Fungsi mendengarkan:
to learn (belajar)
to relate (memahami)
to influence (mempengaruhi)
to play (hiburan)
to help (menolong)
Proses mendengarkan:
1. Menerima (receiving): mendengarkan pesan.
2. Memahami (understanding): menafsirkan pesan yang didengar.
3. Mengingat (remembering): memasukkan pesan yang didengar kedalam memori.
4. Evaluasi (evaluation): menilai isi pesan yang telah ditafsirkan; menebak motif dan tujuan dari
pemberi pesan
5. Merespon (respond): memberikan tanggapan kembali; bisa dalam bentuk respon langsung ketika
pembicara sedang berbicara (immediate feedback) atau setelah pembicara selesai berbicara (delayed
feedback).
Active listening adalah proses menyampaikan kembali apa yang kita pikirkan sebagai maksud dari
orang yang berbicara dengan kita. Fungsi active listening:
- membantu memahami seberapa jauh kita mengerti apa yang disampaikan pembicara.
- membuat pembicara tahu bahwa kita mendengarkan dan memahami perasaan mereka.
- menstimulasi pembicara untuk mengeksplorasi perasaan dan pemikirannya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam active listening adalah menghindari “solution messages”, yaitu
pesan yang mencoba untuk memberi tahu apa yang harus dilakukan atau dirasakan pembicara.
Solution messages terdapat dalam beberapa bentuk, yaitu ordering messages, warning and
threatening messages, preaching and moralizing messages, dan advising messages.
CONVERSATIONAL MESSAGES
Conversation can be defined as “relatively informal social interaction in which the roles of speaker and
hearer are exchanged in a non-automatic fashion under the collaborative management of all parties”
(McLaughlin, 1984).
Prinsip-prinsip percakapan:
1. Prinsip Proses: Percakapan merupakan suatu proses yang berkembang.
Opening
Phatic communication: pesan yang menetapkan hubungan antara dua orang dan
membuka kesempatan untuk interaksi yang lebih bermakna.
Opening references:
- Self
- Others
- Relational
- Context
Opening lines:
- Cute-flippant
- Innocuous
- Direct
Feedforward: memberi tahu pihak lain mengenai arah percakapan.
Fungsi:
- Membuka saluran komunikasi
- Meninjau ulang pesan
- Disclaim
- Altercast (persuasi)
Business: menekankan bahwa setiap percakapan diarahkan pada sebuah tujuan (goal
directed), salah satunya untuk memenuhi tujuan KAP.
Feedback
4 dimensi feedback:
- Positive–Negative (/)
- Person Focused–Message Focused
- Immediate–Delayed
- Low-Monitoring–High-Monitoring Feedback (spontan/direncanakan)
- Supportive–Critical (setuju/tidak setuju)
Closing
2. Prinsip Kerjasama (Cooperation): saling mencoba untuk memahami apa yang disampaikan satu
sama lain.
Terdapat 4 conversational maxims:
o Quantity (berusaha menjadi lawan bicara seinformatif mungkin)
o Quality (mengatakan apa yang kita ketahui secara pasti)
o Relation (membicarakan apa yang relevan dalam percakapan)
o Manner (menggunakan istilah yang dimengerti pendengar dan memperjelas istilah yang
tidak mereka ketahui)
3. Prinsip Kesopanan: bertujuan agar kita lebih menghargai lawan bicara kita.
Terdapat 6 maxims of politeness:
o Tact (tidak memaksakan keinginan pada lawan bicara)
o Generosity (memahami kepentingan lawan bicara kita)
o Approbation (memberikan apresiasi dan meminimalisasi kritik)
o Modesty (meminimalisasi pujian yang kita dapatkan dan sebaliknya memuji orang lain)
o Agreement (mencari kesepakatan dan menghindari ketidaksepakatan)
o Sympathy (mengungkapkan pemahaman, simpati, empati, dukungan, dan kesukaan
terhadap lawan bicara)
4. Prinsip Dialog
Terdapat 2 jenis komunikasi:
o Monolog (interaksi satu arah, tidak memperhatikan kondisi orang lain, pembicara hana
fokus pada tujuannya dan apa yang menguntungkan baginya)
o Dialog (interaksi dua arah, memperhatikan satu sama lain dan keadaan hubungan,
tujuannya adalah tercapainya pemahaman dan empati yang setara, menghargai orang
lain)
5. Prinsip Mengambil Giliran (Turn Taking): percakapan merupakan proses berbicara dan
mendengarkan secara bergiliran dengan menunjukkan kode verbal dan nonverbal.
