Anda di halaman 1dari 7

I.

Pendahuluan

Managemen merupakan suatu langkah yang digunakan oleh seseorang untuk mengatur, mengelola, dan
mengurus suatu permasalahan yang memerlukan penanganan untuk diselesaikan atau bahkan menjaga
suatu kebijakan tetap berjalan dengan baik. Manajemen dapat diartikan sebagai:

Manajemen sebagai suatu proses

Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen

Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science)

Menurut George Robert Terry:

“Manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan menggunakan
kegiatan orang lain yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (actuating), dan pengendalian (controlling).”

Tujuan manajemen:

Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.

Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan terbaik antara input dan output.

Secara fungsinya, manajemen dibagi kedalam 4 kelompok, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Merupakan suatu langkah yang berkaitan dengan strategi atau langkah-langkah yang akan

ditempuh dalam merumuskan masalah untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Didalam hal ini,
penulis akan merangkai suatu langkah-langkah yang akan diaplikasikan dalam manajemen untuk
mengatasi HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis.

2. Organizing

Dalam hal ini penulis akan menggabungkan dari sebuah tindakan/kegiatan yang akan dilakukan setelah
penulis melakukan perencanaan dalam sebuah tindakan/kegiatan. Organizing disini lebih difokuskan dari
pengelompokan kegiatan yang akan ada diperencanaan.

3. Pelaksanaan (Actuating)

Dalam hal ini penulis akan menjabarkan secara rinci atas apa yang sedang dilakukan hingga akan
dilakukan dalam mencapai tujuan. Pelaksanaan berisi tentang jadwal sebuah pelaksanaan dari sebuah
pelaksaan berlansung. Pelaksanaan ini meliputi waktu, tempat, pelaksana, dan target pelaksana dari
sebuah kegiatan.
4. Pengawasan (controlling)

Merupakan suatu langkah yang dilakukan penulis dalam mempertahankan hasil dari perencanaan
sebuah kegiatan/tujuan. Pengawasan akan berupa langkah-langkaj penjagaan dalam sebuah pelaksanaan
kegiatan sehingga kegiatan yang dilakukan dapat dikendalikan dan terus dijalankan oleh kader kesehatan
untuk mencapai hasil maksimal.

II. Penjelasan

Dalam hal ini penulis akan menjabarkan permasalahan menjadi sebagai berikut:

2.1 Perencanaan Pencegahan Kematian Akibat HIV/AIDS, Malaria, dan TB (PLANNING)

2.1.1 Penyakit HIV/AIDS

Merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga orang yang terkena
virus ini, maka akan mudah terserang sekali penyakit. Penyakit ini termasuk penyakit berbahaya yang
mudah menular melalui kontak fisik berupa hubungan badan tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik
secara bersamaan, dsb. Virus HIV/AIDS akan mulai terasa dan menguat ketika sudah mencapai fase yang
dilalui selama 10 Tahun. Dalam jangka waktu yang cukup lama ini jika si penular virus tidak dikendalikan,
maka virus akan semakin menular dan merambah ke penderita baru lainnya sehingga dalam hal ini,
penyakit ini dapat membentuk “rantai iblis” yang panjang dan sulit terputus namun menyakitkan. Para
ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara. Kini AIDS telah menjadi
wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6 juta orang di seluruh dunia.Pada Januari 2006,
UNAIDS bekerja sama dengan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari
25 juta orang sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit ini
merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim telah menyebabkan
kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005 saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di
antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga
memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana.
Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan parahnya infeksi HIV,
namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia di semua Negara.

2.1.2 Malaria

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit yang bernama Plasmodium.
Malaria dapat ditularkan kepada seseorang melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi bakteri plasmodium.
Plasmodium merupakan parasit yang dapat berkembang didalam tubuh manusia yaitu hati. Parasit
plasmodium dapat berkembang didaerah tropis dan substropis yang notabene habitat yang disukai oleh
parasit ini. Penyakit malaria lebih sering menyerang anak-anak karena anak-anak kurang memiliki
proteksi cukup didalam perlindungan diri dan tubuh dari ketahanan terhadap virus dan bakteri. Menurut
WHO melaporkan malaria membunuh sekitar 660 ribu orang di seluruh dunia pertahun.

2.1.3 Tuberculosis (TB)


Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini paling sering
menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang organ tubuh lain dan ditularkan orang
ke orang. Ini juga salah satu penyakit tertua yang diketahui menyerang manusia. Jika diterapi dengan
benar tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang peka terhadap
obat, praktis dapat disembuhkan. Tanpa terapi tuberkulosa akan mengakibatkan kematian dalam lima
tahun pertama pada lebih dari setengah kasus. Pada tahun 1992 WHO telah memutuskan TB merupakan
global emergency. Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru
tuberkulosis pada tahun 2002, sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan
menurut regional WHO jumlah terbesar kasus ini terjadi di Asia Tenggara yaitu 33% dari seluruh kasus di
dunia. Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TB. Setiap
tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Seratus tahun yang lalu,
satu dari lima kematian di Amerika Serikat disebabkan oleh tuberkulosis. Tuberkulosis masih merupakan
penyakit infeksi saluran napas yang tersering di Indonesia. Keterlambatan dalam menegakkan diagnosa
dan ketidakpatuhan dalam menjalani pengobatan mempunyai dampak yang besar karena pasien
Tuberkulosis akan menularkan penyakitnya pada lingkungan,sehingga jumlah penderita semakin
bertambah.

Penulis berpendapat bahwa langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan dan penanganan yang
dapat dilakukan untuk menangani kasus ini, maka penulis melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

A. Membuat Organisasi Perencanaan Pencegahan dan Penanganan HIV/AIDS, Malaria, dan TB

Yang akan dilakukan penulis jika penulis merupakan pihak terkait, maka penulis akan membuat sebuah
organigram organisasi yang dikepalai oleh masing-masing ahli kesehatan terpilih dalam penanganan
kasus HIV/AIDS, Malari, dan TB didaerah yang diidentifikasi merupakan daerah yang “padat” akan virus
HIV/AIDS, Malaria, dan TB. Akan terdapat masing-masing orang yang bertanggung-jawab dalam
pencegahan dan penanganan kasus HIV/AIDS, Malaria, dan TB. Yang pertama digalakkan adalah di
Puskesmas-puskesmas karena puskesmas adalah tempat kesehatan yang biasanya lebih mudah
dijangkau oleh masyarakat baik dari segi biaya maupun tempat. Setiap ketua yang membidangi masing-
masing keahlian bertanggung-jawab penuh atas berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan/tujuan.
Organisasi akan diberlakukan kepada seluruh puskesmas di setiap kecamatan pada setiap kota ataupun
propinsi. Dapat diambil contoh yaitu pada penerapannya di Kota Malang. Penulis akan melakukan
langkah yang akan ditempuh dalam membentuk organisasi penanggulangan kasus HIV/AIDS, Malaria,
dan TB sebagai berikut:

1. Penulis melalukan rapat terkait pengadaan kegiatan penanggulangan penyakit HIV/AIDS, Malaria,
dan TB kepada seluruh kepala puskesmas di setiap kecamatan. Hasil rapat kemudian dikomunikasikan
oleh kepala puskesmas di kecamatan kepada seluruh ahli kesehatan di puskesmas terkait

2. Penulis memilih orang-orang yang memiliki prestasi dalam bidang kesehatan selama pengabdian
menajadi kepala puskesmas sebagai ketua pelaksana, wakil ketua pelaksana, dan anggota-anggota

3. Setiap kepala puskesmas yang terpilih, akan diberikan tugas untuk meminimalkan penularan
HIV/AIDS, Malaria, dan TB dengan melakukan sosialisasi penyakit kepada seluruh warga
4. Kepala puskesmas diberi target pengurangan jumlah kematian penderita HIV/AIDS, Malaria, dan TB
selama 1 Tahun pelaksanaan tugas

B. Memasang Target Pengurangan Jumlah Penderita HIV/AIDS, Malaria, dan TB

Dengan memasang target yang akan penulis berlakukan bagi setiap kepala puskesmas dan rumah sakit,
maka penulis mengharapkan kepada seluruh kepala puskesmas dapat melakukan cara yang signifikan
untuk menekan angka kematian akibat penularan virus HIV/AIDS, Malaria, dan TB dan dapat meraih
target yang harus dicapai. Jika melebihi target maka langkah yang dilakukan para kepala puskesmas
dapat dibilang sesuai target.

C. Membuat Kebijakan Kesehatan Lingkungan

Kebijakan kesehatan dibuat agar sebuah proses pengaturan dapat berjalan semakin baik. Kebijakan
kesehatan lingkungan diharapkan dapat membantu ahli kesehatan dan masyarakata dalam
melaksanakan proses penanganan masalah kesehatan. Kebijakan dapat dijadikan “kiblat” bagi pelaksana
kebijakan. Kebijakan kesehatan lingkungan dapat berupa aturan mengenai penjagaan lingkungan
disebuah daerah dengan tujuan menjaga kenyamanan, kelestarian alam, hingga kesehatan lingkungan
dengan melarang pembuangan sampah sembarangan, penggunaan kondom untuk pencegahan
penularan penyakit HIV/AIDS, pemberantasan jentik-jentik nyamuk, pembersihan lingkungan yang kotor,
dsb. Kebijakan yang dibuat berisi kebijakan tentang penggunaan kondom untuk pencegahan penularan
HIV/AIDS dan kebijakan untuk melakukan skinning dilokalisasi tempat WTS berada.

D. Melakukan Sosialisasi Akan Dampak HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis

Sosialisasi akan dilaksanakan oleh ahli kesehatan dilingkungan puskesmas dengan bantuan izin dan
kerjasama pamong desa dan kecamatan terkait untuk bekerja-sama dalam mengurangi kematian akibat
penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis. Sosialisasi melibatkan banyak pihak
dengan target kepada masyarakat muda agar dapat berhati-hati dalam menjaga diri dan kesehatan dan
terhindar dari HIV/AIDS. Peserta sosialisasi deprogram dari data kepala keluarga yang ada disetiap
kecamatan. Kepala keluarga dan satu anak baik laki0laki maupun perempuan diharuskan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi pencegahan dan penanganan penyakit berbahaya dan
mematikan. Sosialiasi juga dapat dilakukan dengan memasang iklan berupa spanduk, baliho, iklan radio,
dan televise tentang bahaya akan HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis.

Kemudian target dan tempat yang akan ditentukan pun diperhitungkan untuk melakukan langkah
sosialisasi sebagai berikut:

A. Rencana Sosialisasi Penularan Penyakit HIV/AIDS

· Sosialisasi ke tempat lokalisasi dan penyuluhan pencegahan dan penanganan penyakit HIV/AIDS

· Melaksanakan proses kondomisasi


· Melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah sekitar

· Memberikan penyuluhan terhadap bahaya HIV/AIDS

· Memberikan penyuluhan bahaya narkoba dan seks bebas

· Melakukan skinning kepada seluruh penular HIV, skinning kepada WTS di lokalisasi

· Sosialisasi dilakukan oleh kader kesehatan dengan melibatkan seluruh warga dan pamong desa

B. Rencana Sosialisasi Penularan Penyakit Malaria

· Memberikan penyuluhan akan bahaya Malaria

· Memberikan penyuluhan akan gejala dan penanganan Malaria

· Memberikan penyuluhan penggunaan kelambu dan anti-nyamuk

· Memberikan penyuluhan untuk kebersihan lingkungan sekitar rumah

· Sosialisasi dilakukan oleh kader kesehatan dengan melibatkan seluruh warga dan pamong desa

C. Rencana Sosialisasi Penularan Penyakit Tubrculosis

· Memberikan penyuluhan akan pencegahan TB

· Memberikan Penyuluhan akan gejala TB

· Sosialisasi dilakukan oleh kader kesehatan dengan melibatkan seluruh warga dan pamong desa

2.2 Pengelompokan (Organizing)

Kegiatan pengelompokan dilakukan sebagai berikut:

A. Membuat Kebijakan kesehatan lingkungan

B. Melakukan Kegiatan Akan Dampak HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis

C. Membuat Organisasi Perencanaan, Pencegahan, dan Penanganan HIV/AIDS, Malaria, dan


Tuberculosis

D. Memasang Target Pengurangan Jumlah kematian penderita HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis

2.3 Pelaksanaan (Actuating)

Dapat dilihat yaitu dengan adanya kebijakan yang digunakan dalam pembenahan sungai Citarum perlu
pula langgah utama yaitu 3P (Penataan, Peningkatan, Pencegahan) setelah sebuah kebijakan dikeluarkan.
Dalam hal ini, kebijakan perlu melibatkan peran serta segenap masyarakat (pihak terkait) terutama
kepada industry yang berada disekitar sungai. Dalam pembuatan kebijakan, diperlukan adanya faktor-
faktor sebagai berikut, yaitu:

a. Kondisi/situasi alam sekitar yang ada

b. Memperhatikan kerangka dalam penetapan kebijakan

c. Didokumentasikan, dilaksanakan, dan dipelihara kemudian dikomunikasikan kepada seluruh pihak


terlibat

Penulis membuat bagan perencanaan dalam pelaksanaan kegiatan setelah kebijakan kesehatan
lingkungan dilaksanakan. Secara umum, penulis menggunakan tiga langkah utama dalam pelaksanaan
pencapaian tujuan kegiatan seperti dibawah ini:

Pembenahan

Kegiatan Peningkatan

Pencegahan

Dengan penerapan sistem 3P (pembenahan, peningkatan, dan pencegahan) penulis berharap bahwa
rumusan masalah yang dirumuskan dapat betul-betul memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat
oleh virus yang mematikan. Pelaksanaan dari kegiatan sosialisasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Menentukan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan sosialisasi

b. Menetukan target pelaksanaan sosialisasi

c. Menentukan sponsor dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi

d. Mencari bantuan sponsor dalam pelaksanaan kegiatan sosialisasi

2.4 Pengontrolan (Control)


Pengontrolan dilakukan dengan tujuan agar suatu kegiatan yang dilakukan dapat tetap dilaksanakan
jika telah mencapai target tujuan. Penulis menargetkan kegiatan pengontrolan ini dilakukan dengan
melalui cara sebagai berikut:

a. Melibatkan banyak pihak terkait

b. Kebijakan yang dibuat dapat beridiri sendiri/diintergrasikan dengan kebijakan managemen


organisasi lainnya yang sudah ada

c. Jaga agar kebijakan tetap sederhana dan dimengerti

d. Pastikan bahwa kebijakan dimengerti dan dilaksanakan oleh berbagai pihak

e. Kebijakan harus dapat dikaji ulang

Pengontrolan terhadap bahaya HIV/AIDS, Malaria, dan Tuberculosis dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:

a. Melakukan skinning/pemeriksaan kesehatan berkala bagi WTS dilokalisasi

b. Memberikan Penyuluhan Penggunaan Kelambu dan anti-nyamuk

c. Memberikan kondom gratis (kondomisasi) ditempat-tempat lokalisasi

d. Malakukan penyemprotan nyamuk secara berkala

Langkah tersebut diatas merupakan langkah yang dilakukan setelah sebuah kebijakan dikeluarkan dan
kemudian dilakukan suatu langkah-langkah untuk mempertahankan sebuah peraturan yang sudah dibuat
berdasarkan perencanaan yang matang agar berjalan lancar. Controlling ditekankan dari adanya
kebijakan dan pelaksanaan dari sebuah kebijakan agar dapat berjalan sesuai rencana. Langkah diatas
adalah langkah dari adanya peraturan yang dibuat melalui tahap-tahap perencanaan, pengumpulan, dan
praktik yang kemudian memerlukan pengendalian setelah melalui ketiga tahap sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai