Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
KELAS III-B
2020
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan syukur kepada Allah SWT. tak lupa
sholawat serta salam semoga dapat terlimapah curahkan kepada junjungan nabi besar Nabi
Muhammad SAW. karena dengan rahmat dan hidayahnya kami diberikan kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PATHWAY
TRIAGE” ini tepat pada waktunya.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Dalam penulisan makalah ini kami mencoba semaksimal mungkin dalam
penyusunannya, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
guna memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah ilmu pengetahuan, wawasan mengenai materi ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
D. Manfaat Penulisan...................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Triage.........................................................................................3
B. Pengertian Triage....................................................................................4
C. Tujuan Triage..........................................................................................4
G. Pathway Triage.......................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................13
B. Saran.......................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggris triage dan diturunkan
dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cidera/penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini
istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang
cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya
manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang
memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya (Pusponegoro, 2010).
Pelayanan di unit gawat darurat merupakan pelayanan yang sangat penting untuk
mencegah terjadinya kematian dan kecacatan korban. Untuk dapat mencegah kematian
dan kecacatan korban dibutuhkan kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotor
untuk dapat menolong dengan cepat dan tepat.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah suatu unit pelayanan di rumah sakit yang
memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang mengalami penyakit akut maupun
yang mengalami trauma sesuai dengan standar yang ditetapkan. Gawat darurat
merupakan keadaan dimana pasien memerlukan pemeriksaan medis segera dan apabila
tidak dilakukan pemeriksaan akan berakibat fatal bagi pasien tersebut. (Kartikawati,
2011).
Pasien yang datang ke IGD akan mengalami proses triage (pemilihan). Triage
diartikan sebagai proses memilah pasien menurut tingkat keparahannya. Pasien akan
mendapatkan pelayanan sesuai kondisi dan tingkat kegawatan. (Zimmerman, 2006).
Keselamatan pasien saat ini menjadi perhatian penting dalam pelayanan kesehatan
seperti di rumah sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
dengan cara menerapkan standar keselamatan pasien dengan melaksanakan sistem triage
yang dilakukan di IGD. Metode triage yang biasa digunakan adalah Simple Triage And
Rapid Treatment (START). Metode START digunakan untuk pertolongan pertama pada
pasien dengan lama waktu penggolongan 30 detik atau kurang berdasarkan tiga
pemeriksaan primer seperti respirasi, perfusi (mengecek nadi radialis) dan status mental.
(Kartikawati, 2011).
1
Setelah dilakukan triage pasien akan ditempatkan sesuai dengan golongan triagenya.
Uptriage dilakukan ketika terjadi kondisi pasien yang tiba-tiba memburuk ataupun ketika
terjadi keraguraguan dalam menentukan tingkat kegawatan (triage). Dalam melakukan
triage pernah terjadi kesalahan terutama pada kunjungan pasien banyak, namun
kesalahan tersebut langsung dilakukan uptriage. (Zimmerman, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi Konsep/Sejarah Triage/Triase terbentuk?
2. Apa yang dimaksud dengan Triage/Triase?
3. Apa tujuan dari Triage/Triase?
4. Apa saja yang harus diperhatikan saat melakukan Triage/Triase?
5. Bagaimana Prinsip dan Tipe Triage/Triase?
6. Bagaimana Klasifikiasi dan Penentuan Prioritas Triage/Triase?
7. Bagaimana Alur /Pathway Triage Kegawat Daruratan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep/Sejarah Triage/Triase.
2. Untuk mengetahui pengertian dari Triage/Triase.
3. Untuk mengetahui tujuan dari Triage/Triase.
4. Untuk mengetahui hal yang harus diperhatikan saat melakukan Triage/Triase.
5. Untuk mengatahui Prinsip dan Tipe Triage/Triase.
6. Untuk mengetahui Klasifikiasi dan Penentuan Prioritas Triage/Triase
7. Untuk mengetahui bagaimana Alur /Pathway Triage Kegawat Daruratan.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui Konsep/Sejarah Triage/Triase.
2. Dapat mengetahui pengertian dari Triage/Triase.
3. Dapat mengetahui tujuan dari Triage/Triase.
4. Dapat mengetahui hal yang harus diperhatikan saat melakukan Triage/Triase.
5. Dapat mengatahui Prinsip dan Tipe Triage/Triase.
6. Dapat mengetahui Klasifikiasi dan Penentuan Prioritas Triage/Triase
7. Dapat mengetahui bagaimana Alur /Pathway Triage Kegawat Daruratan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Triage/Triase
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep awal triage modern
yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron Dominique Jean
Larrey (1766 – 1842), seorang dokter bedah yang merawat tentara Napoleon,
mengembangkan dan melaksanakan sebuah system perawatan dalam kondisi yang paling
mendesak pada tentara yang datang tanpa memperhatikan urutan kedatangan mereka.
System tersebut memberikan perawatan awal pada luka ketika berada di medan perang
kemudian tentara diangkut ke rumah sakit/tempat perawatan yang berlokasi di garis
belakang. Sebelum Larrey menuangkan konsepnya, semua orang yang terluka tetap
berada di medan perang hingga perang usai baru kemudian diberikan perawatan. Pada
tahun 1846, John Wilson memberikan kontribusi lanjutan bagi filosofi triase. Dia
mencatat bahwa, untuk penyelamatan hidup melalui tindakan pembedahan akan efektif
bila dilakukan pada pasien yang lebih memerlukan. Pada perang dunia I, pasien akan
dipisahkan di pusat pengumpulan korban secara langsung akan dibawa ke tempat dengan
fasilitas yang sesuai. Pada perang dunia II diperkenalkan pendekatan triage dimana
korban dirawat pertama kali dilapangan oleh dokter dan kemudian dikeluarkan dari garis
perang untuk perawatan yang lebih baik. Pengelompokan pasien dengan tujuan untuk
membedakan prioritas penanganan dalam medan perang pada perang dunia I, maksud
awalnya adalah untuk menangani luka yang minimal pada tentara sehingga dapat segera
kembali ke medan perang. Penggunaan awal kata “trier” mengacu pada penampisan
screening di medan perang. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan
suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan
pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap
hamper 100 juta orang yang memerlukan pertolongan di unit gawat darurat (UGD) setiap
tahunnya. Berbagai system triage mulai dikembangkan pada akhir tahun 1950-an seiring
jumlah kunjungan UGD yang telah melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk
melakukan penanganan segera. Tujuan triage adalah memilih atau menggolongkan
semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penanganan. (Anonimous,
1999).
B. Pengertian Triage/Triase
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan tingkat
kegawatan. Menseleksi dan memilah korban tersebut bertujuan untuk mempercepat
dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban yang dalam kondisi kritis
atau emergensi sehingga nyawa korban dapat diselamatkan. Untuk bisa melakukan triage
dengan benar maka perlu Anda memahami tentang prinsip-prinsip triage.
Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan suatu cara
yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan serta fasilitas yang
paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya (Kathleen dkk, 2008).
Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan tingkat
kegawatdaruratan klien/kegawatdaruratannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon time) untuk mengkaji
keadaan dan memberikan intervensi secepatnya yaitu ≤ 10 menit.
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggris triage dan diturunkan
dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses khusus memilah pasien
berdasar beratnya cidera/penyakit untuk menentukan jenis perawatan gawat darurat. Kini
istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian yang
cepat dan berfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya
manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang
memerlukan perawatan di UGD setiap tahunnya (Pusponegoro, 2010).
C. Tujuan Triage/Triase
Tujuan utama Triage adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa.
Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang
memerlukan pertolongan kedaruratan.
Perawat memberikan dukungan emosional kepada pasien dan keluarga atau temannya.
Menurut Brooker, 2008 dalam prinsip triase diberlakukan system prioritas, prioritas
adalah penentuan/penyeleksian mana yang harus didahulukan mengenai penanganan
yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang timbul dengan seleksi pasien
berdasarkan:
KLASIFIKASI KETERANGAN
Gawat Darurat (P1) Keadaan yang mengancam nyawa / adanya
gangguan ABC dan perlu tindakan segera,
misalnya cardiac arrest, penurunan
kesadaran, trauma mayor dengan
perdarahan hebat.
Gawat Tidak Darurat (P2) Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
memerlukan tindakan darurat. Setelah
dilakukan resusitasi maka ditindaklanjuti
oleh dokter spesialis. Misalnya: pasien
kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan
lainnya.
Darurat Tidak Gawat (P3) Keadaan yang tidak mengancam nyawa
tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien
sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat
langsung diberikan terapi definitive. Untuk
tindak lanjut dapat ke poliklinik, misalnya
laserasi, fraktur minor / tertutup, otitis
media dan lainnya.
Tidak Gawat Tidak Darurat (P4) Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak
memerlukan tindakan gawat. Gejala dan
tanda klinis ringan / asimptomatis. Misalnya
penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya.
KLASIFIKASI KETERANGAN
Prioritas I (Merah) Mengancam jiwa atau fungsi 3ital, perlu
resusitasi dan tindakan bedah segera,
mempunyai kesempatan hidup yang besar.
Penanganan dan pemindahan bersifat
bersifat segera yaitu gangguan gangguan
pada jalan nafas, pernafasan pernafasan dan
sirkulasi. sirkulasi. Contohnya Contohnya
sumbatan sumbatan jalan nafas, tension
pneumothorak, syok hemoragik, luka
terpotong pada tangan dan kaki, combutio
(luka bakar) Tingkat II dan III > 25%
Prioritas II (Kuning) Potensial mengancam nyawa atau fungsi
vital bila tidak segera ditangani dalam
jangka waktu singkat. Penanganan dan
pemindahan bersifat jangan terlambat.
Contoh: patah tulang besar, combutio (luka
bakar) Tingkat II dan III > 25% trauma
thorak / abdomen, laserasi luas, trauma bola
mata.
Prioritas III (Hijau) Perlu penanganan seperti pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan
pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka
superficial, luka-luka ringan.
Prioritas 0 (Hitam) Kemungkinan untuk hidup sangat kecil,
luka sangat parah. parah. Hanya perlu
terapi suportif. suportif. Contoh henti
jantung kritis, trauma kepala kritis.
G. Alur /Pathway Triage Kegawat Daruratan
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Triage adalah suatu cara untuk menseleksi atau memilah korban berdasarkan
tingkat kegawat daruratan sehingga perawat benar-benar memberikan pertolongan
pada pasien yang sangat membutuhkan, dimana keadaan pasien sangat mengancam
jiwanya. Namun dengan penangan secara cepat dan tepat dapat menyelamatkan hidup
pasien tersebut. Ketika melakukan triage, waktu yang dibutuhkan adalah kurang dari
2 menit karena tujuan triage bukan mencari diagnose tapi mengkaji dan
merencanakan untuk melakukan tindakan.
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa.
Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan
yang memerlukan pertolongan kedaruratan. Sistem triage dikenal dengan sistem kode
4 warna yaitu merah menunjukan prioritas tinggi perawatan atau pemindahan, kuning
menandakan prioritas sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan dan hitam
untuk kasus kematian.
B. Saran
Kami penulis makalah mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini
masih belum sempurna. Meskipun demikian, mudah-mudahan makalah ini dapat
memberikan gambaran atau wawasan baru dan juga ilmu baru bagi pembaca. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepanya. Dan penulis sarankan kepada pembaca
untuk tidak menjadikan makalah ini sebagai sumber utama dan kami sarankan agar
tidak pernah puas mencari sumber-sumber yang lainya yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Wijaya, S. 2010. Konsep Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Denpasar : PSIK FK Unud