Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP

MATA KULIAH PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU : NS. AGUS SUMARNO, S. KEP, M. PD

DISUSUN OLEH :

RIZKA HAYATUNNISA

(2720220183)

P2K-B

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

2023
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Promosi
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan dengan judul makalah “Pencegahan Penyakit
Anemia”.

Terima kasih kepada Ns. Agus Sumarno, S. Kep, M. Pd, selaku dosen pengampu
mata kuliah Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan, yang telah membimbing dan
membina dalam proses pembelajaran. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari
makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya. Mengingat kurangnya
pengetahuan dan pengalaman, saya memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini, saya masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan
serta kekurangannya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca
untuk bahan pertimbangan perbaikan guna menyempurnakan makalah ini dan untuk
perbaikan penulisan kedepannya.

Bekasi, 27 Januari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Tujuan Umum......................................................................................................................5
C. Tujuan Khusus.......................................................................................................................5
D. Rumusan Masalah................................................................................................................5
E. Manfaat.................................................................................................................................6
F. Batasan Masalah.................................................................................................................6
G. Pelaksanaan Kegiatan...........................................................................................................6
MATERI PENYULUHAN..............................................................................................................10
PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA........................................................................................10
A. Pengertian Penyakit Anemia...............................................................................................10
C. Etiologi (Penyebab) Penyakit Anemia.............................................................................11
D. Faktor Resiko Penyakit Anemia.........................................................................................12
E. Tanda dan Gejala Penyakit Anemia...................................................................................12
F. Dampak Penyakit Anemia...................................................................................................15
G. Penanganan Penyakit Anemia.........................................................................................15
H. Pencegahan Penyakit Anemia.............................................................................................16
PENUTUP........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan...........................................................................................................................17
B. Saran.....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................18
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA

Pokok Bahasa : Pencegahan Penyakit Anemia


Sasaran : Mahasiswa/i FIKes Universitas Islam As-Syafi’iyah
Waktu Pelaksanaan : 50 Menit
Pelaksanaan : Sabtu, 27 Januari 2024
Tempat Pelaksanaan : Kampus Universitas Islam As-Syafi’iyah
Nama Petugas : Rizka Hayatunnisa
NIM : 2720220183
Kelas / Semester : P2K-B / 3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari normal.

Kadar Hb normal pada remaja putri adalah >12 g/dl. Remaja putri dikatakan anemia jika

kadar Hb <12 gr/dl. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-

kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat.

Pada umumnya, anemia lebih sering terjadi pada wanita dan remaja putri

dibandingkan dengan pria, yang sangat disayangkan adalah kebanyakan penderita tidak

tahu atau tidak menyadarinya, bahkan ketika tahu pun masih menganggap anemia sebagai

masalah sepele. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi, menurut

World Health Organization (WHO), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88%.

Menurut WHO, angka kejadian anemia pada remaja putri di Negara-Negara

berkembang sekitar 53,7% dari semua remaja putri, anemia sering menyerang remaja putri

disebabkan karena keadaan stress, haid, atau terlambat makanan. Angka anemia gizi besi

di Indonesia sebanyak 72,3%. Kekurangan besi pada remaja mengakibatkan pucat, lemah,

letih, pusing, dan menurunnya konsentrasi belajar. Penyebabnya, antara lain : tingkat

pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja

putri, konsumsi Fe, Vitamin C, dan lamanya menstruasi.


Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di Indonesia sebesar 26,2% yang

terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1% perempuan. Selain itu, berdasarkan hasil

Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita

anemia berumur 5-14 tahun sebesar 26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun.

Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012 menyatakan


bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil sebesar 50,5%, ibu nifas
sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar 57,1% dan usia 19-45 tahun sebesar
39,5%. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri.
Angka prevalensi anemia di Indonesia, yaitu pada remaja wanita sebesar 26,50%, pada
wanita usia subur sebesar 26,9%, pada ibu hamil sebesar 40,1% dan pada balita sebesar
47,0%

B. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta mampu mencegah terjadinya
penyakit anemia.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang pencegahan penyakit anemia, diharapkan peserta
dapat:
a. Memahami dan mengerti tentang penyakit anemia.
b. Memahami dan mengerti tentang etiologi penyakit anemia.
c. Memahami dan mengerti tentang tanda dan gejala penyakit anemia.
d. Memahami dan mengerti tentang bagaimana upaya penanganan penyakit anemia.
e. Memahami dan mengerti tentang periksa kondisi kesehatan secara rutin.
f. Memahami dan mengerti tentang beristirahat yang cukup.
g. Memahami dan mempraktikkan kembali cara memilih bahan-bahan makanan yang
bergizi secara mandiri dengan benar.

D. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian penyakit anemia ?
b. Apa penyebab penyakit anemia ?
c. Bagaimana tanda dan gejala penyakit anemia ?
d. Bagaimana upaya penanganan d a l a m p e n c e g a h a n p e n y a k i t a n e m i a ?
E. Manfaat
a. Bagi masyarakat
Pembuatan makalah ini dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana edukasi dan
informasi tentang pencegahan penyakit anemia.
b. Bagi Mahasiswa/i Universitas Islam As-Syafi’iyah
Pembuatan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu
pengetahuan tentang pencegahan penyakit anemia dalam bidang kesehatan.

F. Batasan Masalah
Masalah dalam penulisan makalah ini hanya dibatasi pada pembahasan tentang
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta upaya pencegahan pada penyakit anemia.

G. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Pencegahan Penyakit Anemia
2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah Mahasiswa/i Universitas Islam As-Syafi’iyah
3. Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan, yaitu :
a) Ceramah
b) Tanya Jawab
4. Media dan Alat
Media dan alat yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan, yaitu :
a) Leaflet
b) Laptop
c) In Focus
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Sabtu, 27 Januari 2024
Jam :
Tempat : Kampus Universitas Islam As-Syafi’iyah
6. Setting Tempat
Setting tempat pelaksanaan penyuluhan, yaitu :

PENYULUH

DOSEN
PEMBIMBING

AUDIEN AUDIEN AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN AUDIEN AUDIEN

AUDIEN AUDIEN AUDIEN AUDIEN

7. Langkah-langkah Proses Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu


- Menjawab salam
Pembukaan
- Memperhatikan dan
- Mengucapkan salam
mendengarkan
- Memperkenalkan diri
1. - Menyepakati 5 Menit
- Melakukan kontrak waktu
kontrak
- Menjelaskan tujuan dari topik
- Memperhatikan dan
penyuluhan
menyimak
Kegiatan Penyuluhan
- Menggali pengetahuan peserta
tentang penyakit anemia
- Menjelaskan tentang pengertian - Menjelaskan apa
penyakit anemia yang mereka ketahui
- Menjelaskan tentang penyebab tentang penyakit
penyakit anemia anemia
2. - Menjelaskan tentang tanda dan - Mendengarkan 35 Menit
gejala penyakit anemia - Memperhatikan
- Menjelaskan tentang upaya - Menyimak
penanganan dalam pencegahan - Memberikan
penyakit anemia pendapat
- Memberikan kesempatan peserta
untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas
3. Penutup - Memperhatikan 10 Menit
- Mengevaluasi materi yang di - Memberikan
sampaikan pertanyaan dan
- Sesi tanya jawab jawaban
- Mengucapkan salam - Menjawab salam
8. Evaluasi
Kriteria evaluasi, yaitu sebagai berikut :
a) Evaluasi Struktur
- Kegiatan penyuluhan terlaksana sesuai waktu yang di tetapkan
- Peserta penyuluhan dapat hadir dengan tepat waktu
b) Evaluasi Proses Kegiatan
- Peserta berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
- Selama kegiatan penyuluhan berlangsung, semua peserta dapat mengikuti
kegiatan dengan penuh perhatian
c) Evaluasi Hasil
Peserta diharapkan mampu untuk menjelaskan kembali materi yang sudah
disampaikan oleh petugas.
MATERI PENYULUHAN

PENCEGAHAN PENYAKIT ANEMIA

A. Pengertian Penyakit Anemia


Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah, kadar Hemoglobin (Hb)
kurang dari normal. Nilai normal Hb : Wanita (12-16 gr/dL), laki-laki dewasa (14-18
gr/dL).
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin atau
hematokrit di bawah normal (Brunner & Suddarth, 2000 : 22).
Anemia adalah suatu keadaan dengan kadar hemoglobin lebih rendah dari nilai normal
(Emma, 1999).
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari
harga normal yaitu bila Hb < 14 g/dL dan Ht < 41%, pada pria atau Hb < 12 g/dL dan
Ht < 37% pada wanita (Mansjoer, 1999 : 547).

B. Macam-macam Penyakit Anemia


Macam-macam p e n y a k i t anemia ada lebih dari 400 jenis, dengan masing-masing
penyebab dan penanganan yang berbeda. Namun dari sekian banyak jenis anemia,
ada lima macam jenis penyakit anemia yang lebih umum terjadi.
Berikut adalah beberapa macam penyakit anemia yang umum ditemui, yaitu :
1. Anemia defisiensi besi
Kondisi ini terjadi akibat tubuh kekurangan zat besi, yaitu komponen penting dalam
pembentukan sel darah merah. Sejumlah kondisi bisa menyebabkan anemia
defisiensi besi, termasuk pola makan rendah zat besi, kehamilan, perdarahan kronis
seperti akibat luka di saluran cerna atau menstruasi, gangguan penyerapan zat besi,
efek samping obat-obatan, hingga penyakit tertentu, seperti kanker, radang usus,
dan miom. Kondisi umumnya ditangani dengan konsumsi suplemen zat besi dan
menjalani pola makan tinggi zat besi. Selain itu, penyebab anemia defisiensi besi juga
perlu diatasi.
2. Anemia defisiensi vitamin B12 dan Folat
Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat (vitamin B9) untuk membuat sel darah
merah baru. Kekurangan salah satu atau kedua vitamin tersebut bisa menyebabkan
anemia defisiensi vitamin B12 dan folat. Jenis anemia ini dapat terjadi akibat pola
makan rendah kandungan kedua vitamin tersebut. Selain itu, anemia kekurangan
vitamin juga bisa terjadi karena tubuh sulit atau gagal menyerap folat ataupun vitamin
B12. Kondisi ini juga disebut anemia pernisiosa. Penanganan anemia ini umumnya
berupa perubahan pola makan, serta pemberian suplemen vitamin B12 dan asam folat
untuk mencukupi kebutuhan tubuh akan kedua asupan tersebut.
3. Anemia hemolitik
Kondisi ini dapat terjadi saat kerusakan sel darah merah terjadi lebih cepat daripada
kemampuan tubuh untuk menggantinya dengan sel darah sehat yang baru. Penyebab
anemia hemolitik cukup beragam, mulai dari penyakit keturunan, seperti thalasemia
dan G6PD, penyakit autoimun, infeksi, efek samping obat, hingga gangguan pada
katup jantung. Pengobatan akan disesuaikan dengan tingkat keparahan dan penyebab
terjadinya anemia hemolitik. Penanganan yang diberikan bisa berupa transfusi darah,
pemberian obat-obatan kortikosteroid, atau operasi.
4. Anemia aplastic
Anemia aplastik merupakan anemia yang perlu diwaspadai karena berisiko tinggi
mengancam nyawa. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak dapat menghasilkan sel darah
merah dalam jumlah cukup akibat gangguan di sumsum tulang, yaitu produsen sel
darah di dalam tubuh. Anemia aplastik dapat diturunkan dari orang tua, namun bisa
juga terjadi akibat infeksi, efek samping obat-obatan, penyakit autoimun, terapi radiasi
pada kanker, serta paparan zat beracun. Kondisi ini umumnya diatasi dengan
pemberian antibiotik dan antivirus jika terdapat infeksi, transfusi darah,
transplantasi sumsum tulang, atau pemberian obat penekan daya tahan tubuh.
5. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit terjadi akibat kelainan genetik yang membuat sel darah merah
berbentuk seperti sabit. Sel- sel ini mati terlalu cepat sehingga tubuh tidak pernah
memiliki sel darah merah yang cukup. Selain itu, bentuk sel darah abnormal ini juga
membuatnya lebih kaku dan lengket sehingga bisa menghalangi aliran darah.
Pemberian obat dapat dilakukan untuk mencegah kondisi bertambah parah. Namun,
satu-satunya cara mengatasi anemia jenis ini adalah dengan transplantasi sumsum
tulang.

