Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY / AN

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR

AKIBAT PENYAKIT PDA (Patent Duktus Arteriosus)

1. PENGERTIAN

Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri


yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang
bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani, 2001; 235)

Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah
lahir, yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih
tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375).
Duktus arteriosus adalah suatu pembuluh darah yang menghubungkan aorta (pembuluh
arteri besar yang mengangkut darah ke seluruh tubuh) dengan arteri pulmonalis (arteri
yang membawa darah ke paru-paru), yang merupakan bagian dari peredaran darah yang
normal pada janin.

Duktus arteriosus memungkinkan darah untuk tidak melewati paru-paru. Pada janin,
fungsi ini penting karena janin tidak menghirup udara sehingga darah janin tidak perlu
beredar melewati paru-paru agar mengandung banyak oksigen. Janin menerima oksigen
dan zat makanan dari plasenta (ari-ari). Tetapi pada saat lahir, ketika bayi mulai bernafas,
duktus arteriosus akan menutup karena darah harus mengalir ke paru-paru agar
mengandung banyak oksigen. Pada 95% bayi baru lahir, penutupan duktus terjadi dalam
waktu 48-72 jam.

2. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti namun ada
beberapa faktor yang di duga mempunyai pengaruh pada pada peningkatan angka
kejadian penyakit jantung bawaan, diantaranya:
a. Faktor prenatal, diantaranya:
1. Ibu menderita penyakit infeksi (rubella)
2. Ibu alkohoklisme
3. Umur ibu lebihh dari 40 tahun
4. Ibu menderita penyakit Diabetes Melitus(DM) yang memerlukan insulin
5. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
b. Faktor genetik, diantaranya:
1. Anak yang lahir sebelum waktunya(prematur)
2. Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan
3. Kelainan kromosow seperti Down Syndrom

3. MANIFESTASI KLINIK
1. Gawat nafas disertai tanda-tanda gagal jantung pada bayi khususnya yang lahir
prematur. Gangguan pernafasan ini disebabkan oleh pemintasan aliran darah
dalam jumlah sangat besar kedalam paru-paru melalui dukus arteriosus yang
terbuka (paten) dan peningkatan beban kerja pada jantung sebelah kiri.
2. Bising gipson ( mac hinerimur-mur yang klasik ), bising yang terus menerus
terdengar sepanjang systole dan distole pada anak yang lebih besar dan dewasa
akibat permitasan aliran darah dari aorta kedalam arteri pulmonaris pada saat
systole dan diastole. ( bising ini paling jelas terdengar pada daerah basis kordis,
yaitu pada ruang slaiga kedua kiri di bawah klafikula kiri. Bising tersebut dapat
mengamburkan bunyi S2 namun bising ini pada shunt kanan ke kiri mungkin tidak
ada).
3. Vibrasi ( thrill) yang teraba saat palpasi pada tepi kiri sternum, gejala ini disebabkan
oleh pemintasan aliran darah dari aorta pulmonaris.
4. Impuls vertikel kiri yang nyata akibat hipertrofi ventrikel kiri denyut nadi perifer yang
memantau (nadi corigan) akibat keadaan aliran yang tinggi.
5. Tekanan nadi yang melebar akibat kenaikan tekanan sistolik dan terutama akibat
penurunan tekanan diastolik pada saat darah memitas melalui PDA dan demikian
mengurangi tahapan tepi.
6. Motorik yang lambat akibat gagal jantung.
7. Kegagalan tumbuh kembang akibat gagal jantung
8. Keletihan dan dispenia pada saat melakukan kegiatan yang dapat terjadi pada
dewasa yang mengalami PDA yang tidak terditeksi.
9. Sulit saat makan dan juga nafas tersegal-segal.
10. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru)
11. Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan
memenuhi paru-paru. Penderita akan tampak sakit, dengan gejala berupa, berat
badannya tidak bertambah, berkeringat dankesulitan dalam bernafas

4. RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN (YANG MENDUKUNG PADA


PENYAKIT)
1. Penyebabnya dapat berkaitan dengan penyakit bawaan
2. Bayi dengan lahir yang prematur
3. Riwayat orang tua memiliki penyakit cacat jantung dan yang lainya.
4. Ibu yang terinfeksi penyakit rubella
5. Dan ibu yang sering mengkonsomsi obat penenang atau jamu

5. PENGKAJIAN FISIK HEAD TO TOE DATA FOKUS SESUAI TEORI


(LIHAT MANIFESTASI KLINIS, KELOMPOKAN SESUAI AREA)
Pemeriksaan fisik di fokuskan pada area yang terkena penyakit tersebut yaitu
kardiovaskular dan pemeriksaan lain yang mendukung penyakit tersebut diantaranya:
1. Pernafasan (Breath)
Nafas cepat, sesak nafas, bunyi tambahan (marchinery murmur) , adanya otot bantu
nafas saat inspirasi, rektasi.
2. Kardiovaskuler ( Blood)
Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik,
edema tungkai , clubbing figer dan sianosis
3. Persyarafan ( Brain )
Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.
4. Perkemihan ( Bladder )
Produksi urin yang menurun
5. Pencernaan ( bowel )
Nafsu makan menurun (anoreksia) , porsi makan tidak habis
6. Muskuloskeletal ( Bone )
Kemampuan pergerakan sendi terbatas dan juga kelelahan.

6. DATA PENUNJANG
a. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Foto thorax. Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan vertikel kiri. Aorta
membesar dan arteri pilmonalis menonjol. Corakan paskularisasi paru meningkat
(pletora). Tetapi bila lelah terjadi hiperensi pulmonal yang di sertai perubahan
vaskuler paru, maka corakan tersebut di daerah tepi akan berkurang.
2. Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3 : 1 pada
bayi cukup bulan atau lebih tinggi dari 1,0 pada bayi pratem (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
3. Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
4. EKG. Berpariasi sesuai tingkat keparahan, PDA yang kecil tidak abnomalitas
hipertrofi ventrikrel kiri pada PDA yang lebih besar.
5. Katerisasi jantung. Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan
dalam venrtrikel kanan dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang elah di
oksigenisasi dalam arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan
seperti juga dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator.
6. Rontgen dada. Pemeriksaan ini akan membantu dokter melihat kondisi jantung dan
paru-paru bayi.

7. TERAPI OBAT/INFUS/DIET YANG DIBERIKAN


1. Pembedahan untuk ligasi duktus jika penatalaksanaan medis tidak bisa
mengendalika gagal jantung (bayi denga PDA asimpetometik tidak memerlukan
penanganan segera, apabila gejala ringan, ligasi PDA dengan pembedahan
biasanya baru dilakukan setelah usia 1 tahun).
2. Pemberian indometasin ( inbihitor prostaglandin) untuk menimbulkan spasme
ductus dan penutupan pada bayi prematur.
3. Terapi profilaksis dengan antibiotik untuk melindungi bayi dari endokaditis
infeksiosa
4. Penanganan gagal jantung melalui pembatasan cairan, pemberian diuretik dan
digoksin.
5. Terapi yang lain termasuk kateterisasi jantung untuk menaruh sumbat atau
umbrella ( benda seperti payung ) dalam ductus arteriosus yang akan
menghentikan pemintasan.
6. Akhir-akhir ini ibuprofen mulai diperkenalkan sebagai terapi alternatif yang
dikatakan memiliki efektifitas yang baik juga untuk PDA
7. Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan untuk meningkatkan
diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular
8. Pembedahan : Pemotongan atau pengikatan duktus.
9. Non pembedahan : Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu
kateterisasi jantung
8. ANALISA DATA (PHATWAY )
(Patofisiologidimulaidarietiologisampaidengandamfak/masalahkeperawatan yang timbul)

Ibu terinfeksi rubella, alkoholism penyakit jantung bawaan dari orang tua
usia saat hamil lebih dari 40 tahun, (kelainan kromosom)
mengkonsumsi jamu.

Faktor prenatal bayi lahir prematur faktor genetik

Kelainan duktus arteriosus

Aliran darah ke sirku- darah dari aota melalui PDA


Lasi sistemik

Stimukasi s.s simpatis Shunting/pirau kiri ke kanan


HR (dari aorta ke pulmonalis

Kerja ventrikel kiri aliran darah arteri pulmonalis


(bertekanan)

Hipertropi vetrikel kiri


Aliran darah ke paru

(hipertensi pulmonal)

Aliran darah ke atrium

kiri melalui katup mitral

Seolah2 stenosis

Murmur mid diastolik

Aliran darah ke

ventrikel kiri
kemudian bagan dari lanjutan sambungan sebelah kanan samping Shunting/pirau kiri ke
kanan (dari aorta ke pulmonalis)

Percampuran darah yg

teroksigenasi dg darah
yg blm teroksigenasi
(Sindrome
Eisenmeng

Shunting/pirau kiri ke kanan


(dari aorta ke pulmonalis) O2 dlm darah ke
sirkulasi
sistemik

Murmur sistolik Perfusi O2 ke sel konfensasi o2 dgn nafas cpt

Sianosis senral Tukipnea


Tekanan paru > Aorta
Gangguan perfusi jaringan sesak nafas
Beban ventrikel kanan
Gangguan pola nafas Sulit minum makan
Hipertropi ventrikel
kanan
nutrisi ke sel turun
respirasi anaerob
BB dan TB kurang
pembentukan energi
Gangguan intake nurtrisi
kurang dari kebutuhan
kelelahan

kurang aktif gangguan tumbuh kembang

Intoleran aktivitas
Diagnosa Keperawatan yang mungkin Muncul :

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung


2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti fulmona
3. Perubahan nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan
pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
9. PERENCANAAN (DIAGNOSA, TUJUAN, INTERVENSI,RASIONAL)

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
NO KEPERAWATAN

1. Setelah diberikan asuhan 1. Observasi kualitas dan 1. Permulaan gangguan pada


Penurunan curah keperawatan selama 3 x 24 jam, kekuatan denyut jantung, nadi jantung akan ada perubahan
diharapkan dapat perifer, warna dan kehangatan tanda-tanda vital, semuanya
jantung berhubungan
mempertahankan curah jantung kulit harus cepat dideteksi untuk
dengan malforasi yang adekuat. Dengan kriteria 2. Tegakkan derajat sianosis penanganan lebih lanjut.
hasil: (sirkumoral, membran mukosa, 2. Pucat menunjukkan adanya
jantung
- Tanda-tanda membaiknya clubbing) penurunan perfusi sekunder
curah jantung 3. Monitor tanda-tanda CHF terhadap ketidak adekuatan
Ds: - Anak tidak menangis lagi (gelisah, takikardi, tachypnea, curah jantung, vasokonstriksi
dan tidak rewel sesak, mudah lelah, periorbital dan anemia
- Ibu klien - Denyut nadi 110x/menit edema, oliguria, dan 3. Deteksi dini untuk mengetahui
- pernafasan 40x/menit hepatomegali) adanya gagal jantung
mengatakan - Suara jantung tambahan Kolaborasi kongestif
anaknya (Machinery mur-mur 4. Pemberian digoxin sesuai Kolaborasi
persisten) berkurang order, dengan menggunakan 4. Obat dapa mencegah
gelisah, rewel, teknik pencegahan bahaya memburuknya keadaan
dan menangis toksisitas. pasien.
5. Berikan pengobatan untuk 5. Obat anti afterload mencegah
menurunkan afterload terjadinya vasokonstriksi
Do : 6. Berikan diuretik sesuai indikasi 6. Diuretik bertujuan untuk
menurunkan volume plasma
- Denyut nadi dan menurunkan retensi
cairan di jaringan sehingga
(150 x/menit) menurunkan risiko terjadinya
- Tachyepne edema paru..

- Suara jantung
tambahan
- Machinery mur-
mur persisten
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

2. Gangguan pertukaran Setelah diberikan asuhan 1. Observasi kualitas dan 1. Untuk deteksi dini terjadinya
keperawatan selama 3 x 24 kekuatan denyut jantung, nadi gangguan pernapasan dan
gas b.d kongesti
jam dapat mengurangi adanya ferifer, warna dan kehangatan mengetahui keadaan sirkulasi
pulmonal. peningkatan resistensi kulit darah dalam tubuh
pembuluh paru, dengan kriteria 2. Atur posisi anak dengan fowler 2. Untuk memudahkan pasien
Ds : hasil: 3. Hindari anak dari orang yang dalam bernafas
- Anak akan terinfeksi 3. Agar anak tidak tertular infeksi
menunjukkan tanda- 4. Berikan istirahat yang cukup yang akan memperburuk
- Ibu klien tanda tidak adanya 5. Kolaborasi pemberian oksigen keadaan
mengatakan peningkatan resistensi jika ada indikasi 4. Menurunkan kebutuhan
pembuluh paru oksigen dalam tubuh
anaknya - ibu klien mengatakan 5. Membantu klien untuk
kesulitan anaknya tidak memenuhi kebutuhan
mengalami kesulitan oksigenasinya.
bernafas. dalam bernafas
- RR:40x/menit
Do:

- RR ( 50/menit)
DIAGNOSA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

3. Setelah dilakukan keperawaan 1. Kaji pemenuhan kebutuhan 1. Mengetahui kekurangan nutrisi


Perubahan nurtisi 3x24 jam diharapkan nafsu nutrisi klien klien.
makan timbul kembali dan status 2. Mencatat intake dan output 2. Mengetahui perkembangan
kurang dari kebutuhan
nutrisi terpenuhi. Dengan kriteria makanan klien pemenuhan nutrisi klien.
tubuh b.d kelelahan hasil: 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 3. Ahli gizi adalah spesialisasi
- Anak menjadi tidak rewel membantu memilih makanan dalam ilmu gizi yang membantu
pada saat makan dan
dan sudah mau makan yang dapat memenuhi klien memilih makanan sesuai
meningkatnya - Nafsu makan timbul kebutuhan gizi selama sakit dengan keadaan sakitnya, usia,
kembali 4. Menganjurkan makan sedikit tapi tinggi, berat badannya.
kebutuhan kalori.
- Dan berat badan naik sering 4. Dengan sedikit tapi sering
5. Kolaborasi dengan tim medis mengurangi penekanan yang
Ds: untuk memberikan infus Nacl berlebihan pada lambung.
sesuai dengan komposisi tubuh 5. Untuk memenuhi kebutuhan
- Pasien rewel nutrisi yang kurang dari pasien

dan tidak mau


makan dan
minum

Do:

- Nafsu makan
menurun dan
tidak habis.
- Berat badan
berkurang

DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
NO
4 Intoleran aktivitas Setelah diberikan asuhan 1. Kolaborasikan dengan tenaga 1. Terapi diperlukan dalam
keperawatan selama 3 x 24 jam, medik dalam merencanakan membantu pasien
berhubungan dengan
diharapkan intoleran aktivitas terapi yang tepat 2. Dengan aktivitas yang
ketidak seimbangan dapat teratasi dengan kriteria 2. Bantu klien mengidentifikasi sederhana tidak akan
hasil: aktivitas yang mampu dilakukan membuat lelah
antara suplei dengan
- Mampu melakukan 3. Bantu untuk mendapatkan alat 3. Dengan alat aktivitas dapat
kebutuhan oksigen aktivitas sehari-hari aktivitas membantu kegiatan
- TTV dalam batas normal 4. Bantu untuk membuat jadwal sederhana
Ds: - Tidak merasakan lemah latihan di waktu yang luang 4. Latihan yang terjadwal tidak
membuat pasien kecapean
- Ibu pasien
mengatakan
pasien lemas
dan kelelahan

Do:

- Aktivitas pasien
dibantu
- TTV tidak
dalam batas
normal.
DAFTAR PUSTAKA

Kowalak.P. Jenifer, Welsh.William, Mayer. Brenna. 2011. Buku Ajar Fatofisiologi. Jakarta. EGC

https://askep.asuhan-keperawatan.com/2013/10/asuhan -keperawaan-anak-pada-pasien-dengan-penyakit-jantung-bawaan-81304.html

http://senyumketiga.blogspot.com/2014/08/makalah-sistem-kardiovaskuler-pad.html

https://vdocuments.site/pathway-pda.html
FORMAT ASKEP
ANAK SAKIT

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN


DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR

AKIBAT PENYAKIT PDA (Patent Duktus Arteriosus)

Nama : Desi Nurhayati

NIM : 1800868

Kelompok :2

Ruang :

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UPI KAMPUS DAERAH DI SUMEDANG
Jln. Margamukti No. 93 Licin cimalaka Sumedang 45353
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : PN
TTL (Umur) : 20 Maret 2019
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan Darah :B
Tanggal Masuk RS : 21 April 2020 jam 09.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 21 April 2020
No. RM : 1800868
Diagnosa Medis : Paten Ductus Arteriosus
Alamat :Dsn. Gunung puyuh Rt.05/Rw.10 Desa Sukajaya
b. Identitas Penanggung Jawab
Identitas ayah Ibu
Nama Tn. U Ny.Y
Umur 42 Tahun 38 Tahun
Suku bangsa Sunda, Indonesia Sunda, Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMP SMA
Pekerjaan Wirasuwasta Ibu rumah tangga
Keadaan kesehatan Sehat Sehat

2. KELUHAN UTAMA
Ibu klien mengatakan anaknya sesak nafas dan merasa letih

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
2 hari sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan klien pada sebelum
masuk rumah sakit mengalami sesak nafas dan juga rewel terus menangis dan
tidak mau makan. Dan juga klien terlihat lemas, dan letih. Kemudian klien
dibawa ke klinik terdekat dan diberikan nebulizer dan juga obat. Kemudian klien
pulang kerumah dan keadaanya masih sama sehingga orang tuanya membawa
klien ke rumah sakit Sumedang . Klien datang ke IGD RSUD Sumedang pukul
09.00 WIB pada tanggal 21 April 2020 bersama orang tua dan juga
keluarganya, saat itu pasien di kaji dan dilakukan pemeriksaan dan harus di
rawat inap di rumah sakit.
Pada saat dikaji di ruang Tanjung RSUD Sumedang, ibu klien mengatakan
bahwa anaknya masih sesak dan rewel dan juga mengeluarkan banyak keringat
dan harus selalu di gendong, juga ibu klien mengatakan anaknya masih tidak
mau makan.

b. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan bahwa saat persalinan beliau melahirkan di rumah sakit
karena beliau melahirkan secara sesar dan prematur dengan usia kehamilan
pada saat itu usia 32 minggu . Pada saat itu bayi lahir dengan berat badan 1700
gram dengan panjang 30,3 cm.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram minimal 3 generasi)


Klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, dan anak pertama berumur 13
tahun berjenis kelamin laki-laki sedangkan anak kedua berumur 9 tahun berjenis
kelamin laki-laki juga dan yang terakhir klien yang beumur 1 tahun dan berjenis
kelamin perempuan. Sedangkan ibu klien merupakan anak pertama dari 2
bersaudara dan adiknya berumur 28 tahun dan ibu dan ayahnya masih ada
walaupun sudah tua semua keadaan kesehatanya sehat. Sedangkan ayah klien
merupakan anak tunggal dan beliau mempunyai penyakit jantung bawaan
seperti ayahnya yang sudah meninggal, sedangkan ibunya masih ada dan
dalam keadaan sehat.

Genogram :
Keterangan :
: penyakit yang sama

: laki-laki

: sudah meninggal

: perempuan

: garis keturunan
: garis yang tinggal serumah

ECOMAP

Keluarga besar

Teman

Perawat

Teman
Keluarga
4. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
NO ADL Dirumah Di RS
1. NUTRISI
Makan
 Jenis Tim,lauk pauk, Bubur, lauk pauk,
sayuran dan buah- buah-buahan.
buahan yang di
blender.
 Frekuensi 3x sehari 2x sehari
 Porsi/jumlah kalori ½ porsi ½ porsi(tidak habis)
 Cara makan Disuapi dengan Disuapi dengan
(Persendok/NGT/Melalui Ibu) sendok. sendok

Minum Asi dan Air mineral Asi dan Air mineral


 Jenis Tidak menentu Tidak menentu
 Frekuensi 120 cc Kurang dari 120 cc
 Jumlah (CC) Menete pada ibu Pake dot dan juga
 Cara minum menete pada ibu.
(Persendok/NGT/Melalui Ibu)
Masalah : Terdapat masalah pada pola
makan karena klien tidak nafsu makan.

2. ELIMINASI
Buang Air Besar
 Frekuensi 1x sehari 2x sehari
 Waktu Pagi hari Pagi hari
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
 Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Buang Air Kecil
 Frekuensi 4x sehari 4x sehari
 Jumlah (CC) 500 cc 500 cc
 Warna Kuning jernih Kuning jernih
 Kesulitan Pergi ke kamar Memakai pempers
mandi dengan
ibunya

Masalah: Tidak ada masalah dalam


eliminasi
3. ISTIRAHAT DAN TIDUR
 Waktu Tidur
 Malam, pukul 19.00-07.00 WIB 19.00-06.00 WIB
 Siang, pukul 11.30-14.00 WIB Tidak menentu
 Lamanya

Masalah: Tidak ada masalah

4. KEBERSIHAN DIRI
 Mandi/dilap 2x sehari/mandi 2x sehari/ dilap
 Pemeliharaan mulut/gigi 2x sehari 2x sehari
 Pemeliharaan kuku 1 minggu sekali 1 minggu sekali
 Pemeliharaan rambut 2x sehari 3x sehari
Masalah: Tidak ada masalah dalam
kebersihan diri.

5. RIWAYAT PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN


a. Pertumbuhan :
Riwayat pertumbuhan klien terganggu karena klien sering mengalami sesak
sehingga tidak seperti anak yang lain seusianya ditambah dengan klien sering
menangis dan juga nafsu makanya menurun sehingga menyebabkan berat
badanya berkurang dan juga gagal jantung ini sangat berdampak pada
pertumbuhanya sehingga klien tidak tumbuh secara baik dan pertumbuhanya
tidak seperti anak lain seusianya yang tumbuh secara baik karena kesehatanya
klien terganggu.
b. Perkembangan :
Perkembangan klien juga mengalami perubahan atau keterlambatan, motorik
yang lambat terjadi akibat gagal jantung dan klien juga tidak bisa melakukan
kegiatan seperti anak yang lainya karena mudah sekali mengalami kelelahan dan
kecapean dan juga mengalami peningkatan kebutuhan ventilator.
6. PEMERIKSAAN FISIK (Head to Toe)
a. Penampilan umum : Terlihat sesak dan lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital
1) Suhu Aksila : 38 C
2) BJA/Nadi
Pola : Cepat
Frekuensi : 130x/menit
Kekuatan : normal
3) Pernafasan
Frekuensi : 140x/ menit
Pola : Cepat
Irama :normal
4) Tekanan darah :110/70 mmHg

d. Antropometri
1) Lingkar kepala : 43,5 cm
2) Lingkar Dada : 52 cm
3) Lingkar perut : 58 cm
4) LLA :
5) Berat Badan : 14 kg
6) Tinggi Badan : 80 cm
e. Kulit
- Warna : sawo matang
- Turgor : kurang dari 3 detik
- Perdarahan : tidak ada
- Edema : tidak ada

f. Kepala dan Wajah


1) Kepala
- Bentuk Kesimetrisan : simetris
- Ukuran : normal
- Sutura :
2) Rambut
- Warna : Hitam
- Kebersihan : Bersih
- Distribusi : Merata
- Lesi : Tidak ada
g. Mata
1) Alis
- Kesimetrisan : Simetris
- Distribusi bulu alis : Merata
2) Kelopak Mata
- Ptosis : tidak
- Edema : tidak
3) Bulu Mata : Ada
4) Bola Mata : Coklat
5) Konjungtiva
- Warna : Merah muda
6) Sklera
- Warna : Putih
7) Refleks kornea : normal
8) Refleks Pupil : normal
9) Jarak kantus mata : tidak dikaji
10) Ketajaman Penglihatan : normal

h. Telinga
1) Kesimetrisan Posisi : simetris
2) Pinna, Meatus akustikus kebersihan nyeri : normal
3) Membran timpany : normal
4) Tes pendengaran : normal
i. Hidung
o Kesimetrisan : simetris
o Cuping hidung : ada
o Hidung tersumbat : tidak
o Sekret : tidak
o Perdarahan : tidak
o Nares : tidak
o Mukosa hidung dan kebersihan : Bersih

j. Mulut faring dan laring


1) Bibir :
 Warna : Merah muda
 Kesimetrisan : simetris
 Lesi : tidak
 Kelembaban : lembab
 Fisura : normal
 Refleks gag :normal
2) Gusi :
 Warna : Merah muda
 Edema : tidak
 Perdarahan : tidak
3) Gigi :
 Jumlah :5
 Kebersihan : Bersih
 Karies : tidak
 Palatum : tidak
 Kesukaran membuka : tidak
 Labioskisis : tidak
4) Lidah :
 Kesimetrisan : simetris
 Warna : Merah muda
 Kelembaban : lemab
 Luka : tidak
 Bercak-bercak : tidak
5) Laring
 Obstruksi Laring
6) Faring :
 Hyperemia : tidak
 Edema Laring : tidak
 Pembengkakan tonsil : tidak
 bercak-bercak : tidak

k. Leher
 Bentuk Kesimetrisan : simetris
 Lipatan :
 Kebersihan : Bersih
 Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
 Reflek menelan : Tidak mau menelan

l. Dada
 Bentuk : Normal
 Kesimetrisan : simetris
 Retraksi sternum : Ada / tidak
 Deformitas :
 Penonjolan : tidak
 Pembengkakan : tidak
m. Paru-paru
1) Pola pernafasan :
 Rate : 50x/menit
 Keteraturan : tidak
 Sesak : ada
 Kedalaman :dangkal
 Penggunaan otot pernafasan : ada
 Vocal premitus :
 Krepitasi subcutis :
 Perkusi area paru : hyper resonan / resonan/ dullnes

2) Bunyi Pernafasan :
 Normal/ fisiologis :
o Vesikuler : ada
o Bronkhovesikuler : tidak
o Tracheal : ada
 Abnormal :
o Wheezing : tidak
o Ronchi : tidak
o Rales : tidak
n. Jantung
 Pola Jantung :
o Rate : 150 x/menit
o Ritme : ireguler
o Point Max Impuls : tidak
 Batas-batas jantung :
o Batas area jantung : ICS ........ s.d ICS ...........
o Bunyi jantung : abnormal : murmur

o. Abdomen
 Warna kulit permukaan abdomen: sawo matang
 Kesimetrisan : simetris
 Distensi abdomen: tidak
 Bunyi periltaltik :
Rate :
 Keteraturan: teratur
 Hati dan limpa :
 Batasan area pembesaran hati : 5 cm
 Batasan area pembesaran limp.
 Nyeri : tidak

p. Genitalia
1. Wanita
- Labia mayora dan minora ; normal
- Orifisiun uretra ; normal
- Vagina : normal
- Klitoris : normal
- Pembengkakan : tidak
- Fungsi BAK : normal
- Kebersihan Vagina : bersih
2. Pria
Penis
- Ukuran :
- Bentuk :
- Meatus Uretra :
- Fimosis :
- Fungsi BAK :
Skrotum
- Warna ;
- Ukuran :
- Pembengkakan: :

Testis
- Teraba : 1 / 2 /belum turun
- Ukuran :
- Bentuk :
- Pembengkakan:
q. Anus
- Wink Anal : ada
- Lubang anus : ada
- Anus : tidak
- Kebersihan : Bersih
- Benjolan : Tidak ada

r. Punggung
1) Kelainan tulang belakang : Tidak ada
2) Spina bipida : Tidak ada

s. Ekstremitas atas bawah


1. Bentuk kesimetrisan : Simetris
2. Rentang gerak : normal
3. Telapak tangan : normal
4. Kuku : normal
5. Tonus otot : normal
6. Spasme otot : lemah
7. Paralisis : normal
8. Atropi/hipertropi :normal
9. Kontraktur : normal
10.Polidaktili : normal
11.Clubing finger : normal
12.CRT :normal
13.Refleks babinsky :normal
14.Refleks graft :normal

t. Sistem neuromuskular
1. Fleksi ekstensi : mampu
2. Mampu mempertahankan kepala saat tengkurap : mampu
3. Mampu memutar kepala saat tengkurap : mampu
:
7. DATA PENUNJANG

a. Pemeriksaan diagnostik
 Foto thorax. Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan vertikel kiri.
Aorta membesar dan arteri pilmonalis menonjol. Corakan paskularisasi paru
meningkat (pletora).
 Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3 : 1 pada
bayi cukup bulan atau lebih tinggi dari 1,0 pada bayi pratem (disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
 EKG. hipertrofi ventrikrel kiri pada PDA yang lebih besar.
 Katerisasi jantung. Mengungkapkan tekanan normal atau meningkatkan dalam
venrtrikel kanan dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang elah di oksigenisasi
dalam arteri pulmonalis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan seperti juga
dengan kurva hidrogen dan pengenceran indikator.
.
B. ANALISA DATA

DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH

(Machinery mur-mur persisten) Penurunan curah


Data Subjektif : jantung berhubungan
- Ibu klien mengatakan Terbukanya ductus arteriosus dengan malforasi jantung
anaknya gelisah, rewel,
dan menangis. Dialirkannya darah dari tekanan
tinggi(aorta descenden) ke
Data Objektif : tekanan yang lebih kecil (arteri
- Denyut nadi naik (150 pulmonalis)
x/menit)
- Tachyepne Resirkulasi darah beroksigen dari
- Suara jantung tambahan aorta ke arteri pulmonalis

Beban ventrikel kiri ↑

Curah jantung turun

Penurunan curah jantung


DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH

Curah jantung turun Perubahan nurtisi kurang


Data Subjektif:
dari kebutuhan tubuh b.d

-Pasien rewel dan tidak Suplai oksigen ke jaringan kelelahan pada saat

mau makan dan minum berkurang makan dan


meningkatnya kebutuhan
Data Objektif: Pemecahan glukosa oleh O2 kalori.
menjadi terganggu
-Nafsu makan menurun

-Makan tidak habis. Pembentukan energi berkurang


Lemah, lesu
-Berat badan berkurang

Anoreksia
DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH

Data Subjektif: Dialirkannya darah dari tekanan Gangguan pertukaran


-Ibu klien mengatakan tinggi(aorta descenden) ke gas berhubungan
anaknya kesulitan bernafas tekanan yang lebih rendah (arteri dengan kongesti
pulmonalis) pulmonal
Data Objektif:
-RR(50x/mnt) Resirkulasi darah beroksigen dari
- Biokimia : Hb 8,5gr Hb/dl aorta ke arteri pulmonalis
dan albumin 45% Beban ventrikel kiri ↑

Pelebaran dan hipertensi vertikel


kiri

Tekanan vena dan kapiler


pulmonar naik

Edema paru

Penurunan difusi oksigen

Gangguan pertukaran gas


DATA SENJANG ETIOLOGI MASALAH

Data Subjektif : Dampak hospitalisasi pada anak Kecemasan orang tua


-Orang tua cemas, tidak b.d kurangnya
tenang, dan emosinya labil Anak menangis dan ketakutan pengetahuan orang tua
Data Objektif: dan hospitalisasi
- Menarik diri Kecemasan pada orang tua
- Tidak ikut bersedia dalam
melakukan proses Kecemasan orang tua
keperawatan PDA (Patent
Ductus Arteriosus)
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRIORITAS

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1 Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung


2 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal
3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan kelelahan
pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
4 Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya pengetahuan orang
tua dan hospitalisasi.
D. PERENCAAAN

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN

1 Setelah diberikan asuhan 1. Observasi kualitas dan kekuatan 1. Permulaan gangguan


Penurunan curah
keperawatan selama 3 x 24 jam, denyut jantung, nadi perifer, warna pada jantung akan ada
jantung berhubungan
diharapkan dapat dan kehangatan kulit perubahan tanda-tanda
dengan malforasi
mempertahankan curah jantung 2. Tegakkan derajat sianosis vital, semuanya harus
jantung.
yang adekuat. Dengan kriteria (sirkumoral, membran mukosa, cepat dideteksi untuk

Ds: hasil: clubbing) penanganan lebih lanjut.


- Tanda-tanda membaiknya 3. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, 2. Pucat menunjukkan
- Ibu klien mengatakan curah jantung takikardi, tachypnea, sesak, mudah adanya penurunan perfusi
anaknya gelisah, - Anak tidak menangis lagi lelah, periorbital edema, oliguria, dan sekunder terhadap ketidak
rewel, dan menangis. dan tidak rewel hepatomegali) adekuatan curah jantung,
- Denyut nadi 110x/menit Kolaborasi vasokonstriksi dan anemia
Do: - pernafasan 40x/menit 4. Pemberian digoxin sesuai order, 3. Deteksi dini untuk
- Denyut nadi naik (150 - Suara jantung tambahan dengan menggunakan teknik mengetahui
x/menit) (Machinery mur-mur pencegahan bahaya toksisitas. adanya gagal jantung
-Tachyepne persisten) berkurang 5. Berikan pengobatan untuk kongestif
-Suara jantung menurunkan afterload Kolaborasi
tambahan 6. Berikan diuretik sesuai indikasi 4. Obat dapa mencegah
memburuknya keadaan
pasien.
5. Obat anti afterload
mencegah terjadinya
vasokonstriksi
6. Diuretik bertujuan untuk
menurunkan volume
plasma dan menurunkan
retensi cairan di jaringan
sehingga menurunkan
risiko terjadinya edema
paru..

NO
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

2 Gangguan pertukaran Setelah diberikan asuhan 1. Observasi kualitas dan kekuatan 1. Untuk deteksi dini
gas b.d kongesti keperawatan selama 3 x 24 denyut jantung, nadi ferifer, warna terjadinya gangguan
pulmonal. jam dapat mengurangi adanya dan kehangatan kulit pernapasan dan
peningkatan resistensi 2. Atur posisi anak dengan fowler mengetahui keadaan
Ds:
pembuluh paru, dengan kriteria 3. Hindari anak dari orang yang sirkulasi darah dalam
-Ibu klien mengatakan hasil: terinfeksi tubuh
anaknya kesulitan - Anak akan 4. Berikan istirahat yang cukup 2. Untuk memudahkan
bernafas menunjukkan tanda- 5. Kolaborasi pemberian oksigen jika pasien dalam bernafas
tanda tidak adanya ada indikasi 3. Agar anak tidak tertular
peningkatan resistensi infeksi yang akan
Do: pembuluh paru memperburuk keadaan
-RR(50x/mnt) - ibu klien mengatakan 4. Menurunkan kebutuhan
- Biokimia : Hb 8,5gr anaknya tidak oksigen dalam tubuh
Hb/dl dan albumin 45% mengalami kesulitan 5. Membantu klien untuk
dalam bernafas memenuhi kebutuhan
- RR:40x/menit oksigenasinya.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan keperawaan 1. Kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi 1. Mengetahui kekurangan
kurang dari kebutuhan 3x24 jam diharapkan nafsu klien nutrisi klien.
b.d kelelahan pada makan timbul kembali dan status 2. Mencatat intake dan output makanan 2. Mengetahui perkembangan
saat makan dan nutrisi terpenuhi. Dengan kriteria klien pemenuhan nutrisi klien.
meningkatnya hasil: 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 3. Ahli gizi adalah spesialisasi
kebutuhan kalori. - Anak menjadi tidak rewel membantu memilih makanan yang dalam ilmu gizi yang
dan sudah mau makan dapat memenuhi kebutuhan gizi membantu klien memilih
Ds: - Nafsu makan timbul selama sakit makanan sesuai dengan
-Pasien rewel dan tidak kembali 4. Menganjurkan makan sedikit tapi keadaan sakitnya, usia,
mau makan dan minum - Dan berat badan naik sering tinggi, berat badannya.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk 4. Dengan sedikit tapi sering
Do:
memberikan infus Nacl sesuai mengurangi penekanan

-Nafsu makan menurun dengan komposisi tubuh yang berlebihan pada


lambung.
-Makan tidak habis. 5. Untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi yang
-Berat badan
kurang dari pasien.
berkurang
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

4 Kecemasan orang tua setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan orang 1. Pengetahuan orang tua
b.d kurangnya keperawatan selama 3x24 jam tua akan mempengaruhi persepsi
pengetahuan orang tua Orang tua tampak tenang. 2. Beri penjelasan tentang keadaan dan tingkah lakunya pada
dan hospitalisasi Dengan kriteria hasil: anaknya anak
- orang tua tidak bertanya- 3. Libatkan keluaarga dalam 2. Dengan mengetahui kondisi
Ds: tanya lagi perawatan anaknya anaknya akan mengurangi
-Orang tua cemas, - orang tua berpartisipasi 4. Berikan support dan kecemasan orang tua
tidak tenang, dan dalam perwatan reinforcrment atas apa yang 3. Akan membuat orang tua
emosinya labil - orang tua tidak cemas dan dapat dicapai oleh orang tua nyaman dan lebih dan lebih
emosinya berkurang 5. Latih orang tua tentang cara- tenang jika senantiasa dekat
Do: dan tidak menarik diri cara perawatan anak sebelum dengan anaknya
- Menarik diri pulang 4. Dukungan dan kasih
- Tidak ikut bersedia sayang orang tua akan
dalam melakukan mempercepat kesemnbuhan
proses keperawatan anak
PDA (Patent Ductus 5. Dengan menambah
Arteriosus) pengetahuan
orang tua dalam perawatan
anaknya
akan mempermudah proses
perawatan dan penyembuhan
anak.

E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN

1 Tanggal 21 April 2020 Tanggal 21 April 2020


Penurunan curah jantung Pukul 12.00 WIB
Pukul 10.00 WIB
berhubungan dengan
1. Mengobservasi kualitas dan kekuatan denyut S:
malforasi jantung. - Ibu klien mengatakan
jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit
anaknya gelisah, rewel, dan
2. Menegakan adanya derajat sianosis (sirkumoral,
menangis
membran mukosa, clubbing)
3. Memonitor tanda-tanda CHF (gelisah, takikardi,
O:
tachypnea, sesak, mudah lelah, periorbital edema, - Denyut jantung (150x/mnt)
oliguria,dan hepatomegali) - CFH (+)
4. Kolaborasikan untuk pemberian digoxin sesuai - Sianosis (+)
order, dengan menggunakan teknik pencegahan - Tachyepne (+)
- TD: 110/70 mmHg
bahaya toksisitas.
- S : 38 C
5. Memberikan pengobatan untuk menurunkan
afterload
A:
6. Memberikan diuretik sesuai indikasi - Masalah teratasi sebagian

P:
- Lanjutkan intervensi 4,5 dan 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

2 Gangguan pertukaran gas b.d Tanggal 21 April 2020 Tanggal 21 April 2020
Pukul : 14.00 WIB
kongesti pulmonal. Pukul 11.00 WIB
1. Mengobservasi kualitas dan kekuatan denyut S:
- Ibu klien mengatakan anaknya
jantung, nadi ferifer, warna dan kehangatan kulit
merasa lebih baik
2. Mengatur posisi anak dengan fowler O:
- Denyut jantung (130x/mnt)
3. Menghindari anak dari orang yang terinfeksi
- Pasien terlihat lebih tenan
4. Memberikan istirahat yang cukup A:
- Masalah teratasi sebagian
5. Kolaborasikan pemberian oksigen jika ada indikasi
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4
NO DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN

3 Perubahan nutrisi kurang dari Pada tanggal 21 April 2020 Pada tangal 21 April 2020
Pukul 14.30 WIB
kebutuhan b.d kelelahan pada Pukul: 12.00 WIB
S:
saat makan dan meningkatnya 1. Mengkaji pemenuhan kebutuhan nutrisi klien - Ibu klien mengatakan anaknya
kebutuhan kalori. 2. Mencatat intake dan output makanan klien masih tidak nafsu makan
O:
3. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu
- Makanan tidak habis
memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan - Masih sering menangis
gizi selama sakit - Tidak mau menyusu
A:
4. Menganjurkan makan sedikit tapi sering
- Masalah belum teratasi
5. Kolaborasikan dengan tim medis untuk memberikan
infus Nacl sesuai dengan komposisi tubuh P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

4 Tanggal 21 April 2020 Tanggal 21 April 2020


Kecemasan orang tua Pukul 15.30 WIB
Pukul 13.30 WIB
berhubungan dengan kurang
1. Mengkaji tingkat pengetahuan orang tua S:
pengetahuan orang tua dan - Ibu klien sudah sedikit berkurang
2. Memberi penjelasan tentang keadaan anaknya
kecemasanya
hospitalisasi.
3. Melibatkan keluarga dalam perawatan anaknya
O:
4. Memberikan support dan reinforcrment atas
- Orang tua belum mengetahui
apa yang dapat dicapai oleh orang tua tentang penyakit anaknya
- Orang tua sudah sedikit paham
5. Melatih orang tua tentang cara-cara perawatan
tentang kondisi anaknya
anak sebelum pulang - Oran tua sudah mulai paham untuk
perawatan anaknya
A:
- Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi 3 dan 4


F. CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA JELAS
21 April 1 Desi
2020 S: Nurhayati
- Ibu klien mengatakan
anaknya gelisah, rewel, dan menangis
TTD
O:
- Denyut jantung (150x/mnt)
- CFH (+)
- Sianosis (+)
- Tachyepne (+)
- TD: 110/70 mmHg
- S : 38 C

A:
- Masalah teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi 4,5 dan
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA
JELAS
Tanggal 21 2 Tanggal 21 April 2020 Desi
April 2020 Pukul 12.00 WIB Nurhayati
S: TTD
- Ibu klien mengatakan anaknya
merasa lebih baik
O:
- Denyut jantung (130x/mnt)
- Pasien terlihat lebih tenan
A:
- Masalah teratasi sebagian
P:
- Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA
JELAS
Tanggal 21 3 S: Desi
April 2020 - Ibu klien mengatakan anaknya Nurhayati
masih tidak nafsu makan
O: TTD
- Makanan tidak habis
- Masih sering menangis
- Tidak mau menyusu
A:
- Masalah belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
TANGGAL NO. CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
DP SOAPIER TANGAN &
NAMA
JELAS
Tanggal 21 4 S: Desi
April 2020 - Ibu klien sudah sedikit berkurang Nurhayati
kecemasanya
TTD
O:
- Orang tua belum mengetahui
tentang penyakit anaknya
- Orang tua sudah sedikit paham
tentang kondisi anaknya
- Oran tua sudah mulai paham untuk
perawatan anaknya
A:
- Masalah teratasi sebagian

P: Lanjutkan intervensi 3 dan 4


KEPERAWATAN PROSEDUR : fisio terapi dada dan batuk efektif
UPII KAMDA NO. DOKUMEN NO.REVISI/HAL
SUMEDANG Keperawatan Anak : 1/1
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
DIREKTUR UPI KAMDA
SUMEDANG

Mei 2020
P
Prof. Dr. Herman Subarjah,
PROSEDUR TETAP M.Si.
NIP. 196009181986031003
Pengertian Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasikan dan
menganggu di saluran nafas.
Tujuan
1. Melepaskan sekret kental dari saluran pernafasan yang
tidak dapat dilakukan dengan batuk efektif
2. Meningkatkan perukaran udara yang adekuat
3. Menurunkan frekuensi pernafasan dan meningkatkan
ventilasi
4. Membantu batuk lebih efektif

Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Prosedur 1. Persiapan alat
a. Stetoskop
b. Tisu
c. Hands coon
d. Perlak
e. Masker
f. Air hangat
g. Bengkok
h. Sputum pot

2. Persiapan pasien
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
d. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien.

3. Prosedur
a. Mencuci tangan
b. Memakai hands scoon dan masker
c. Menjaga privasi pasien
d. Mengatur posisi pasien
e. Memasangkan perlak/alas dan bengkok di pangkuan
pasien bila duduk dan di dekat mulut bila tidur miring
f. Melakukan clapping dengan cara tangan perawat
menepuk punggung pasien secara bergantian
g. Menganjurkan pasien inspirasi dalam, tahan dan
tangan perawat di punggung pasien
h. Meminta pasien melakukan ekspirasi pada saat
bersamaan dengan perawat yang melakukan vibrasi
i. Meninta pasien menarik nafas, menahan nafas dan
membatukan dengan kuat
j. Menampung sputum dalam sputum booth
k. Melakukan evaluasi
l. Dan membereskan alat.

Link video : https://www.youtube.com/watch?v=6UWptjzWYjY

KEPERAWATAN PROSEDUR : Inhalasi nebulizer


UPII KAMDA NO. DOKUMEN NO.REVISI/HAL
SUMEDANG Keperawatan Anak : 1/1
TANGGAL TERBIT DITETAPKAN
DIREKTUR UPI KAMDA
SUMEDANG

Mei 2020
P
Prof. Dr. Herman Subarjah,
PROSEDUR TETAP
M.Si.
NIP. 196009181986031003
Pengertian Pemberian inhalasi uap dengan obat atau tanpa obat
menggunakan nebulator

Tujuan 1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan


2. Melonggarkan jalan nafas

Pelaksana Dosen/CI/Mahasiswa
Peralatan 1. Nebulizer
2. Flow meter
3. Obat sesuai terapi
4. Bengkok
5. Kom
6. Tissu
7. Aquabides
8. Spuit
Handscoon
Prosedur Persiapan pasien dan lingkungan
Tahap Pra Interaksi
a.Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b.Mencuci tangan
c.Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
a.Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b.Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mencuci tangan
3. Membawa alat-alat ke dekat pasien.
4. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
5. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
6. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
7. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek
out flow apakah timbul uap atau embun.
8.Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut
(posisi) yang tepat.
9. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
10.Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-
tanda vital, dan melakukan auskultasi paru secara berkala selama
prosedur.
11.Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk
efektif untuk mengeluarkan sekret.

Tahap terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Link video : https://youtu.be/dn53EPWja8w


MTBS, SOP, TUMBANG DAN KPSP PADA ANAK DENGAN DIARE PERSISTEN
BERAT

Disusun oleh :

Nama : Desi Nurhayati

NIM : 1800868

Kelas : 2B

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2019


FORMULIR PENCATATAN BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Tanggal Kunjungan : 22 April 2020 Alamat : Dsn.G Ds.S Kec.S Kab.B


Nama Anak: MR L/P Nama Ibu: Ny.D
o
Umur: 2 Tahun 5 Bulan BB: 12 kg PB/TB: cm Suhu: 36 C
Anak sakit apa? Diare Kunjungan Pertama ya Kunjungan Ulang
PENILAIAN TINDAKAN/
KLASIFIKASI
(Lingkari semua gejala yang PENGOBATAN
ditemukan)

MEMERIKSA TANDA BAHAYA UMUM


• Tidak bisa minum/menyusu • Letargis atau tidak sadar
• Memuntahkan semuanya • Ada stridor
• Kejang • Biru ( cyanosis )
• Ujung tangan dan kaki pucat dan dingin

APAKAH ANAK BATUK ATAU SUKAR BERNAPAS ? Ya ____Tidak

• Berapa lama? hari • Hitung napas dalam 1 menit


kali / menit. Napas Cepat ?
• Ada tarikan dinding dada kedalam
• Ada wheezing
• Saturasi oksigen %
1. Beri cairan untuk
APAKAH ANAK DIARE ? Ya___Tidak dehidrasi berat
• Berapa lama? 14 hari • Keadaan umum anak : dan tablet zinc
• Adakah darah dalam tinja? tidak - Letargis atau tidak sadar sesuai rencana
terapi C
- Gelisah atau rewel DIARE 2. Rujuk segera
• Mata cekung PERSISTEN 3. Jika masih bisa
• Beri anak minum : BERAT minum berikan
ASI dan larutan
- Tidak bisa minum atau malas minum
oralit selama
- Haus, minum dengan lahap perjalanan
• Cubit kulit perut, apakah kembalinya : 4. Jika anak kurang
dari 2 tahun dan
- Sangat lambat (lebih dari 2 detik)
ada wabah
- Lambat (masih sempat terlihat lipatan kulit) kolera di daerah
tersebut, beri
antibiotik untuk
kolera.

APAKAH ANAK DEMAM ? Ya Tidak Lakukan Tes


Malaria, hasil :
(anamnesis ATAU teraba panas ATAU suhu > 37,5o C) RDT (+) / (-)
............................
Tentukan Daerah Endemis Malaria : Tinggi - Rendah - Non Mikroskopis :
Endemis Jika Daerah Non Endemis, tanyakan riwayat bepergian ke ............................
daerah endemis malaria dalam 2 minggu terakhir dan tentukan
daerah endemis sesuai tempat yang dikunjungi.
• Sudah berapa lama? hari • Lihat dan periksa adanya kaku kuduk
• Jika lebih dari 7 hari, apakah • Lihat adanya tanda-tanda demam oleh
bakteri demam terjadi setiap hari? • Lihat adanya tanda-tanda Campak saat
ini:
• Apakah pernah sakit malaria - Ruam kemerahan di kulit yang
menyeluruh atau minum obat malaria? DAN
• Apakah anak sakit campak - Terdapat salah satu tanda
berikut: dalam 3 bulan terakhir? batuk, pilek, mata merah.

• pada semua kasus demam di daerah Endemis Malaria tinggi


• jika tidak ditemukan penyebab pasti demam di daerah Endemis Malaria rendah
Jika anak sakit campak saat ini
atau dalam 3 bulan terakhir : • Lihat adanya luka di mulut
Jika ya, apakah dalam atau luas ?
• Lihat adanya nanah di mata
• Lihat adanya kekeruhan di kornea
• Apakah demam mendadak tinggi • Periksa tanda-tanda syok :
dan terus menerus? Ujung ekstremitas teraba dingin
• Apakah ada bintik merah di kulit DAN nadi sangat lemah atau tidak teraba
atau perdarahan hidung/gusi? • Lihat adanya perdarahan dari hidung/gusi
• Apakah anak sering muntah? atau bintik perdarahan di kulit (petekie)
• Apakah muntah dengan darah • Jika petekie sedikit DAN tidak ada tanda lain
atau seperti kopi? dari DBD, lakukan uji torniket, jika mungkin
• Apakah berak berwarna hitam? Hasil uji torniket: positif negatif
• Apakah nyeri ulu hati atau gelisah? • Jika petekie sedikit TANPA tanda lain dari DBD
DAN uji torniket tidak dapat dilakukan,
klasifikasikan sebagai DBD.

APAKAH ANAK MEM PUNYAI MASALAH TELINGA Ya Tidak


• Apakah ada nyeri telinga? • Lihat adanya cairan atau nanah
• Adakah rasa penuh di telinga? keluar dari telinga
• Adakah cairan/nanah keluar dari • Raba adanya pembengkakan yang nyeri
telinga? Jika ya, berapa hari? hari di belakang telinga

MEMERIKSA STATUS GIZI


• Lihat apakah anak tampak sangat kurus.
• Lihat dan raba adanya pembengkakan di kedua punggung kaki/tangan
• Tentukan berat badan (BB) menurut panjang badan (PB) atau tinggi badan (TB)
- BB menurut PB atau TB : < -3 SD
- BB menurut PB atau TB : -3 SD sampai -2 SD
- BB menurut PB atau TB : ≥ -2 SD
• Tentukan lingkar lengan atas (LiLA) untuk anak umur 6 bulan atau lebih
- LiLA < 11,5 cm
- LiLA 11,5 cm - 12,5 cm
- LiLA ≥ 12,5 cm
• Jika BB menurut PB atau TB < -3 SD ATAU Lingkar Lengan Atas < 11,5 cm,
periksa komplikasi medis :
- Apakah ada tanda bahaya umum?
- Apakah ada klasifikasi berat?
Jika tidak ada komplikasi medis, nilai pemberian ASI pada anak umur < 6 bulan
- Apakah anak memiliki masalah pemberian ASI?

MEMERIKSA ANEMIA
• Lihat adanya kepucatan pada telapak tangan, apakah tampak: - Sangat pucat?
- Agak pucat?
MEMERIKSA STATUS HIV
• Apakah ibu pernah diperiksa HI,V? Ya Tidak
Jika Ya, apakah hasilnya Positif Negatif
Jika ibu positif HIV: a. apakah ibu minum ARV? Sudah Belum
a. Apakah ibu minum ARV? Sudah Belum
Jika Sudah : - Apakah ARV sudah diminum minimal 6 bulan? Ya Tidak
- Apakah ibu patuh minum ARV? Ya Tidak
b. Apakah anak pernah tes HIV pada usia 6 minggu atau lebih? Ya Tidak
Jika Ya, apakah dianjurkan untuk diulangi 4 minggu kemudian Ya Tidak
c. Jika anak lebih dari 18 bulan, apakah pernah dilakukan tes HIV? Ya Tidak
Jika Ya, apakah hasilnya Positif Negatif
• Jika ibu HIV positif & anak tes serologis HIV negatif ATAU tidak diketahui, tanyakan apakah anak :
- masih mendapatkan ASI pada saat tes? atau
- baru berhenti kurang dari 6 minggu pada saat dilakukan tes? atau
- masih mendapatkan ASI pada saat ini?
Jika Ya, apakah anak sudah mendapatkan ARV profilaksis? Sudah Belum
• Apakah anak ada riwayat pengobatan OAT (Obat Anti Tuberkolosis) dalam 1 tahun terakhir?
Ya Tidak
• Apakah anak memiliki orang tua kandung dan/atau saudara kandung yang terdiagnosis HIV
atau yang meninggal karena penyebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin karena HIV?
Ya Tidak
• Lihat apakah ada salah satu klasifikasi berat: Penyakit sangat berat, Pneumonia berat, Diare
Persisten Berat, Penyakit Berat dengan Demam, Gizi Buruk dengan Komplikasi.
• Periksa apakah terdapat bercak putih di mulut.
• Lakukan tes HIV serologis pada ibu dan anak jika hasil tes HIV dari anemnesa meragukan
atau hasilnya tidak dapat dibuktikan, atau belum pernah tes HIV.

MEMERIKSA STATUS IMUNISASI


Lingkari imunisasi yang dibutuhkan hari ini, beri tanda v jika sudah diberikan. Imunisasi yang
diberikan hari ini :

MEMERIKSA PEMBERIAN VITAMIN A Dibutuhkan suplemen vitamin A : Ya Tidak Diberikan vit A


hari ini :

Ya Tidak

MENILAI MASALAH ATAU KELUHAN LAIN


LAKUKAN PENILAIAN PEMBERIAN MAKAN
Jika anak berumur < 2 TAHUN atau GIZI KURANG atau GIZI BURUK TANPA KOMPLIKASI
anak tidak akan dirujuk segera.
• Apakah ibu menyusui anak ini? Ya Tidak
Jika ya, berapa kali sehari? kali
Apakah menyusui juga di malam hari? Ya Tidak
• Apakah anak mendapat makanan atau minuman lain? Ya Tidak
Jika ya, makanan atau minuman apa?
Berapa kali sehari? kali
Alat apa yang digunakan untuk memberi minum anak?

Berapa banyak makanan atau minuman yang diberikan pada anak?
Apakah anak mendapat makanan tersendiri? Ya Tidak
Siapa yang memberi makan dan bagaimana caranya?
• Selama sakit ini, apakah ada perubahan pemberian makan? Ya Tidak
Jika ya, bagaimana?

Nasihati kapan kembali segera.


Kunjungan Ulang : hari.
Nama pemeriksa

Desi Nurhayati
Tindakan/ pengobatan Diare Persisten Berat

1 Pengertian Diare persisten adalah diare akut dengan atau


tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari
atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau
berat, diare persisten diklasifikasikan sebagai
“berat”.

2 Tujuan Untuk mengobati Diare Persisten Berat

3 Referensi Buku MTBS dan MTBM tahun 2015

4 Prosedur tindakan 1. Beri cairan untuk dehidrasi berat dan


tablet zinc sesuai rencana terapi C
2. Rujuk segera
3. Jika masih bisa minum berikan ASI dan
larutan oralit selama perjalanan
4. ika anak kurang dari 2 tahun dan ada
wabah kolera di daerah tersebut, beri
antibiotik untuk kolera.
5 Langkah-langkah 1. Jika dapat segera memberi cairan
intravena
 Beri cairan intravena secepatnya.
Jika anak bisa minum beri oralit
melalui infus sementara menyiapkan
infus. Beri 100ml/kg cairan Ringer
Laktat.
 Periksa kembali anak setiap 15-30
menit . jika nadi belum teraba beri
tetesan lebih cepat
 Beri oralit (kira-kira 5ml/kg/jam)
segera setelah anak mau minum,
biasanya sesudah 1-2 jam pada
anak dan 3-4 jam pada bayi di beri
juga tablet zinc.
 Periksa kembali anak sesudah 3 jam
dan bayi sesudah 6 jam
.klasifikasikan dehidrasi dan pilih
rencana terapi yang sesuai untuk
melanjutkan rencana pengobatan
2. Jika ada fasilitas pemberian cairan
intravena terdekat (dalam 30 menit)
 Rujuk segera untuk pengobatan
intravena
 Jika anak bisa minum, bekali ibu
larutan oralit dan tunjukan cara
meminumkan pada anaknya
sedikit demi sedikit selama dalam
perjalanan
3. Jika terlatih menggunakan pipa orogastrik
untuk rehidrasi dan anak masih bisa
minum
 Mulailah melakukan rehidrasi
dengan oralit melalui pipa
orogastrik atau mulut. Beri
20ml/kg/jam selama 6 jam (total
120ml/kg)
 Periksa kembali anak setiap 1-2
jam
-jika anak muntah terus atau perut
makin kembung beri cairan lebih
lambat
-jika setelah 3 jam keadaan hidrasi
tidak membaik rujuk anak untuk
pengobatan intravena
 Sesudah 6 jam, periksa kembali
anak klasifikasikan dehidrasi.
Kemudian tentukan
rencana terapi yang sesuai (A, B
atau C)
4. Pemberian tablet Zinc untuk semua
penderita diare
 Pastikan semua anak yang
menderita diare mendapat tablet
zinc sesuai dosis dan waktu yang
telah ditentukan.
 Dosis tablet zinc
-Umur kurang dari 6 bulan : ½
tablet/hari
- Umur lebih dari 6 bulan : 1
tablet/hari
 Cara pemberian tablet zinc
- Larutkan tablet dengan sedikit air
atau ASI dalam sendok teh(tablet
akan larut kurang lebih 30 detik).
Segera berikan kepada anak
- Apabila anak muntah sekitar
setengah jam setelah pemberian
tablet zinc, ulangi pemberian
dengan cara memberikan
potongan lebih kecil dilarutkan
beberapa kali hingga satu dosis
penuh
- Ingatkan ibu untuk memberikan
tablet zinc setiap hari selama 10
hari penuh, meskipun diare sudah
berhenti
- Bila anak menderita dehidrasi
dan memerlukan cairan infus,
tetap berikan tablet zinc segera
setelah anak bisa minum atau
makan.

SOP PEMBERIAN ORALIT DAN ZINC

Pengertin Salah satu upaya pemerintah dalam menurunkan


angka kematian diare, dan sasaran bagi petugas
kesehatan dalam melakukan kegiatan konseling atau
Komunikasi Informasi dan Edukasi ( KIE)

Tujuan 1. Untuk meningkatkan pengetahuan serta


membangun sikap dan perilaku positif
masarakat untuk berperan aktif dalam
penanggulangan diare pada bayi dan balita
2. Promosi upaya rehidrasi oral
3. Pemberian pelayanan bagi penderita diare
Referensi Evaluasi pelaksaan program pengendalian diare

Rrosedur 1. Lembar balik tatalaksanaan diare


2. Oralit
3. Zinc
4. Gelas

Langkah-langkah 1. Berintegrasi dengan program/ kegiatan


seperti MTBS dalam penemuan kasus diare
balita
2. Pasien diperiksa untuk menentukan diagnosis
dan derjat dehidrasi diruang pengobatan
3. Petugas menentukan jumlah cairan yang
diberikan
4. Pasien diare dengan derajat dehidrasi ringan
–sedang diarahkan ke ruangan
5. Menjelaskan manfaat oralit dan zinc serta
mengajari ibu cara memberikan oralit, zinc
Dan cara membuat larutan pengganti oralit
apabila tidak mempunai oralit kemasan
6. Mengamati ibu/pengasuh/keluarga
memberikan oralite dan zinc
7. Memantau penderita secara periodik dan
catat keadaanya setiap 1-2 jam sampai
dehidrasi pada penderita teratasi
8. Mencatat atau menghitung jumlah oralit yang
di berikan
9. Memberikan zinc dengan dosis sesuai usia
anak
10. Memberikan obat lain seperti antibiotik
apabila kolera
FORMULIR DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

Puskesmas: SM Kec: S .Kab/kota:B Prov:J

I. IDENTITAS ANAK
1. Nama : MR Laki-laki/Perempuan:
2. Nama Ayah :Tn. D Nama Ibu: ny.S
3. Alamat :Dsn.G Ds.S Kec.S
4. Tanggal Pemeriksaan :22/04./ 2020
5. Tanggal lahir :21/04./2018
6. Umur Anak : 2 tahun
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama: tidak ada
2. Apakah anak punya masalah tumbuh kembang: tidak
III. PEMERIKSAAN RUTIN SESUAI JADWAL
1. BB: 13Kg; PB/TB: 90 Cm. BB/TB: a. Normal b. Kurus c. Sangat kurus d. Gemuk

2. PB/U atau TB/U: 90 a. Tinggi b. Normal c. Pendek d. Sangat pendek


3. LKA: 48 Cm. LK/U: a. Normal b. Mikrosefal c. Makrosefal
4. Perkembangan anak:
1) Sesuai jumlah jawaban ya: jumlah jawaban tidak:
2) Meragukan:jumlah jawaban ya: jumlah jawaban tidak:
a. Gerak. Kasar c. Bicara bahasa
b. Gerak halus d. Sosialisasi kemadirian
3) Penyimpangan: jumlah jawaban ya: jumlah jawaban tidak:
5. Daya dengar

a. Normal b. curiga ada gangguan

6. Daya lihat:

a. Normal b. curiga ada gangguan

7. Perilaku dan Emosional

a. Normal b. curiga ada gangguan

IV. PEMERIKSAAN ATAS INDIKASI/JIKA ADA KELUHAN


1. Autisme a. Resiko tinggi autisme b. Resiko autisme c. Normal
2. GPPH a. Kemungkinan GPPH b. Normal
V. KESIMPULAN
…………………………………………..
VI. TINDAKAN INTERVENSI
1. Konseling stimulasi bagi ibu/pengasuh: a. diberikan b. tidak diberikan
2. Intervensi stimulasi perkembangan:
a. gerak kasar b. gerak halus c. bicara dan bahasa d. sosialisasi dan
kemandirian e. tanggal evaluasi intervensi:…………….
3. Tindakan pengobatan lain:………………
4. Dirujuk dengan surat rujukan ke:………………………………
Pemeriksa:

Desi Nurhayati
KPSP PADA ANAK UMUR 24
BULAN

YA TIDAK
Anak dipangku ibunya / Pengasuh ditepi meja periksa
1 Apakah anak dapat meletakkan satu kubus di atas kubus yang lain Gerak Halus
tanpa menjatuhkan kubus itu?
2 Tanpa bimbingan, petunjuk, atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk Bicara dan
dengan benar paling sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, Bahasa
hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)?

Tanya ibu
3 Apakah anak suka meniru bila ibu sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi dan
tangga (menyapu, mencuci, dll)? Kemandirian
4 Apakah anak dapat mengucapkan paling sedikit 3 kata yang mempunyai Bicara dan
arti selain "papa" dan "mama"? Bahasa
5 Apakah anak berjalan mundur 5 langkah atau lebih tanpa kehilangan
Gerak Kasar
keseimbangan? (Anda mungkin dapat melihatnya ketika anak menarik
mainannya)
6 Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti : Baju, Rok, atau celananya ? Gerak Halus
7 Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga Gerak Kasar
dengan posisi tegak atau berpegangan pada dinding atau pegangan
tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan merangkak atau anda
tidak mebolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang.
8 Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? Sosialisasi dan
Kemandirian
9 Dapatkah anak membantu memungt mainannya sendiri atau Bicara dan
membantu mengangkat piring jika diminta? Bahasa
Berdirikan anak
10 Letakkan bola tenis di depan kakinya. Apakah dia dapat menendangnya, Gerak Kasar
tanpa berpegangan pada apapun?
TOTAL = 10

Lihat Algoritme untuk Interpretasi dan Tindakan


Perinci untuk Aspek Perkembangan dengan jawaban “Tidak”
=0

Gerak Kasar 3
Gerak Halus 2
Bicara dan Bahasa 3
Sosialisasi dan Kemandirian 2
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Judul :Mengenali tanda gejala dan pengobatan pada anak


dengan diare persisten berat
Topik/Masalah : Diare Persisten Berat
Sub Pokok Bahasan/Pokok Bahasan : Diare pada Anak
Waktu : Rabu, 23 April 2020 (1 x 30 menit)
Pukul : 08.30 WIB – 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Sukajaya
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Sukajaya

I. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama ± 30 menit, tentang diare pada anak di
Puskesmas Cimandala, diharapkan masyarakat (sasaran) mengerti tentang bahaya
diare pada anak dan dapat melakukan penanganan segera terhadap anak yang
terserang diare.

2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, pengunjung Puskesmas Cimandala dapat:
a. Menyebutkan pengertian diare
b. Menyebutkan penyebab diare
c. Menyebutkan tanda dan gejala diare
d. Mengetahui cara mengatasi diare di rumah
e. Mengetahui cara pencegahan diare

II. MATERI PENYULUHAN


1. Pengertian diare persisten berat
2. Penyebab diare persisten berat
3. Tanda dan gejala diare persisten berat
4. Cara mengatasi diare persisten berat
5. Pencegahan diare persisten berat
III. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

IV. MEDIA & ALAT


1. Leaflet
V. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU TAHAP RESPON
Pembukaan :
 Mengucapkan salam.  Peserta menjawab salam
 Memperkenalkan diri  Peserta mengenal mahasiswa
 Menjelaskan maksud dan
5 menit  Peserta mengerti tujuan
tujuan
 Menyebutkan materi yang  Peserta sudah mengetahui
diberikan. materi yang akan di sampaikan
 Menanyakan kesiapan
 Peserta sudah siap
peserta

WAKTU TAHAP RESPON


Pelaksanaan :
 Peserta menjelaskan apa yang
 Menggali pengetahuan peserta
diketahui mengenai diare
tentang diare persisten berat
persisten berat
 Menjelaskan tentang  Peserta mengetahui apa itu
pengertian diare persisten berat diare persisten berat
 Peserta mengetahui apa saja
 Menjelaskan tentang
yang dapat menyebabkan
penyebab diare pada anak
terjadinya diare pada anak
10 menit  Peserta mengetahui tanda dan
 Menjelaskan tentang tanda
gejala anak terserang diare
dan gejala diare persisten berat
persisten berat
 Peserta mengetahui
 Menjelaskan tentang cara bagaimana apa yang harus
penanganan diare di persisten berat dilakukan jika anak terserang
diare persisten berat
 Peserta mengetahui
 Menjelaskan tentang
bagaimana upaya pencegahan
pencegahan diare
diare pada anak
WAKTU TAHAP RESPON
Evaluasi :
 Peserta dapat menjawab
10 menit  Memberikan pertanyaan
pertanyaan yang diajukan
evaluasi pada peserta
dengan benar
Penutup :
 Menutup pertemuan dengan
5 menit menyimpulkan materi yang  Peserta mendengarkan.
telah dibahas
 Memberikan salam penutup  Peserta menjawab salam.

VI. EVALUASI
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penkes
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes

b. Proses :
1. Peserta datang tepat waktu
2. Peserta memperhatikan penjelasan pembawa materi
3. Peserta aktif bertanya atau memberikan pendapat

c. Hasil :
1. Peserta menjelaskan apa yang diketahui mengenai diare persisten berat
2. Peserta mengetahui apa itu diare persisten berat
3. Peserta mengetahui apa saja yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada anak
4. Peserta mengetahui tanda dan gejala anak terserang diare persisten berat

5. Peserta mengetahui bagaimana apa yang harus dilakukan jika anak terserang diare
persisten berat

6. Peserta mengetahui bagaimana upaya pencegahan diare pada anak


VII. MATERI TERLAMPIR
1. Pengertian
Beberapa pengertian diare

1) Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa
air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya(3 kali atau lebih) dalam satu
hari(Depkes RI 2011)
2) Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut
sampai 14 hari atau lebih. Dan diare persisten ini ditandai dengan dehidrasi yang
berat yang disebabkan oleh berbagai penyebab dan diare persisten ini apabila tidak
ditangani dengan baik maka akan mengancam jiwa.
2. Penyebab Diare
 Infeksi
Dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Sumber penyebaran yang paling sering
adalah melalui air yang terkontaminasi oleh tinja atau kotoran. Diare akibat infeksi ini lebih sering
terjadi pada lingkungan dengan sanitasi air bersih yang kurang memadai, baik untuk minum,
memasak dan mencuci (terutama peralatan makan). Rotavirus dan bakteri Escherichia Coli
merupakan dua agen penyebab diare yang paling sering di negara berkembang.
 Parentral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan. Misalnya OMA
(otitis media akut). Tobngsilofatringitis, bronkopneumia, ensefalitis, dsb.
 Makanan, misalnya basi, beracun, alerggi
 Psokologis, misalnya rasa takut atau cemas.
 Penyebab lainya
Diare juga dapat menular dari orang ke orang, diperburuk oleh kebersihan pribadi yang buruk.
Makanan merupakan penyebab utama diare ketika disiapkan atau disimpan dalam kondisi
yang tidak higienis. Air dapat mengkontaminasi makanan selama pencucian. Ikan dan seafood
dari air yang tercemar juga dapat menyebabkan diare.
 Malnutrisi

Anak-anak yang kekurangan gizi akan berisiko lebih tinggi terkena penyakit ini, dan diare itu
sendiri akan menyebabkan gejala yang lebih buruk bagi mereka. Karena setiap terkena
mencret, maka sudah pasti akan membuat mereka kekurangan gizi yang lebih buruk. Maka
tak heran bahwa gizi buruk pada anak balita paling sering disebabkan oleh diare kronis.

3. Klasifikasi
Terdapat beberapa pembagian diare:
Berdasarkan lamanya diare:

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari.

b. Diare kronik atau persisten yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama
masa diare tersebut.

4. Tanda dan gejala


1) Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
berkurang.
2) Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
3) Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
4) Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja menjadi lebih asam
akibat banyaknya asam laktat.
5) Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit sangat lambat atau (elistitas kulit
menurun)
6) Ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai penurunan
berat badan.
7) Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut
jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun.
8) Tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam
9) Perut kembung, mual dan juga kram perut
10) Sakit perut berat dan berkeringat dimalam hari

5. PENGOBATAN
1. Berikan cairan untuk mengatasi dehidrasi dengan banyak meminum air putih
2. Penambahan suplemen zinc untuk mengurangi tingkat keparahan dan durasi diare
karena suplemen zinc dapat mengurangi tinja dan pengurangan pengeluaran tinja.
3. Penambahan vitamin A pada bayi dan anak untuk pencegahan diare karena infeksi
dan paparan HIV
4. Berikan ASI lebih lama pada setiap kali pemberian (Bila masih diberi ASI)
5. Hindari makanan berat, berlemak, berminyak dan juga pedas
6. Hindari minuman yang mengandung kafein, seperti kopi teh dan cola
7. Berikan antibiotik apabila diare disebabkan oleh bakteri.
8. Rujuk segera bila diare terlihat semakin parah ditandai dengan
- Anak muntah tiap kali minum, Karena hal tersebut bias
menjadikan diare dengan dehidrasi berat.
- Demam
- Adanya lendir dan darah dalam tinja

6. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah

1) Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan setiap
habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah.
2) Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih agar tidak
ada lalat.
3) Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
4) Makanan harus selalu tertutup
5) Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan untuk
tidak membeli makanan di jajanan terbuka
6) Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare selain air
harus bersih juga harus dimasak
7) Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak setiap
mau digunakan
8) Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih dahulu
9) Memasak makanan terutama daging dengan kematangan yang sempurna
10) Membersihkan makanan sebelum dimasak .
11) Dan harus merapkan hidup sehat.
Link video ujian: https://drive.google.com/file/d/1GtdOzcXavGWGEn7FJx4Jm1Rap-
ca13ue/view?usp=drivesdk

Anda mungkin juga menyukai