Anda di halaman 1dari 15

Disusun oleh:

Diah Murtiasih K7409038


Hanum Kartikasari K7409068
Intan Kusuma W K7409081
Laela Khomsatun K7409091
Lin Aprilia K7409094
!engertian Etika Komunikasi Media
Massa
O Sobur (2001) menyebutkan etika pers atau etika
komunikasi massa adalah IilsaIat moral yang berkenaan
kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers yang
baik dan pers yang buruk. Dengan kata lain, etika pers
adalah ilmu atau studi tentang peraturan-peraturan yang
mengatur tingkah laku pers atau apa yang seharusnya
dilakukan oleh orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
pers.
da beberapa rumusan sederhana yang dirangkum dari
beberapa pendapat pakar komunikasi mengenai etika
dalam komunikasi massa, yaitu :
O Berkaitan dengan inIormasi yang benar dan jujur sesuai
Iakta sesungguhnya.
O Berlaku adil dalam menyajikan inIormasi, tidak memihak
salah satu golongan.
O Gunakan bahasa yang bijak, sopan dan hindari kata-kata
provokatiI.
O Hindari gambar-gambar yang seronok.
1. Fungsi Informasi
2. Fungsi !endidikan
3. Fungsi Mempengaruhi
1. Surat Kabar
Fungsi utama media adalah:
a. to inform (menginformasikan kepada secara obejektif
tentang apa yang terjadi di dalam satu komunitas, Negara dan
dunia.
b. to comment (mengomentari berita yang disampaikan dan
mengembangkannya dalam fokus berita).
c. to provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca
yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan
iklan di media.
1. untuk kampanye proyek-proyek yang bersiIat
kemasyarakatan, yang sangat diperlukan dalam
kondisi-kondisi tertentu.
2. memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian
cerita komik, kartun dan cerita-ceriat khusus.
3. melayani pembaca sebagai konselor yang ramah,
menjadi agen inIormasi dan memperjuangkan hak
#. Majalah
3. Radio Siaran
4. Televisi
Sedikitnya ada lima metode penyampaian
program televise yang telah dikembangkan:
a. Over-the-air reception oI network and local
station program.
b. Cable.
c. Digital cable.
d. Wireless cable.
e. Direct Broadcast Satellite (DBS).
. Film
Gambar bergerak (Iilm) adalah bentuk dominasi
dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini.
6. Komputer dan Internet
internet merupakan jaringan longgar dari ribuan
komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh
dunia.
Orang sering menyembunyikan dan protes terhadap media massa
tertentu karena dianggap memanipulasi berita. Para pemimpin redaksi
dan wartawan dihadapkan dengan masalah pada situasi konIlik.
Mereka sering dituduh, disatu pihak, ikut mengobarkan kebencian dan
konIlik melalui media, di lain pihak, berkat wartawan. Orang
mendapat inIormasi mengenai suatu kejadian. Semua orang tahu peran
media adalah mempunyai dan membentuk opini.
Membentuk opini dalam situasi konIlik perlu diterjemahkan
dalam perannya meredakan ketegangan. Berita seharusnya
mencerminkan peran juru bicara derita kemanusiaan. Maka,
toleransi perlu diciptakan. Toleransi dalam situasi konIlik
harus lebih konkrit yaitu berpihak pada korban. Siapa pun
korban itu kalau demi korban harus dibela. Jika sudah amplop
yang sudah berperan dalam pembusukan wartawan atau
redaksi. Pada situasi seperti ini, integritas moral dan sikap
kritis jajaran redaksi dan wartawan sedang di uji.
Prinsip demokratis, mayoritas yang menentukan, bila diberlakukan
dalam hal etika perlu mempertimbangkan analogi Dworkin. Sama
halnya mayoritas tidak boleh memonopoli semua sumber ekonomi
hanya untuk kelompoknya dan membiarkan yang lain kelaparan,
demikian pula mayoritas tidak dibenarkan mendominasi bidang
etika sehingga kelompok minoritas sama sekali dicabut dari haknya
untuk ikut menentukan lingkungan etika hidupnya (ibid., 124-125).
Televisi menjadi medium yang melahirkan masyarakat
komunikatiI yang kritis dan produktiI. Masyarakat
komunikatiI yang dihidupi etika komunikasi, yakni cara
berkomunikasi yang mempertimbangkan berbagai
perspektiI kesahihan norma. Yaitu kesahihan kebenaran dan
kejujuran, kesahihan ketepatan ruang dan waktu, kesahihan
norma dalam perspektiI komprehensiI. Sebutlah kesahihan
etika komunikasi multikultur, etika jurnalistik, dan lainnya.
Ironisnya, industri penyiaran Indonesia selalu membela
diri dengan dalih kehendak pasar yang diukur sistem
rating sebagai pegas utama bisnis televisi dunia. Padahal,
menjadi kenyataan, sistem rating dunia ditumbuhkan atas
penghormatan terhadap etika komunikasi sebagai syarat
utama perhitungan pasar yang dikelola dalam sistem
rating. rtinya, sistem rating televisi Indonesia adalah
pasar yang banal, jauh dari pasar demokrasi, hanya
membela hak ekonomi tanpa melindungi konsumen.
1. Bersikap 1ujur
2. Tidak Menuduh
3. Nilai Bersama
4. Memberi Gambaran Tepat
5. Berkata Benar
6. Mematuhi Etika
7. Selaras
8. Tidak Menggangu
. Bcvsikap PositiI
TERIM KSIH

Anda mungkin juga menyukai