Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah : Kajian Islam Profesi
Disusun Oleh :
SEMESTER 5
Kelas : R2/B
2021
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu guna memenuhi tugas mata kuliah
Kajian Islam Profesi yang berjudul “Sikap Profesional dan Pengembangan Sikap Profesional
Keperawatan (Kajian Qs. Al-Mujadalah ayat 11)”. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Dalam penyusunan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
mengumpulkan data dan keterangan yang diperoleh dalam penulisan makalah ini. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan serta kelemahan dalam
menyusun makalah ini.
Semoga dengan makalah yang dibuat ini dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman kita semua. Kami sadar dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Akan tetapi kami yakin makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 2
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan keyakinan terhadap profesi akan melahirkan komitmen personal dari perawat.
Komitmen personal perawat dimaksud adalah dengan menampilkan nilai-nilai
professional keperawatan, senantiasa berkontribusi untuk memajukan profesi dan secara
terus menerus mengupayakan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan terbaik bagi
klien (Gerard, Linton, Besner, 2004).
Profesi keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang demikian pesat.
Perkembangan tersebut memberi dampak berupa perubahan sifat pelayanan keperawatan
dari pelayanan vokasional menjadi professional yang berpijak pada penguasaan IPTEK
(Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) keperawatan termasuk dalam pelayanan keperawatan.
Perubahan ini tidak serta diterima oleh masyarakat. Fenomena ini tentunya harus
menumbuhkan sikap optimis pada diri perawat yang diikuti dengan pembuktian
eksistensi profesi keperawatan (Kusnanto, 2004)
1.3 Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk mengetahui sikap yang dimiliki
oleh seorang perawat profesional, etika seorang perawat profesional, prinsip-prinsip
setika keperawatn dan juga pengembangan sikap profesional keperawatan. Selain itu
dibuatnyaa makalah ini untuk memenuhi tugas Kajian Islam Profesi dan menambah
wawasan bagi mahasiswa atau pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dijalani setiap orang sesuai dengan
keahliannya yang menuntut kesetiaan (komitmen), kecakapan (skill), dan tanggungjawab
yang sepadan sehingga bukan semata-mata urusan mencari nafkah berupa materi belaka.
Dalam hal ini setiap anggota muhammadiyah dalam memilih dan menjalani profesinya di
bidang masing-masing hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kehalalan
(Halalan) dan kebaikan (thayyibah), amanah, kemanfaatan dan kemaslahatan yang
membawa pada keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Selain itu sdalam menjalani
profesi bagi setiap warga muhammadiyah dilakukan dnegan sepenuh hati dan kejujuran
sebagai wujud menunaikan ibadah dan kekhalifahan dimuka bumi.
Perawat merupakan salah satu profesi dalam dunia kesehatan yang dituntut untuk
memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu, sehingga perawat dituntut
memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan yang baik dalam bidang keperawatan. Salah
satu hak penting yang perlu dipahami oleh perawat adalah pentingnya memahami etika
keperawatan sebagai penunjang sikap professional perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendefiniskan keperawatan
3
adalah suatu ilmu yang berbeda aei ilmu profesi kesehatan lain serya kesesuaian
penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan.
A. Definisi
Etik profesi merupakan prinsip moral atau asas yang harus diterapkan oleh
eprawat dalam hubungannya dnrgan apsien, teman sejawat, dan masyarakat umum.
Etik ini mengatur tentang perilaku profeisonal pada perawat dalam menjalankan
pekerjaannya, sebagaimana tercantum dalam lafal sumpah dan kode etik yang di
susun organiasi professional bersama pemerintah. Untuk menghindari pelanggaran
etik dalam praktik keperawatan professional, maka perawat harus menerapkan
4
prinsip/asas etik dank ode etik serta mematuhi aspek legal keperawatan yang diatur
dalam KepMenkes 148/2010 dan UU Kes 36/2009.
