Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

CUPCAKE SPINACH CORN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1. Eka Tri Wahyuni 190102286P
2. Jihan Fransisca Raj 190102260P
3. Juwariah 190102013P
4. Lisa Gustina 190102095P
5. Nedya Ayu Paramitha 190102224P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat TUHAN YME yang mana telah
memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas proposal Teknologi Tepat
Guna ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup
berarti.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya
penulisan Proposal Teknologi Tepat Guna ini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,
tentu hasil makalah ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Oleh karena itu ,
saya mengharapkan kontribusi pemikiran anda sehingga laporan study tour ini
bermanfaat bagi kita semua.

Pringsewu, 09 Desember 2019


Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................
B. Tujuan .......................................................................................................
C. Manfaat .....................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja.......................................................................................................
B. Anemia pada remaja ..................................................................................
Pengertian Anemia pada Remaja ..............................................................
Penanggulangan Anemia pada Remaja .....................................................
Faktor-faktor terjadinya anemia pada remaja ...........................................
Pola Asupan Makanan Pada Remaja.........................................................
BAB III PENELITIAN TERKAIT ...................................................................
A. Anemia Pada Remaja ................................................................................
B. Konsumsi Bayam ......................................................................................
C. Tepung Jagung ..........................................................................................
BAB IV RENCANA PRODUK YANG DIHASILKAN ..................................
A. Gambaran Produk......................................................................................
B. Kemasan (Gambaran Produk) ..................................................................
C. Nama Produk ............................................................................................
D. Kelebihan ..................................................................................................
E. Kekurangan ...............................................................................................
BAB V PENUTUP ...............................................................................................
Kesimpulan ...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah gizi dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia.
World Health Organization (WHO) tahun 2015 mencatat bahwa sekitar 29% wanita
usia reproduktif mengalami anemia. Anemia merupakan suatu keadaan adanya
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai
normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel
darah merah (Hemoglobin/ Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa besi,
asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia Karena
kekurangan zat besi.(Rukiyah, 2015)
Jumlah zat besi yang diserap tubuh setiap hari sekitar 1 mg atau setara
dengan 10-20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Tubuh memiliki
mekanisme pengaturan keseimbangan zat besi. Peningkatan penyerapan zat
besi akan terjadi pada kondisi kekurangan zat besi, misalnya anemia.
Prevalensi anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi sering dialami oleh
para wanita pada masa subur, Hal ini disebabkan oleh kehilangan darah saat
menstruasi. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2015).
Defisiensi zat besi terjadi bila asupan Fe ke dalam eritroid di sumsum
tulang sangat terganggu menyebabkan konsentrasi hemoglobin menurun.
(Yuni, 2015, 80-81). Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting
dalam perkembangan industri pangan dan dapat diolah menjadi produk
setengah jadi seperti tepung. Kandungan gizi jagung yaitu karbohidrat sebesar
63,7%, protein sebesar 10,9% dan sejumlah zat gizi lainnya (lardy, 2013).
Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam
perkembangan industri pangan dan dapat diolah menjadi produk setengah jadi
seperti tepung. Kandungan gizi jagung yaitu karbohidrat sebesar 63,7%,
protein sebesar 10,9% dan sejumlah zat gizi lainnya (lardy, 2013). Jagung juga
merupakan pangan tradisional atau makanan pokok di beberapa daerah, serta
mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras (Midlanda et al., 2014).
Bayam (amaranthus spp) hijau memiliki manfaat baik bagi tubuh karena
merupakan sumber kalsium, vitamin A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan
juga betakaroten. Selain itu, bayam juga memiliki kandungan zat besi tinggi
yaitu 3,9 mg/100 g, yang dapat mencegah anemia. Kandungan mineral dalam
bayam yang tinggi, terutama Fe yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit anemia. Hal ini dikarena kandungan Fe dalam bayam cukup tinggi,
dan memiliki kandungan vitamin B terutama asam folat
Produk cupcake yang dikonsumsi sampai saat ini masih memiliki
kandungan gizi yang terbatas, sehingga cupcake yang terbuat dari terigu
memiliki kandungan gizi rendah dan perlu ditambahkan beberapa bahan
pangan untuk melengkapi kandungan gizi cupcake untuk mengganti tepung
terigu (Anggraini, 2014). Karbohidrat selain dari tepung terigu, bisa diperoleh
dari bahan makanan lokal lain, salah satunya tepung jagung. Oleh karena itu
untuk meningkatkan nilai gizi produk cupcake, dilaporkan hasil penelitian
formulasi tepung jagung (Zea mays L.dan bayam (Amaranthus spp.) pada
pembuatan cupcake untuk membantu mengatasi anemia remaja putri.

