Anda di halaman 1dari 12

Resume

- Di dalam kapasitas penciptaan forum ini begitu menyebar sehingga member


informasi tentang hampir semua aspek kerja jurnalistik, dimulai dari laporan
awal yang didalamnya wartawan mengingatkan public akan suatu peristiwa
atau kondisi di komunitas. Laporan ini bisa saja medium analisis yang
menyebutkan dampak yang mungkin muncul. Semua bentuk medium yang
dipakai wartawan sehari-hari bisa berfungsi untuk menciptakan forum dimana
publik diingatkan akan masalah-masalah penting mereka sedemikian rupa
sehingga mendorong warga untuk membuat penilaian dan mengambil sikap.
Forum publik ini menjadi menu harian grup advokasi dan partai politik. Maka,
jurnalisme harus menyediakan sebuah forum untuk kritik dan kompromi
publik. Bahwa diskusi publik harus dibangun diatas prinsip-prinsip yang sama
sebagaimana hal lain dalam jurnalisme, kejujuran, fakta, dan verifikasi.

- Laporan berita bukanlah kata-kata yang tercetak beku, dan mereka tidak hidup
dalam ruang hampa, mereka adakah bagian percakapan. Dan sekalipun
percakapan sudah pasti melibatkan pertukaran informasi, sebagai besar
merupakan pertukaran ide dan opini. Dengan kedatangan pers cetak, tradisi ini
tidak menghilang, tapi ikut terbawa pasa esai yang megisi Koran-koran
pemula. Pada era-era berikutnya, jurnalisme berjalan untuk terus
menghidupkan pemikiran forum terbuka dengan publik. Suratkabar akhirnya
punya “berita” untuk dikabarkan, editorial menjadi tempat diskusi konunitas
melalui penerbitan surat-surat pembaca, dan belakangan juga halaman
lawannya yang diisi oleh penulis non-wartawan suratkabar tersebut.

- Ada perbedaan antara sebuah forum dan pertempuran untuk berebutan


makanan, atau antara jurnalisme yang menengahi debat dan jurnalisme-semu
yang memanggungkan debat artificial untuk mengusik dan memprovokasi
orang. Yang terakhir adalah bagian dari yang disebut penulis Deborah Tannen
sebagai “Budaya Argumen”, yang berfungsi sebagai pembangkit nafsu bagi
perusahaan komunikasi dalam perjalanan mereka untuk mendapatkan audiens
dan keuntungan. Meskipun begitu, salah satu kekuatan di belakang yang
menggerakkan Budaya Argumen bukanlah murni keinginan audiens, tapi lebih
tepatnya adalah bicara itu murah. Biaya untuk memproduksi acara bincang-
bincang hanya secuil bila dibandingkan membangun infrastuktur reportase dan
pengiriman berita. Sebagai konsekuensinya, yang kami sebut sebagai Budaya
Media Gabungan baru, termasuk dari acara bincang-bincang televisi dan radio,
situs web, chat room, bulletin, dan banyak lagi yang kini mendominasi sistem
komunikasi, telah memperlihatkan keinginan untuk berkomunter menggantikan
kebutuhan untuk memverifikasi, terkadang bahkan kebutuhan untuk
melaporkan berita. Revolusi komunikasi seringkali lebih tentang pengiriman
berita daripada mengumpulkannya.

- Forum media baru yang lebih besar tidak sungguh-sungguh memperluas


cakupan diksusi publik. Forum media yang paling signifikan acara bincang-
bincang ditelevisi kabel, program radio, situs-situs besar internet secara
menejutkan cenderung untuk berfokus pada rentang sempit berita-berita yang
laris. Tanpa infrastruktur reportase apapun, arena obrolan di internet untuk
berfokus pada rentang sempit berita-berita yang laris. Tanpa infrastruktur
reportase apapun, arena obrolan di internet terus mengandalkan cerita simpel
yang tahan laam yang audiensnya bisa dengan mudah keluar masuk, laiknya
drama opera sabun-O.J. Simpson, kematian Putri Diana, kematian John. F.
Kennedy Jr., pertarungan perwalian Elian Gonzalez, atau skandal Clinton-
Lewinsky.
Konsekuensi sosialnya sangat jelas yang hilang dari ruang public adalah
permasalahan penting yang menghadang bangsa ini. Keenggangan jaraingan
telivisi untuk menyiarkan monemen-monemen penting kehidupan public
seperti halnya konvensi public,dan meyerahkan tugas kepada telivisi
kabel,dalah tanda yang jelas. Akibatnya,media massa tidak lagi membantu
mengidefentifikasi serangkaian masalah bersama.
Akhirnya, ada kondisi berkaitan dengan kondisi itu sendiri. Kegemaran media
terhadap omongan telah meningkatkan jadi kegemaran akan polarisasi.
Seringkali “diskusi” hanya sedikit saja yang terkait dalam misi pencerahan dari
jurnalisme, bahkan ada yang tak berkaitan sama sekali. Berbekal teoti bahwa
semua orang suka pertarungan seru, maka semua masalah mulai tampak tak
terpecahkan.Kompromi tak dihadirkan sebagai pilihan yang sah.Inilah yang
disebut penulis Michael Crickton. Ironisnya, sekalipun betul-betul menciptakan
pengikut yang kecil tapi bersemangat, adu teriak yang berkepanjangan ini
condong untuk mengasingkan public yang lebih besar yang kian tak bisa
melihat dirinya dalam debat tersebut. Problem dari cirri-ciri budaya argument
ini menyusutkan tingkat repotase, berkurangnya nilai kepakaran, penekanan
dalam rentang sempit kisah laris, dan penekanan pada penyederhanaan yang
berlebihan, debat yang terpolarisasi adalah kecondongan untuk melepaskan
dari diskusi public yang tidak hanya perlu didukung media, tetapi juga
ditentukan oleh media itu sendiri untuk kelangsungan hidupnya. Membuat
politik menjadi adu teriak menjauhkan orang dari media.

Berdahl berpendapat, pers perlu dipahami bahwa sekalipun independen, ia


tidak lepas dari masyarakat. Seperti yang ia katakana , wartawan bukanlah
“pengamat yang tak punya taruhan dalam masalah yang ditangani”. Mereka
independen, tapi jelas punya banyak hal yang dipertaruhkan.Tak satupun yang
menyebut bahwa mempertahankan forum dengan public tidak boleh menarik,
maksudnya pertukaran ide seharusnya lebih cermat, lebih terfokus pada diskusi
dan pengarah pada sesuatu atau sebuah pemecahan. Ringkasnya, debat public
harusnya tidak menjadi adu tarik atau pelemparan telur busuk politik atau
argument sebagai hiburan. Pers punya kewajiban bahwa diskusi itu inklusif,
bernuansa, dan merupakan cerminan akurat dari debat yang benar-benar terjadi
di masyarakat, seperti halnya kemana tujuan argument ini. Satu alas an forum
media begitu membesar adalah perusahaan media melihat silang pendapat
sebagai sebuah jalan untuk berhubungan kembali dengan komunitas, pada saat
hubungan ini melemah. Namun sebuah mike terbuka saja didalam mencukupi,
dan hal ini bahkan merupakan tanggapan yang membekuk diri sendiri terhadap
problem yang muncul. Alasan-alasannya dinyatakan dengan singkat oleh Jack
Fuller presiden Tribune Publishing Company.Ia sedang mendiskusikan media
cetak, tapi konsep ini berlaku lintas media.
Bagian keenam dari sembilan elemen jurnalisme berikutnya adalah jurnalisme
sebagai forum publik.Jurnalisme harus menyediakan sebuah forum dimana
khalayak dapat membuat penilaian dan mengambil sikap setelah menyaksikan
liputan-liputan, berita, reportase, dsb.Fungsi forum pers ini bisa menghasilkan
demokrasi karena mempengaruhi opini publik. Sebuah diskusi publik juga
harus dibangun di atas prinsip-prinsip yang sama yakni kejujuran, fakta, dan
verifikasi. Sebab, forum yang tak punya sikap hormat akan gagal memberi
informasi dan hanya akan menimbulkan prasangka dan menimbulkan amarah,
sebagai bentuk reaksi khalayak tehadap laporan-laporan yang disampaikan. Ini
membuktikan bahwa jurnalisme sebagai forum publik penting sebagai penyalur
aspirasi rakyat, menegakkan demokrasi dalam upaya mencari kompromi,
memberikan pencerahan, dan membentuk rasa keingintahuan. Forum
jurnalistik juga harus taat pada semua prinsip jurnalistik yang lain. Selain itu, ia
juga bekaitan langsung dengan peran utama kompromi dalam masyarakat
demokratis.
ANALISIS TIM