C. Etiologi (Penyebab) Penyakit Anemia


Penyakit anemia pada dasarnya disebabkan karena tubuh kekurangan sel darah
merah. Perlu diketahui, bahwa banyak organ tubuh yang membantu membuat sel-sel darah
merah, namun sebagian besar pekerjaan ini dilakukan pada sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah jaringan lunak di tengah tulang yang membantu membentuk semua
sel darah.
Sel-sel darah merah yang masih muda umumnya dapat bertahan antara 90 dan 120
hari. Lalu secara alami, tubuh akan menghapus sel-sel darah tua dan sudah rusak.
Proses ini semua diatur oleh sebuah hormon yang disebut erythropoietin (EPO). hormon
ini dibuat di ginjal dengan memberikan sinyal kepada sumsum tulang Anda untuk
membuat lebih banyak sel darah merah. Nah, pada kebanyakan kasus orang anemia, di
dalam darahnya tidak terdapat kadar hemoglobin yang cukup. Hemoglobin adalah
protein pembawa oksigen dalam sel darah merah. Protein ini memberikan sel darah
merah warna merah.
Penyebab penyakit anemia diantaranta :
a) Produksi sel darah merah tidak cukup
b) Penghancuran sel darah merah berlebihan
c) Kehilangan darah terlalu banyak
d) Kekurangan nutrisi
e) Faktor keturunan
f) Penyakit-penyakit tertentu
D. Faktor Resiko Penyakit Anemia
Faktor-faktor ini akan meningkatkan risiko Anda mengalami kekurangan sel darah
merah :
1. Pola makan kurang vitamin tertentu seperti makan makanan yang rendah zat besi,
vitamin B-12, dan folat secara menerus meningkatkan risiko kekurangan darah merah.
2. Gangguan usus dapat memengaruhi penyerapan nutrisi di usus kecil Anda (seperti
penyakit celiac dan penyakit Crohn) membuat Anda berisiko kekurangan sel darah
merah.
3. Menstruasi juga membuat wanita berisiko lebih besar mengalami anemia defisiensi
zat besi daripada laki-laki dan wanita pasca menopause. Ini disebabkan karena
menstruasi menyebabkan hilangnya sel darah merah.
4. Kehamilan dapat menyebabkan Ibu mengalami kekurangan zat besi karena zat
besi Anda harus membantu peningkatan volume darah. Zat besi juga serta
menjadi sumber hemoglobin untuk bayi Anda agar dapat tumbuh.
5. Punya penyakit kronis seperti kanker, ginjal atau gagal hati, berisiko anemia
mengalami kondisi kekurangan darah merah.
6. Riwayat keluarga yang memiliki sejarah kekurangan darah merah dapat diturunkan
ke Anda, misalnya seperti jenis anemia sel sabit.
7. Faktor-faktor lain seperti pernah mengalami infeksi tertentu, penyakit darah,
gangguan autoimun, alkoholisme, paparan bahan kimia beracun juga dapat
menurunkan produksi sel darah merah.

E. Tanda dan Gejala Penyakit Anemia


1. Kelelahan
5 L ( lemah, letih, lesu Lelah, lunglai ). Orang dengan kondisi kurang darah atau anemia,
biasanya mengalami ciri-ciri kelelahan yang tidak biasa. Gejala ini merupakan yang paling
umum dan pasti dialami oleh orang dengan anemia. Kelelahan atau kecapekan terjadi
karena tubuh Anda membutuhkan zat besi untuk membuat protein darah yang disebut
hemoglobin. Hemoglobin merupakan bagian dalam sel darah merah yang bertugas
membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika tubuh kekurangan hemoglobin, otomatis
oksigen yang diangkut ke jaringan dan otot pun lebih sedikit. Akibatnya, jantung harus
bekerja lebih keras untuk memindahkan oksigen yang mengalir dalam darah ke seluruh
tubuh. Hal inilah yang membuat tubuh Anda rasanya jadi cepat lelah.
2. Kulit pucat dan berwarna kuning
Kulit yang pucat dan berwarna kuning menjadi salah satu ciri-ciri atau gejala umum dari
anemia. Darah mempunyai warna merah karena mengandung hemoglobin. Itu
sebabnya, Ketika jumlah hemoglobin dalam sel darah merah sedikit, kulit akhirnya
berwarna pucat. Biasanya, kulit yang pucat ini bisa terlihat di seluruh bagian tubuh atau
pada area tertentu saja. Bagian kulit yang biasanya mudah pucat adalah di wajah, gusi,
bagian dalam bibir, kelopak mata bawah, hingga kuku. Seseorang yang tubuhnya
pucat biasanya sudah mengalami gejala anemia sedang hingga berat.
3. Pusing dan sakit kepala
Kepala yang terasa pusing hampir pasti dirasakan oleh orang yang memiliki yang
mengalami kondisi kurang darah ini. Ciri-ciri anemia ini biasanya terjadi ketika kadar
hemoglobin di dalam sel darah merah terlalu rendah. Akibatnya, tidak ada cukup
oksigen yang sampai ke otak. Kurangnya oksigen yang sampai ke otak akan
membuat anda merasakan pusing, terutama saat berdiri dari duduk atau berbaring. Selain
itu, kekurangan oksigen di otak saat anemia juga membuat pembuluh darah di kepala
bengkak dan menekan bagian lainnya sehingga menyebabkan gejala sakit kepala yang tak
bisa dihindarkan.
4. Sesak napas
Sama seperti yang lainnya, kurangnya kadar hemoglobin di dalam darah berimbas pada
kurangnya pasokan oksigen ke seluruh tubuh. Kondisi ini membuat otot tak
mendapat cukup oksigen untuk bisa melakukan aktivitas normal sehari-hari,
seperti berjalan, naik turun tangga, hingga saat berolahraga ringan. Ketika kadar oksigen
tak mencukupi, laju pernapasan menjadi meningkat. Ini merupakan salah satu cara tubuh
dalam mendapatkan oksigen secara cukup Akibatnya, pada gejala anemia ini akan
menyebabkan dada akan merasa sesak meski hanya melakukan aktivitas ringan.
5. Jantung berdebar cepat
Ketika Anda mengalami anemia akibat kekurangan zat besi, biasanya jantung akan
mengalami palpitasi atau berdetak cepat melebihi kondisi normal. Gejala ini terjadi karena
hemoglobin yang rendah membuat jantung bekerja ekstra keras untuk membawa oksigen.
Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda menderita anemia dalam waktu yang sudah cukup
lama.
6. Kulit dan rambut kering
Ternyata, gejala anemia juga bisa Anda temukan dengan melihat kondisi kulit dan rambut.
Kulit yang kering serta rambut rusak biasanya menjadi salah satu tanda bahwa seseorang
kekurangan zat besi. Mengapa demikian? Ini karena pasokan oksigen ke berbagai
berbagai organ dan jaringan tubuh berkurang. Kekurangan oksigen membuat jaringan
menjadi lebih lemah termasuk pada kulit dan rambut. Bahkan, ada juga orang anemia
mengalami gejala rambut rontok yang lebih banyak pada gejala kekurangan darah yang
dialami.
7. Pembengkakan dan nyeri di lidah serta mulut
Ciri-ciri lain yang menandakan bahwa Anda mengalami anemia adalah lidah
yang bengkak, meradang, dan berwarna pucat. Kondisi ini lagi-lagi disebabkan
rendahnya kadar hemoglobin, sehingga membuat lidah tak lagi berwarna pink seperti
seharusnya. Sementara itu, rendahnya kadar mioglobin juga memunculkan rasa sakit dan
menyebabkan bengkak. Mioglobin sendiri merupakan protein di dalam sel darah merah
yang membantu mendukung kerja otot. Tak hanya di lidah, gejala anemia juga
menyebabkan masalah mulut lainnya, seperti mulut kering, retakan merah di sudut
bibir, dan sariawan.
8. Tangan dan Kaki dingin
Saat tubuh mengalami gejala kurang darah akibat kadar zat besi yang rendah, secara
otomatis tangan dan kaki akan terasa dingin. Hal ini disebabkan karena minimnya suplai
oksigen yang dialirkan ke kedua bagian tersebut. Sebagian orang bahkan lebih
mudah merasa dingin pada hari tertentu dibandingkan hari biasanya karena penyakit
ini. Seberapa parah atau seringnya gejala muncul biasanya berkaitan dengan tingkat
keparahan anemia yang Anda alami. Orang yang mengalami ciri-ciri anemia ringan
akibat kekurangan zat besi ringan, misalnya, mungkin tidak memiliki gejala sama sekali.
Sementara, orang dengan anemia berat bisa saja memiliki gejala yang lebih sering
muncul dan terus ada.