5
f. Berpikiran kritis (critical thinking)
g. Asuhan Keperawatan (Patient care)
Tujuan dari etika keperawatan pada dasarnya adalah agar oara perawat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat
manusia. Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan antara perawat dank lien, perawat dengan perawat,
perawat dengan profesi lain , juga perawat dengan masyarakat (Utami dkk, 2016).
a. Merekatkan hubungan yang harmonis antara perawat dan pasien. Bahwa etik
keperawatan merupakan dasar yang mengatur hubungan antara perawat, klien atau
pasien, teman sebaya, masyarakat dan unsur profesi baik dalam profesi
keperawatan maupun dengan profesi lainnya.
b. Menyelesaikan segala persoalan yang dialami oleh klien atau pasien ketika
menerima pelayanan seorang perawat. Etika keperawatan merupakan standar
acuan untuk mengatasi segala macam masalah yang dilakukan oleh praktisi
keperawatan terhadap pasien yang tindak mengindahkan dedikasi moral dalam
pelaksanaan tugasnya sebagai seorang perawat.
c. Melindungi perawat yang diperlakukan secara tidak adil oleh institusi yang
menaunginya baik ketidakadilan dalam hal moral maupun material.
d. Mensinergikan intitusi pendidikan yang menekuni keperawatan dengan produk
lulusan yang dihasilkan.
e. Memebrikan pemahan kepada masyarakat sebagai pengguna layanan tenaga
keperawatan tentang pentingnya sikap professional seorang perawat dalam
melaksanakan tugas praktik keperawatan.
f. Menegaskan kewajiban-kewajiban yang secara sukarela harsu diemban oleh
perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan yang
diambil perawat.
g. Meningkatkan pengertian tentang hubungan profesi kesehatan dengan profesi lain
serta mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan lain.
6
h. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan tentang baik dan buruk oleh
seorang perawat yang nantinya akan dipertanggungjawabkan kepada masyarakat
dan Tuhan, sehingga odak ada seorangpun anggota masyarakat yang merasa
dirugikan oleh profesi dan pelayanan keperawatan.
i. Mengembankan sifat pribadi dan sikap professional seorang perawat, bukan hanya
ketika berada di intitusi maupun di luar intitusi kesehatan.
j. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan penting bagi perawat untuk dasar
praktik keperawatan secara profesinal dan memberi kesempatan bagi perawat
untuk menerapkan ilmu pengetahuannya dengan menggunakan prinsip etik dalam
praktik sesuai dengan situasi yang nyata.
a. Respek
Respek diartkan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien dan
keluarganya. Perawat harus menghargai hak-hak klien seperti hal untuk mencegah
bahaya dan mendapat penjelasan secara benar. Dalam prinsip ini terkandung arti
bahwa kehidupan merupakan hak milik yang paling berharga dan mendasar pada
manusia. Oleh karena itu manusai berkewajiban untuk dapat memelihara dan
menjaganya. Dengan demikian perawat sebagai petugas kesehatan juga harus
melakukan sesutau yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan
kehidupan manusia, dimana terdapat harapan sembuh atau ketika seseorang
memeproleh keuntungan dar tindalan memperpanjang hidup.
b. Otonomi
Menurut Potter dan Perry dalam Sumijatun (2011), otonomi berararti setiap
individu harus memiliki kebebasan untuk memilih rencana kehidupannya sendiri dan
cara penerapan moral yang dilakukan. Sebagai manusia yang bersifat unik, maka
penerapan moral yang dilakukan juga tidak sama, oleh karena itu perawat harus
berhati-hati dalam melayani klien sehingga tidak berbenturan dengan nilai-nilai yang
dianut klien tersebut. Perawat perlu melibatkan keluarga danteman dekat klien dalam
pengambilan kepetusan perawatan klien.
c. Benefience (Kemurahan hati/maslahat)
Kemurahan hati atau maslahat merupakan kewajiban untuk melakukan hal
yang baik dan tidak membahayakan oranglain. Apabila prinsip kemurahan hati
mengalahkan prinsip otonomi, maka hasilnya adalah paternalism. Paternalism
7
merupakan perlakuan yang berdasarkan pada apa yang dipercayai oleh professional
kesehatan untuk kebaikan klien, kadang-kadang tidak melibatkan keputusan dari
klien. Para professional percaya bahwa mereka apa yang tahu aoa yang terbaik
mengenai apa yang mereka akan lakukan pada klien, tetapi mereka tidak menyadarai
bahwa yang mereka lakukan dan dampak dari tindakan tersebut hanya akan dirasakan
oleh klien sendiri. Perkembangan selanjutnya adalah munculnya keinginan klien
untuk ikut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan dan kemudian berperan
sebagai rekanan aktif untuk penangannan kesehatannya sendiri.
d. Non-Maleficence
1. Membuang bahaya
2. Mencegah bahaya, dan
3. Melakukan langkah positif untuk kepentingan orang lain.
e. Veracity (Kejujuran)
Thomas Jefferson mengemukakan, jujur adalah bab-bab pertama dari setiap
buku tentang kebijaksanaan (honesty isteh first chapter in the book of wisdom). Jujur
berfungsi sebagai pilar utama terbentuknya peradaban islam.
