Anda di halaman 1dari 41

BAB 11

Organisasi Media: Tekanan dan


Permintaan
By:
• Wahyu Hidayat (17819402)
• Ahmad Mulki (10819335)

2MA03
Sumber

Buku Teori Komunikasi Massa


Edisi 6
Buku 2
Denis McQuail

Penerbit: Salemba Humanika


BAB 11
Metode Riset dan Perspektif

• Fitur struktural (misalnya, ukuran, bentuk kepemilikan dan media fungsi


industri) dapat dilihat sebagai memiliki konsekuensi langsung untuk
pelaksanaan organisasi media tertentu.

• Metode utama penelitian telah observasi partisipan orang media yang di tempat
kerja atau dalam wawancara mendalam dari informan yg terlibat.

• Namun metode ini memerlukan operasi dari organisasi media yang diteliti dan
ini telah menjadi semakin sulit didapat.
Isu-isu Utama

Dua isu menyeluruh struktur dan konten dapat diidentifikasi:

• Seberapa besar derajat kebebasan yang dimiliki sebuah organisasi media dalam hubungannya dengan masyarakat yang lebih luas dan
seberapa jauh kebebasan dimungkinkan di dalam organisasi tersebut?
• Bagaimana rutinitas media organisasi dan prosedur organisasi media dalam memilah dan memproses pengaruh konten apa yang di
hasilkan?

Shoemaker dan Reese (1991) menyebutkan lima hipotesis utama tentang pengaruh faktor-faktor struktural dan organisasi pada isi media
seperti berikut ini:
1. Isi media merupakan refleksi dari kenyataan sosial (media massa sebagai cermin masyarakat)
2. Isi media dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap para pekerja media (a communicator-centered approach)
3. Isi media dipengaruhi oleh rutinitas kerja organisasi media.
4. Isi media dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial dan kekuatan-kekuatan dari luar media.
5. Isi media adalah fungsi dari posisi ideologi dan memelihara status quo (the hegemony approach).
Bab ini akan dibahas hipotesis kedua, ketiga, dan keempat. Ketiganya yang paling relevan untuk membahas tentang organisasi media.
Hipotesis kelima terlalu luas. Tapi secara umum diasumsikan bahwa organisasi media tidak berjalan secara otonom, tetapi ditekan oleh
sumber-sumber kekuatan lain, khususnya politik dan ekonomi.
Hipotesis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konten
(shoemaker dan reese, 1991)

• Konten mencerminkan realitas sosial (media massa sebagai cermin


masyarakat)
• Konten dipengaruhi oleh sosialisasi dan sikap pekerja media (pendekatan
yang terpusat pada komunikator)
• Konten dipengaruhi oleh kerutinan organisasional media
• Konten dipengaruhi oleh kekuatan dan institusi sosial di luar media
• Konten adalah fungsi dari posisi ideologi dan mempertahankan status quo
(pendekatan hemogemonic)
Tingkat Analisis
Organisasi Media dalam Medan
Kekuatan Sosial
Hubungan Dengan Masyarakat

Dalam Masyarakat liberal-demokratis, media bebas untuk


beroperasi dalam batas-batas hukum, namun konflik masih terjadi
dalam hubungan dengan pemerintah dan dengan lembaga-lembaga
sosial yang kuat.
Ambiguitas Tujuan Organisasi Media

• Kebanyakan media dijalankan sebagai bisnis tetapi sering dengan beberapa


tujuan yang ideal, dan beberapa media dijalankan terutama untuk tujuan sosial
atau budaya idealis, tanpa mencari keuntungan.
• Misalnya, organisasi penyiaran publik umumnya memiliki birokrasi dari
organisasi tetapi dengan tujuan sosial dan budaya non profit.
• Tunstall (1971) menggambarkan tujuan organisasi berita jurnalisme dalam hal
ekonomi, membedakan antara tujuan dan tujuan pendapatan non pendapatan.
• Yang terakhir mengacu pada tujuan tanpa aspek keuangan langsung, seperti
mendapatkan prestise, penggunaan pengaruh atau mencapai suat tujuan
normatif.
• Tujuan pendapatan dua jenis utama, memperoleh pendapatan dari penjualan
langsung kepada konsumen dan menjual ruang untuk pengiklan.
• Beberapa organisasi media (Media layanan terutama masyarakat dan orang-
orang dengan pendapat membentuk atau tujuan informasi) jelas tidak berusaha
untuk memainkan beberapa bagian dalam masyarakat, tetapi sifat peran ini juga
terbuka untuk interpretasi yang beragam.
Tujuan-tujuan utama dari
Organisasi Media

