Anda di halaman 1dari 31

Dari Independensi ke

Isolasi
Faktor Perkembangan isolasi / keterasingan

1.Keterasingan terjadi karena Jurnalisme menjadi


semakin profesional.

 1997 : ⅔ wartawan surat kabar tidak dibesarkan oleh


komunitas yang mereka liput.
 Terbentuknya golongan “Beduin Baru”.
Faktor Perkembangan isolasi / keterasingan

2. Perubahan sifat pemberitaan.

 Jurnalisme dianggap makin menghakimi & subjektif.


 Banyak liputan terfokus pada omongan orang bukan laporan
sebenarnya.
 Bagian stand up dimana reporter meringkas cerita menjadi
panjang dan menghakimi.
 Spin Doctors dan Photo Op

Penelitian Washington Post dan New York Times :


berita murni menurun, tulisan interpretatif & analisis
meningkat tapi tidak dilabeli/diberi judul.
2. Perubahan sifat pemberitaan.

 Munculnya jargon perilaku buruk wartawan; “feeding


frenzy” (membuat gila) dan “gotcha journalism”
(Jurnalisme kepergok).
 Menciptakan aktor publik sebanyak-banyaknya.
Contoh : Satire “Farmer Al” oleh Michael Kelly untuk
mengungkap kemunafikan Kandidat Pemilu AS yaitu Al Gore.
2. Perubahan sifat pemberitaan
(Phil Trounstein) Committee of concerned Journalists :
“Hal terburuk yang bisa dituduhkan kepada reporter
dalam situasi tertentu bukanlah ketidakakuratan atau
ketidakadilan melainkan sikap gampang percaya”
 Skeptisisme menuju sinisme atau nihilisme.
 Faktor kunci problem ini adalah tumbuhnya jurnalisme
yang berfokus pada motif pejabat publik, bukan tindakan
mereka. (Bergeser dari “apa” yang ada di kehidupan publik
menjadi “mengapa”).
 Fokus yang sinis mengasingkan para Jurnalis dari warga
komunitasnya.
https://fortunedotcom.files.wordpress.com/
2015/08/chs6ntqwgaaswmw.jpg?
quality=80&w=600&h=798
Faktor Perkembangan isolasi / keterasingan

3. Keterasingan terkait dengan strategi


bisnis surat kabar & stasiun televisi
dalam meningkatkan keuntungan.

 Dalam meningkatkan keuntungan, dilakukan


suatu cara yaitu dengan memburu audiens
yang paling atau lebih berpengaruh,
ketimbang yang paling banyak.
 Penargetan untuk meningkatkan pemasukan.
 Pengabaian kelompok tertentu dari liputan
demi penghematan
 Isolasi dijadikan perencanaan bisnis.
Bill Kovach Chapter 7

Lanjutan
• Ciri Ketiga Forum media baru yang
lebih besar adalah tidak sungguh-
sungguh memperluas cakupan
diskusi publik. 
• Tanpa infrastruktur reportase,
cerita simpel yang tahan lama
sangat diandalkan dan audiensnya
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/originals/
dengan mudah keluar dan masuk. f1/14/21/f1142162d2c1d5ff3f2ca6992475cc23.jpg

• Organisasi berita dengan teknologi

dc/3d/e7dc3de5a9e623ac74370a0f35e53b4e.jpg
https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/736x/e7/
yang semakin maju bukan untuk
mengejar berita akan tetapi
menguranginya, dengan
konsekuensi sosial yang jelas.
• Media tak lagi membantu
mengidentifikasi masalah bersama.
“Sindrom Crossfire”

• Dicetuskan oleh Michael Chrichton


• Diskusi yang hanya sedikit & bahkan tidak sama sekali
terkait dengan misi pencerahan jurnalisme. /Terfokus
pada pertarungan, kompromi tidak dihadirkan sebagai
pilihan sah.
• Crichton telah mendekonstruksi sifat wacana budaya argumen
dengan pertanyaan-pertanyaan yang strukturnya cenderung
mendikte jawaban. Dan pertanyaan semacam itu
menggunakan versi yang disederhanakannya suatu realitas
yang tak diyakini siapapun.

• Masalah yang disebabkan oleh Ciri-ciri Budaya Argumen :


 menyusutnya tingkat reportase,
 berkurangnya nilai kepakaran,
 penekanannya pada kisah laris,
 penekanan pada penyederhanaan yang berlebihan,
 debat yang terpolarisasi. 
Robert Berdahl (Petinggi University of California Berkeley, 1998) :
Demokrasi berdasarkan pada kompromi mendasar antara
mayoritas dan minoritas. Kompromi menjadi mustahil jika tiap
masalah diangkat ke perintah moral; yang disederhanakan agar
sesuai dengan stereotipe atau cara yang menghasilkan nilai
kehebohan.

• Semua bentuk Sinisme mengarahkan pada sikap acuh dan


apatis.

• Pers yang cenderung independen tidak terlepas dari


masyarakat.
• Dalam mempertahankan forum diskusi
dengan publik perlu dilakukannya cara
pertukaran ide yang lebih cermat, fokus dan
mengarahkan ke pemecahan masalah.