Jujur atau kejujuran (honest, honesty) kerap diartikan sebagai sikap dan
perilaku tidak pernah menipu, berbohong, dan melawan hukum (never cheating, lying,
and breaking the law).
Rasul SAW mengingatkan kita senantiasa jujur dan menjauhi dusta. Sabdanya,
“Jauhi dusta, karena ia akan membawamu kepada dosa dan dpsa membawamu ke
8
neraka. Biasakanlah berkata jujur, karena ia akan membawamu kepada kebajikan
dan mengantar-mu ke surga.”
Stephen Cover (1990) pernah membahas tema kejujuran dengan integritas. Dia
mengemukakan, “kejujuran berarti mengatakan kebenaran, yakni mengkonfirmasikan
ucapan-ucapan kita dengan realitas, sedangkan integritas berarti mengkonfirmasikan
realitas dengan ucapan-ucapan kita dalam bentuk menepati janji dan memenuhi
harapan” (Honesty is telling the truth, in other world , conforming our words to realy.
Integrity is cconforming to our words, in other world, keeping promises and fulfilling
expectations).
Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu
kebenaran dan tidak berbohong atau menipu orang lain. Prinsip ini mempunyai
implikasi yang cukup berat bagi perawat, karena terkadang perawat harus melakukan
suatu kebohongan yang tidak di kehendakinya.
Contoh : seorang perawat membetikan placebo, placebo adalah medikasi pengganti
dari obat yang klien piker ia dapatkan, biasanya tanpa bahan kimia. Placebo
diberikan dengan maksud agar hasil yang diharapkan tercapai, misalnya penurunan
ketergantungan zat adiktif seperti morfin, sementara placebo dapat dikatakan menipu
klien dengan memberikan zat non adiktif. Pertanyaan ialah apakah perawat telah
melanggar prinsip kejujuran, walaupun ditunjukan untuk kebaikan klien.
f. Confidensialitas (Kerahasiaan)
Prinsip ini berkaitan dengan penghargaan peawat untuk merahasiakan semua
informasi tentang klien yang dirawatnya. Perawat hanya memebrikan informasi pada
pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Perawat
menghindari pembicaraan mengenai kondisi klien denhan siapapun yang tidak secara
langsung terlibat dalam perawat klien.
g. Fidelity (kesetiaan)
Prinsip kesetiaan berkaitan dengan kewajiban perawat untuk selalu setia pada
kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat. Perawat harus memegang janji
yang dibuatnya pada klien, kejujuran dan kesetiaan merupakan modal dalam
memupuk rasa percaya klien pada perawat. Apabila klien dan keluarganya sudah
tidak percaya lagi pada perawat yang menanganinya, maka tujuan dari asuhan
keperawatan tidak akan berhasil.
h. Justice (keadilan)
9
Menurut Aristoteles, yang dimaksud dengan adil ialah “keseimbangan dalam
tindakan manusia (fairness in human action).” Apa yang dimaksud dengan
‘keseimbangan’ adalah sebagai titik tengah di antara dua ujung yang ekstrem. Apa
yang dikemukakan oleh Aristoteles ini ternyata irip dengan apa yang juga
dikemukakan oleh Rasulullah saw yang menyatakan bahwa ‘sebaik-baik perkara
adalah yang ada di tengah (antara dua ujung yang ekstrem), “khairul umuri
ausathuha”
Prinsip keadilan berkaitan dnegan kewajiban perawat untuk dapat berlaku adil
pada semua orang. Tidak memihak atau berat sebelah. Persepsi keadilan bagi perawat
dank lien sering berebda, terutama yang berkaitan dengan pemberian asuhan
keperawatan. Perawat akan mendahulukan klien yang sutuasi dan kondisinya
memerlukan penanganan segera dan menunda melayani klien lain yang kebutuhannya
termasuk dibawah prioritas. Tidak seluruh klien dapat memahami situasi ini, sehingga
akan menimbulkan rasa kurang nyaman bagi klien yang merasa dirinya kurang
diperhatikan oleh perawat..
1. Inisiatif
2. Etika/integritas
3. Berpikir Kritis
4. Kemauan Belajar
5. Komitmen
6. Motivasi
7. Bersemangat
8. Dapat diandalkan
9. Komunikasi lisan
10. Kreatif
11. Kemampuan analitis
12. Dapat mengatasi stress
10
13. Manajemen diri
14. Menyelesaikan persoalan
15. Dapat meringkas
16. Berkooperasi
17. Fleksibel
18. Kerja dalam tim
19. Mandiri
20. Mendengarkan
21. Tangguh
22. Berargumen logis
23. Manajemen waktu
Selain itu disiplin di tempat kerja berbentuk sikap dan perilaku menjaga dan
meningkatkan mutu kinerja kerja (ahsanu ‘amala), menjaga lidah untuk senantiasa
tidak berkata sia-sia yang menimbulkan dosa (La yasma’una fiha lagwaw wala
ta’siman, illa kilan salaman salaman; QS. 56: 25-26), arif dan tepat waktu
memepertahankan diri pada maqam motivasi intristil tingkat tinggi (motivasi
ilahiyah), senang melayani, dan bergairah memebrikan kemulyaan-kemulyaan
professional.
11
Untuk itu tenaga keperawatan di tuntut untuk dapat meningkatkan kemampuan
profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam pembangunan kesehatan khususnya
dalam pelayanan keperawatan professional.
Ada empat scenario masa depan yang diprediksi akan terjadi dan harus
diantisipasi dengan baik oleh profesi keperawatan Indonesia (Ma’arif, 1999), yaitu :
12
a. Masyarakat berkembang-ditunjukkan dnegan tingkat pendidikan-sehingga membuat
mereka memiliki kesadaram yang lebih tinggi akan hak dan huku, menuntut berbagai
bentuk dan jenjang pelaynan kesehatan yang professional, ditambah pula rentang
kehidupan daya ekonomi masyarakat ikut semakin melebar;
b. Rentang masalah kesehatan meluas, sehingga berdampak pada sistem pemberian
pelayanan kesehatan, mulai dari teknologi yang sederhana sampai pada teknologo
yang canggih.
c. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang dan harus domanfaatkan secara
tepat guna;
d. Tuntutan profesi meningkat karena didorong oleh perkembangan iptek medis,
permasalahan internal pada profesi keperawatan, dan era global.
ََّ َللاُ لَكُمََۖ َوإِذَا قِي َلَ انشُزُوا َفانشُزُوا يَر َف َِع
َََللاُ الَّذِين ََّ حَِ س َ ِس َفاف
َ س ُحوا يَف َّ َيَا َأ َيُّ َهاَ الَّذِينََ آ َمنُوا إِذَا قِي ََل لَكُمَ تَف
َ ِ س ُحوا فِي ال َمجَال
ََّ آ َمنُوا مِ نكُمَ َوالَّذِينََ أُوت ُوا العِل ََم د ََرجَاتََۚ َو
ََللاُ بِ َما تَع َمَلُونََ َخبِير
Artinya :
13
bagi ahli badar tersebut. Orang-orang munafik yang mengetahui peristiwa ini kemudian
menuduh Rasulullah tidak adil. Rasulullah lantas menjelaskan bahwa mereka yang
berlapang-lapang dalam majlis dan bangkit untuk memberi tempat duduk ahli badar, akan
diberkahi Allah. Allah pun menurunkan Surat Al Mujadilah ayat 11 ini. Ayat ini
menjelaskan keutamaan orang-orang yang berlapang-lapang dalam majlis. Bahwa Allah
akan memberikan kelapangan untuk mereka. Ayat ini juga menunjukkan keutamaan ahli
ilmu. Bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh
Allah.
Berikut ini isi kandungan Surat Al Mujadalah ayat 11 yang kami sarikan dari
sejumlah tafsir. Yakni Tafsir Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir
karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir
Al Azhar karya Buya Hamka.
14
7. Allah memberikan balasan atas perbuatan seseorang berdasarkan hakikat dan motivasi
perbuatan itu.
8. Ayat ini memotivasi orang-orang beriman untuk menuntut ilmu dan menjadi orang-
orang yang berilmu.
a. Pertama, sungguhpun tujuan akhir dari pendidikan adalah mengubah sikap mental dan
perilaku tertentu yang dalam konteks Islam adalah agar menjadi seorang muslim yang
terbina seluruh potensi dirinya sehingga dapat melaksanakan fungsinya sebagai
khalifah dalam rangka beribadah kepada Allah, namun dalam proses menuju kearah
tersebut diperlukan adanya upaya pengajaran. Dengan kata lain pengajaran adalah satu
sarana untuk mencapai tujuan pendidikan.
b. Kedua, bahwa dalam kegiatan pengajaran tersebut, seorang guru mau tidak mau
mengajarkan ilmu pengetahuan, karena dalam ilmu pengetahuan itulah akan dijumpai
berbagai informasi, teori, rumus, konsep-konsep dan sebagainya yang diperlukan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Dari proses pengajaran yang demikian itu akan
terciptalah pemahaman, penghayatan dan pengamalan.
c. Ketiga, bahwa melalui pendidikan diharapkan pula lahir manusia yang kreatif,
sanggup berfikir sendiri, walaupun kesimpulannya lain dari yang lain, sanggup
mengadakan penelitian, penemuan dan seterusnya. Sikap yang demikian itu amat
dianjurkan dalam a-Qur’an.
d. Keempat, pengajaran berbagai ilmu pengetahuan dalam proses pendidikan yang sesuai
dengan al-Qur’an, akan menjauhkan manusia dari sikap takabur, sekuler dan ateistik,
sebagaimana yang pada umumnya dijumpai pada pengembangan ilmu pengetahuan
Barat dan Eropa.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi merupakan bidang pekerjaan yang dijalani setiap orang sesuai dengan
keahliannya yang menuntut kesetiaan (komitmen), kecakapan (skill), dan tanggungjawab
yang sepadan sehingga bukan semata-mata urusan mencari nafkah berupa materi belaka.
Dalam hal ini setiap anggota muhammadiyah dalam memilih dan menjalani profesinya di
bidang masing-masing hendaknya senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kehalalan
(Halalan) dan kebaikan (thayyibah), amanah, kemanfaatan dan kemaslahatan yang
membawa pada keselamatan hidup di dunia dan di akhirat. Selain itu sdalam menjalani
profesi bagi setiap warga muhammadiyah dilakukan dnegan sepenuh hati dan kejujuran
sebagai wujud menunaikan ibadah dan kekhalifahan dimuka bumi.
Tujuan dari etika keperawatan pada dasarnya adalah agar oara perawat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dapat menghargai dan menghormati martabat manusia.
Secara umum tujuan etika keperawatan yaitu menciptakan dan mempertahankan
kepercayaan antara perawat dank lien, perawat dengan perawat, perawat dengan profesi
lain , juga perawat dengan masyarakat (Utami dkk, 2016).
16
malaficience, veracity (kejujuran), Confidensialitas (Kerahasiaan), Fidelity (Kesetiaan),
dan justice (keadilan).
Dalam hal ini perawat yaang profesionaal adalah perawat yang mampu berkomunikasi
dengan pasien atau menjadi komuinikator yang baik. Seorang perawat profesional
haruslah mampu mejalankan peran dan fungsinya dengan baik, yang sudah terkandung
dalam Surat Al Mujadalah ayat 11 yang artinya :
3.2 Saran
Telah menjadi sebuah kewajiban bagi kita sebagai umat muslim dan calon tenaga
kesehatan untuk bisa bersikap professional dalam melakukan suatu pekerjaan. Perlu di
ketahui bahwa dalam menjalani profesi di suatu bidang hendaknya kita selalu menjunjung
tinggi nilai-nilai kehalalan (Halalan) dan kebaikan (Thayyibah), amanah, kemanfaatan
dan kemaslahatan yang nantinya akan membawa keselamatan hidup di dunia maupun di
akhirat.
Demikian makalah yang kami buat. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, kedepannya kami akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang
makalah diatas tentunya dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat
dipertanggung jawabkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bakri, Maria H. 2017. Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Fahrudin, Rudi., dan Tomy Indra. 2014. Ilmu Keperawatan. Jakarta : Pilar Utama Mandiri
Helmy, Masdar. (2012). Keteladanan Akhlak Rasulullah Saw : Tuntutan Moral Untuk
Muslim. Bandung : Pustaka Hidayah
Sudarto. (2015). Nilai Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan di Tinjau dari Surat Al-Mujadalah
18