PENGARUH MEMAKSIM- POLITIK


MELAYANI
LABA MEDIA DAN ALKAN AGAMA KEPENTINGAN
PRESTISE KHALAYAK PUBLIK
BUDAYA
Peranan Jurnalis: keberpihakan atau netralitas?

Ada dua golongan peran jurnalis, yaitu peran aktif dan netral dalam masyarakat. Cohen membagi peran
reporter menjadi reporter netral, sebagai pencari informasi, penerjemah, dan alat pemerintah;
dan partisipan atau yang dikenal dengan istilah tradisional pilar keempat (fourth estate) sebagai wakil
masyarakat, pengkritik pemerintah, pendukung kebijakan, dan sebagai ”anjing penjaga”.
Para jurnalis paling menggemari peran yang netral. Weaver menyimpulkan dari studi jurnalis di 21 negara,
bahwa satu-satunya peran profesional yang disetujui para jurnalis adalah pentingnya publik mendapatkan
informasi secara cepat. Dalam dikotomi “Neutral” versus “Participant”, Weaver dan Wilhoit lebih memilih
membedakan peran reporter sebagai:
 Interpreter (penafsir), menganalis dan menafsirkan masalah kompleks, meneliti tuntutan yang dikeluarkan
pemerintah, membahas kebijakan nasional yang berlaku.
 Disseminator (penyebar), penyampaian informasi kepada publik secepatnya, dan pemusatan perhatian pada
khalayak terbesar.
 Adversary (penentang), berperan bagi pemerintahan bisnis, perannya lemah tapi masih diakui keberadaannya
oleh kebanyakan jurnalis.
Jurnalisme Sebagai Profesi

Studi peran jurnalistik telah dipengaruhi dengan kuat oleh gagasan umum dari sebuah profesi. Sebuah
profesi yang memiliki beberapa kunci utama, yaitu peran publik yang signifikan dalam masyarakat; sebuah
keahlian yang dilatih dalam proses yang panjang; kontrol mandiri terhadap regulasi; dan memiliki kode etik.
Beberapa peneliti telah menekankan eksistensi dari sebuah ideologi jurnalisme, meski ada beberapa
perbedaan versi dari apa yang dikandung di dalamnya, tergantung pada pengaturan lembaga dan lokasi nasional.
Dalam analisis menyeluruh dari budaya jurnalistik, Hanitsch (2007), merinci elemen-elemen dari obyektivisme,
empirisme dan kecenderungan etis alternatif baik idealisme maupun relativitas. Ideologi jurnalis yang dapat
diterapkan: elemen dasar (Deuze, 2005)
Pelayanan public
Obyektivitas
Otonomi
Kecepatan
Etika
Jurnalisme Online

Jurnalisme Online terbentuk dengan berdirinya organisasi-organisasi pemberitaan, walaupun masih