• Provokasi berfikir

• Debat publik seharusnya inklusif.


Alasan Forum Media Membesar
• Perusahaan media melihat silang pendapat
sebagai jalan penghubung dengan komunitas
saat hubungannya melemah.

Jack Fuller (Presiden Tribune Publishing Company) :

Surat kabar yang tidak mencerminkan komunitasnya


= tidak sukses

Akan tetapi, Surat kabar yang tidak menantang nilai &


prasangka komunitas = tidak dihormati
Cara Jurnalis bekerja sebagai pendorong dan penggerak komunitas

• Dipahaminya pengetahuan, kemampuan dan


pemahaman kebutuhan anggota komunitas serta
forum sebagai ikatan pembangun komunitas.
Bill kovach chapter 10
WARTAWAN PUNYA KEWAJIBAN
TERHADAP NURANI
WARTAWAN PUNYA KEWAJIBAN TERHADAP NURANI

• wartawan harus punya etika dan tanggung jawab


personal.
• Keterbukaan redaksi merupakan hal penting dalam
memenuhi prinsip jurnalisme. Wartawan perlu
merasa bebas, tersemangati untuk angkat
suara/bicara.
• Ruang Redaksi adalah tempat menghasilkan berita
yang akurat dan mencerminkan berbagai perspektif.
• Kewajiban pribadi diakui agar bersikap berbeda.
WARTAWAN PUNYA KEWAJIBAN TERHADAP NURANI

• Melihat dari sisi keterdesakkan, ruang redaksi


tidaklah demokratis ( kediktatoran yang teratur).
• Tenggat waktu sebagai prioritas.
• Ada kecenderungan di redaksi modern untuk
menciptakan budaya korporasi tunggal.
• Akan tetapi, hal-hal tersebut bertentangan
dengan prinsip nurani yang mengalir didalamnya
nilai-nilai.
lanjutan
• Karena hal tersebut, Manajer disini bertugas
dalam memahami dan membuka pintu bagi
semua orang di sepanjang proses
pemberitaan.

“Jurnalisme terbaik sering kali muncul ketika


menentang manajemennya”.- Bob Woodward.
Handbook journalism studies
METHODOLOGICAL ISSUES
(Masalah Metodologi)
METHODOLOGICAL ISSUES
• Ilmu tentang media alternatif biasanya
menggunakan pendekatan kualitatif.

• (Jensen,1991) Metode kualitatif menekankan


pada pengalaman dari produksi media;
pendekatan internal untuk lebih mengerti
tentang budaya si partisipan; dan sebuah
pencarian makna/ kebermaknaan dari produksi
sebagai sebuah proses.
METHODOLOGICAL ISSUES
• Peneliti secara relatif telah mencurahkan
 sedikit perhatian terhadap rancangan
metodologi dan instrumen analisis yang
mereka gunakan dalam metode tersebut.
Metode Observasi Partisipan
• detail yang diketahui sedikit.

• Karakterisasi dari beberapa studi media


alternatif sebagai sesuatu yang tidak tentu
sangat relevan dalam metode ini, karena tidak
adanya tampilan sistematis dari metode, data
dan prosedur analisanya.
Kekurangan Presisi Metodologi
• Halangan dalam pengertian/understanding,
kesulitan memverifikasi,mereplika,
membandingkan dan menyempurnakan
investigasi.
• Kurangnya kepastian metodologi di pekerjaan
yang sudah diterbitkan mencegah evaluasi
kritis dan pengembangan metode.
conclusion : Directions for Future
Research
Kesimpulan
• Studi media alternatif didominasi oleh
pendekatan yang terfokus pada nilai progresif
politik, dan kapasitas media dalam
memengaruhi masyarakat.
• Studi yang sudah ada masih kekurangan
pengujian tentang “industrial practice”. Term
ini mendorong kita untuk menganggap praktik
media sebagai suatu “pekerjaan”.
kesimpulan
• Pertanyaan tentang praktik media
memerlukan suatu pengertian nilai, motivasi,
sikap, ideologi, sejarah, edukasi dan hubungan
dari praktisinya .
• Dibutuhkannya pemeriksaan praktik yang
harus memperhatikan hubungan antara
kebiasaan (habitus) dan lapangan (field)
Kesimpulan
• Keuntungan dari partisipasi media alternatif
yaitu Bagaimana media alternatif melihat
khalayaknya dan kegunaan apa yang khalayak
dapatkan dari menggunakan media alternatif.

• Kita harus mempertimbangkan praktik media


alternatif sebagai sesuatu yang benar-benar
terpisah dari hal yang umum / mainstream.
 
Kesimpulan
• Kita juga harus mempertimbangkan praktik jurnalisme
alternatif sebagai pekerjaan yang tersituasi secara sosial
dan kultural, sekaligus sebagai proses political
empowerment.
• Praktik Jurnalisme alternatif juga menguji praktik-praktik
yang sudah umum tersebut atau membentuk suatu bentuk
komunikasi yang “baru”. 
• Pertimbangan yang paling penting adalah jika kita
memgambil tanggung jawab dalam produksi jurnalisme
alternatif dan bagaiman hal tersebut berhubungan dengan
khalayak.

Anda mungkin juga menyukai