Anda di halaman 1dari 2

Manfaat komunikasi pasien gangguan jiwa

Dengan profesi sebagai pengobat, maka akan menjadi terapeutik dan adalah suatu hal wajib dilakukan
dan diharapkan akan memberikan kontribusi dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Menjadi terapeutik berarti menjadikan diri pengobat sebagai sarana untuk memfasilitasi
proses penyembuhan dalam hal ini pengobat menggunakan komunikasi terapeutik sebagai sarananya.

Untuk mengembangkan pribadi pasien ke arah lebih positif / adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan
kesehatan pasien :

1. Realisasi diri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri.Melalui komunikasi terapeutik


diharapkan terjadi perubahan dalam diri pasien. pasien yang tadinya tidak bisa menerima diri apa
adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi terapeutik dengan pengobat diharapkan agar
mampu menerima dirinya.

2.Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan
orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain.
Dengan komunikasi yang terbuka, jujur, menerima pasien apa adanya, pengobat akan meningkatkan
kemampuan pasien dalam membina hubungan saling percaya. Peningkatan fungsi dan kemampuan
untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis.Terkadang pasien menetapkan ideal
diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya. Individu yang merasa kenyataan
dirinya mendekati ideal diri mempunyai harga diri yang tinggi, sedangkan individu yang merasa
kenyataan hidupnya jauh dari ideal dirinya akan merasa rendah diri (Taylor, Lilis dan Lemone, 1997).

3.Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan beban pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan.

4. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan mempertahankan
kekuatan ego nya.

5. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri

(Purwanto, 1993:21)

6. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara perawat dengan pasien melalui hubungan perawat-
klien.
7.Mengidentifikasi, mengungkapkan perasaan, dan mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang
dilakukan oleh perawat (Christina, dkk, 2003:49-50)

8. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan kesadaran dan penghargaan diri. Membantu pasien
memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran mempertahankan egonya. Melalui
komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan dalam diri pasien.

9. Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfial dan saling bergantung dengan
orang lain dan mandiri. Melalui komunikasi terapeutik pasien diharapkan dapat belajar menerima dan
diterima orang lain.

10. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang
realities, terkadang pasien menetapkan ideal diri terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.

Dapus : (Taylor, Lilis dan Lemone, 1997),(Purwanto, 1993:21) ,(Christina, dkk, 2003:49-50

Anda mungkin juga menyukai