diadaptasi dari versi cetak. Juga terdapat beragam sumber yang independen, meski tidak sedikit pula ditemukan
ketidakprofesionalan dan keganjilan. Jurnalisme online dapat diinterpretasikan secara positif maupun negatif.
Boczkowski (2004) melihat aliran ini sebagai aliran yang kurang kejurnalisannya (less journalist-centred), dan
lebih berorientasi pada pengguna (user), inilah yang menyebabkan ketidakjelasan batasan sebagai kegiatan
profesional. Deuze (2003) membedakan empat jenis jurnalisme online, yaitu:
1. Mainstream (arus utama) – contoh: detik.com, astaga.com, kompas.com, tempo.co
2. Indexing and category (pelabelan dan kategori) – contoh: Google, Yahoo.
3. Meta-journalism and comment (meta-jurnalisme dan komentar) – contoh: mediachannel.org.
4. Share and discussion (berbagi dan diskusi) – contoh: Kaskus, Kompasiana, Politikana.
Bardoel (2002) menyatakan karateristik jurnalisme online menjadi interaktivitas,
hipertekstual, multimodality (pendekatan antar-disiplin yang memahami bahwa komunikasi representasi lebih
dari sekedar tentang bahasa, dalam kaitannya dengan media dan teknologi baru), dan asynchronicity (ketidak-
singkronan). Gambaran munculnya situasi ini merupakan suatu usaha untuk mempertahankan batasan antara
tradisional dengan aliran jurnalisme online, dimotivasi melalui aliran profesionalitas.
Berdasarkan studi kasus, McCoy (2001) menggarisbawahi adanya kecenderungan dari pers yang ada untuk
memperkuat kekuasaannya sebagai pemberi definisi bagaimana posisi berita dalam tantangan media baru.
Menurut EL Cohen (2002), gambaran yang menarik dari kritik pada jurnalisme online ini adalah argumen bahwa
mereka lebih memacu pasar dan iklan daripada mengembangkan jurnalisme surat kabar.
Hubungan dengan Kelompok Penekan dan
Kelompok Kepentingan

Hubungan antara media dan masyarakat adalah hubungan informal, tetapi terorganisir.
Kelompok penekan mencari pengaruh langsung apa yang media lakukan, terutama dengan
mencoba membatasi yang ditayangkan oleh media tersebut, seperti masalah agama,
berhubungan dengan pekerjaan atau politik, moralitas, dan lain-lain. Di beberapa negara,
masyarakat dapat menekan media secara legal untuk memberikan perhatian secara positif
kepada kelompok suatu suku bangsa, perempuan, kelompok gay dan lesbian, anak-anak,
orang miskin, orang cacat, tunawisma, dan orang berpenyakit jiwa. Media berhati-hati
menangani segala tekanan dan keberatan, serta mengalah pada aturan tersebut, terkadang
kesuksesan ini juga karena pengaruh dari luar. Hal ini terjadi ketika media komersial menjadi
ancaman bagi media lain, atau ketika media tersebut memberitakan hal buruk yang ditakuti
dapat menimbulkan berbagai masalah. Media berhati-hati pada tindakan balas dendam dan
condong untuk menghindari kontroversi yang tidak pasti dalam lingkup domain masyarakat.
Hubungan antara Pemilik dan Klien

Isu utama dalam hubungan ini adalah untuk memperluas organisasi media
agar dapat terbentuk hubungan yang mampu mengarah kepada otonomi media,
dimana yang pertama ditujukan pada pemilik media, dan yang kedua pada agen-
agen ekonomi lain yang berada dalam lingkungan organisasi media, khususnya
para penyedia dana operasional (investor, pengiklan, sponsor). Biasanya ada
beberapa tinjauan otonomi pada komunikator.
Pengaruh Pemilik

Pemilik media bebas menggunakan medianya untuk propaganda, tetapi


resikonya adalah kehilangan pembaca dan kredibilitas surat kabar itu sendiri.
Dampak umum dari monopoli kepemilikan media terbukti sulit untuk dikurangi,
walaupun ada sedikit keraguan bahwa monopoli kepemilikan media dibatasi
oleh kebebasan berekspresi dan pilihan konsumen.
Pengaruh Pengiklan

Struktur dari kebanyakan industri media massa di negara-negara kapitalis


mencerminkan ketertarikan para pengiklan, dan bukanlah sebuah
ketidaksengajaan dimana permintaan media sering serempak dengan divisi
konsumen lainnya. Pengiklan dapat langsung mempengaruhi keputusan
publikasi mereka secara signifikan sesuai dengan ketertarikan mereka masing-
masing, diluar apa yang sudah lengkap termaktub di dalam sistem.
Hubungan dengan Khalayak

Khalayak adalah bagian terpenting dari klien dan mempengaruhi organisasi


media manapun. Penelitian memperlihatkan bahwa khalayak memiliki
penonjolan yang lambat untuk banyak komunikator. Bagaimanapun juga
manajemen selalu mengikuti rating dan penjualan (oplagh).
Musuh Khalayak?