B. Tujuan
1. Memenuhi persyaratan dalam pembuatan suatu produk mata kulih
Teknologi Tepat Guna.
2. Menciptakan varians cupcake baru, dengan menggunakan tepung jagung
dan bayam
3. Pelaksanaan Melatih diri agar mampu hidup mandiri dan terampil dalam
memasuki dunia usaha di masyarakat.
4. Sebagai laporan akhir pelaksanaan dari produk yang telah di hasilkan.

C. Manfaat
1. Menyiapkan kemampuan dalam memilih produk yang sesuai di masyarakat.
2. Memberikan pembekalan kepada mahasiswa khusus nya dalam
pengembangan Teknologi Tepat Guna
3. Menyiapkan lapangan pekerjaan yang produktif dan dapat mengembangkan
daya kreaktifitas para mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. REMAJA
1. Pengertian remaja
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa Latin
“adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga
kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
belum menikah.Remaja putri adalah individu dengan jenis kelamin
perempuan berusia 11-15 tahun yang sudah mengalami menarche.
a. Ciri-ciri khusus pada remaja:
1) Pertumbuhan fisik yang sangat cepat.
2) Emosi tidak stabil.
3) Perkembangan seksual sangat menonjol
Menurut Soesilo windradmi (2010) masa remaja dibagi menjadi tiga
bagianmasa remaja yaitu:
1) Remaja awal (13-17 tahun).
2) Remaja tengah (17-21 tahun).
3) Remaja akhir (21-26 tahun).

