Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LAB PAI

PELAYANAN SYARIAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN

Disusn Oleh :

Risma Wulandari ( 30901800150 )

Dosen pembimbing :
H. Samsudin, S.Ag.,M.Ag

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
TAHUN PELAJAR 2019/2020

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................3
BAB 1...........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang...............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
1.4 Tujuan Pembahasan......................................................................................................................5
BAB 2...........................................................................................................................................................6
ISI/PEMBAHASAN....................................................................................................................................6
2.1 Pengertian Keperawatan islami....................................................................................................6
2.2 Karakeristik Keperawatan Islami....................................................................................................7
2.3 Ciri khas Perawat Islami yang Profesional......................................................................................7
2.4 Pelayanan Kesehatan yang Islami...........................................................................................9
2.5 Prinsip-prinsip keperawatan dan kesehatan dalam Islam.....................................................11
2.6 Perawatan Spiritual dalam Persfektif Islam..........................................................................13
BAB 3.........................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

2
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb.

Al-Hamdulillahi’rabbil Alamin, Segala puja dan puji syukur senantiasa kami


kembalikan kepada Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga makalah
kami yang berjudul “PELAYANAN SYARIAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN” ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya, meskipun belum sempurna seperti yang diharapkan.
Dan tak lupa selawat dan salam teruntuk kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Adapun
keberadaan isi dalam makalah ini bukanlah hal yang begitu istimewa, namun upaya keras telah
kami lakukan demi kesempurnaan makalah ini. Terlepas dari permasalahan bahwa keberadaan
makalah ini merupakan tugas yang harus kami selesaikan, kami tetap berharap semoga isi
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan siapapun yang membutuhkannya. Karena itu, saran
serta kritik yang bersifat membangun senantiasa kami harapkan dalam rangka perbaikan dan
penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya kepada Allah jualah kami mengembalikan segalanya dan
semoga makalah ini dapat bernilai ibadah di sisi-Nya.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb.

Semarang , 20 Maret 2020

( Risma Wulandari )

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

USCIRF (United States Commission on International Religious Freedom) (2017)


menyebutkan Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di
dunia. Mayoritas Umat Muslim di Indonesia saat ini lebih dari 87% dari populasi 258 juta
jiwa. Karena ini menjadikan tingginya kebutuhan masyarakat untuk mendapat pelayanan
yang berbasis Islami.
Pelayanan keperawatan merupakan bentuk jasa yang disediakan oleh organisasi
penyedia jasa (Asmuji, 2012). Dalam pelayanan kesehatan, keperawatan berperan sangat
penting dalam menentukan kualitas pelayanan kesehatan, karena perawat adalah pemberi
pelayanan kesehatan yang terbanyak di rumah sakit yaitu 60% dan yang paling lama
berhubungan dengan klien selama 24 jam (Sutoto & Wibowo, 2013 dalam Ilkafah &
Harniah, 2019).
Masalah utama dalam pelayanan kesehatan dengan prinsip - prinsip Islam adalah
akankan sesuai dengan harapan dan keinginan klien. Karena itu rumah sakit dituntut untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, agar dapat membentuk kepercayaan pasien
sehingga tercipta loyalitas pasien (Apriana & Rusli, 2014). Dengan perinsip - prinsip Islam
yang sesuai dengan harapan, yang telah diatur dalam pedoman pelaksanaan pelayanan
minimal dan indikator kualitas wajib dalam bidang keperawatan di rumah sakit Islam
(MUKISI, 2017).
Hal ini yang mendasari implementasi asuhan keperawatan islami selain
berlandaskan pada keilmuan, karena islam mementingkan pro'essionalisme, pengetahuan dan
keterampilan. perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan sebagai sebuah sistem,
profesi perawat dengan segala penguasaan ilmu pengetehuan, nilai iman dan islam yang
dimiliki perawat merupakan input. pelaksanaan proses yang diiringi dengan rasa syukur atas

4
nikmat karunia Allah dan dimanifestasikan dalam sifat ikhsan, yaitu rasa ikhlas dalam
bekerja sebagai ibadah dalam bentuk perilaku caring, profesional, ahlakulkarimah dan
kerjasama yang baik, berdampak pada pelayanan keperawatan yang diberikan mampu
menyentuh esensi fitrah manusia.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengertian keperawatan islami?


2. Bagaimanakah karakeristik keperawatan islami?
3. Bagaimanakah ciri khas perawat islami yang profesional?
4. Apa saja pelayanan kesehatan yang Islami ?
5. Apa saja Prinsip-prinsip keperawatan dan kesehatan dalam Islam?
6. Bagaimana perawatan spiritual dalam persfektif islam ?

1.4 Tujuan Pembahasan

1) Untuk mengetahui pengertian keperawatan islami .


2) Untuk mengetahui karakteristik keperawatan islami .
3) Untuk mengetahui ciri khas perawat islami yang profesional.
4) Untuk mengetahui pelayanan kesehatan yang islami .
5) Untuk mengetahui prinsip-prinsip islam dalam kesahatan.
6) Untuk mengetahui perawatan spiritual dalam persfektif islam.

5
BAB 2

ISI/PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan islami

Menurut keperawatan Indonesia “Keperawatan adalah suatu bentuk  pelayanan


professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan didasarkan pada
ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio, spiritual yang
komprehensif, ditunjukan kepada indifidu keluarga dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup selurug proses kehidupan manusia.
Menurut keislaman adalah suatu manifestasi dari ibadah yang berbentuk
pelayanan profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada keimanan, keilmuan dan amalserta kiat keperawatan berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosio- spiritual yang kompehensif, ditujukan kepada indifidu, keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan
merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi cinta kepada Allah
SWT dan Nabi Muhammad SAW. Keperawatan sebagai profesi bukan hal baru bagi Islam.
Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan tanggung jawab terhadap yang
bersangkutan membutuhkan. Usaha telah dimulai selama pengembangan Islam sebagai
agama, budaya, dan peradaban. (Dahlia, 2013:1).
Menurut Bakar (2018) keperawatan islami adalah tindakan pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dalam bentuk ibadah yang berdasarkan Al-
Qur’an dan Hadist untuk mendapatkan Ridho Allah SWT dengan karakteristik profesional
ramah, amanah, istiqomah, sabar, dan ikhlas. Sedangkan asuhan keperawatan Islami adalah
asuhan yang bertujuan memberikan pelayanan keperawatan yang memenuhi harapan dan
keinginan klien dengan menggunakan nilai-nilai Islam dalam menerapkan Akhlak pribadi,
landasan kerja, perilaku, penampilan, dan ciri khas seorang perawat Muslim.

6
2.2 Karakeristik Keperawatan Islami

Ada 6 (enam) karakteristik pelayanan dalam pandangan Islam yang dapat


digunakan sebagai panduan, antara lain (Khasmir dalam Thayeb, 2018):
1. Jujur yaitu sikap yang tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada,
tidak berkhianat serta tidak pernah ingkar janji.
2. Bertanggung jawab dan terpercaya (Al-Amanah) yaitu suatu sikap dalam
memberikan pelayanan selalu bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
3. Tidak Menipu (Al-Kadzib) yaitu suatu sikap yang sangat mulia dalam
memberikan pelayanan adalah tidak pernah menipu. Seperti Rasulullah dalam
memberikan pelayanan ketika berdagang tidak pernah menipu.
4. Menepati janji dan tidak curang yaitu suatu sikap pemberi pelayanan yang selalu
janji baik kepada klien maupun teman sejawat.
5. Melayani dengan rendah hati (khidmah) yaitu sikap ramah tamah, sopan santun,
murah senyum, suka mengalah, namun tetap penuh tanggung jawab.
6. Tidak melupakan akhirat yaitu ketika sedang memberikan pelayanan tidak
boleh terlalu menyibukkan dirinya semata-mata untuk mencari keuntungan
materi dengan meninggalkan keuntungan akhirat. Sehingga jika datang waktu
shalat, mereka wajib melaksanakannya sebelum habis waktunya.

2.3 Ciri khas Perawat Islami yang Profesional

perawat sebagai profesional yang islami direfleksikan melalui : penampilan fisik, sikap
yang agamis, psikomotor, pengetahuan ,kemampuan berkomunikasi, pengambilan
keputusan, kesejawatan yang dapat bekerja sama dengan harmonis. Pinsip keperawatan
dalam Islam : Melayani itu ibadah, memberi dahulu dan kita akan menerima, mengerti
orang lain lebih dulu,membahagiakan orang lain dahulu, melakukan sikap empati dan
menumbuhkan sinergi, membiasakan dengan ucapan : salam, basmalah,hamdalah dan
berdoa ( Widarti,2010 )

7
Berikut adalah ciri khas dari seorang perawat, yaitu :
1. Berpakaian bagi wanita
a) Seragam menutupi seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan
b) Tidak ketat sehingga masih menampakan bentuk tubuh yang ditutupinya
c) Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat
d) Tidak menyerupai laki-laki
e) Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang
f) Dipakai bukan dengan maksud memamerkannya
2. Berinteraksi dengan sesama muslim
a) Memberi bantuan memenuhi kebutuhan dasarnya
b) Menyebarkan salam
c) Menjenguknya jika ia sakit
d) Menjawabnya jika ia bersin
e) Mengunjunginya karena Allah
f) Memenuhi undangannya
g) Tidak menyebut aib dan mengunjingnya, secara terang atau sembunyi
h) Berbaik sangka kepadanya
i) Tidak boleh memata-matai dan mengawasnya, baik dengan mata maupun
telinga
j) Tidak membocorkan rahasianya
k) Menampakan perhatian dan kasih sayang kepadanya
l) Tidak menghibahnya dan membelanya jika ada seseorang yang
menghibahnya
m) Memaafkan kesalahannya
n) Mendo’akannya dari tempat yang jauh
3. Berinteraksi dengan non muslim
a) Berbuat adil dan baik pada orang non muslim
b) Boleh membantu orang non muslim yang menderita
c) Jangan menghina orang non muslim

8
d) Wanita Islam dilarang menikah dengan laki-laki non muslim
e) Tidak boleh memberi salam kepada orang non muslim
f) Apabila orang non muslim itu memberi salam maka jawablah hanya
dengan ucapan Wa’alaikum
4. Hijab
a) Perawat wanita memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada
pasien wanita
b) Perawat wanita boleh memberikan asuhan keparawatan secara langsung
pada pasien laki-laki dalam konsisi khusus atau kegawatdaruratan ketika
tidak ada lagi perawta laki-laki yang memungkinkan untuk memberikan
bantuan
c) Perawat laki-laki memberikan asuhan keparawatan secara lagsung kepada
laki-laki
d) Perawat laki-laki memberikan asuhan keperawatan secara langsung pada
pasien wanita dalam kondisi khusus atau kegawatdaruratan ketika tidak
ada lagi perawat wanita yang memungkinkan untuk memberikan bantuan
e) Perawat memisahkan penempatan ruang perawatan antara pasien wanita
dengan pasien laki-laki dewasa, kecuali pasien anak-anak usia 0-7 tahun.

2.4 Pelayanan Kesehatan yang Islami

1. Penjagaan agama (hifz ad-diin)

a. Kelompok Manajemen Syariah Standar

Syariah Manajemen organisasi yang dilakukan telusur dan bukti dokumen


ditemukan sumber pembiayaan sesuai syariah, memiliki komite syariah dan lembaga
keta’miran mesjid yang semuanya terpenuhi.

b. Kelompok Manajemen Syariah

Standar Syariah Manajemen Fasilitas ditemukan Sertifikat halal dari MUI untuk
air minum dan Sertifikat halal dari MUI untuk dapur. Hal ini berarti juga terpenuhi.

9
c. Kelompok Pelayanan Syariah

Standar Syariah Akses Pelayanan dan Kontinuitas ditemukan RM dan bukti tanda
terima spiritual report, artinya terpenuhi.

d. Kelompok Pelayanan Syariah

Standar Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian ditemukan Pendampingan


rohani pasien dengan permintaan khusus, Pendampingan pasien pada akhir kehidupan
(end of life care) yang berarti terpenuhi.

2. Penjagaan Jiwa (Hifz An-Nafs)

a. Kelompok Manajemen Fasilitas

Standar Syariah Manajemen Fasilitas ditemukan Pengelolaan fasilitas ibadah


disediakan secara proporsional yang berarti terpenuhi.

b. Kelompok Pelayanan Syariah

Standar Syariah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ditemukan Keterlibatan


seluruh staf dalam terlaksananya program cuci tangan, yang berarti terpenuhi. Standar
Syariah Pelayanan dan Bimbingan Kerohanian ditemukan Pemulasaran jenazah,
Pedoman penatalaksanaan nyeri, Pedoman pengelolaan jaringan tubuh, Pengelolaan
sumber air, yang berarti terpenuhi.

3.Penjagaan Akal (Hifz Al-‘aql)

a Kelompok Manajemen Syariah

Standar Syariah Manajemen Modal Insani ditemukan Ada kebijakan tentang


mandatory training keagamaan bagi seluruh staf, yang berarti terpenuhi

b. Kelompok Pelayanan Syariah

10
Standar Syariah Asesmen Pasien ditemukan ada kebijakan kompetensi staf
dalam hal fikih orang sakit yang berarti terpenuhi

c. Kelompok Pelayanan Syariah

Standar Syariah Pendidikan Pasien dan Keluarga ditemukan Ada perpustakaan


mini sebagai sumber informasi, Kebijakan penyelesaian konflik / komplain. (tehnik
komunikasi), Ada Media edukasi pasien & keluarga yang berarti terpenuhi.

4. Penjagaan Keturunan (Hifz An-Nasl)

Kelompok Pelayanan Syariah Standar Syariah Pelayanan Pasien ditemukan


Kebijakan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, Informed consent kontrasepsi
sesuai syariah yang berarti terpenuhi.

5. Penjagaan Harta (Hifz Al-Mal)

Standar Syariah Manajemen Akutansi dan Keuangan ditemukan Bukti


pembayaran ZIS RS dan/atau staf, Bukti kerjasama pembiayaan dan / investasi dengan
lembaga keuangan syariah, Bukti penghapusan pasien yang tidak mampu Standar
Syariah Pelayanan Syariah ditemukan Kebijakan billing system Teliti deteksi bila terjadi
salah penghitungan (sebagai antisipasi).

2.5 Prinsip-prinsip keperawatan dan kesehatan dalam Islam

 Dalam ilmu kesehatan islam pun mengajarkan beberapa prinsip tentang kesehatan.
Prinsip-prinsip ini adalah sebagai berikut:

1. Agama Islam bertujuan memelihara agama, jiwa, akal, kesehatan dan harta benda
umat manusia

2. Anggota badan dan jiwa manusia merupakan milik Allah

3. Justice

4. Mengutamakan peluang hidup yang lebih tinggi.

11
Prinsip Keperawatan dalam Islam

1. Aspek Teologis
yaitu setiap hamba telah dibekali oleh Allah dua potensi yaitu kehendak
(masyiah) dan kemampuan (istitha’ah). Atas dasar kehendak maka seorang
muslim memiliki cita-cita untuk melakukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam
kehidupannya yang dibaktikan karena Allah. Dengan adanya kehendak dan
kemampuan maka seorang manusia melakukan upaya yang sungguh-sungguh
tanpa menyisakan kemampuannya dan setelah itu menyerahkan hasilnya menanti
ketentuan Allah. Dalam perspektif yang seperti itulah bertemunya dua hal yang
seing dipandang krusial dalam pemahaman akidah yaitu antara usaha manusia
dan takdir Allah. Keduanya adalah merupakan perpaduan dalam perjalanan hidup
manusia yang disebut tawakkal.
2. Aspek fungsi kemanusiaan
yaitu khilafah dan ibadah. Tugas khilafah adalah mengelola seluruh alam semesta
untuk kepentingan umat manusia. Dan tentunya harus diingat bahwa tugas
pengelolaan yang baik harus dilakukan oleh hamba-hamba Allah yang memiliki
kepatutan untuk itu. Selanjutnya pelaksanaan tugas khilafah yang benar pastilah
akan menghasilkan ibadah yang benar pula dan demikian sebaliknya. Atas dasar
itu, seorang muslim hendaknya menggali seluruh informasi ilmu pengetahuan
tentang alam semesta termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu ada pada umat
lain yang tidak muslim. Anjuran tentang hal ini ditegaskan dalam berbagai ayat
Al Quran antara lain dengan penyebutan tipologi orang berilmu itu dengan ulul
albab.
3. Aspek akhlak
yaitu ihsan yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman hendaklah
menyadari bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah sesuai dengan Hadis
Rasul bahwa engkau menyembah Allah seakan engkau melihatNya dan andaikata
engkau tidak mampu melihatNya maka yakinlah Ia melihatmu (an ta’bud Allah
kaannaka tarahu fa in lam takun tarahu fa innahu yaraka). Atas dasar itu, seorang
muslim dalam segala tindakannya tidak memerlukan kendali eksternal untuk

12
menjadi orang baik karena di dalam hatinya terdapat potensi fitrah yang selalu
menuntunnya untuk menjadi orang yang takut berbuat maksiat.

2.6 Perawatan Spiritual dalam Persfektif Islam

Perawatan spiritual atau ruhani dalam pandangan para ulama Islam


merupakan proses berkelanjutan sepanjang kehidupan manusia. Islam mengajarkan
bagaimana manusia menjalani kehidupan dari mulai menyiapkan generasi penerus
yang masih berupa janin didalam kandungan, kemudian lahir sebagai seorang bayi,
menjadi anak, dan tumbuh menjadi dewasa, sampai menjelang ajal tiba. Dengan
melaksanakan ajaran Islam secara totalitas sesuai tuntunan Qur’an dan Sunnah Rasul,
maka manfaat yang diperoleh adalah diantaranya terpeliharanya kesehatan baik fisik,
mental, sosial, dan spiritual.

Mengingat manusia pada awalnya dilahirkan dalam keadaan fitrah,


maka tujuan perawatan spiritual Islam adalah bagaimana mengembalikan manusia
kedalam fitrahnya agar bisa mengenal Tuhannya, melaksanakan segala perintah-Nya,
dan menjauhi segala larangan-Nya. Namun, kerena kehidupan manusia tidaklah steril
dari kotoran atau penyakit, maka metoda yang dianjurkan para ulama dalam menjaga
kefitrahan diri dalah dengan melakukan penyucian jiwa (Tazkiyat an-nafs). Tazkiyah
merupakan dasar untuk peningkatan dan pengembangan keperibadian. Tazkiyah juga
merupakan proses panjang, proaktif, perjuangan yang sulit dalam mengembalikan
kedudukan manusia kedalam kontrak semula antara mahluk dan Khalik (Allah).
Allah SWT berfirman: “…..Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya,
sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri, Dan kepada
Allahlah tempat kembali (QS 35:18)”.

Memperbaiki, dan meneguhkan akidah, ibadah, menghindari hal-hal yang


dilarang, senantiasa mengingat kekuasaan Yang Maha Pencipta, dan mentafakuri
segala ciptaan Allah, merupakan jalan tazkiyah yang dapat meningkatkan
kepribadian, berahkak kharimah, asertif, dan percaya diri. Hidup ditengah-tengan
lingkungan yang sarat dengan nilai kebenaran dan keshalihan sangat diperlukan

13
untuk memotivasi penyucian jiwa. Islam adalah agama amal, mencapai tazkiyah pun
melalui amal perbuatan yang nyata.

Dalam kondisi seseorang sedang ditimpa musibah berupa sakit,


maka Islam memberikan bimbingan bagaimana mensikapi sakit dengan senatiasa
berhusnudzan kepada Allah, berserah diri kepada Allah, mengingat Allah (dizkr),
sabar, berdo’a dan berupaya dengan jalan yang diridhai Allah. Perawat yang sehari-
hari merawat klien yang sakit sangat berperan dalam memberikan bimbingan ruhani
sesuai batas kemampuan atau berupaya memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan ruhiyah bagi pasien yang sedang sakit. Beberapa  intervensi yang bisa
dikembangkan oleh perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan ruhiyah
kliennya adalah diantaranya dengan mengucapkan salam kepada klien, menunjukan
sikap ramah, kasih saying, perhatian, mendo’akan klien, memberikan tausiah,
meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan klien, memfasilitasi kegitan ibadah
klien, menghadirkan petugas kerohanian, memberikan bimbingan sakaratul maut,
serta menata kondisi lingkungan yang kondusif untuk terpenuhinya kebutuhan
ruhiyah klien.    

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan dalam islam tidak hanya menjalankan pekerjaannya


sebagai profesi tetapi sebagai bentuk syiar islam, yang mengintegrasikan
nilai-nilai keislaman serta mengaplikasikannya dalam praktik keperawatan.
Dalam padangan agama islam merawat pasien merupakan tugas mulia, baik
secara tersurat maupun tersirat.

14
Seorang perawat dikatakan profesional jika memiliki ilmu
pengetahuan, keterampilan keperawatan professional serta memiliki sikap
profesional sesuai kode etik profesi dan sesuai dengan ajaran agama Islam.
Peran perawat itu sangat penting dalam keadaan apapun juga kita sebagai
seorang perawat harus siap menolong dengan ikhlas walaupun dalam keadaan
sakaratul maut sekalipun dan janganlah kita takut. Sebagai seorang perawat
yang profeional kita harus mengikuti delapan etos kerja
Dengan pemikiran yang hipotetik tentang pelayanan kesehatan
yang Islami dapat mewujudkan pelayanan prima di rumahsakit-rumahsakit
Islam.Menjadi kewajiban bagi semua individu-individu, kelompok-kelompok,
net-work rumahsakit-rumahsakit Islam yang memikirkan dan bekerja untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan yang Islami di rumahsakit-rumahsakit
Islam untuk mulai membuat guideline pelayanan kesehatan yang Islami liwat
lokakarya-lokakarya, temu pakar, yang akan menjadi tuntunan bagi semua
rumahsakit-rumahsakit Islam.

3.2 Saran

Saran bagi Institusi Rumah Sakit untuk meningkatkan kepuasan pasien


adalah dengan memenuhi harapan pasien dengan cara lebih memperhatikan
pelaksanaan pelayanan syariah dalam bidang keperawatan yaitu standar pelayanan
minimal rumah sakit syariah berupa membaca Basmalah pada pemberian obat dan
tindakan, mengingatkan waktu sholat, hijab untuk pasien, pemasangan EKG
sesuai gender, pemakaian hijab bagi ibu menyusui dan indikator mutu wajib
syariah yaitu pemasangan kateter sesuai gender.

Allah menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, tapi


apabila manusia sudah menjadi pemimpin terkadang mereka lupa dengan
masyarakat yang dia pimpin. Sebagai calon pemimpin dalam bidang keperawatan
atau kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien jangan membeda-
bedakan, apakah sia kaya atau miskin.

Demikianlah penulisan makalah ini semoga ini bermanfaat bagi para


pembaca maupun penulis. Besar harapan semoga didalam makalah dengan materi

15
pelayanan syariah dalam asuhan keperawatan ini dapat menjadi refrensi bagi
pembaca atau mahasiswa sebgai calon perawat kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrouf, M., & Rosalia, c. (2018). Pelayanan Syariah dalam Bidang Keperawatan dengan Tingkat
Kepuasan Pasien di Rumah Sakit . “Nurse Roles in Providing Spiritual Care in Hospital, Academic
and Community", 8.

Anwar, H., Sunardi, & Juwitasari. (2019, january 7). HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT
BERKARAKTER ISLAMI DENGAN LOYALITAS PASIEN DI RUMAH SAKIT ISLAM. Retrieved january 7,
2020, from HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN PERAWAT :
http://eprints.umm.ac.id/60188/1/Pendahuluan.pdf

Lamsudin, R. (2018, juli 15). Nuansa Pelayanan Kesehatan yang Islami di Rumah Sakit Islam . Retrieved
juli 15, 2018, from Nuansa Pelayanan Kesehatan yang Islami - Slide share:
https://www.slideshare.net/muhammadreza23/nuansa-pelayanan-kesehatan-yang-islami-
106027494

Madara, U. (2012, mei 14). MAKALAH AGAMA ISLAM DIK. Retrieved juni 2012, 11, from (DOC) MAKALAH
AGAMA ISLAM DIK | Uchiha Madara:
https://www.academia.edu/34782595/MAKALAH_AGAMA_ISLAM_DIK

Ramadhona, D. (2018, maret 10). MAKALAH KARAKTERISTIK KEPERAWATAN ISLAMI. Retrieved januari
03, 2019, from ( DOC ) MAKALAH KARAKTERISTIK KEPERAWATAN ISLAMI:
https://www.academia.edu/36367764/MAKALAH_KARAKTERISTIK_KEPERAWATAN_ISLAMI

Sholikah. (2014, November 12). KARYA TULIS ILMIAH KEPERAWATAN DALAM PANDANGAN ISLAM .
Retrieved November 12, 2014, from Keperawatan Dalam Dimensi Islam-Slide Share:
https://www.slideshare.net/khomsyasholikha/keperawatan-dalam-dimensi-islam

Sulistiadi,w, & Rahayu,S. (2016). POTENSI PENERAPAN MAQASHID SYARIAH DALAM RUMAH SAKIT
SYARIAH DI INDONESIA . POTENSI PENERAPAN MAQASHID SYARIAH DALAM RUMAH SAKIT
SYARIAH DI INDONESIA , 8.

16

Anda mungkin juga menyukai