Kriteria yang paling dominan diaplikasikan oleh organisasi media


adalah rating. Kebanyakan organisasi media dengan beberapa pembenaran tidak
mengenal rating sebagai alat ukur yang sangat handal. Mungkin saja
permusuhan pada khalayak terjadi karena sesuatu yang dilebih-lebihkan oleh
respondennya sendiri, karena ada pembuktian bahwa beberapa masyarakat
media memiliki perilaku positif bagi khalayaknya walaupun pada tingkat yang
abstrak. Rating adalah kriteria dominan bagi organisasi media, namun bukan
yang terpenting bagi profesional media.
Keterasingan dan Ketidakpastian

Sebagian besar komunikator di media yang sudah didirikan tidak


mengkonsentrasikan diri pada respon khalayak, dan mereka dapat membuat
keputusan tentang isi media secara matang dari respon apapun. Perilaku pada
khalayak diarahkan dan dibedakan berdasarkan peraturan. 
Citra Khalayak

Menurut Gans, partisipasi khalayak dalam pembuatan film berdasarkan citra


khalayak sudah dimengerti oleh pembuatnya. Shoemaker and
Reese menyimpulkan bahwa jurnalis menulis untuk kepentingan utama dirinya
sendiri, editornya, dan untuk jurnalis lainnya. Harus diingat bahwa
berkomunikasi dengan khalayak luas memiliki permasalahan tentang
mendapatkan pesan yang silang. Khalayak hanyalah penonton, yang
mengobservasi dan menghargai, tetapi tidak berinteraksi dengan pengirim pesan
dan penampilnya. Umpan balik dari rating tidak dapat memberi tahu bagaimana
cara memperbaiki sebuah program televisi.
Aspek Struktur dan Dinamika Internal

Analisis-analisis yang telah ada menitikberatkan pada tingkat diferensiasi dan


divisi dalam batas-batas organisasi. Ada beberapa sumber dari divisi. Satu yang
paling jelas adalah adanya fungsi yang berbeda-beda (seperti berita, hiburan atau
iklan) dari banyaknya organisasi media, dengan tingkat kepentingan yang
berbeda-beda dan saling berkompetisi dalam status dan finansial. Pelaku
organisasi media berasal dari berbagai latar belakang sosial, umur, dan jenis
kelamin yang berbeda-beda.
Keberagaman Tujuan Internal

Engwall menyatakan bahwa surat kabar memiliki karakteristik sebagai


”hybrid organization” dimana surat kabar tidak dapat secara nyata diposisikan
dalam dua kunci dimensi organisasi sekaligus, yaitu dimensi manufaktur-servis
dan dimensi variasi teknologi produk dan kegunaan. Organisasi yang
memproduksi surat kabar terlibat dalam dua aspek, yaitu menghasilkan suatu
produk, serta memberikan pelayanan, dengan tidak terlepas dari keberagaman
teknologi produksi, dari yang sederhana hingga yang kompleks. 
Menurut Engwall ada beberapa budaya kerja, tergantung keberagaman
tujuan, diantaranya berorientasi pada berita (news oriented), berorientasi pada
politik (politically oriented), berorientasi pada ekonomi (economically oriented),
dan berorientasi pada teknis (technically oriented). Dapat dikatakan bahwa
organisasi media secara internal terbagi dalam tujuan-tujuan yang berbeda antara
satu dengan lainnya.
Pengaruh Karakteristik Individu dari
Komunikator Massa

Ada asumsi bahwa karakteristik individu yang berhubungan dengan proses


produksi media, akan mempengaruhi isi dari media tersebut. Ada sebuah
harapan bahwa media dapat merefleksikan masyarakat. Media akan menyajikan
apa yang diinginkan oleh audiens dan tidak terlepas dari perbedaan latar
belakang, nilai dan kepercayaan yang dimiliki oleh para pekerja media. Tetapi
sebagian produksi media tidak dilakukan oleh individu, melainkan oleh sebuah
tim.
Perempuan dalam Organisasi Berita

Ada hubungan empiris antara jumlah wartawan perempuan yang rendah dalam organisasi
berita dengan keterwakilan atau stereotype perempuan dalam berita. Isi berita membedakan
antara perempuan feminis dan perempuan biasa. Korelasi antara dominasi laki-laki di
organisasi media dan nilai-nilai patriarki membuat perbedaan di konten media.
Ada dua isu yang berbeda, antara otonomi jurnalistik versus determinasi (dengan
kekuatan eksternal atau hirarki organisasi atau ”media logic”), dan antara keinginan untuk
berubah dalam bentuk asli berita dan arah yang akan diambil. Tidak ada satupun isu berupa
argumen melawan fakta adanya perbedaan gender, atau melawan kesetaraan bagi pekerja
perempuan, dan tidak ada pula yang menentang perubahan.
Berbagai isu yang ada saling terpisahkan dan tidak dapat disatukan dalam kerangka umum
tentang banyaknya perempuan dalam organisasi berita. Banyaknya perubahan-perubahan
yang dilakukan oleh media, termasuk usaha untuk menambah jumlah pembaca perempuan,
menyebabkan kekuatan perempuan dalam organisasi berita kian bertambah, dan
menyebabkan terjadinya tren feminis. Sehingga, perempuan pun menjadi semakin
independen, yang meningkat posisi dan kekuatannya dalam organisasi media.
Konflik Peran dan Dilema

Terdapat banyak tipe laten konflik dalam organisasi media yang disebabkan oleh beberapa faktor, yang biasanya menggambarkan
ketegangan antara pekerja media dengan pemegang kendali dalam media. Menurut Bantz, kultur organisasional dari organisasi berita itu
sendiri berorientasi konflik. Hal ini didasarkan pada faktor-faktor ketidakpercayaan terhadap sumber-sumber eksternal, konflik antara norma-
norma profesional versus norma bisnis dan hiburan, dan kompetisi berita.
Murel Cantor mengklasifikasikan tiga tipe utama pada sekelompok pekerja produksi yang membuat film, tipe pertama yaitu ‘film
makers’, yang terdiri dari orang-orang muda, berpendidikan, dan berambisi untuk menjadi sutradara film di masa yang akan datang, tipe
kedua adalah kelompok penulis-produser, yang bertujuan untuk membuat cerita bermakna yang dapat dikomunikasikan dengan masyarakat
luas, dan tipe yang ketiga didominasi oleh orang-orang yang lebih tua, yaitu para produser yang kurang berpendidikan, yang orientasi
utamanya mengabdi pada jaringan televisi tempatnya bekerja dan karir mereka di sana. Dari ketiga kelompok ini, yang paling jarang
berkonflik dengan dengan manajemen adalah yang ketiga, dan yang paling sering berkonflik adalah kelompok kedua, dikarenakan perbedaan
tujuan dalam penyampaian program. Dapat disimpulkan bahwa konflik yang terjadi antara organisasi media dan para pegawainya biasanya
disebabkan oleh motif politik atau media, yang menghalangi kebebasan ekspresi individu.
Hal paling utama dalam dunia media adalah kemampuan untuk mengolah berita menurut aturan-aturan yang ada. Pandangan pribadi
harus dikesampingkan demi menyampaikan berita. Jelas terlihat bahwa kekuasaan dari para pemilik media dan para chief editor dalam
mempengaruhi isi berita merupakan sumber utama konflik. Gans menemukan beberapa ambiguitas mengenai kekuasaan para eksekutif
tersebut atas reporter.
Menurut Turow (1994) konflik sering terjadi di antara media yang berada di bawah perusahaan yang sama. Nilai profesional jurnalistik
menginginkan kebebasan untuk melaporkan kontroversi yang mungkin dapat merugikan kepentingan komersil dari perusahaan
induknya. Tidak jelas seberapa besar kekuatan yang dimiliki oleh para pemilik media dan pemimpin redaksi dalam mempengaruhi isi media
ini dapat dikatakan sebagai sumber konflik
KESIMPULAN

Bidang media sangat lemah dalam bidang kelembagaan apabila dibandingkan


dengan bidang-bidang profesi lainnya seperti kesehatan dan hukum, dikarenakan
kesuksesannya ditentukan oleh naik turunnya minat masyarakat atas sesuatu.
Perbedaan utama yang membuatnya tidak bisa dibandingkan dengan tingkat
profesionalisme tradisional adalah mungkin dikarenakan media sangat
menghargai kebebasan, kreativitas dan pendekatan kritikal. Sangat sulit
mengidentifikasi pola dasar profesi komunikasi massa. Dilema utamanya
kemungkinan adalah kebebasan versus aturan-aturan yang ada pada lembaga,
yang sebenarnya secara ideologi menghargai keaslian dan kebebasan, namun
secara organisasional memiliki kontrol yang mengikat.
SOAL

1. Kode etik jurnalistik ditetapkan agar para wartawan dapat …

A. Menjalankan peranan secara strategis ****


B. Memiliki status ekonomi yang stabil
C. Bebas campur tangan dari pihak lain
D. Mengganti berita dari berbagai sumber

2. Pertanggungjawaban pers terhadap sesama dilakukan berdasarkan …

A. Kebebasan belaka C. Kemauan Pemerintah


B. Hukum yang berlaku **** D. Keinginan insane pers
SOAL

3. Sistem pers pada masa kekuasaan otoriter, kehidupan pers …

A. Ditentukan oleh pers itu sendiri


B. Sangat tergantung pada masyarakat
C. Menumbuhkembangkan kehidupan demokrasi
D. Dikuasi dan menjadi juru bicara pemerintah ****

4. Fungsi periklanan bagi konsumen adalah ...

A. Menaikan citra suatu produk kehalayak luas


B. Menjadi alat Komunikasi Persuasif antara konsumen dengan penjual atau produsen ****
C. Memperkenalkan suatu produk
D. Menarik masyarakat untuk membeli produk
SOAL

5. Peran jurnalisme dalam memberi informasi ...

A. Memberi informasi tanpa mengecek kebenaranya


B. Netral dan informasi yang di sampaikan sesuai fakta ****
C. Memberi informasi secara lambat
D. Memberi informasi untuk membuat keributan
SOAL

6. Yang bukan tujuan utama dari organisasi media adalah....

A. Laba
B. Politik , agama , budaya
C. Melayani kepentingan publik
D. Memetingkan urusan kelompok ****
SOAL

7. Pers menurut pengertian luas yang menyangkut media luas dalam


leksikon komunikasi adalah…

A. Surat Kabar dan Majalah d. Radio dan Televisi


B. Surat Kabar dan buku
C. Surat Kabar dan Televisi ****
D. Radio dan Handphone
SOAL

8. Menangani konsumer melalui telepon pada prinsipnya …

     A. Berbeda dengan komunikasi tatap muka


     B. Sama dengan komunikasi tatap muka **** 
     C. Semua benar
D. Ada persamaan dan perbedaan
                     
SOAL

9. Keluhan konsumer yang disampaikan kepada organisasi/lembaga


media biasanya menggunakan komunikasi level …

A. Interpersonal ****
B. Kelompok  
C. Massa   
D. Organisasi                                                   
SOAL

10. Untuk menangani keluhan konsumer yang bersifat kritik dengan teknik …

  A. Negosiasi ****
B. Kolaborasi  
C. Partisipasi      
D. Koersi      
                                              
SOAL

11. Cara menghadapi keluhan dengan menyerang dan menghindar adalah cara yang...

A. Dihindari ****
B. Dilaksanakan  
C. Diketahui   
D. Tidak perlu
                                  
SOAL

12. Yang termasuk Mainstream (arus utama) adalah....

A. Politikana
B. Kompasiana
C. Yahoo
D. Detik.com ****
SOAL

13.Untuk meningkatkan kredibilitas organisasi/lembaga media adalah…

A. Rekomendasi Customer ****


B. Popularitas
C. Salah semua
D. Rekomendasi pemerintah
SOAL

14. Yang termasuk Indexing and category (pelabelan dan kategori) adalah....

A. Kaskus
B. Kompasiana
C. Detik.com
D. Yahoo ****

15. Imbauan takut yang berlebihan dalam meyakinkan khalayak …

A. Tidak efektif  ****


B. Sangat efektif   
C. Efektif   
D. Salah Semua

Anda mungkin juga menyukai