1. PENGERTIAN
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375).
Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh
arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh) dengan arteri pulmonalis (arteri
yang membawa darah ke paru-paru), yang merupakan bagian dari peredaran darah yang
normal pada janin.
Duktus arteriosus memungkinkan darah untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin,
fungsi ini penting karena janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu
beredar melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima oksigen
dan zat makanan dari plasenta (ari-ari). Tetapi pada saat lahir, ketika bayi mulai bernafas,
duktus arteriosus akan menutup karena darah harus mengalir ke paru-paru agar
mengandung banyak oksigen. Pada 95% bayi baru lahir, penutupan duktus terjadi dalam
waktu 48-72 jam.
2. ETIOLOGI
Penyebab terjadinya jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti namun ada
beberapa faktor yang di duga mempunyai pengaruh pada pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan, diantaranya:
a. Faktor prenatal, diantaranya:
1. Ibu menderita penyakit infeksi (rubella)
2. Ibu alkohoklisme
3. Umur ibu lebihh dari 40 tahun
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Melitus(DM) yang memerlukan insulin
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b. Faktor genetik, diantaranya:
1. Anak yang lahir sebelum waktunya(prematur)
2. Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan
3. Kelainan kromosow seperti Down Syndrom
3. MANIFESTASI KLINIK
1. Gawat nafas disertai tanda-tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang lahir
prematur. Gangguan pernafasan ini disebabkan oleh pemintasan aliran darah
dalam jumlah sangat besar kedalam paru-paru melalui dukus arteriosus yang
terbuka (paten) dan peningkatan beban kerja pada jantung sebelah kiri.
2. Bising gipson ( mac hinerimur-mur yang klasik ), bising yang terus menerus
terdengar sepanjang systole dan distole pada anak yang lebih besar dan dewasa
akibat permitasan aliran darah dari aorta kedalam arteri pulmonaris pada saat
systole dan diastole. ( bising ini paling jelas terdengar pada daerah basis kordis,
yaitu pada ruang slaiga kedua kiri di bawah klafikula kiri. Bising tersebut dapat
mengamburkan bunyi S2 namun bising ini pada shunt kanan ke kiri mungkin tidak
ada).
3. Vibrasi ( thrill) yang teraba saat palpasi pada tepi kiri sternum, gejala ini disebabkan
oleh pemintasan aliran darah dari aorta pulmonaris.
4. Impuls vertikel kiri yang nyata akibat hipertrofi ventrikel kiri denyut nadi perifer yang
memantau (nadi corigan) akibat keadaan aliran yang tinggi.
5. Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat
penurunan tekanan diastolik pada saat darah memitas melalui PDA dan demikian
mengurangi tahapan tepi.
6. Motorik yang lambat akibat gagal jantung.
7. Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung
8. Keletihan dan dispenia pada saat melakukan kegiatan yang dapat terjadi pada
dewasa yang mengalami PDA yang tidak terditeksi.
9. Sulit saat makan dan juga nafas tersegal-segal.
10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
11. Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
memenuhi paru-paru. Penderita akan tampak sakit, dengan gejala berupa, berat
badannya tidak bertambah, berkeringat dankesulitan dalam bernafas
6. DATA PENUNJANG
a. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Foto thorax. Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan vertikel kiri. Aorta
membesar dan arteri pilmonalis menonjol. Corakan paskularisasi paru meningkat
(pletora). Tetapi bila lelah terjadi hiperensi pulmonal yang di sertai perubahan
vaskuler paru, maka corakan tersebut di daerah tepi akan berkurang.
2. Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3 : 1 pada
bayi cukup bulan atau lebih tinggi dari 1,0 pada bayi pratem (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
4. EKG. Berpariasi sesuai tingkat keparahan, PDA yang kecil tidak abnomalitas
hipertrofi ventrikrel kiri pada PDA yang lebih besar.
5. Katerisasi jantung. Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan
dalam venrtrikel kanan dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang elah di
oksigenisasi dalam arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan
seperti juga dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator.
6. Rontgen dada. Pemeriksaan ini akan membantu dokter melihat kondisi jantung dan
paru-paru bayi.
Ibu terinfeksi rubella, alkoholism penyakit jantung bawaan dari orang tua
usia saat hamil lebih dari 40 tahun, (kelainan kromosom)
mengkonsumsi jamu.
(hipertensi pulmonal)
Seolah2 stenosis
Aliran darah ke
ventrikel kiri
kemudian bagan dari lanjutan sambungan sebelah kanan samping Shunting/pirau kiri ke
kanan (dari aorta ke pulmonalis)
Percampuran darah yg
teroksigenasi dg darah
yg blm teroksigenasi
(Sindrome
Eisenmeng
Intoleran aktivitas
Diagnosa Keperawatan yang mungkin Muncul :
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO KEPERAWATAN
- Suara jantung
tambahan
- Machinery mur-
mur persisten
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
2. Gangguan pertukaran Setelah diberikan asuhan 1. Observasi kualitas dan 1. Untuk deteksi dini terjadinya
keperawatan selama 3 x 24 kekuatan denyut jantung, nadi gangguan pernapasan dan
gas b.d kongesti
jam dapat mengurangi adanya ferifer, warna dan kehangatan mengetahui keadaan sirkulasi
pulmonal. peningkatan resistensi kulit darah dalam tubuh
pembuluh paru, dengan kriteria 2. Atur posisi anak dengan fowler 2. Untuk memudahkan pasien
Ds : hasil: 3. Hindari anak dari orang yang dalam bernafas
- Anak akan terinfeksi 3. Agar anak tidak tertular infeksi
menunjukkan tanda- 4. Berikan istirahat yang cukup yang akan memperburuk
- Ibu klien tanda tidak adanya 5. Kolaborasi pemberian oksigen keadaan
mengatakan peningkatan resistensi jika ada indikasi 4. Menurunkan kebutuhan
pembuluh paru oksigen dalam tubuh
anaknya - ibu klien mengatakan 5. Membantu klien untuk
kesulitan anaknya tidak memenuhi kebutuhan
mengalami kesulitan oksigenasinya.
bernafas. dalam bernafas
- RR:40x/menit
Do:
- RR ( 50/menit)
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Do:
- Nafsu makan
menurun dan
tidak habis.
- Berat badan
berkurang
DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
NO
4 Intoleran aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Kolaborasikan dengan tenaga 1. Terapi diperlukan dalam
keperawatan selama 3 x 24 jam, medik dalam merencanakan membantu pasien
berhubungan dengan
diharapkan intoleran aktivitas terapi yang tepat 2. Dengan aktivitas yang
ketidak seimbangan dapat teratasi dengan kriteria 2. Bantu klien mengidentifikasi sederhana tidak akan
hasil: aktivitas yang mampu dilakukan membuat lelah
antara suplei dengan
- Mampu melakukan 3. Bantu untuk mendapatkan alat 3. Dengan alat aktivitas dapat
kebutuhan oksigen aktivitas sehari-hari aktivitas membantu kegiatan
- TTV dalam batas normal 4. Bantu untuk membuat jadwal sederhana
Ds: - Tidak merasakan lemah latihan di waktu yang luang 4. Latihan yang terjadwal tidak
membuat pasien kecapean
- Ibu pasien
mengatakan
pasien lemas
dan kelelahan
Do:
- Aktivitas pasien
dibantu
- TTV tidak
dalam batas
normal.
DAFTAR PUSTAKA
Kowalak.P. Jenifer, Welsh.William, Mayer. Brenna. 2011. Buku Ajar Fatofisiologi. Jakarta. EGC
https://askep.asuhan-keperawatan.com/2013/10/asuhan -keperawaan-anak-pada-pasien-dengan-penyakit-jantung-bawaan-81304.html
http://senyumketiga.blogspot.com/2014/08/makalah-sistem-kardiovaskuler-pad.html
https://vdocuments.site/pathway-pda.html
FORMAT ASKEP
ANAK SAKIT
NIM : 1800868
Kelompok :2
Ruang :
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : PN
TTL (Umur) : 20 Maret 2019
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :B
Tanggal Masuk RS : 21 April 2020 jam 09.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 21 April 2020
No. RM : 1800868
Diagnosa Medis : Paten Ductus Arteriosus
Alamat :Dsn. Gunung puyuh Rt.05/Rw.10 Desa Sukajaya
b. Identitas Penanggung Jawab
Identitas ayah Ibu
Nama Tn. U Ny.Y
Umur 42 Tahun 38 Tahun
Suku bangsa Sunda, Indonesia Sunda, Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Wirasuwasta Ibu rumah tangga
Keadaan kesehatan Sehat Sehat
2. KELUHAN UTAMA
Ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas dan merasa letih
3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
2 hari sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan klien pada sebelum
masuk rumah sakit mengalami sesak nafas dan juga rewel terus menangis dan
tidak mau makan. Dan juga klien terlihat lemas, dan letih. Kemudian klien
dibawa ke klinik terdekat dan diberikan nebulizer dan juga obat. Kemudian klien
pulang kerumah dan keadaanya masih sama sehingga orang tuanya membawa
klien ke rumah sakit Sumedang . Klien datang ke IGD RSUD Sumedang pukul
09.00 WIB pada tanggal 21 April 2020 bersama orang tua dan juga
keluarganya, saat itu pasien di kaji dan dilakukan pemeriksaan dan harus di
rawat inap di rumah sakit.
Pada saat dikaji di ruang Tanjung RSUD Sumedang, ibu klien mengatakan
bahwa anaknya masih sesak dan rewel dan juga mengeluarkan banyak keringat
dan harus selalu di gendong, juga ibu klien mengatakan anaknya masih tidak
mau makan.
b. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan bahwa saat persalinan beliau melahirkan di rumah sakit
karena beliau melahirkan secara sesar dan prematur dengan usia kehamilan
pada saat itu usia 32 minggu . Pada saat itu bayi lahir dengan berat badan 1700
gram dengan panjang 30,3 cm.
Genogram :
Keterangan :
: penyakit yang sama
: laki-laki
: sudah meninggal
: perempuan
: garis keturunan
: garis yang tinggal serumah
ECOMAP
Keluarga besar
Teman
Perawat
Teman
Keluarga
4. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
NO ADL Dirumah Di RS
1. NUTRISI
Makan
Jenis Tim,lauk pauk, Bubur, lauk pauk,
sayuran dan buah- buah-buahan.
buahan yang di
blender.
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Porsi/jumlah kalori ½ porsi ½ porsi(tidak habis)
Cara makan Disuapi dengan Disuapi dengan
(Persendok/NGT/Melalui Ibu) sendok. sendok
2. ELIMINASI
Buang Air Besar
Frekuensi 1x sehari 2x sehari
Waktu Pagi hari Pagi hari
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Buang Air Kecil
Frekuensi 4x sehari 4x sehari
Jumlah (CC) 500 cc 500 cc
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Kesulitan Pergi ke kamar Memakai pempers
mandi dengan
ibunya
4. KEBERSIHAN DIRI
Mandi/dilap 2x sehari/mandi 2x sehari/ dilap
Pemeliharaan mulut/gigi 2x sehari 2x sehari
Pemeliharaan kuku 1 minggu sekali 1 minggu sekali
Pemeliharaan rambut 2x sehari 3x sehari
Masalah: Tidak ada masalah dalam
kebersihan diri.
d. Antropometri
1) Lingkar kepala : 43,5 cm
2) Lingkar Dada : 52 cm
3) Lingkar perut : 58 cm
4) LLA :
5) Berat Badan : 14 kg
6) Tinggi Badan : 80 cm
e. Kulit
- Warna : sawo matang
- Turgor : kurang dari 3 detik
- Perdarahan : tidak ada
- Edema : tidak ada
h. Telinga
1) Kesimetrisan Posisi : simetris
2) Pinna, Meatus akustikus kebersihan nyeri : normal
3) Membran timpany : normal
4) Tes pendengaran : normal
i. Hidung
o Kesimetrisan : simetris
o Cuping hidung : ada
o Hidung tersumbat : tidak
o Sekret : tidak
o Perdarahan : tidak
o Nares : tidak
o Mukosa hidung dan kebersihan : Bersih
k. Leher
Bentuk Kesimetrisan : simetris
Lipatan :
Kebersihan : Bersih
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
Reflek menelan : Tidak mau menelan
l. Dada
Bentuk : Normal
Kesimetrisan : simetris
Retraksi sternum : Ada / tidak
Deformitas :
Penonjolan : tidak
Pembengkakan : tidak
m. Paru-paru
1) Pola pernafasan :
Rate : 50x/menit
Keteraturan : tidak
Sesak : ada
Kedalaman :dangkal
Penggunaan otot pernafasan : ada
Vocal premitus :
Krepitasi subcutis :
Perkusi area paru : hyper resonan / resonan/ dullnes
2) Bunyi Pernafasan :
Normal/ fisiologis :
o Vesikuler : ada
o Bronkhovesikuler : tidak
o Tracheal : ada
Abnormal :
o Wheezing : tidak
o Ronchi : tidak
o Rales : tidak
n. Jantung
Pola Jantung :
o Rate : 150 x/menit
o Ritme : ireguler
o Point Max Impuls : tidak
Batas-batas jantung :
o Batas area jantung : ICS ........ s.d ICS ...........
o Bunyi jantung : abnormal : murmur
o. Abdomen
Warna kulit permukaan abdomen: sawo matang
Kesimetrisan : simetris
Distensi abdomen: tidak
Bunyi periltaltik :
Rate :
Keteraturan: teratur
Hati dan limpa :
Batasan area pembesaran hati : 5 cm
Batasan area pembesaran limp.
Nyeri : tidak
p. Genitalia
1. Wanita
- Labia mayora dan minora ; normal
- Orifisiun uretra ; normal
- Vagina : normal
- Klitoris : normal
- Pembengkakan : tidak
- Fungsi BAK : normal
- Kebersihan Vagina : bersih
2. Pria
Penis
- Ukuran :
- Bentuk :
- Meatus Uretra :
- Fimosis :
- Fungsi BAK :
Skrotum
- Warna ;
- Ukuran :
- Pembengkakan: :
Testis
- Teraba : 1 / 2 /belum turun
- Ukuran :
- Bentuk :
- Pembengkakan:
q. Anus
- Wink Anal : ada
- Lubang anus : ada
- Anus : tidak
- Kebersihan : Bersih
- Benjolan : Tidak ada
r. Punggung
1) Kelainan tulang belakang : Tidak ada
2) Spina bipida : Tidak ada
t. Sistem neuromuskular
1. Fleksi ekstensi : mampu
2. Mampu mempertahankan kepala saat tengkurap : mampu
3. Mampu memutar kepala saat tengkurap : mampu
:
7. DATA PENUNJANG
a. Pemeriksaan diagnostik
Foto thorax. Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan vertikel kiri.
Aorta membesar dan arteri pilmonalis menonjol. Corakan paskularisasi paru
meningkat (pletora).
Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3 : 1 pada
bayi cukup bulan atau lebih tinggi dari 1,0 pada bayi pratem (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
EKG. hipertrofi ventrikrel kiri pada PDA yang lebih besar.
Katerisasi jantung. Mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan dalam
venrtrikel kanan dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang elah di oksigenisasi
dalam arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan seperti juga
dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator.
.
B. ANALISA DATA
-Pasien rewel dan tidak Suplai oksigen ke jaringan kelelahan pada saat
Anoreksia
DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH
Edema paru
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
2 Gangguan pertukaran Setelah diberikan asuhan 1. Observasi kualitas dan kekuatan 1. Untuk deteksi dini
gas b.d kongesti keperawatan selama 3 x 24 denyut jantung, nadi ferifer, warna terjadinya gangguan
pulmonal. jam dapat mengurangi adanya dan kehangatan kulit pernapasan dan
peningkatan resistensi 2. Atur posisi anak dengan fowler mengetahui keadaan
Ds:
pembuluh paru, dengan kriteria 3. Hindari anak dari orang yang sirkulasi darah dalam
-Ibu klien mengatakan hasil: terinfeksi tubuh
anaknya kesulitan - Anak akan 4. Berikan istirahat yang cukup 2. Untuk memudahkan
bernafas menunjukkan tanda- 5. Kolaborasi pemberian oksigen jika pasien dalam bernafas
tanda tidak adanya ada indikasi 3. Agar anak tidak tertular
peningkatan resistensi infeksi yang akan
Do: pembuluh paru memperburuk keadaan
-RR(50x/mnt) - ibu klien mengatakan 4. Menurunkan kebutuhan
- Biokimia : Hb 8,5gr anaknya tidak oksigen dalam tubuh
Hb/dl dan albumin 45% mengalami kesulitan 5. Membantu klien untuk
dalam bernafas memenuhi kebutuhan
- RR:40x/menit oksigenasinya.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan keperawaan 1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi 1. Mengetahui kekurangan
kurang dari kebutuhan 3x24 jam diharapkan nafsu klien nutrisi klien.
b.d kelelahan pada makan timbul kembali dan status 2. Mencatat intake dan output makanan 2. Mengetahui perkembangan
saat makan dan nutrisi terpenuhi. Dengan kriteria klien pemenuhan nutrisi klien.
meningkatnya hasil: 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 3. Ahli gizi adalah spesialisasi
kebutuhan kalori. - Anak menjadi tidak rewel membantu memilih makanan yang dalam ilmu gizi yang
dan sudah mau makan dapat memenuhi kebutuhan gizi membantu klien memilih
Ds: - Nafsu makan timbul selama sakit makanan sesuai dengan
-Pasien rewel dan tidak kembali 4. Menganjurkan makan sedikit tapi keadaan sakitnya, usia,
mau makan dan minum - Dan berat badan naik sering tinggi, berat badannya.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk 4. Dengan sedikit tapi sering
Do:
memberikan infus Nacl sesuai mengurangi penekanan
4 Kecemasan orang tua setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan orang 1. Pengetahuan orang tua
b.d kurangnya keperawatan selama 3x24 jam tua akan mempengaruhi persepsi
pengetahuan orang tua Orang tua tampak tenang. 2. Beri penjelasan tentang keadaan dan tingkah lakunya pada
dan hospitalisasi Dengan kriteria hasil: anaknya anak
- orang tua tidak bertanya- 3. Libatkan keluaarga dalam 2. Dengan mengetahui kondisi
Ds: tanya lagi perawatan anaknya anaknya akan mengurangi
-Orang tua cemas, - orang tua berpartisipasi 4. Berikan support dan kecemasan orang tua
tidak tenang, dan dalam perwatan reinforcrment atas apa yang 3. Akan membuat orang tua
emosinya labil - orang tua tidak cemas dan dapat dicapai oleh orang tua nyaman dan lebih dan lebih
emosinya berkurang 5. Latih orang tua tentang cara- tenang jika senantiasa dekat
Do: dan tidak menarik diri cara perawatan anak sebelum dengan anaknya
- Menarik diri pulang 4. Dukungan dan kasih
- Tidak ikut bersedia sayang orang tua akan
dalam melakukan mempercepat kesemnbuhan
proses keperawatan anak
PDA (Patent Ductus 5. Dengan menambah
Arteriosus) pengetahuan
orang tua dalam perawatan
anaknya
akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan
anak.
P:
- Lanjutkan intervensi 4,5 dan 6
2 Gangguan pertukaran gas b.d Tanggal 21 April 2020 Tanggal 21 April 2020
Pukul : 14.00 WIB
kongesti pulmonal. Pukul 11.00 WIB
1. Mengobservasi kualitas dan kekuatan denyut S:
- Ibu klien mengatakan anaknya
jantung, nadi ferifer, warna dan kehangatan kulit
merasa lebih baik
2. Mengatur posisi anak dengan fowler O:
- Denyut jantung (130x/mnt)
3. Menghindari anak dari orang yang terinfeksi
- Pasien terlihat lebih tenan
4. Memberikan istirahat yang cukup A:
- Masalah teratasi sebagian
5. Kolaborasikan pemberian oksigen jika ada indikasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
3 Perubahan nutrisi kurang dari Pada tanggal 21 April 2020 Pada tangal 21 April 2020
Pukul 14.30 WIB
kebutuhan b.d kelelahan pada Pukul: 12.00 WIB
S:
saat makan dan meningkatnya 1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien - Ibu klien mengatakan anaknya
kebutuhan kalori. 2. Mencatat intake dan output makanan klien masih tidak nafsu makan
O:
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
- Makanan tidak habis
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan - Masih sering menangis
gizi selama sakit - Tidak mau menyusu
A:
4. Menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Masalah belum teratasi
5. Kolaborasikan dengan tim medis untuk memberikan
infus Nacl sesuai dengan komposisi tubuh P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 4,5 dan
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA
JELAS
Tanggal 21 2 Tanggal 21 April 2020 Desi
April 2020 Pukul 12.00 WIB Nurhayati
S: TTD
- Ibu klien mengatakan anaknya
merasa lebih baik
O:
- Denyut jantung (130x/mnt)
- Pasien terlihat lebih tenan
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA
JELAS
Tanggal 21 3 S: Desi
April 2020 - Ibu klien mengatakan anaknya Nurhayati
masih tidak nafsu makan
O: TTD
- Makanan tidak habis
- Masih sering menangis
- Tidak mau menyusu
A:
- Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA
JELAS
Tanggal 21 4 S: Desi
April 2020 - Ibu klien sudah sedikit berkurang Nurhayati
kecemasanya
TTD
O:
- Orang tua belum mengetahui
tentang penyakit anaknya
- Orang tua sudah sedikit paham
tentang kondisi anaknya
- Oran tua sudah mulai paham untuk
perawatan anaknya
A:
- Masalah teratasi sebagian
Mei 2020
P
Prof. Dr. Herman Subarjah,
PROSEDUR TETAP M.Si.
NIP. 196009181986031003
Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasikan dan
menganggu di saluran nafas.
Tujuan
1. Melepaskan sekret kental dari saluran pernafasan yang
tidak dapat dilakukan dengan batuk efektif
2. Meningkatkan perukaran udara yang adekuat
3. Menurunkan frekuensi pernafasan dan meningkatkan
ventilasi
4. Membantu batuk lebih efektif
Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Stetoskop
b. Tisu
c. Hands coon
d. Perlak
e. Masker
f. Air hangat
g. Bengkok
h. Sputum pot
2. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
d. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.
3. Prosedur
a. Mencuci tangan
b. Memakai hands scoon dan masker
c. Menjaga privasi pasien
d. Mengatur posisi pasien
e. Memasangkan perlak/alas dan bengkok di pangkuan
pasien bila duduk dan di dekat mulut bila tidur miring
f. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat
menepuk punggung pasien secara bergantian
g. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan dan
tangan perawat di punggung pasien
h. Meminta pasien melakukan ekspirasi pada saat
bersamaan dengan perawat yang melakukan vibrasi
i. Meninta pasien menarik nafas, menahan nafas dan
membatukan dengan kuat
j. Menampung sputum dalam sputum booth
k. Melakukan evaluasi
l. Dan membereskan alat.
Mei 2020
P
Prof. Dr. Herman Subarjah,
PROSEDUR TETAP
M.Si.
NIP. 196009181986031003
Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat
menggunakan nebulator
Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Peralatan 1. Nebulizer
2. Flow meter
3. Obat sesuai terapi
4. Bengkok
5. Kom
6. Tissu
7. Aquabides
8. Spuit
Handscoon
Prosedur Persiapan pasien dan lingkungan
Tahap Pra Interaksi
a.Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b.Mencuci tangan
c.Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
a.Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b.Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
5. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
6. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
7. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek
out flow apakah timbul uap atau embun.
8.Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut
(posisi) yang tepat.
9. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
10.Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-
tanda vital, dan melakukan auskultasi paru secara berkala selama
prosedur.
11.Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk
efektif untuk mengeluarkan sekret.
Tahap terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Disusun oleh :
NIM : 1800868
Kelas : 2B
MEMERIKSA ANEMIA
• Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan, apakah tampak: - Sangat pucat?
- Agak pucat?
MEMERIKSA STATUS HIV
• Apakah ibu pernah diperiksa HI,V? Ya Tidak
Jika Ya, apakah hasilnya Positif Negatif
Jika ibu positif HIV: a. apakah ibu minum ARV? Sudah Belum
a. Apakah ibu minum ARV? Sudah Belum
Jika Sudah : - Apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Ya Tidak
- Apakah ibu patuh minum ARV? Ya Tidak
b. Apakah anak pernah tes HIV pada usia 6 minggu atau lebih? Ya Tidak
Jika Ya, apakah dianjurkan untuk diulangi 4 minggu kemudian Ya Tidak
c. Jika anak lebih dari 18 bulan, apakah pernah dilakukan tes HIV? Ya Tidak
Jika Ya, apakah hasilnya Positif Negatif
• Jika ibu HIV positif & anak tes serologis HIV negatif ATAU tidak diketahui, tanyakan apakah anak :
- masih mendapatkan ASI pada saat tes? atau
- baru berhenti kurang dari 6 minggu pada saat dilakukan tes? atau
- masih mendapatkan ASI pada saat ini?
Jika Ya, apakah anak sudah mendapatkan ARV profilaksis? Sudah Belum
• Apakah anak ada riwayat pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkolosis) dalam 1 tahun terakhir?
Ya Tidak
• Apakah anak memiliki orang tua kandung dan/atau saudara kandung yang terdiagnosis HIV
atau yang meninggal karena penyebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin karena HIV?
Ya Tidak
• Lihat apakah ada salah satu klasifikasi berat: Penyakit sangat berat, Pneumonia berat, Diare
Persisten Berat, Penyakit Berat dengan Demam, Gizi Buruk dengan Komplikasi.
• Periksa apakah terdapat bercak putih di mulut.
• Lakukan tes HIV serologis pada ibu dan anak jika hasil tes HIV dari anemnesa meragukan
atau hasilnya tidak dapat dibuktikan, atau belum pernah tes HIV.
Ya Tidak
Desi Nurhayati
Tindakan/ pengobatan Diare Persisten Berat
I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : MR Laki-laki/Perempuan:
2. Nama Ayah :Tn. D Nama Ibu: ny.S
3. Alamat :Dsn.G Ds.S Kec.S
4. Tanggal Pemeriksaan :22/04./ 2020
5. Tanggal lahir :21/04./2018
6. Umur Anak : 2 tahun
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama: tidak ada
2. Apakah anak punya masalah tumbuh kembang: tidak
III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL
1. BB: 13Kg; PB/TB: 90 Cm. BB/TB: a. Normal b. Kurus c. Sangat kurus d. Gemuk
6. Daya lihat:
Desi Nurhayati
KPSP PADA ANAK UMUR 24
BULAN
YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa
1 Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain Gerak Halus
tanpa menjatuhkan kubus itu?
2 Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk Bicara dan
dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, Bahasa
hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?
Tanya ibu
3 Apakah anak suka meniru bila ibu sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi dan
tangga (menyapu, mencuci, dll)? Kemandirian
4 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai Bicara dan
arti selain "papa" dan "mama"? Bahasa
5 Apakah anak berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan
Gerak Kasar
keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya)
6 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Baju, Rok, atau celananya ? Gerak Halus
7 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga Gerak Kasar
dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan
tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda
tidak mebolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi dan
Kemandirian
9 Dapatkah anak membantu memungt mainannya sendiri atau Bicara dan
membantu mengangkat piring jika diminta? Bahasa
Berdirikan anak
10 Letakkan bola tenis di depan kakinya. Apakah dia dapat menendangnya, Gerak Kasar
tanpa berpegangan pada apapun?
TOTAL = 10
Gerak Kasar 3
Gerak Halus 2
Bicara dan Bahasa 3
Sosialisasi dan Kemandirian 2
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
I. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama ± 30 menit, tentang diare pada anak di
Puskesmas Cimandala, diharapkan masyarakat (sasaran) mengerti tentang bahaya
diare pada anak dan dapat melakukan penanganan segera terhadap anak yang
terserang diare.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pengunjung Puskesmas Cimandala dapat:
a. Menyebutkan pengertian diare
b. Menyebutkan penyebab diare
c. Menyebutkan tanda dan gejala diare
d. Mengetahui cara mengatasi diare di rumah
e. Mengetahui cara pencegahan diare
VI. EVALUASI
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penkes
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Proses :
1. Peserta datang tepat waktu
2. Peserta memperhatikan penjelasan pembawa materi
3. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat
c. Hasil :
1. Peserta menjelaskan apa yang diketahui mengenai diare persisten berat
2. Peserta mengetahui apa itu diare persisten berat
3. Peserta mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada anak
4. Peserta mengetahui tanda dan gejala anak terserang diare persisten berat
5. Peserta mengetahui bagaimana apa yang harus dilakukan jika anak terserang diare
persisten berat
1) Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya(3 kali atau lebih) dalam satu
hari(Depkes RI 2011)
2) Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut
sampai 14 hari atau lebih. Dan diare persisten ini ditandai dengan dehidrasi yang
berat yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan diare persisten ini apabila tidak
ditangani dengan baik maka akan mengancam jiwa.
2. Penyebab Diare
Infeksi
Dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Sumber penyebaran yang paling sering
adalah melalui air yang terkontaminasi oleh tinja atau kotoran. Diare akibat infeksi ini lebih sering
terjadi pada lingkungan dengan sanitasi air bersih yang kurang memadai, baik untuk minum,
memasak dan mencuci (terutama peralatan makan). Rotavirus dan bakteri Escherichia Coli
merupakan dua agen penyebab diare yang paling sering di negara berkembang.
Parentral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya OMA
(otitis media akut). Tobngsilofatringitis, bronkopneumia, ensefalitis, dsb.
Makanan, misalnya basi, beracun, alerggi
Psokologis, misalnya rasa takut atau cemas.
Penyebab lainya
Diare juga dapat menular dari orang ke orang, diperburuk oleh kebersihan pribadi yang buruk.
Makanan merupakan penyebab utama diare ketika disiapkan atau disimpan dalam kondisi
yang tidak higienis. Air dapat mengkontaminasi makanan selama pencucian. Ikan dan seafood
dari air yang tercemar juga dapat menyebabkan diare.
Malnutrisi
Anak-anak yang kekurangan gizi akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini, dan diare itu
sendiri akan menyebabkan gejala yang lebih buruk bagi mereka. Karena setiap terkena
mencret, maka sudah pasti akan membuat mereka kekurangan gizi yang lebih buruk. Maka
tak heran bahwa gizi buruk pada anak balita paling sering disebabkan oleh diare kronis.
3. Klasifikasi
Terdapat beberapa pembagian diare:
Berdasarkan lamanya diare:
b. Diare kronik atau persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama
masa diare tersebut.
5. PENGOBATAN
1. Berikan cairan untuk mengatasi dehidrasi dengan banyak meminum air putih
2. Penambahan suplemen zinc untuk mengurangi tingkat keparahan dan durasi diare
karena suplemen zinc dapat mengurangi tinja dan pengurangan pengeluaran tinja.
3. Penambahan vitamin A pada bayi dan anak untuk pencegahan diare karena infeksi
dan paparan HIV
4. Berikan ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI)
5. Hindari makanan berat, berlemak, berminyak dan juga pedas
6. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti kopi teh dan cola
7. Berikan antibiotik apabila diare disebabkan oleh bakteri.
8. Rujuk segera bila diare terlihat semakin parah ditandai dengan
- Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias
menjadikan diare dengan dehidrasi berat.
- Demam
- Adanya lendir dan darah dalam tinja
6. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah
1) Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap
habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2) Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak
ada lalat.
3) Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4) Makanan harus selalu tertutup
5) Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk
tidak membeli makanan di jajanan terbuka
6) Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air
harus bersih juga harus dimasak
7) Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap
mau digunakan
8) Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu
9) Memasak makanan terutama daging dengan kematangan yang sempurna
10) Membersihkan makanan sebelum dimasak .
11) Dan harus merapkan hidup sehat.
Link video ujian: https://drive.google.com/file/d/1GtdOzcXavGWGEn7FJx4Jm1Rap-
ca13ue/view?usp=drivesdk