Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI
Pokok Bahasan : Penyuluhan Hipertensi
Sasaran : Lansia (Ny. R)
Tempat : dirumah Ny. R
Hari, tanggal : Jum’at, 26 Maret 2021
Waktu : 30 menit

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan keluarga dan
pasien dapat memahami tentang hipertensi.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan keluarga dan pasien
mampu memahami tentang :
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan Gejala Hipertensi
c. Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
d. Komplikasi Hipertensi
e. Pencegahan Hiperensi

B. Kegiatan Pelatihan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Materi
a. Pengertian Hipertensi
b. Tanda dan Gejala Hipertensi
c. Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
d. Komplikasi Hipertensi
e. Pencegahan Hiperensi
3. Media
a. Materi Pengajaran
b. Leaflet
C. Langkah Kegiatan
No Tahapan Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. Pembukaan 5 menit 1. Membuka kegiatan 1. Menjawab salam.
dengan 2. Memperhatikan dan
mengucapkan salam. mendengarkan.
2. Memperkenalkan 3. Memperhatikan dan
diri. mendengarkan.
3. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
2. Tahap 15 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan
pelaksanaan menit pembelajaran menyimak materi
2. Memberikan yang diberikan
kesempatan untuk 2. Mengajukan
bertanya beberapa pertanyaan
3. Menjawab dari materi yang
pertanyaan yang di diberikan
berikan 3. Menyimak jawaban
dari pertanyaan yang
di berikan
3. Tahap 5 menit 1. Menanyakan 1. Menjawab
evaluasi kembali materi yang pertanyaan.
telah disampaikan 2. Memberikan
2. Menyimpulkan simpulan.
materi yang telah di
sampaikan
4 Penutup 5 menit 1. Penyaji 1. Menjawab salam.
mengucapkan
terimakasih.
2. Mengucap salam
penutup.
LAMPIRAN MATERI HIPERTENSI

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko
tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf, ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekana n darah,
makin besar resikonya (Nurarif, 2015)

B. Tanda Dan Gejala


Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain.
1. Kepala pusing.
2. Gemetar.
3. Sering marah - marah.
4. Jantung berdebar - debar.
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
6. Keringat berlebihan.
7. Gangguan penglihatan.
8. Rasa berat ditekuk.
9. Sukar tidur
Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-
tahun dan berupa:
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium.
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
6. Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut
ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi
Menurut Darmojo (2006), faktor yang mempengaruhi hipertensi pada
lanjut usia adalah :
1. Penurunanya kadar renin karena menurunya jumlah nefron akibat proses
menua. Hal ini menyebabkan suatu sirkulus vitiosus: hipertensi glomerelo-
sklerosis-hipertensi yang berlangsung terus menerus.
2. Peningkatan sensitivitas terhadap asupan natrium. Dengan bertambahnya usia
semakin sensitif terhadap peningkatan atau penurunan kadar natrium.
3. Penurunan elastisitas pembuluh darah perifer akibat proses menua akan
meningkatakan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan
hipertensi sistolik.
4. Perubahan ateromatous akibat proses menua menyebabkan disfungsi endotel
yang berlanjut pada pembentukan berbagai sitokin dan subtansi kimiawi lain
yang kemudian meyebabkan resorbi natrium di tubulus ginjal, meningkatkan
proses sklerosis pembuluh darah perifer dan keadaan lain berhubungan
dengan kenaikan tekanan darah. Dengan perubahan fisiologis normal
penuaan, faktor resiko hipertensi lain meliputi diabetes ras riwayat keluarga
jenis kelamin faktor gaya hidup seperti obesitas asupan garam yang tinggi
alkohol yang berlebihan (Stockslager, 2008).

Faktor Resiko Hipertensi


a. Faktor yang tidak dapat dikontrol
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh
hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi
merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses
aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan
adanya imunitas wanita pada usia premenopause.
Pada premenopause wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana hormon estrogen tersebut
berubah kuantitasnya sesuai dengan umur wanita secara alami, yang
umumnya mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. Dari hasil
penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah penderita hipertensi
berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%. (Anggraini, 2009).
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia
dewasa muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55
tahun, sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering
dikaitkan dengan perubahan hormon setelah menopause (Marliani,
2007).
2) Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya,
jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang
tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hipertensi pada usia lanjut
harus ditangani secara khusus. Hal ini disebabkan pada usia tersebut
ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat yang diberikan
harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus , hipertensi
banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi
pada usia diatas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan
hormon sesudah menopause.
Hanns Peter (2009) mengemukakan bahwa kondisi yang berkaitan
dengan usia ini adalah produk samping dari keausan arteriosklerosis
dari arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya
kelenturan. Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin
kaku, arteri dan aorta itu kehilangan daya penyesuaian diri.
3) Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus
hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga
(Anggraini dkk, 2009).
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk
mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
(Marliani, 2007).

b. Faktor resiko yang dapat dikontrol:


1) Obesitas
Pada usia + 50 tahun dan dewasa lanjut asupan kalori mengimbangi
penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya
berat badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia.
Kelompok lansia dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti
artritis, jantung dan pembuluh darah, hipertensi (Rohendi, 2008).
Indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
terutama tekanan darah sistolik. Risiko relatif untuk menderita
hipertensi pada orang obes 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
seorang yang berat badannya normal. Pada penderita hipertensi
ditemukan sekitar 20-30% memiliki berat badan lebih.
2) Kurang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan penyakit tidak
menular, karena olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan
tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah (untuk hipertensi)
dan melatih otot jantung sehingga menjadi terbiasa apabila jantung
harus melakukan pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi
tertentu Kurangnya aktivitas fisik menaikan risiko tekanan darah tinggi
karena bertambahnya risiko untuk menjadi gemuk. Orang-orang yang
tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat dan otot
jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi, semakin
keras dan sering jantung harus memompa semakin besar pula kekuaan
yang mendesak arteri (Rohaendi, 2008).
3) Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat
dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan
risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.
Dalam penelitian kohort prospektif oleh dr. Thomas S Bowman dari
Brigmans and Women’s Hospital, Massachussetts terhadap 28.236
subyek yang awalnya tidak ada riwayat hipertensi, 51% subyek tidak
merokok, 36% merupakan perokok pemula, 5% subyek merokok 1-14
batang rokok perhari dan 8% subyek yang merokok lebih dari 15 batang
perhari. Subyek terus diteliti dan dalam median waktu 9,8 tahun.
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kejadian hipertensi terbanyak
pada kelompok subyek dengan kebiasaan merokok lebih dari 15 batang
perhari (Rahyani, 2007).
4) Mengkonsumsi garam berlebih
Badan kesehatan dunia yaitu World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pola konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko
terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam)
perhari. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk
menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume
cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan
ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi (Hans Petter, 2008).
5) Minum alkohol
Banyak penelitian membuktikan bahwa alkohol dapat merusak
jantung dan organ-organ lain, termasuk pembuluh darah. Kebiasaan
minum alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko hipertensi
(Marliani, 2007).
6) Minum kopi
Kopi mengandung 75-200 mg kafein, di mana dalam kopi tersebut
berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg.
7) Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum
terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan
pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota
(Rohaendi, 2003). Menurut Anggraini (2009) mengatakan stres akan
meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung
sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun stres ini
dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal

D. Komplikasi
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup
penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya
kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa
penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari
kenaikan tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara
lain adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down
regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi
garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya
kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah :
1. Jantung
a. hipertrofi ventrikel kiri
b. angina atau infark miokardium
c. gagal jantung
2. Otak
a. stroke atau transient ishemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
6. Hilangnya pengelihatan

E. Pencegahan Hipertensi
1. Perubahan gaya hidup
a. Mengurangi konsumsi garam & lemak
b. Melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (contoh : jalan kaki,
senam, jogging, bersepeda, renang ataupun berkebun )
c. Menjaga keseimbangan tidur dengan aktivitas
d. Mengkonsumsi buah dan sayuran segar
e. Menghentikan kebiasaan merokok & minum alcohol, termasuk kebiasaan
minum kopi
f. Menjaga kestabilan berat badan
g. Melakukan latihan relaksasi atau meditasi
h. Membina hidup yang positif : persepsi yang benar termasuk pendalaman
spiritual.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Mary Franees tahun 2012 Moorhouse, Aliee C. Geissler edisi 3


Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien

Gunawan, Lany. 2001. Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta : penerbit kanisius.

Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan. (2017). Pedoman


Penulisan Karya Tulis Ilmiah Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia.
Jakarta Pusat: AIPViKI.

Junaidi, I. 2010. Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan Pengobatan. Jakarta:


PT Bhuana ilmu popu

Kementerian Kesehatan RI. (2019). Profil Kesehatan Tentang Penyakit Tidak


Menular. Kementerian RI: Jakarta.

Niniek Soetini SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya

Nurarif Hunda Amin, Kusuma Hardhi 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan


Bedasarkan Diagnosa Medis dan Nanda. Jogjakarta

Pemandi, G. Pong, Djuharto, S,S. 1982. Pedoman Praktis Belajar Akupunktur

Ruhyanuddin, faqih. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Syestem


Kardiovaskuler Malang: UMM Press.

Susilo Yeti, Wulandari Ari 2011. Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai