Pendahuluan
1.latar belakang
tidak hanya terdapat di lingkungan, tapi juga menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara
alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal atau mikrobiota (Pelczar dan Chan,
1988).
Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan makhluk hidup lainnya seperti
tumbuhan dan hewan, termasuk mikroorganisme. Sekalipun tak kasat mata, mikroorganisme
juga dapat bersifat merugikan bagi manusia disamping juga bermanfaat untuk mikroba
tertentu. Mikroba yang merugikan disebut juga mikroba pathogen. Patogen adalah organisme
atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organisme lain. Kemampuan patogen
tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang dapat
menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa
menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh
umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik.
Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan pada fisiologi normal tubuh.
1. Tanah
2. Lingkungan Akuatik
3. Udara
4. Makanan
1
Patogen adalah organisme atau mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada
patogenitas.
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya sebagian kecil
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Umum
1.Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah epidemiologi penyakit tropis.
agent mikroorganisme
3.Untuk menambah wawasan antara penulis dan pembaca tentang Penyakit Tropis
1.4.Tujuan Khusus
1.Sebagai sumber informasi bagi pembaca tentang Penyakit Tropis Akibat Agent
Mikroorganisme.
2
Bab II
Pembahasan
Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan mikroorganisme (bakteri,virus dan
parasit, radiasi matahari, dan polusi. stres emosional atau fisiologis dari kesadian ini adalah
tantangan lain untuk mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya manusia dilindungi oleh
sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap
kebutuhan gizi untuk menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negatif, bagaimanapun dapat
menekan sistem pertahanan tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai
penyakit(Chandra, 2007 )
1. Sistem Pernapasan
2. Sistem Pencernaan
3. Kontak Kulit
Saluran pernapasan ini bisa dibagi menjadi dua yaitu saluran pernapasan atas dan juga
saluran pernapasan bawah. Saluran pernapasan atas dimulai dari saluran hidung hingga
faring. Ujung atas saluran berhubungan langsung dengan udara, sedangkan ujung bawah
saluran pernapasan mempunyai permukaan yang luas dengan dinding yang sangat tipisyang
infeksius.Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu.
saluran pernafasan sering terinfeksi patogen, karena kontak langsung dengan lingkungan dan
secara terus menerus terpapar oleh mikroorganisme yang terdapat dalam udara yang dihirup.
3
Beberapa mikroorganisme sangat virulen dapat menyebabkan infeksi, minimal pada
orang yang rentan. Lingkungan saluran pernafasan yang lembab dan hangat,merupakan
bagian bawah sering terbebas dari mikroorganisme karena adanya lendir dan silia
(Richard,2007) Gambar silia yang ada pada saluran pernapasan ditunjukkan oleh gambar 2.1
Gambar 2.1 Silia yang ada pada saluran pernapasan yang menyebabkan saluran
(Sumber,Priangle,1991)
1. Diare
dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare
adalah dehidrasi yaitu akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare ( Depkes
meninggal.
defekasi ( buang air besar )lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari disertai dengan
4
perubahan konsisten tinja ( menjadi cair ) dengan atau tanpa darah. Penyebab yakni virus,
Gejala diare
Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 3 kali atau lebih
dalam sehari, yang kadang disertai muntah,badan lesu atau lemah,panas,tidak nafsu
makan,darah dan lendir dalam kotoran,rasa mual dan muntah muntah dapat mendahului diare
yang disebabkan oleh infeksi virus.infeksi bisa secara tiba – tiba menyebabkan
pula mengalami sakit perut dan kejang perut serta gejala – gejala lain seperti flu misalnya
agak demam,nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.Gangguan bakteri dan parasit kadang –
Penyebab diare
natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis metabolik.Dehidrasi dapat
diklasifikasikan berdasarkan defisit air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap
kehilangan brat badan yang melampui 1% dalam sehari merupakan hilangnya air dari
tubuh.
kelompok yaitu :
1. Diare akut,yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari
3. Daiare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari
5
4. Diare dengan masalah lain, anak yang menderita diare ( diare akut dan
Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara umum yakni
meliputi diagnosis secara dini serta pengobatan yang tepat, dan pencegahan tingkat
rehabilitasi.
2. Pneumonial Pneumokokal
Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, menurut hasil
Riskesdas (2007)
Proporsi kematian balita karena pneumonia menempati urutan kedua (13,2%) setelah
diare, menurut SKRT 2004 proporsi kematian balita karena pneumonia menempati urutan
Sebagian besar yang terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun
karena anak usia bawah lima tahun merupakan kelompok yang memiliki sistem kekebalan
tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau
orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi) (Dinkes Jateng,
2012).
Manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua
terutama ibu berperan dalam pengambilan keputusan apabila ada anggota keluarga yang
6
sakit. Pengetahuan masyarakat dapat ditingkatkan dengan memberikan edukasi kesehatan
Streptococcus pneumoniae
yang merupakan penghuni normal pada saluran pernapasan bagian atas manusia.
Bakteri ini sering berbentuk bulat hingga lanset atau tersusun dalam bentuk rantai,
antiserum spesifik.8, 22-25 Panjang rantai sangat bervariasi dan sebagian besar
• Otitis media dapat mengakibatkan menangis, menarik telinga, demam, lekas marah,
Cara penularan
Bakteri ini sering hidup tanpa bahaya dalam tenggorok orang sehat.Adakalanya
7
Pencegahan Streptococcus pneumoniae
Pada Anak-anak Vaksin pneumokokus dianjurkan dan tersedia gratis bagi semua anak
pada usia 2, 4 dan 6 bulan. Perawatan termasuk antibiotik, obat untuk mengurangi demam
1. Aspergillosis
yang disebabkan oleh infeksi hifa jamur Aspergillus fumigatus. Infeksi dapat bertambah
parah dan menjadi semakin susah diobati apabila terjadi resistensi jamur patogen penyebab
penyakit terhadap obat. Umumnya infeksi ini baru diketahui ketika infeksi telah menyebar
(invasif). Resistensi dapat disebabkan oleh banyak hal, salah satunya akibat penggunaan
terapi antijamur primer (amfoterisin B) secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang
berbagai macam jamur patogen genus Aspergillus, salah satu jenisnya yang paling banyak
menyebabkan infeksi jamur sistemik yaitu Aspergillus fumigatus (Jawetz and Adelberg,
2007)
Pencegahan Aspergillosis
dengan cara kombinasi beberapa obat terapi primer. Berbagai kombinasi yang telah
pada penggunaan obat tunggalnya. Pada penelitian in vitro hal ini dapat diungkapkan
dengan indeks interaksi kedua obat hasil kombinasi yang memberikan kemampuan
sinergisitas, antagonis, maupun aditif (Perea et al., 2002, Siau and Kerridge, 1998,
8
Namun secara klinis potensi kombinasi tersebut diinterpretasikan dengan dosis
penggunaan yang lebih minimal, sehingga toksisitas obat dan biaya pengobatan dapat
sensitivitas A. fumigatus dengan AMB dan CAS tunggal metode macrobroth dilution,
terkait interaksi antara VOR dan CAS yang dikombinasikan. Penelitian keduanya
memberikan data bahwa terdapat penurunan konsentrasi kadar VOR dan CAS yang
digunakan pada kombinasi dibandingkan pada tunggalnya. Oleh karena itu, penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas AMB, VOR, dan CAS tunggal maupun
2. Filariasis
Filariasis atau yang lebih dikenal juga dengan penyakit kaki gajah merupakan
penyakit menular menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria dan ditularkan oleh
berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini dapat menimbulkan cacat seumur hidup berupa
pembesaran tangan, kaki, payudara, dan buah zakar. Cacing filaria hidup di saluran dan
kelenjar getah bening. Infeksi cacing filaria dapat menyebabkan gejala klinis akut dan atau
Gejala filariasis
Gejala gejala yang terdapat pada penderita Filariasis meliputi gejala awal(akut) dan
gejala lanjut (kronik). gejala awal (akut) ditandai dengan demam berulang 1 -2 kali atau
lebih setiap bulan selama 3 - 4 hari apabila bekerja berat,timbul benjolan yang terasa
panas dan nyeri pada lipat paha atau ketiak tanpa adanya luka di badan, dan teraba adanya
tali urat seperti tali yang be0arna merahdan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan
9
berjalan kearah ujung kaki atau tangan. gejala lanjut (kronis) ditandai dengan pembesaran
pada kaki, tangan,kantong buah zakar, payudara dan alat kelamin 0anita sehingga
Pencegahan filariasis
2. Ikut serta dalam pemeriksaan darah jari yang dilakukan pada malam hari oleh
petugas kesehatan.
4. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan agar bebas dari nyamuk penular
1. Dengue
Dengue Hemmorhagic Fever (DHF) adalah penyakit infeksi yang disebakan oleh
virus dengue dengan tanda dan gejala demam nyeri otot dan nyeri sendi disertai lekopenia
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor –
faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, antara lain
iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi.
Sebaran nyamuk penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak
10
diidentifikasikan factor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap
kebersihan lingkungan tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan
Pada umumnya penderita DBD dikenal dengan gejala bintik-bintik atau ruam
merah pada kulit yang apabila diregangkan malah terlihat jelas bintik-bintiknya. Hal
itu memang menjadi salah satu tanda bahwa telah tergigit nyamuk Aedes agypti.
Untuk lebih waspada dan menindaklanjuti kasus DBD, berikut beberapa gejala DBD :
1. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus
berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan
pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun. Jika digambarkan, maka grafiknya
Jangan tunggu hingga 7 hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, dianjurkan untuk
memeriksakan diri dengan tes darah. Karena apabila dalam waktu kurang dari 7 hari
penderita tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penderita dapat meninggal dunia.
Pencegahan Dengue
berbagai upaya pemberantasan vector, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis
ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu:
vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia
11
1. Menguras dan menyikat tempat – tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc,
2. Menutup rapat – rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dll
(M2).
3. Mengubur dan menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air
hujan (M3).
arthropoda. Borne viruses (arbovirosis). Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus
yaitu :
DBD.
Karena dalam hal ini orang yang datang dari berbagai wilayan dan
12
kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD atau carier virus
dengue
tempat ibadah
2. Japanese Encephalitis
Merupakan penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan
manusia.
Japanese encephalitis (JE) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Japanese
encephalitis yang menimbulkan encephalitis/radang otak pada manusia terutama pada anak-
anak di Asia. Penyakit dapat menyerang hewan ternak yang penularannya melalui vektor
(Tsai, 2000).
Saat ini, JE masih menjadi masalah kesehatan utama di wilayah Asia dengan jumlah
kasus lebih dari 35.000 dan angka kematian yang mencapai 10.000 jiwa setiap tahunnya.
Setelah infeksi HIV, JE merupakan penyebab terbesar encephalitis viral di seluruh dunia. (Iris
et al., 2012).
Kelompok usia anak-anak yang paling rawan terkena infeksi JE adalah antara 5
hingga 9 tahun, hal ini ditunjang dengan hasil penelitian Gautama (2005). Penelitian JE di
Bali tahun 2001-2003 dilaporkan bahwa didapatkan 86 kasus konfirm dari cairan
serebrospinal dan 4 kasus probabel dari serum dengan menggunakan MAC ELISA dan
didapatkan Incidence Rate (IR) kasus JE adalah 7,1 per 100.000 anak dan diperkirakan
sampai 8,2 per 100.000 anak yang berumur di bawah 10 tahun. (Komang et al., 2002).
lainnya, sehingga diagnosis klinis perlu ditunjang dengan pemeriksaan isolasi atau
13
serologi. Beberapa penelitian untuk mendiagnosis JE yang terdahulu telah
CSF Cell IFA, (Mathur et al., 1990), IgM antibody assay by MAC ELISA, (Burk
et al., 1985), dan MAC ELISA, (Komang et al., 2006), namun penelitian ini
Pencegahan
Vaksin ini terbuat dari virus japanese encephalitis yang dimatikan, bertujuan untuk
memicu respon sistem imun tubuh dengan membentuk antibodi. Antibodi tersebutlah
Vaksin ini perlu diberikan 2 kali, dengan jarak antar pemberian vaksin per 28
hari. Vaksin booster bisa diberikan pada orang dewasa (> 17 tahun) minimal setahun
14
Bab III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
merupakan penyebab penyakit menular atau disebut juga agen infeksi. Beberapa agen
Tubuh manusia memiliki komponen pertahanan tubuh untuk mencegah masuk dan
menyebarnya agen infeksi. Mekanisme pertahanan dibagi menjadi dua kelompok fungsional,
yaitu mekanisme pertahanan non-spesifik dan pertahanan spesifik. Perthan non spesifik
meliputi kulit dan membrane mukosa, sel-sel fagosit, komplemen, lisozim, interferon, dan
15
Daftar Pustaka
Prianto, Juni LA., dkk. -1999 Atlas Parasitologi Kedokteran. Jakarta ) PT Gramedia
Pustaka Utama
Indonesia.Jakarta:Dirjen PP&PL
Indonesia
16