 ARGUMENTASI
Dengan ini banyak wartawan mengatakan,jurnalisme bukan di praktikkan
dengan cara klasik sperti mengajukan pertanyaan yang enak di baca paralel
dengan pertanyaan informaasi versus cerita,atau apa yang dibutuhkan orang
versus apa yang diinginkan orang. Kebanyakan jurnalisme, seperti kebanyakan
komunikasi, berada di tengah-tengah . tugas wartawan adalah menemukan cara
membuat hal-hal penting menjadi menarik untuk setiap cerita. Dan menemukan
campuran yang tepat dari yang serius yang ada dalam pada buku ‘’sembilan
elemen jurnalisme’’ di bab 7 yang membahas tentang jurnalisme sebagai
forum public. Dan pada dasarnya terdapat pada berita hari manapun.
Jurnalisme adalah bertutur dengan sebuah tujuan, dan tujuannya adalah
menyediakan informasi yang dibutuhkan orang dalam memahami dunia
seperti ini tantangannya;
1. Menemukan informasi yang di butuhkan orang untuk menjalani hidup
mereka.
2. Membuatnya bermakna,relevan dan enak disimak

Sajian ini menyasikan audiensi benar-benar menjadikomitmen wartawan


kepada warga . Tangung jawab wartawan bukan hanya sekedar menyajikan
informasi, tapi menghadirkan sedemikian rupa sehingga orang tertarik untuk
menyimak. Serangkaian masalah menghadang dalam penyampaian berita
secara memikat.Ketergesaan ,ketidak pedulian ,kemlasan,formula,bias, tak
paham budaya. Penulisan jurnalistik yang bagus selalu merupakan hasil dari
reportase mendalam yang solid, dengan imbahuan yang detail dan konteks
yang mengikat tulisan . dengan ini organisasi berita yang dibutuhkan untuk
dapat mendapatkan cerita yang tidak berbantahkan.
Seperti jika kamu hanya menyuapi orang-orang dengan masalah sepele dan
hiburan , akan memudarkan selera dan pengharapan sejumlah orang terhadap
sesuatu yang lain. Hal ini sungguh terjadipada orang-orang karena tertarikan
waktu,dan sumber daya ,cenderung kurang untuk mencari alternative dan
strategi infotaiment adalah hal yang menhancurkan otoritas organisasi berita
yang lebih serius dan menjauhkan audiens yang menginginkan berita sepeti itu

Akhirnya strategi infotainment keliru sebagai rencana bisnis karena ketika anda
mengubah berita anda menjadi hiburan, anda bermain dengan menggunakan
kekuatan media lain dan bukannya kekuatan media anda sendiri. Strategi
infotainment, sekalipun mungkin menarik audiens dalam jangka pendek dan
murah untuk diproduksi, pada gilirannya akan membentuk audiens yang
dangkal karena terbangun atas bentuk, bukan substansi. Audiens akan
berpindah pada hal yang paling memikat. Tantangan inilah yang berhasil
memisahkan jurnalisme yang berhasil dari yang malas, yang baik dari yang
buruk, yang lengkap dari yang sensasional

Beberapa pendekatan Jika industri jurnalisme hendak mencari yang terbaik,


menimbang-nimbang pemikiran mereka, dan mencari ide yang tak lazim dari
pengalaman semua media, ia akan menumakan ide-ide baru yang menarik.

Definisi baru dari siapa, apa, kapan, dimana, mengapa dan bagaimana.
Wartawan bias berpikir ulang tentang elemen dasar berita. Siapa, apa, kapan,
dimana, mengapa, dan bagaimana. Jika kita berpikir siapa karakternya, apa
plotnya, dimana sebagai adegan, bagaimana sebagai narasi, kita bias
memadukan informasi dan dongeng. Berita bukan hanya menjadi sebuah data
tapi mendatangkan makna.Ia butuh lebih banyak reportase dan lebih banyak
rasa ingin tahu yang menjadi tugas reporter.

Bereksperimen dengan Teknik Penceritaan Baru Struktur narasi yang paling


umum digunakan dalam jurnalisme memang amat terbatas.Saat jurnalisme
berkembang kian kompleks dan topiknya kian luas, banyak wartawan yang
terbaik dari kelompoknya menganggap teknik ini tak lagi memadai.