Terdapat conversational turns, yaitu mengganti atau mempertahankan peran pembicara dan
pendengar, yang dapat dilihat dari isyarat-isyarat berikut:
o Speaker cues
- Turn-maintaining cues (mempertahankan peran pembicara)
- Turn-yielding cues (mengisyaratkan pendengar untuk mengambil alih peran
pembicara)
o Listener cues
- Turn-requesting cues (mengisyaratkan pada pembicara jika kita ingin berbicara)
- Turn-denying cues (menunjukkan keberatan untuk menjadi pembicara)
o Back-channeling cues (mengungkapkan pesan tanpa mengambil peran sebagai
pembicara –menunjukkan persetujuan, keterlibatan, meminta penjelasan, dan
mengisyaratkan kecepatan pembicara)
o Interruptions (usaha mengambil alih peran sebagai pembicara)
Percakapan Sehari-hari
1. Basa-basi (small talk)
Digunakan sebagai awalan sebuah percakapan besar; sebagai bentuk kesopanan; dan kadang
sebuah hubungan hanya sebatas basa-basi.
2. Dalih dan permintaan maaf (excuses and apologies)
Dalih adalah penjelasan yang digunakan untuk mengurangi efek negatif perbuatan kita dan
menjaga kesan positif tentang diri kita. Permintaan maaf adalah ungkapan penyesalan atau
kesedihan atas apa yang telah kita lakukan atau yang telah terjadi. Seseorang meminta maaf
untuk memperbaiki hubungan dan memperbaiki reputasinya.
3. Pujian
Merupakan salah satu cara menjalin hubungan dengan sesuatu yang baik dan kadang menjadi
pemicu percakapan. Terdapat backhanded-compliment, yaitu sindiran atau ejekan yang
seolah-olah terlihat sebagai pujian.
4. Memberikan saran
Orang-orang meminta saran ketika mereka dalam kebimbangan; mencoba menghindari
tanggung jawab; dan sebagai strategi “menjilat”. Terdapat dua cara memberikan saran:
o Direct advice
o Meta-advice (saran tidak langsung. Contoh: karena gue ga ngerti penyakit, kalo ada
temen yang ngeluh badannya sakit, gue saranin dia ke dokter dan nanya dia sakit apa)
Tipe-Tipe Persahabatan
The friendship of reciprocity (individu sama-sama memberikan dan menerima manfaat dan
imbalan yang setara dalam hubungan)
The friendship of receptivity (ketidakseimbangan positif, dimana satu orang adalah pemberi
utama dan satu penerima utama, tetapi keduanya sama-sama memperoleh imbalan dari
hubungan; hanya saja kebutuhan mereka berbeda. Cth: dokter-pasien)
The friendship of association (hubungan persahabatan yang ramah tetapi tidak intens. Cth:
tetangga, teman sekelas)
2. Love Relationship
Cinta merupakan sebuah hubungan yang ditandai dengan adanya kedekatan, kepedulian, keintiman,
hasrat, dan komitmen.
Salah satu pendekatan dalam melihat proses perkembangan tipe-tipe ini yaitu (Duck, 1986):
- Tahap pertama: Eros, mania, dan ludus (initial attraction)
- Tahap kedua: Storge (hubungan berkembang)
- Tahap ketiga: Pragma (ikatan hubungan berkembang)
3. Family Relationships
Karakteristik keluarga diantaranya adalah:
1. Peran yang terdefinisikan (anggota memahami peran masing-masing berfungsi),
2. Pengakuan tanggung jawab (anggota menyadari bahwa setiap orang memiliki tanggung
jawab tertentu untuk hubungan),
3. Berbagi sejarah dan masa depan (anggota memiliki masa lalu interaksional dan diantisipasi
masa depan bersama-sama), dan
4. Ruang hidup bersama (umumnya, anggota hidup bersama).
Couple Types
o Traditionals, yang melihat diri mereka sebagai campuran dari dua orang menjadi satu
pasangan;
o Independen, yang melihat diri mereka sebagai terutama individu yang terpisah dan melihat
individualitas mereka sebagai lebih penting daripada hubungan atau koneksi antara individu;
dan
o Separate, yang melihat hubungan mereka sebagai masalah kenyamanan daripada saling cinta
atau koneksi.
Family Types
o Keluarga konsensual: tinggi dalam percakapan dan tinggi sesuai;
o Keluarga pelindung: tinggi sesuai dan rendah dalam percakapan;
o Keluarga pluralistik: rendah sesuai dan tinggi dalam percakapan; dan
o Keluarga laissez-faire: rendah konfirmasi dan rendah dalam percakapan.
4. Workplace Relationships
Komunikasi efektif antar karyawan atau anggota perlu dipelihara dalam rangka mencapai tujuan
organisasi.
Konflik = perselisihan, pertegangan, percekcokan antara dua kekuatan, diri sendiri, atau dua tokoh
atau lebih.
Interpersonal conflict = ketidaksepakatan antara individu yang terhubung yang memandang tujuan
mereka masing-masing tidak sejalan
Ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, apa yang satu orang lakukan akan
berdampak pada orang lain.
Adanya kesadaran bahwa tujuan mereka tidak sejalan, jika tujuan yang satu tercapai, tujuan
orang lain tidak akan tercapai.
Adanya pandangan bahwa pihak lain akan menghambat tujuan yang akan mereka capai.
Dalam setiap konflik pasti ada yang menang dan kalah, karena ada pihak yang tujuannya
tercapai dan ada pihak lain yang tujuannya tidak tercapai.
Konflik sebaiknya didiamkan begitu saja,karena sesulit apapun konflik tersebut dengan
berjalannya waktu, pasti akan terselesaikan dengan sendirinya.
Konflik dan Interdependensi : Semakin rendah ketergantungan, keluasan dan kedalaman semakin
rendah juga.
- Keintiman (kasih sayang dan seks). Ex: Pasangan ga romantis. Akhirnya kita nuntut agar dia
romantis.
- Power issues. Ex: Pasangan posesif. Kita lama-lama gerah dan nggak suka diatur-atur atau
dikekang.
- Personal flaws (perbedaan kebiasaan). Ex: merokok di depan teman yang gasuka asap rokok.
- Personal distance issues. Ex: suami sibuk kerja, jadi gaada hari buat keluarga
- Social issues. ex: perbedaan pandangan politik
- Ketidakpercayaan. Ex: curiga terus kalau pacarnya selingkuh
1. Conflict is inevitable
2. Konflik bisa mengandung efek positif dan negative, tergantung bagaimana kita menyikapi
konflik tersebut. Efek positif: setelah dapat masalah, kita sadar dan merenungkan kembali,
menemukan solusi potensial, lalu hubungan menguat karena jadi lebih saling mengenal dan
pengertian. Efek negatif: meningkatkan perasaan negative, fokus untuk menyakiti orang lain,
cenderung menutup diri, menyemubnyikan perasaan sendiri, menciptakan hambatan dalam
keintiman.
3. Conflict can focus on content and/or relationship issues
Dimensi konten: fokus pada faktor-faktor eksternal dan objek permasalahan. Ex: konflik
mau liburan kemana. Mau ke Bali/Manado?
Dimensi Relationship: melihat kesetaraan individu dalam hubungan. Ex: konflik mau
nonton AADC atau civil war. Karena cowoknya yang bayarin, jadi dia lebih berhak milih.
4. Conflict styles:
- Competing (pelaku utama harus menang dan lawan harus kalah. Biasanya dalam hubungan
yang butuh strata. Menang-kalah tergantung power seseorang dalam hubungan, bukan
status)
- Acommodating (tokoh utama kalah dan membiarkan lawan menang. Pelaku menyadari
kesalahannya atau takut hubungan rusak)
- Avoiding (sama-sama kalah. Ex: mau liburan ke Bali dan Manado. Karena beda terus, jadi
nggak liburan sekalian)
- Collaborating (menang-menang. Individu kerjasama untuk mencapai tujuan. Ex: liburan ke Bali
dulu, baru ke Manado)
- Compromising (sama-sama win-lose. Ada yang harus dikorbankan. Ex: mau liburan, tapi papa
sibuk di kantor dan mama ngurusin catering. Akhirnya, papa ambil cuti dan mama ninggalin
catering dulu biar bisa liburan)
5. Konflik dipengaruhi budaya
- Topik (yang diperdebatkan. Mis: tentang pasangan yang tinggal serumah tapi belom nikah.
Klo ngomongin di Indonesia jadi masalah, kalo di Amerika biasa aja)
- Budaya konflik (Budaya mempengaruhi hal-hal apa saja yg jd masalah dan apa saja yg
enggak. Mis: SARA jadi topik sensitif kalo di Indonesia, mungkin di negara lain engga)
- Strategi konflik( Tiap budaya mengajarkan strategi berbeda-beda dalam menangani konflik)
- Norma organisasi (mempengaruhi jenis konflik dan cara menanganinya. Mis: kantor gue
nyuruh karyawannya pake seragam formal. Kalo gapake akan dipermasalahkan. Mungkin di
kantor lain nggak masalah)
- Belajar dr konflik
- Keep the conflict in perspective. Jgn lebay ngeliatnya.
- Jgn bepikiran negatif terus
- Berdamai dg org lain itu.
Strategi-strategi: