OLEH :
KELOMPOK 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “KRITIS TRAUMA DADA”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Kegawatdaruratan 2.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik, saran dan usulan dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun
demi kesempurnaan penyusun ke depannya.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi pembaca dan dapat bermanfaat
baik bagi penulis maupun pembaca. Tugas makalah ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka,
dari itu izinkan kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
A. Konsep Penyakit..................................................................................3
1. Definisi Trauma Dada.....................................................................3
2. Etiologi............................................................................................3
3. Patofisiologi....................................................................................4
4. Pathway...........................................................................................5
5. Manifestasi Klinis...........................................................................6
6. Komplikasi......................................................................................7
7. Penatalaksanaan..............................................................................8
B. Pelayanan Gawat Darurat Pada Pasien Kritis Dengan COVID-19
1. Proses Triase...................................................................................8
2. Manajemen Pasien Kritis .............................................................11
3. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pasien COVID-19............12
C. Konsep Asuhan Keperawatan..........................................................13
1. Pengkajian.....................................................................................13
2. Diagnosa Keperawatan..................................................................17
3. Intervensi Keperawatan.................................................................17
BAB III PENUTUP.....................................................................................24
A. Kesimpulan..........................................................................................24
B. Saran....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan trauma thoraks ?
2. Apa etiologi dari trauma thoraks ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari trauma thoraks ?
4. Bagaimana patofisiologi trauma thoraks ?
5. Bagaimana penatalaksanaan trauma thoraks ?
6. Bagaimana penanganan pasien kritis dengan COVID-19?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan trauma thoraks?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dengan trauma thoraks pengertian
dengan trauma thoraks
2. Untuk mengetahui etiologi dari trauma thoraks
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari trauma thoraks
4. Untuk mengetahui patofisiologi trauma thoraks
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan trauma thoraks
6. Untuk mengetahui penanganan pasien kritis dengan COVID-19
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan trauma
dada
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Trauma Dada
a. Temponade jantung
b. Hematothorax
1) Pada WSD darah yang keluar cukup banyak dari WSD
2) Gangguan pernapasan (FKUI:2005)
c. Pneumothoraks
6. Komplikasi
3) Circulation
Denyut nadi penderita harus dinilai kualitas, frekuensi
dan keteraturannya. Tekanan darah dan tekanan nadi harus
diukur dan sirkulasi perifer dinilai melalui inspeksi dan palpasi
kulit untuk warna dan temperatur. Adnya tanda-tanda syok
dapat disebebkan oleh hematothorax masif maupun tension
pneumothorax. Penderita trauma thorax didaerah sternum yang
menunjukkan adanya disritmia harus dicurigai adanya trauma
miokard.
4) Open Pneumotoraks
Usaha pertama jika open pneumothorad adalah
menutup lubang pada dinding dada ini sehingga open
pneumothorax menjadi closed pneumothrax (tertutup). Prinsip
penutupan bersih. Harus segera ditambahkan bahwa apabila
selain lubang pada dinding dada, juga ada lubang pada paru,
maka usaha menutuo lubang ini secara total (occlusive
dressing) dapat mengkibatkan terjadinya tension
pneumothorax.
Dengan demikian maka yang harus dilakukan adalah :
(a) Menutup dengan kasa 3 sisi. Kasa ditutup dengan plaster
pada 3 sisinya, sedangkan pada sisi yang atas dibiarkan
terbuka (kasa harus dilapisi zalf/soffratule pada sisi
dalamnya supaya kedap udara).
(b) Menutup dengan kasa kedap udara. Apabila dilakukan cara
ini maka harus sering dievaluasi paru. Apabila ternyata
timbul pada tension pneumothorax maka kasa harus dibuka,
(c) Pada luka yang besar dapat dipakai plastik infus yang
digunting sesuai ukuran.
5) Tension Pneumothoraks
Penatalaksanaan tension pneumothoraks adalah dengan
dekompresi “needle thoracosintesis”, yakni menusuk dengan
jarum besar pada ruang intercostal 2 pada garis
midclavicularis. Terapi definitif dengan pemasangan selang
dada (chest tube) pada sela iga ke 5 diantara garis axillaris dan
misaxillaris.
6) Hemathoraks Masif
Jika klien mengalami hematothorax masif harus segera
dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan operatif.
Terapi awal yang harus dilakukan adalah penggantian volume
darah yang dilakukan bersama dengan dekompresi rongga
pleura dan kebutuhan thorakotomi diambil bila didapatkan
kehilangan darah awal lebih dari 1500 ml atau kehilangan
darah terus menerus 200 cc/jam dalam waktu 2-4 jam.
7) Flaiil Chest
Terapi awal meliputi pemberian oksigen yang adekuat,
pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri resusitasi cairan.
Sesak nafas berat akibat kerusakan perenkim paru mungkin
harus dilakukan ventilasi tambahan. Di rumah sakit akan
dipasang respirator apabila analisis gas darah menujukkan pO2
yang rendah atau pCO2 yang tinggi.
8) Tamponade Jantung
Pemasangan CVP dan USG abdomen dapat dilakukan
pada penderita temponade jantung tetapi tidak boleh
menghambat untuk dilakukannya resusitasi. Metode yang
cepat untuk menyelamatkan penderita ini adalah dilakukan
pericardiosintesis (penusukan rongga perikardium) dengan
jarum besar untuk mengeluarkan darah tersebut. Tindakan
definitif adalah dilakukan perikardiotomi yang dilakukan oleh
ahli bedah.
b) Pengkajian Sekunder
1) Aktivitas istirahat
Gejala : dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
2) Sirkulasi
Tanda : Takikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi
apical berpindah, tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi ;
DVJ.
3) Integritas Ego
Tanda : ketakutan atau gelisah
4) Makanan dan Cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
5) Nyeri/Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni lateral, timbul tiba-tiba selama batuk atau
regangan, tajam dan nyeri, menusuk- nusuk yang diperberat
oleh napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu dan
abdomen.
Tanda : berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,
mengkerutkan wajah.
6) Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk
keganasan
7) Penyuluhan/pembelajaran
2. Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Hipoksia, tidak
adekuatnya pengangkutan oksigen ke jaringan
b) Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi
paru yang tidak maksimal karena trauma, hipoventilasi
c) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan
peningkatan sekresi sekret dan penurunan batuk sekunder akibat
nyeri dan keletihan
d) Perubahan kenyamanan : Nyeri berhubungan dengan trauma
jaringan dan reflek spasme otot sekunder.
e) Resiko terjadinya syok Hipovolemia berhubungan dengan
perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
f) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik
terpasang bullow drainage
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
1) Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan luka
B. Saran
Hudak dan Gallo. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi
VIII Jakarta: EGC
Nugroho, T. Putri, B.T, & Kirana, D.P. (2015). Teori asuhan keperawatan gawat
darurat. Padang : Medical book
Shamsuhidajat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C.2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8 Volume 1. EGC. Jakarta
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosis keperawatan dengan intervensi
NIC dan Kriteria hasil NOC . Jakarta: EGC