Jam Pasir Ini adalah sebuah bentuk dimana anda mulai denagn menyebutkan
berita, menyebut apa yang terjadi, dan lantas ada sebuah jeda di piramida, dan
baris yang memulai sebuah narasi.
Masa Depan Bentuk Tanya dan Jawab Metode ini kuat tapi jarang
digunakan.Bentuk ini memaksa wartawan untuk membingkai materi seputar
masalah yang ditanyakan warga.Menariknya, hal ini menjadi bentuk yang
disenangi di situs web dalam bentuk pertanyaan yang sering diajukan.

Berita Sebagai Pengalaman

Sok Pintar Bagaimana kita menjaga berita agar tidak sok pintar?

Gambaran Pikiran. Satu cara adalh membantu orang membangun gambaran di


benak mereka sendiri ketimbang kita menggambarkannya untuk mereka.

Menghubungkan berita pada tema yang lebih dalam: Penyingkapan.

Karakter dan detil dalam berita. terlalu banyak jurnalisme yang gagal
mengembangkan karakter. Orang-orang hanya menjadi lembaran data.
Alasannya adalah mereka tak dibiarkan untuk berbicara dengan cara orang
bicara dalam
 TEORI PARTISIPAN DEMOKRATIF

Teori ini lahir dalam masyarakat liberal yang sudah maju.Teori ini lahir
sebagai reaksi atas komersialisasi dan monopoli media oleh swasta.Kedua,
sebagai reaksi atas sentralisme dan birokratisasi siaran public.Teori ini juga
mencerminkan kekecewaan terhadap partai politik yang mapan dan sistem
perwakilah yang tak mengakar rumput lagi.Teori ini menyukai keseragaman,
skala kecil, lokalitas, de- institusionalisasi, kesetaraan dalam mesyarakat, dan
interaksi.
Konsep pers partisipan demokratik hampir sama dengan konsep
“jurnalisme public” yang saat ini sedang mengemuka.

Jurnalime lifestyle sebagai tuntutan pekerjaan di Indonesia perkembang


teknologi sangat cepat dan mampu membuat media semakin canggih dalam
mengakses terutama media online banyak sekali individu mengakses berita dari
situs .seperti media online sangat penting bagi masyarakat atau sebagai
kebutuhan mereka dalam kehidupan .terutama dalam mencari informasi yang
telah ada.

1. Warga negara secara individu dan kelompok minoritas memiliki hak


pemanfaatan pers (hak untuk berkomunikasi) dan hak untuk dilayani oleh
pers sesuai dengan kebutuhan yang mereka tentukan sendiri

2. Organisasi dan isi pers seyogyakan tidak tunduk pada pengendalian politik
yang dipusatkan atau pengendalian birokrasi negara.

3. Pers seyogyanya ada terutama untuk audiensnya dan bukan untuk


organisasi pers, para ahli atau nasabah pers tersebut.

4. Kelompok, organisasi, dan masyarakat lokal seyogyanya memiliki pers


sendiri.
5. Bentuk pers yang berskala kecil, interaktif, dan partisipasif lebih baik
ketimbang pers berskala besar, satu arah, dan diprofesionalkan.

