teman-teman yang lain. Kadang juga
malas buat ikut.”
Perawat :”Wah, sudah bagus sekali itu ibu kegiatan paginya. Bagaimana kalau kegiatan itu
kita jadikan jadwal kegiatan ibu di pagi hari?”
Pasien :”Jadi jadwal kegiatan pagi hari?”
Perawat :”Iya, jadi nanti ibu melakukannya setiap hari sesuai jadwal itu. Ibu ibadah,
mandi, sarapan, kemudian melakukan TAK. Saya yakin, pasti sangat efektif untuk
menghilangkan suara yang kadang masi muncul itu ibu.”
Pasien :”Bisa Sus. Saya mau melakukan itu.”
Perawat :”Baik kalau begitu, kita masukan ke jadwal kegiatan ya? (menulis jadwal
kegiatan), Oiya, kita masukkan juga jadwal minum obat pagi ya ibu. Setelah sarapan, jam 7 pagi,
kemarin juga ibu sudah setuju untuk berlatih bercakap-cakap pukul 10.00 WIB pagi ya Ibu.
Kemudian, menjelang siang kegiatan yang ibublakukan apa?”
Pasien :”Iya sus. Kadang saya cuman berdiam di kamar Sus, tidak ada kegiatan. Setelah
makan siang balik lagi ke kamar untuk minum obat. Kemudian sudah tidak ada kegiatan.”
Perawat :”Kalau begitu kita jadwalkan kegiatan untuk siang hari saja ya ibu? Kira-kira ibu
ingin melakukan apa?”
Pasien :”Saya ingin masak ibu. Saya ini pintar masak. Saya juga pintar bersih-bersih.
Saya juga suka baca buku, Sus.”
Perawat :”Wah, pas sekali ibu. Berarti kita bisa menjadwalkan kegiatan untuk ibu di siang
hari untuk membantu di dapur rumah sakit. Memasak untuk makan siang. Bagaimana?”
Pasien :”Iya, Sus. Saya setuju.”
Perawat :”Baik, saya masukkan ke jadwal ya (menuliskan ke jadwal kegiatan pasien)
setelah itu bagaimana kalau ibu juga ikut membantu membersihkan dan membereskan tempat
makan? ibu pintar bersih-bersih kan? bisa juga sebagai contoh teman-teman di sini.”
Pasien :”Saya senang sus kalau jadi contoh yang baik seperti itu. Saya mau masukkan
saja ke jadwal saya.”
Perawat : “Baik. Setelah itu minum obat jam 1 ya ibu, kemudian mungkin jadwalnya kita
bisa isi dengan bersantai di siang menjelang sore dengan belajar dan membaca buku ya bu?
Bagaimana?”
Pasien :”Iya, Sus.”
Perawat :”Setelah itu. Apa yang ingin ibu lakukan untuk menghabiskan waktu sore menuju
makan malam?”
Pasien :”Bagaimana kalau ikut kajian, Sus?”
Perawat :”Itu ide yang bagus ibu. ibu bisa ikut kajian hingga waktu ibadah Maghrib
datang. Kemudian dilanjutkan dengan sholat Isya’ dan makan malam kemudian minum obat?
bagaimana?”
Pasien :”Setuju Sus.”setelah sholat Isya’ saya bisa tidur ya Sus?”
Perawat :”Iya bisa bu. Saya catatkan ya.. (mencatat dijadwal). Wah, jadwal kegiatannya
sudah jadi bu. Ini untuk ibu dan ini untuk saya ya (membagi jadwal kegiatan) kalau kegiatannya
sudah dikerjakan nanti bisa dicentang ya bu. Kalau ada kegiatan lain nanti bisa dituliskan
dibawahnya. Bagaimana mengerti kan?”
Pasien :”Iya, saya paham Sus.”
Perawat :”Bagus kalau begitu.”
Tahap Terminasi:
Perawat :“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara keempat
untuk mencegah suara-suara itu muncul?
Pasien :”Senang sus.”
Perawat :”Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-
suara.”
Pasien :”Pertama dengan meminum obat secara teratur , mengatakan Pergi.....pergi..
saya tidak mau mendengar…….saya tidak mau dengar…..kamu suara palsu, ketiga dengan cara
bercakap-cakap dengan keluarga dan teman-teman. Dan keempat melakukan jadwal kegiatan.”
Perawat :”Bagus sekali ibu. Ibu masih ingat apa yang sudah saya ajarkan ya. Kita
masukkan kegiatan yang biasa ibu lakukan tadi dalam jadwal kegiatan harian ibu ya. Dan coba
lakukan sesuai jadwal ya bu.”
Pasien :”Baik sus.”
Perawat :”Besok kita ketemu lagi di sini jam 10.00 ya mbak untuk melihat manfaat dari
cara mencegah suara yang telah kita ajarkan.”
Pasien :”Iya sus.”
Perawat :”Sampai jumpa.”
Tahap Dokumentasi
Perawat : (mendokumentasikan kegiatan yang sudah dilakukan dengan pasien)

Anda mungkin juga menyukai