Anda di halaman 1dari 21

STUDI KASUS KONTROL

KELOMPOK 2

Colti Sistiarani - T512102004


Farahdila Mirshanti - T512102005
Kori Puspita Ningsih - T512102006
PENDAHULUAN
• Studi kasus kontrol dapat menghasilkan hasil yang bias
• Validitas studi kasus kontrol kadang diragukan
• Studi kasus kontrol desainnya lemah sehingga menyebabkan kesimpulan yang
salah
• Studi kasus kontrol sering diterapkan pada penelitian kausal (sebab akibat)
ISTILAH METODE KASUS KONTROL

Case-referent study Nested case-control study

TROHOC study
(the reverse of cohort study/RETROSPECTIF) Case-crossover study

Case-only study
Retrospective study

Case-cohort study Case-specular study


ESENSI STUDI KASUS KONTROL
• Pengambilan data menggunakan sampling
• Mengukur kejadian pada sampel yang diambil dari populasi kasus
• Kontrol yang diambil dari sampel yang diambil dengan benar dari
populasi tempat kasus yang ada maka hasilnya valid
• Kontrol bukanlah sampel dari non kasus
• Studi kasus kontrol bersifat retrospektif dan perspektif
• Studi kasus kontrol didasarkan pada efisiensi (waktu paparan dan
determinan membutuhkan waktu/panjang, memberatkan pasien,
mahal)
History Case Control Study
• Studi kasus-kontrol pertama dalam kedokteran diterbitkan pada tahun 1920 :
Squamous-cell epithelioma of the lip.
• Tahun 1950 case-control studi tentang hubungan konsumsi tembakau dengan
risiko kanker paru
• Pada tahun 1951, Cornfield : penerapan metode kasus kontrol bahwa rasio
peluang yang dihasilkan dari studi kasus kontrol sama dengan rasio insiden
yang akan dihasilkan dari studi kohort
• Dekade terakhir, metode pengendalian kasus telah diterapkan di bidang
kedokteran klinis. studi tentang efek yang disengaja dan tidak diinginkan dari
intervensi. banyak diterapkan dalam penelitian deskriptif (diagnostik dan
prognostik),
Desain Pengumpulan Data
• Pengambilan sampel
• Nonexperimental
• Studi Longitudinal yaitu terdapat waktu konseptual antara keberadaan determinan dan
terjadinya hasil (t> 0)
• semua data tentang determinan, hasil, dan faktor lainnya (perancu) sudah tersedia saat
peneliti memulai studi
• Studi kasus-kontrol dapat bersifat prospektif dan retrospektif.
1. studi kasus-kontrol adalah retrospektif, studi dimulai dengan mengumpulkan kasus
dan kontrol dan kemudian melihat ke masa lalu untuk menilai sebelumnya paparan
determinan)
2. studi prospektif, metode untuk mengidentifikasi kasus, mulai "sekarang" dan berakhir
ketika cukup banyak kasus telah disertakan.
• peneliti mengambil sampel kelompok kontrol selama periode waktu yang sama.
Identifikasi Kasus
• Menangkap semua yang memenuhi definisi kasus selama jangka waktu
tertentu serta abaikan jika tidak memenuhi kriteria kasus.
• Hasil harus ditetapkan untuk setiap kasus untuk memfasilitasi pengambilan
sampel yang valid dari subjek kontrol.
• Perlu adanya diagnosis positif palsu dan kasus yang hilang (negatif palsu).
• Kesalahan klasifikasi hasil akan melemahkan hubungan antara determinan
dan hasil jika kesalahan klasifikasi terjadi terlepas dari determinan
dipelajari.
• Kesalahan klasifikasi juga bisa diferensial dan, dengan demikian,
bergantung pada keberadaan determinan.
Prevalens dan Insiden Kasus
• Tujuan dari studi kasus-kontrol ini adalah untuk mengukur kejadian hasil
sebagai fungsi faktor penentu, dan untuk memasukkan kasus insiden.
• Sulit untuk memastikan bahwa determinan mendahului hasil dan untuk
mengecualikan kemungkinan bahwa hasil mengubah determinan ketika kasus
digunakan.
• Bias yang dihasilkan jelas tergantung pada determinannya
• Determinan tidak mungkin mempengaruhi durasi kasus penyakit atau
kelangsungan hidup dan dilema "ayam atau telur" (kausalitas terbalik) tidak
berperan, masuknya kasus dapat lebih meningkatkan efisiensi studi kasus-
kontrol.
• Suatu penyakit sering didiagnosis secara klinis (mis.,dianggap insiden) cukup
lama setelah gejala klinis pertama terjadi
Pengambilan Sampel Kontrol: Prinsip Dasar Penelitian
• Kekuatan studi case-control terletak pada kemampuannya dalam mengukur
hubungan kejadian, dengan mempelajari secara detail hanya pada hal-hal yang
mempengaruhi hasil/outcome dan sampel dasar studi darimana kasus berasal.

• Efisiensi ini hanya dapat diperoleh, jika hubungan antara determinan dan hasil
dapat diestimasi secara valid, serta tidak dipengaruhi oleh pemilihan control

• - karenanya, pemilihan sampel control yang adekuat menjadi sangat penting


Pengambilan Sampel Kontrol dari Populasi Dinamis
• Sebagian besar penelitian case-control dilakukan pada populasi yang dinamis  ditandai
dengan adanya sifat alami dinamis manusia: datang dan pergi dari penelitian sesuai
keinginan sendiri

• Contoh populasi dinamis: penduduk suatu wilayah lingkungan, kota, atau daerah, orang
yang terdaftar sebagai penerima jaminan Kesehatan, dsb

Pengambilan Sampel Kontrol pada Studi Kohort: studi case-


control dalam studi kohort
• Dibedakan dengan populasi dinamis, pada studi kohort, jika pada suatu titik waktu studi
kohort telah lengkap, tidak diijinkan anggota baru untuk masuk.

• Efisiensi penggunaan studi case-control di dalam kohort misalnya jika penilaian


determinan memakan waktu panjang dan mahal
Jenis-Jenis Spesifik Control Series

• Pengambilan sampel dari data dasar (baik populasi dinamik maupun kohort) merupakan
suatu pendekatan yang optimal dari studi case-control  tetapi serigkali sulit dilakukan,
khususnya pada penelitian populasi dinamis karena informasi anggota populasi lebih
sedikit diketahui daripada dalam studi kohort  sehingga dibuat kelompok control
spesifik,

• Misalnya: kelompok control dalam rumah sakit, kelompok control dlm suatu rumash
sakit, kelompok control dalam suatu lingkungan tempat tinggal, dsb
Kontrol Populasi

• Dalam teori, control populasi harus diambil sampelnya jika studi case-control tersebut
berasal dari populasi yang sama

• Dalam studi case-control, karena identifikasi kasus biasanya dibatasi oleh waktu dan
wilayah, pengambilan control sampel dari populasi yang luas, seharusnya juga
dibatasi/direstriksi dengan cara yang sama.

• Keuntungan utama: terwakilinya study-base


Kontrol Rumah Sakit

• Salah satu keuntungan menggunakan control dari rumah sakit, pada studi case-control
adalah: kemauan untuk partisipasi sangat besar.

• Secara umum response rate peserta dari kelompok control Rumah Sakit lebih besar
daripada populasi secara umum

• Salah satu kerugian control Rumah sakit: Validitas studi case-control akan terancam jika
control Rumah Sakit bukan merupakan sampel yang representative yang berasal dari
study-base tempat kasus berasal
Kontrol Lingkungan

• Memilih control dari ligkungan yang sama dengan kasus, sering dilakukan sbg alternatif
control populasi

• Keuntungan: homogenitas karakteristik pada lingkungan (tinggal), termasuk beberapa


factor confounding potesial seperti statsu social ekonomi

• Kerugian: kesamaan karakter antara kasus dan control, akan menyebabkan tidak bisa
ditelitinya karakter-karakter tersebut sebagai determinan
Multiple Control Series
Alasan dilakukannya kelompok control multiple, adalah karena peneliti tidak
yakin pengambilan sampel control mana yang sesuai

dapat menimbulkan kesan lemahnya desain pengumpulan data


DESAIN ANALISIS DATA
Desain analisis data dalam studi kasus-kontrol bergantung pada:
• Desain teori apakah studi kasus-kontrol bersifat deskriptif atau
ditujukan untuk mengungkap kausalita
• Desain pengumpulan data  apakah studi kasus kontrol bersifat
deskriptif atau ditujukan untuk mengungkap kausalitas
• Desain pengumpulan data  apakah studi kasus-kontrol bertumpuk
dalam studi kohort atau populasi dinamis
The Odds Ratio Equals the Incidence Rate
Ratio
• Jika sampel yang valid dari dasar studi diambil, rasio peluang paparan yang diperoleh dari studi
kasus-kontrol persis sama dengan rasio tingkat insiden yang akan diperoleh dari studi lanjutan di
basis studi yang sama
• Studi kasus-kontrol ya akan memberikan ukuran relatif dari hubungan antara determinan (rasio
ganjil) dan tidak ada frekuensi penyakit absolut (tingkat insiden) dengan dan tanpa determinan
Adjustment for Confounding
• Hampir semua studi kasus-kontrol yang tersedia berhubungan dengan
kausalitas
• penyesuaian untuk Confounding sangat penting, seperti untuk studi non-
eksperimental lainnya yang membahas kausalitas
• Analisis data: (1) Memperkirakan rasio peluang dari tabel 2x2 yang dibuat
secara terpisah untuk kategori perancu; (2) Estimasi gabungan dapat diperoleh
dengan menggunakan pendekatan Mantel-Haenszel atau metode kemungkinan
maksimum
• Regresi logistik multivariabel digunakan di sebagian besar studi kasus kontrol
Mempertimbangkan Pencocokan
Case-Control
• Pencocokan kasus dan kontrol memiliki dampak penting untuk
desain analisis data.
• Kegagalan untuk memperhitungkan pencocokan dapat membuat bias
pda odds rasio
• Bias ini dapat dicegah (kecuali terlalu banyak faktor pencocokan
yang terlibat) dengan cara analisis bertingkat (tratified analyses)
menurut strata faktor pencocokan dan analisis regresi.
CASE-COHORT STUDIES
• Studi kasus-kohort adalah studi kasus-kontrol bersarang dalam suatu
kohort, di mana kontrol diambil sampelnya pada awal periode studi
(t = 0)  kontrol ini bebas dari penyakit pada t = 0 dan merupakan
sampel representatif dari semua anggota kohort.
• Odds rasio dari studi kasus-kohort harus dilihat sebagai estimasi
valid dari rasio risiko (atau insiden kumulatif) dan bukan rate rasio
(atau rasio insiden).
CASE-COHORT STUDIES
• Adanya efisiensi,dimana beberapa studi kasus kontrol dapat dilakukan dengan
menggunakan kelompok kontrol yang sama. Keuntungan dibandingkan dengan
kebanyakan studi case-control lainnya adalah kemungkinan untuk menghitung
Keuntunga resiko absolut atau tingkat kejadian (dan resiko atau perbedaan tingkat).
n

• Kurang menguntungkan ketika banyak anggota kohort mangkir, ketika hasilnya


sangat umum, dan ketika keterpaparan berubah seiring waktu
• Jumlah kontrol yang akan diambil sampelnya pada awalnya sulit untuk diprediksi,
Kekuranga karena jumlah kasus tidak diketahui pada t = 0, yang dapat menyebabkan
n beberapa kerugian dalam efisiensi (yaitu, rasio kasus-kontrol mungkin tidak
optimal)
• Analisis data kurang mudah dibandingkan dengan kebanyakan jenis studi kasus
kontrol lainnya.

Anda mungkin juga menyukai