6. Kebutuhan sosial tertentu yang berhubungan dengan pers tidak cukup


hanya diungkapkan melalui tuntutan konsumen perorangan, tidak juga
melalui negara dan berbagai lembaga utamanya, Komunikasi terlalu
penting untuk diabaikan oleh para ahli.
 STUDI KASUS
 Situs web itu bernama Free Republic. Ia menggambarkan dirinya sebagai
“tempat berkumpul online bagi konservatisme akar rumput’, yang
berusaha membuka “sumbangan pemerintah yang dilakukan berpuluh-
puluh tahun, membongkar penipuan dan korupsi; dan … melakukannya
dengan senang hati”. Sebuah diskusi, pada 10 Juli 2000, berbicara tentang
kematian anggota sekte Branch Davidian di Waco, Texas, pada 1993.
Diskusi terjadi antara tiga orang yang menamai diri mereka “Prodigal
Daughter,” “Free Speech”, dan “T40”.
 Penelitian ini berjudul Activation of The Public Engagement dalam “NET
10”News Program. Studi kasus intrinsik oleh Robert E. Stake on
Activating The Public Engagement di “NET 10” Program Jurnalisme
Wartawan Komunitas TV Nirkabel. Penelitian ini bertujuan untuk
memahami strategi pengelolaan publik NET TV dalam program berita
“NET 10”. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui
bagaimana staf redaksi menganggap standar nilai berita dan penghitungan
berita berita wartawati, dan fungsi ranah publik di media massa jurnalisme
warga. Metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus
intrinsik oleh Robert E. Stake terhadap editorial NET TV. Hasilnya
menunjukkan strategi editorial manajemen publik dengan melakukan
tindakan: (1) dengan mudah bergabung dengan NET CJ (2) menciptakan
kampanye untuk meningkatkan jumlah CJ, (3) sifat CJ dengan tetap
menjaga dan memberikan evaluasi hubungan, (4) memberikan
penghargaan bagi pencipta berita CJ yang ditayangkan di “NET 10”, dan
(5) mendidik CJ dalam membuat berita jurnalisme warga. NET TV
menggunakan teknik curation dalam proses citizen journalism news
gatekeeper untuk menjaga nilai berita dan standar berita berita
kewarganegaraan jurnalistik. Sayangnya, tingkat berita jurnalisme warga
negara “NET 10” dari proporsi berita yang komprehensif terus merosot
karena tajuk rencana membuat kesetiaan maju. 'NET CJ' bertindak sebagai
katalisator opini warga terhadap pemerintah.
 Bertepatan dengan hari Kebebasan Pers, organisasi jurnalis di Indonesia
menyampaikan kekhawatiran mereka atas sebuah pasal dalam Undang-
Undang Keterbukaan Informasi Publik yang disebut akan berdampak
terhadap masa depan "jurnalisme investigasi ".Aturan ini menyebutkan
seorang wartawan dapat dipidana penjara sampai 3 tahun, jika terbukti
membocorkan informasi milik badan publik tertentu yang dikategorikan
"rahasia".Menurut Undang Undang keterbukaan informasi publik yang
mulai berlaku secara nasional di Indonesia tanggal 1 Mei kemarin, semua
badan publik termasuk TNIwajib memberi informasi kepada
publik.Namun memang ada informasi-informasi yang dikecualikan seperti
misalnya menyangkut strategi pertahanan negara atau informasi dalam
kasus-kasus hukum yang sedang diproses.Jika menolak memberikan
informasi yang tidak dikecualikan, maka lembaga-lembaga publik
terancam hukuman penjara maksimal 1 tahun.Sebaliknya, bagi warga yang
menyebarkan informasi yang dikecualikan, mereka juga diancam hukuman
pidana sampai 3 tahun.Aturan dalam pasal 17 inilah yang
mengkhawatirkan Ketua umum Aliansi Jurnalis Independen, Nezar Patria
akan menghambat kerja wartawan dalam melakukan liputan
investigasi."Disitu disebut informasi hukum pada kasus-kasus yang sedang
berjalan itu tidak boleh diakses. Tentu ini merepotkan karena tugas-tugas
jurnalisme investigasi yang menuntut adanya informasi-informasi yang
lebih mendalam, kemungkinan akan terpentok oleh pasal-pasal ini,"
tambah Nezar Patria.Nezar selanjutnya mengatakan pasal-pasal ini akan
digunakan untuk menghalangi wartawan mendapatkan informasi-informasi
dari sumber-sumber alternatif seperti praktek selama ini.Pengecualian, tak
permanen namun kekhawatiran ketua AJI ini ditepis oleh anggota
DPR.Mantan pimpinan panitia khusus perancang Undang-Undang
Keterbukaan Informasi Publik di DPR, Hajrianto Tohari mengatakan
informasi perkecualian itu tidak bersifat permanen.Dia memberikan
contoh kasus seorang pejabat negara yang menjadi tersangka dalam
dugaaan tindak pidana korupsi.Dalam kasus hukum seperti ini, kata
Tohari, maka kategori informasi yang dikecualikan itu langsung
gugur."Untuk itu maka seorang wartawan sekali pun berhak untuk
membuka informasi yang dikecualikan itu, ketika rekening pribadi dari
seorang pejabat negara itu menjadi bagian dari aspek yang perlu diungkap
dalam proses pemeriksaan," kata Tohari.Meskipun demikian, organisasi
wartawan seperti Aliansi Jurnalis Independen, tetap melihat pasal tersebut
merugikan kerja investigasi.Mereka berharap ada langkah lanjutan agar
pasal itu bisa diubah.

Anda mungkin juga menyukai