Anemia tidak hanya satu jenis. Umumnya jenis-jenis anemia akan


dibagi berdasarkan kondisi tubuh yang menyebabkan seseorang kekurangan darah.
Perlu diketahui, bahwa beda jenis anemia, berbeda pula-pula ciri-cirinya. Berikut
adalah jenis anemi serta gejala khasnya masing-masing :
1. Anemia kekurangan zat besi
Jenis penyakit darah yang satu ini disebabkan kurangnya zat besi dalam pola makan
Anda atau kehilangan darah kronis.
2. Anemia defisiensi asam folat
Jika tubuh tidak memiliki cukup asam folat, Anda bisa mengalami anemia. Ini karena
asam folat berperan penting dalam pembuatan sel darah merah yang sehat.
3. Anemia aplastic
Penyakit darah yang satu ini ditandai dengan rusaknya sel-sel induk di sumsung
tulang. Akibatnya, tubuh tidak bisa membuat sel darah merah baru dalam jumlah yang
mencukupi.
4. Anemia Fanconi
Kondisi ini merupakan penyakit keturunan yang mencegah sumsum tulang menghasilkan
ketiga jenis sel darah yang diperlukan. Akibatnya, pertumbuhan dan perkembangan
seseorang akan terhambat, baik dari kemampuan belajarnya maupun fisik.
5. Anemia hemolitik
Kondisi anemia ini terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat membuat sel darah merah
baru dalam jumlah yang cukup. Jumlah yang cukup ini diperlukan untuk menggantikan sel
darah merah yang telah dihancurkan tubuh sebelum waktunya.
6. Anemia pernisiosa
Ini adalah jenis anemia yang ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B12. Tubuh
orang anemia yang tidak mampu menyerap atay memiliki cukup vitamin B12.
7. Anemia sel sabit
Nyeri tiba-tiba seluruh tubuh adalah ciri khas dari jenis penyakit darah yang satu ini.
Kondisi ini terjadi karena tubuh membuat sel darah merah berbentuk seperti sabit (atau
bentuk “C”) bukan bentuk cakram sempurna. Kondisi ini juga akrab disebut sebagai
anemia sickle cell.
Eritrosit yang berbentuk tidak normal dapat menggumpal dan kemudian menghalangi
aliran darah di banyak organ. Kondisi isi menyebabkan nyeri krisis sel sabit. Akibat, Anda
akan mengalami pembengkakan pada tangan dan kaki dan kerusakan limpa juga gejala
dari penyakit darah yang satu ini.

F. Dampak Penyakit Anemia


1. Penurunan imunitas tubuh
2. Penurunan konsentrasi/daya berpikir
3. Penurunan prestasi belajar
4. Penurunan kebugaran dan ke kreativitasan

G. Penanganan Penyakit Anemia


Penanganan dari anemia bergantung dari penyebab yang mendasarinya. Terdapat
beberapa jenis penanganan pada anemia, di antaranya :
1) Anemia defisiensi besi.