B. ANEMIA PADA REMAJA PUTRI


1. Pengertian Anemia Pada Remaja Putri
Anemia adalah suatu kondisi medis di mana jumlah sel darah merah
atau hemoglobin kurang dari normal. Kadar hemoglobin normal umumnya
berbedapada laki-laki dan perempuan. Untuk pria anemia biasanya
didefinisikan sebagaikadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/100 ml dan
pada wanita sebagai hemoglobin kurang dari 12 gram/100 ml (Proverawati,
2011).
Anemia merupakan gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah hemoglobin (Hb) yang
levelnya kurang dari 11,5 gr/dl (Wikipedia, 2013).
Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang umum terjadi
ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu rendah.
Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah
mengandung hemoglobin, yang membawa oksigen ke jaringan tubuh.
Anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk kelelahan dan
stres pada organ tubuh. (Proverawati, 2011).
Perempuan lebih rentan anemia dibanding dengan laki-laki.
Kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar dari pada laki-
laki, perempuan setiap bulan mengalami menstruasi yang secara otomatis
mengeluarkan darah. Itulah sebabnya perempuan membutuhkan zat besi
untuk mengembalikan kondisi tubuhnya kekeadaan semula. Hal tersebut
tidak terjadi pada laki-laki. Demikian pula pada waktu kehamilan,
kebutuhan akan zat besi meningkat 3 kali dibanding dengan pada waktu
sebelum kehamilan. Ini berkaitan dengan kebutuhan perkembangan janin
yang dikandungnya.
2. Kriteria Anemia
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin, dan
tempat tinggal. Kriteria anemia menurut WHO adalah :
a. Laki-laki dewasa dengan jumlah hemoglobin < 13 g/dl,
b. Wanita dewasa tidak hamil hemoglobin < 12 g/dl,
c. Wanita hamil hemoglobin < 11 g/dl,
d. Anak umur 6-14 tahun hemoglobin < 12 g/dl,
e. Anak umur 6 bulan – 6 tahun hemoglobin < 11 g/dl.
Secara klinis menurut I made Bakta 2007, kriteria anemia di Indonesia
umumnya adalah hemoglobin < 10 g/dl, hematokrit < 30%, dan eritrosit <
2,8 juta/mm3.
3. Tanda-Tanda Anemia
Menurut Proverawati (2011), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah:
a. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lunglai (5L)
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
c. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak
tangan menjadi pucat.
Menurut Aulia (2012), tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah :
a. Mudah lelah
b. Kulit pucat
c. Sering gemetar
d. Lesu, lemah, letih, lelah, dan lalai (5L)
e. Sering pusing dan mata berkunag-kunang
f. Gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, dan telapak tangan
tampak pucat.
g. Anemia yang parah (kurang dari 6 gr/desiliter darah) dapat menyebabkan
nyeri.
4. Penyebab Anemia Pada Remaja Putri
Menurut Proverawati (2012), penyebab anemia adalah :
a. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Sel-sel darah normal
yang dihasilkan oleh sumsum tulang akan beredar melalui darah ke
seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belum matur (muda)
dapat juga disekresi kedalam darah. Sel darah yang usianya muda
biasanya gampang pecah sehingga terjadi anemia. Penghancuran sel
darah merah yang berlebuhan dapatdisebabkan oleh :
1) Masalah dengan sumsum tulang seperti limfoma, leukemia, atau
multiplemyeloma
2) Masalah dengan system kekebalan tubuh.
3) Kemoterapi
4) Penyakit kronis seperti AIDS
b. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat disebabkan oleh :
1) Perdarahan : menstruasi, persalinan
2) Penyakit : malaria, cacingan, kanker, dan lain-lain
c. Penurunan produksi sel darah merah Jumlah sel darah yang diproduksi
dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah sumsum tulang, atau
bahan dasar produksi tidak tersedia. Penurunan produksi sel darah dapat
terjadi akibat :
1) Obat-obatan/ racun
2) Diet yang rendah, vegetarian ketat
3) Gagal ginjal
4) Genetik, seperti talasemia
5) Kehamilan
5. Beberapa Faktor Kebiasaan Dan Sosial Budaya Turut Memperburuk
Kondisi Anemia Dikalangan Perempuan Yaitu :
a. Kurang mengkonsumsi bahan makanan hewani
b. Kebiasaan diet untuk mengurangi berat badan
c. Budaya atau kebiasaan di keluarga sering menomorduakan perempuan
dalam hal makanan
d. Pantangan tertentu yang tidak jelas kebenarannya seperti perempuan
hamil jangan makan ikan karena bayinya akan bau amis
e. Kemiskinan yang menyebabkan mereka tidak mampu mengkonsumsi
makanan yang bergizi (Hasmi, dkk, 2010).
Menurut Merryana, dkk (2012) mengatakan faktor-faktor pendorong anemia
pada remaja putri adalah :
a. Adanya penyakit infeksi yang kronis
b. Menstruasi yang berlebihan pada remaja putri
c. Perdarahan yang mendadak seperti kecelakaan
d. Jumlah makanan atau penyerapan diet yang buruk
Penyebab anemia menurut Tarwoto, dkk (2010) adalah :
a. Pada umumnya masyarakat Indonesia (termasuk remaja putri) lebih
banyak mengkonsumsi makanan nabati yang kandungan zat besinya
sedikit,dibandingkan dengan makanan hewani, sehingga kebutuhan tubuh
akan zat besi tidak terpenuhi.
b. Remaja putri biasanya ingin tampil langsing, sehingga membatasi asupan
makanan
c. Setiap hari manusia kehilangan zat besi 0,6 mg yang diekskresi,
khususnya melalui feses (tinja)
d. Remaja putri mengalami haid setiap bulan, dimana kehilangan zat besi
+1,3mg per hari, sehingga kebutuhan zat besi lebih banyak dari pada
pria.
6. Dampak Anemia Pada Remaja Putri
Menurut Merryana, dkk (2012), dampak anemia bagi remaja putri adalah :
a. Menurunnya kesehatan reproduksi
b. Terhambatnya perkembangan motorik, mental dan kecerdasan
c. Menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar.
d. Mengganggu pertumbuhan sehingga tinggi badan tidak mencapai
optimal.
e. Menurunkan fisik olahraga serta tingkat kebugaran
f. Mengakibatkan muka pucat
7. Klasifikasi Anemia pada Remaja Putri
Berdasarkan aspek etiologinya, anemia dapat diklasifikasikan menjadi:
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada
selinduk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam
jumlah yangtidak mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital,
idiopatik (penyebabnya tidak diketahui), atau sekunder akibat penyebab-
penyebab industri atau virus
b. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia dan
terutama sering dijumpai pada perempuan usia subur, disebabkan oleh
kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi
selama kehamilan. Menurut Almatsier anemia defisiensi besi atau anemia
zat besi adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang
berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan
konsumsi atau karena gangguan absorbsi.
c. Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik adalah anemia yang sering disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan gangguan
sintesis DNA,disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti.
Defisiensi-defisiensi ini dapat sekunder akibat malnutrisi, defisiensi asam
folat, malabsorbsi, kehilangan faktor intrinsik (seperti pada anemia
pernisiosa dan pasca gastrektomi), infestasi parasit, penyakit usus, dan
keganasan, sertasebagai akibat agens-agens kemoterapeutik.
8. Diagnosis Anemia
Pemeriksaan fisik dan riwayat medis juga memainkan peran penting dalam
mendiagnosis penyebab anemia. Beberapa fitur penting dalam sejarah medis
meliputi pertanyaan tentang sejarah keluarga, sejarah pribadi sebelumnya
anemia atau kondisi kronis lainnya, obat, warna tinja dan urin, perdarahan
bermasalah dan pekerjaan serta kebiasaan social (Proverawati, 2011).
9. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada Remaja putri
a. Pencegahan
Menurut Almatzier (2011), cara mencegah dan mengobati anemia adalah:
1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan
mkanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan,
tempe).
b) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin c(daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat, jeruk,
dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan penyerapan zat
besi dalam usus.
2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum Tablet
Tambah Darah (TTD). Tablet tambah darah adalah tablet besi folat
yang setiap tabletmengandung 200 mg Ferro Sulfat atau 60 mg besi
elemental dan 0,25 mg asam folat. Wanita dan remaja putri perlu
minum tablet tambah darah karena wanita mengalami haid sehingga
memerlukan zat besi untuk mengganti darahyang hilang. Wanita
mengalami hamil, menyusui, sehingga zat besinya sangat tinggi yang
perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja. Tablet tambah
darah mampu mengobati wanita dan remaja putri yang menderita
anemia, meningkatkan kemampuan belajar, kemampuan kerja dan
kualitas sumber daya manusia serta generasi penerus. Anjuran minum
yaitu minumlah1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan
dianjurkan minum 1 tabletsetiap hari selama haid. Minumlah tablet
tambah darah dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu atau
kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh
sehingga manfaatnya menjadi berkurang.
3) Mengobati penyakit yang menyebabkan atau memperberat anemia
seperti: kecacingan, malaria, dan penyakit TBC.
b. Penanggulangan Anemia pada Remaja Putri

Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi


antaralain:
1) Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar
besi yang cukup secara rutin pada usia remaja.
2) Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan,
unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung
vitamin C (asamaskorbat) untuk meningkatkan absorbsi besi dan
menghindari atau mengurangi minum kopi, teh, teh es, minuman
ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat makan.
3) Suplementasi besi Merupakan cara untuk menanggulangi Anemia di
daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada
remaja dosis1 mg/KgBB/hari.
4) Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak
diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung
karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate dan kalsium.
5) Skrining anemia Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakanpilihan untuk skrining anemia.
c. Faktor - faktor Terjadinya Anemia Pada Remaja Putri
Banyak faktor medis yang dapat menyebabkan anemia. Di antaranya
Meliputi :
1) Menstruasi
Salah satu faktor pemicu anemia adalah kondisi siklus
menstruasi yang tidaknormal. Kehilangan banyak darah saat
menstruasi diduga dapat menyebabkan anemia (Niken, 2013). Hampir
semua wanita pernah mengalami perdarahan berlebih saat menstruasi,
bahkan sebagian wanita harus mengalami hal ini setiap datang bulan.
Tiapwanita mempunyai siklus menstruasi yang berlainan, normalnya
dalam satusiklus kurang lebih setiap 28 hari, bisa berfluktuasi 7 hari
dan total kehilangan darah antara 60 sampai 250 mm (Anonymous,
2013).
Menstruasi dikatakan tidak normal saat seorang wanita
mengalami menstruasi dengan jangka waktu panjang. Di mana
umumnya wanita hanya mengalami menstruasi satu kali dalam
sebulan, tetapi pada beberapa kasus, ada yang mengalami hingga dua
kali menstruasi setiap bulan. Kondisi inilah yang dikatakan menstruasi
tidak normal yang menyebabkan anemia (Niken, 2013).
2) Pola makan
Kebiasaan makan adalah cara seseorang dalam memilih dan
memakannya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh psikologis,
fisiologi, budaya dansosial. Kebiasaan makan adalah suatu perilaku
yang berhubungan denganmakan seseorang, pola makanan yang
dimakan, pantangan, distribusi makanan dalam keluarga, preferensi
terhadap makanan dan cara memilih makanan. Pola dan gaya hidup
modern membuat remaja cenderung lebih menyukai makan di luar
rumah bersama kelompoknya. Remaja putri sering mempraktikkan
diet dengan cara yang kurang benar seperti melakukan pantangan-
pantangan, membatasi atau mengurangi frekuensi makan untuk
mencegah kegemukan. Pada umumnya remaja mempunyai kebiasaan
makan yang kurang baik. Beberapa remaja khususnya remaja putri
seringmeng konsumsi makanan dalam jumlah yang tidak seimbang
dibandingkan dengan kebutuhannya karena takut kegemukan dan
menyebut makan bukan hanya dalam konteks mengkonsumsi
makanan pokok saja tetapi makanan ringan juga dikategorikan sebagai
makan
3) Riwayat penyakit
Penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit ginjal dapat
menyebabkan tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah yang
cukup. Orang yang memiliki HIV/AIDS juga dapat mengembangkan
anemia akibat infeksi atau obat yang digunakan untuk pengobatan
penyakit (Zen, 2013).
Setiap kondisi medis jangka panjang dapat menyebabkan
anemia. Mekanisme yang tepat dari proses ini tidak diketahui, tetapi
setiap berlangsung lama dan kondisi medis yang berkelanjutan seperti
infeksi kronisatau kanker dapat menyebabkan anemia (Proverawati,
2011).
Anemia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah
terkenainfeksi. Telah diketahui secara luas bahwa infeksi merupakan
faktor yang penting dalam menimbulkan kejadian anemia, dan anemia
merupakan konsekuensi dari peradangan dan asupan makanan yang
tidak memenuhi kebutuhan zat besi .
4) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik erat kaitannya dengan kesehatan tubuh secara