Penanganan pada anemia jenis ini umumnya mencakup konsumsi suplementasi zat besi
dan perubahan diet. Apabila penyebab dari anemia defisiensi besi yang terjadi adalah
kehilangan darah, selain akibat menstruasi, sumber perdarahan harus diinvestigasi lebih
lanjut dan dihentikan.
2) Anemia defisiensi vitamin tertentu.
Penanganan untuk defisiensi asam folat dan vitamin B12 mencakup suplementasi gizi dan
menambah asupan nutrisi tersebut di dalam diet sehari-hari.
3) Anemia penyakit kronis.
Penanganan difokuskan terhadap kondisi yang mendasarinya. Apabila terjadi perburukan
gejala, transfusi darah atau injeksi eritropoietin (hormon yang diproduksi oleh ginjal)
sintetik dapat membantu menstimulasi produksi sel darah merah dan mengurangi rasa
lelah.
4) Anemia aplastik.
Penanganan anemia jenis ini dapat mencakup transfusi darah untuk meningkatkan kadar
sel darah merah. Apabila sumsum tulang mengalami gangguan dan tidak dapat
memproduksi sel darah yang sehat, dapat dibutuhkan transplantasi sumsum tulang.
5) Anemia terkait penyakit sumsum tulang.
Penanganan untuk sekelompok kondisi tersebut dapat mencakup pengobatan, kemoterapi,
atau transplantasi sumsum tulang.
6) Anemia hemolitik.
Penanganan anemia hemolitik dapat dilakukan dengan beberapa cara, termasuk
menghindari konsumsi dari pengobatan yang dicurigai menyebabkan kondisi tersebut,
menangani infeksi yang terkait, dan mengonsumsi pengobatan yang dibutuhkan.
7) Anemia sel sabit.
Penanganan untuk anemia jenis ini dapat mencakup pemberian oksigen, pengobatan anti-
nyeri, serta cairan oral dan intravena, untuk mengurangi nyeri dan mencegah komplikasi.

Dokter juga dapat merekomendasikan untuk dilakukan transfusi darah, suplementasi asam
folat, dan pemberian antibiotik apabila dinilai dibutuhkan.

H. Pencegahan Penyakit Anemia


Sebagian jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, untuk sebagian jenis lainnya,
beberapa strategi pencegahan yang dapat diterapkan adalah :
1. Istirahat yang cukup
2. Mengonsumsi makanan yang kaya vitamin dan mineral.
Sebagai contoh, anemia defisiensi besi dan anemia defisiensi vitamin dapat dihindari
dengan mengonsumsi diet yang mencakup berbagai vitamin dan zat gizi, termasuk zat besi
(daging, kacang-kacangan, sereal yang difortifikasi zat besi, dan sayuran hijau), asam folat
(buah-buahan, jus buah, sayuran hijau, kacang polong, kacang-kacangan, serta produk
gandum seperti roti, sereal, pasta, dan nasi), vitamin B12 (daging, produk susu, sereal
yang difortifikasi, dan produk kedelai), dan vitamin C (buah sitrus, brokoli, tomat,
melon, dan stroberi).
3. Mempertimbangkan konseling genetik.
Pada orang yang memiliki riwayat keluarga dengan anemia yang diturunkan, seperti
anemia sel sabit atau talasemia, mendiskusikan risiko untuk mengalami dan menurunkan
kondisi tersebut dengan dokter atau konselor genetik dapat merupakan salah satu pilihan.
4. Mengindari tertular malaria.
Anemia dapat menjadi salah satu komplikasi dari malaria. Seseorang yang berencana
untuk bepergian ke area di mana malaria sering terjadi disarankan untuk berdiskusi dengan
dokter terkait perlunya konsumsi obat- obatan preventif dan hal-hal yang dapat dilakukan
untuk membatasi paparan terhadap nyamuk.
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada makalah, dapat disimpulkan bahwa anemi adalah berkurangnya
jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin. Anemia sering di jumpai di masyarakat dan
mudah di kenali. Tanda dan gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, mual ,dll.
Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang dengan pemeriksaan laboratorium yakni adanya
penurunan kadar Hb.

B. Saran
Kita harus mampu mengenali tanda-tanda penyakit anemia dan memberikan penanganan
yang cepat, jika sudah di diagnosa penyakit anemia. Diharapkan kesadaran diri akan bahaya
penyakit anemia sehingga bisa mengantisipasi dengan mengonsumsi makanan yang banyak
mengandung zat besi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/macam-macam-anemia-yang-umum- terjadi
https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/anemia/jenis-gejala-tanda- anemia/
https://hellosehat.com/penyakit/anemia/12
https://www.klikdokter.com/penyakit/anemia/pencegahan

Anda mungkin juga menyukai