keseluruhan. Tubuh yang sehat mampu melakukan aktivitas fisik
secara optimal, sebaliknya aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin
dalam porsi yang cukup mempunyai dampak positif bagi kesehatan
badan.
Pola aktivitas remaja didefinisikan sebagai kegiatan yang biasa
dilakukan oleh remaja sehari-hari sehingga akan membentuk pola.
Aktivitas remaja dapat dilihat dari bagaimana cara remaja
mengalokasikan waktunya selama 24 jam dalam kehidupan sehari-hari
untuk melakukan suatu jenis kegiatan secara rutin dan berulang-ulang.
Aktivitas fisik selama 24 jam dibagi menjadi lima yaitu aktivitas
tidur, aktivitas berat (olah raga seperti jogging, sepak bola, atletik, dan
sebagainya), aktivitas sedang (belajar, naik tangga, mencuci,
mengepel, menyetrika, menyapu, dan sebagainya), aktivitas ringan
(kegiatan sambil berdiri), dan aktivitas rileks (duduk, berbaring, dan
sebagainya). Aktivitas fisik penting untuk mengetahui apakah
aktivitas tersebut dapat mengubah status zat besi.
Performa aktivitas akan menurun sehubungan dengan terjadinya
penurunankonsentrasi hemoglobin dan jaringan yang mengandung zat
besi. Zat besi dalam hemoglobin, ketika jumlahnya berkurang, secara
ekstrim dapat mengubah aktivitas kerja dengan menurunkan transpor
oksigen.
d. Pola Asupan Makanan pada Remaja
1) Pengertian Pola Asupan Makanan pada Remaja
Pola asupan makanan adalah semua jenis makanan dan
minuman yang dikonsumsi tubuh setiap hari (Depkes, 2010).
Menurut Pinatih (2011) mengkonsumsi makanan seimbang
merupakan sudah anjuran mendasar yang hakiki bagi semua orang.
Dimana asupan zat gizi yang terkonsumsi menentukan aspek
kesehatan nutrisi setiap individu. Makanan seimbang memiliki
penjabaran makanan-makanan yang memiliki kandungan giziyang
sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Banyak vitamin dan
mineral diperlukan untuk membuat sel-sel darah merah. Selain zat
besi, vitamin B12 dan folat diperlukan untuk produksi hemoglobin
yang tepat. Kekurangan dalam salah satu dapat menyebabkan anemia
karena kurangnya produksi sel darah merah. Asupan makanan yang
buruk merupakan penyebab penting rendahnya kadar asam folat dan
vitamin B12 (Proverawati, 2011)
Menurut Wirakusumah (2012), Berpijak pada kebiasaan makan
bangsa Indonesia, bapak gizi Indonesia Prof. Dr. Poorwo Sudarmo
mencanangkan pedoman menu “Empat sehat lima sempurna (4 sehat 5
sempurna)”. Pedoman gizi seimbang (PGS) merupakan
pengembangan dari konsep 4 sehat 5 sempurna. Prinsip 4 sehat 5
sempurna menyamaratakan kebutuhan gizi semua orang yang berusia
di atas usia 2 tahun, hanya jenis zat gizi yang harus ada dalam menu
makanan-sifatnya kwalitatif, berapa jumlah yang harus dimakan–
kwantitas tidak disebutkan, sedangkan PGS berprinsip, tiap golongan
usia, status, kesehatan dan aktivitas fisik memerlukan PGS berbeda
yang sesuai. Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang
mengandung zat gizi (seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
mineral) dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
dengan memperhatikan prinsip keanekargaman makanan, yang
memenuhi kriteria cukup secara kuantitas (porsinya) dan kualitas (zat
gizinya), aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah malnutrisi. Malnutrisi adalah
ketidak seimbangan nutrisi, bisa terjadi kelebihan (obesitas) atau
kekurangan (gizi kurang dan gizi buruk) selain mencegah beberapa
masalah gizi yang biasa terjadi pada remaja antara lain anemia, pola
makan yang salah, persepsi kurus baik pada remaja dan penggunaan
suplemen yang berlebihan.
Pada gambar tupeng gizi seimbang (TGS), terdiri dari 4 pilar
utama, yaitu pilar-1 adalah makan makanan beranekaragam, dimana
susunan lapisan tumpeng mempresentasikan makanan yang beragam
mulai dari yang paling banyak dikonsumsi (lapisan paling dasar)
hingga yang konsumsinya harus dibatasi (bagian puncak tumpeng).
Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka
akan timbul ketidak seimbangan antara masukan dan kebutuhan zat
gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Bahan makanan
dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi, yang dikenal
dengan istilah TRI GUNA MAKANAN, yaitu Sumber tenaga (padi-
padian, umbi-umbian dan tepung-tepungan), Sumber zat pengatur
(sayuran dan buah), Sumber zat pembangun (kacang-kacangan,
makanan hewani dan hasil olahannya) Dalam TGS digambarkan
kelompok bahan makanan yang penggunaanya dibatasi yaitu gula,
garam (6 gram / 1 sendok teh/hari), minyak dan lemak yang dibatasi ¼
dari kecukupan energi.
Menurut Husaini pola makan yang tidak berkualitas dalam
halkeragaman jenis makanan dan ketersediaan biologis besinya rendah
merupakan Faktor penting yang berperan dalam anemia karena dapat
menganggu penyerapanzat gizi. Pola menu makanan yang hanya
terdiri dari sumber karbohidrat, sepertinasi dan umbi-umbian, atau
kacang-kacangan, tergolong menu rendah (penyerapan zat besi 5%).
Pola menu yang kurang bervariasi ini ini sangat jarang atau sedikit
sekali mengandung daging, ikan, dan sumber vitamin C. Terdapat
lebih banyak bahan makanan yang mengandung zat penghambat zat
absorpsi besidalam menu makanan ini, sehingga keragaman atau
variasi makanan yang dikonsumsi diperlukan untuk memperoleh
penyerapan zat gizi yang baik.Sebagian besar remaja putri memiliki
pola makan yang kurang bervariasi, hal ini kemungkinan karena
sebagian besar remaja lebih suka mengkonsumsi makanan jajanan
yang tidak memenuhi asupan zat gizinya dengan baik. Selain itu,
sebagian besar remaja mengaku tidak suka mengkonsumsi sayur-
sayuran dan ketersediaan buah-buahan di rumah mereka sangat jarang.
Sehingga asupan makanan sehari-hari mereka kebanyakan hanya
didominasi oleh sumber karbohidrat dan protein. Kurang
bervariasinya jenis makanan tersebut dapat menyebabkan penyerapan
zat gizi kurang berjalan dengan baik, sehingga dapat menyebabkan
kadar hemoglobin menurun atau anemia.
Banyak remaja putri yang sering melewatkan dua kali waktu
makan danlebih memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan
bukan hanya hampakalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat
gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu makan. Selain
itu remaja khususnya remaja putri semakin menggemari junk food
yang sangat sedikit (bahkan ada yang tidak ada samasekali)
kandungan kalsium, besi, riboflavin, asam folat, vitamin A dan
vitamin.Tubuh mendapatkan zat besi melalui makanan. Kandungan
zat besi dalam makanan berbeda-beda, dimana makanan yang kaya
akan kandungan zat besi adalah makanan yang berasal dari hewani
(seperti ikan, daging, hati dan ayam). Makanan nabati (seperti sayuran
hijau tua) walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa
diserap dengan baik oleh usus (Depkes RI, 2010).
Rendahnya asupan zat besi yang berasal dari konsumsi zat besi
dari makanan sehari-hari merupakan salah satu penyebab terjadinya
anemia. Beberapa makanan yang dapat menghambat penyerapan zinc
dan besi adalah asam fitat (beras, gandum, kacang kedelai, susu
coklat, kacang dan tumbuhan polong), polifenol (teh, kopi, bayam,
kacang, tumbuhan polong, rempah-rempah) kalsium dan fosfat (susu
dan keju). Makanan atau minuman tertentu dapat mengganggu
penyerapan zat besi di dalam tubuh. Asam fitat dan faktor lain di
dalam serat serealia dan asam oksalat di dalam sayuran menghambat
penyerapan besi. Asam fitat dan asam oksalat yang terkandung dalam
sayuran akan mengikat zat besi, sehingga mengurangi penyerapan zat
besi. Karena hal inilah, bayam meski tinggi kandungan zat besinya
bukan merupakan sumber zatbesi yang baik. Oleh karena itu, jika
hendak mengonsumsi bayam dan sayuranlain, sebaiknya disertai
dengan mengonsumsi buah-buahan yang tinggi kandungan vitamin C
nya, seperti jambu biji, jeruk dan nanas. Namun lebih dianjurkan
untuk meminumnya dalam bentuk jus. Sebab jika dalam bentuk buah
segar, yang kandungan seratnya masih tinggi, juga akan menghambat
penyerapan zat besi.
BAB III
PENELITIAN TERKAIT

A. Penelitian terkait anemia pada remaja


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yusria, dkk,. tahun 2017
yang berjudul Hubungan Antara Status Gizi Dan Pola Menstruasi Dengan
Kejadian Anemia Defisiensi-Besi Pada Remaja Putri di SMP Negeri 7 Kota
Langsa. Penelitian yang melibatkan remaja putri SMP Negeri 7 Kota Langsa
sebanyak 41 orang. Di dapatkan Hasil penelitian menunjukkan 22 (53,7%)
responden mengalami anemia, 22 (53,7%) responden memiliki status gizi
normal dan 24 (58,5%) responden memiliki pola menstruasi normal. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada Hubungan Yang Signifikan Antara
Status Gizi Dan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Defisiensi-Besi
Pada Remaja Putri Di SMP Negeri 7 Kota Langsa
B. Penelitian terkait konsumsi bayam
Berdasarkan hasil penelitian rohmatika, dheny,. Dkk,. Tahun 2016 yang
berjudul Pengaruh Pemberian Ekstrak Bayam Hijau Terhadap Perubahan
Kadar Hemoglobin di puskesmas. Penelitian dilakukan pada 34 responden
selama 7 hari. Hasil uji uji paired sample t-test diperoleh t:4,716 dan nilai p
0,000 (p<0.05) didapatkan nilai p < 0,05.Kesimpulan Pemberian Ekstrak
Bayam Hijau secara signifikan mempengaruhi perubahan kadar Hemoglobin.
Mengkonsumsi bayam hijau selama 7 hari dapat meningkatkan kadar
haemoglobin dengan rata-rat peningkatan 0,54 gr/dl, 1 gr bayam terdapat
kandungan zat besi sebesar 21 mg/gr.
C. Penelitian terkait tepung jagung
Bersasarkan penelitian suarni, tahun 2018 yang berjudul Pemanfaatan
Tepung Jagung Untuk Kue Kering (Cookies). Tepung jagung mempunyai
tekstur agak kasar, mengandung gluten < 1%, tepung jagung mengandung serat
makanan yang dibutuhkan tubuh, bahkan jagung kuning mengandung pro
vitamin A, dan jagung merah mengandung unsur Fe yang tidak ada dalam
terigu. Tepung jagung dapat mensubstitusi terigu dalam pembuatan kue kering
hingga 50-80%, Dengan demikian, tepung jagung layak menggantikan terigu.
Penggunaan tepung jagung pada pengolahan makanan berbasis terigu.
BAB IV
RENCANA PRODUK YANG DIHASILAKAN

A. Gambaran produk
Produk ini merupakan inovasi bersama yang di ciptakan oleh
mahasisiwi universitas aisyah pringsewu program studi teknologi tepat guna.
Produk yang di tawarkan cupcake dari tepung jagung dan penambahan bayam
sebagai sumber zat besi untuk mengatasi anemia remaja.
B. Kemasan (gambaran produk)

C. Nama produk

D. Sop pembuatan produk


1. Bahan A
50 gram daun bayam hijau, cuci bersih
80 ml minyak goreng kualitas baik
2. Bahan B (ayak dan campur jadi 1)
6 sdm terigu protein sedang
1 sdm tepung jagung/maizena
1 sdm susu bubuk
1sdt vanili bubuk
Sejumput garam
3. Bahan C
6 sdm gula pasir
2 butir telur ukuran sedang (suhu ruangan)
4. Hiasan
Buttercream
5. Pembuatan Bubur Bayam
Bayam segar berwarna hijau dipisahkan dari tangkainya lalu dicuci
menggunakan air bersih. Kemudian dilakukan proses blanching atau di
kukus selama 2 menit dengan suhu 100ºC untuk menghilangkan aroma
langu lalu ditiriskan dan dihaluskan menggunakan blender dengan minyak
sampai menghasilkan bubur bayam.
6. mixer bahan C dengan kecepatan tinggi hingga kental berjejak, turunkan
kecepatan menjadi rendah, tambahkan bahan B sedikit demi sedikit mixer
asal rata saja
7. masukkan bahan A, aduk balik menggunakan spatula.
8. Selanjutnya adonan dituang ke dalam cetakan yang dialasi dengan paper cup
hingga sekitar ¾ penuh. Kemudian dipanggang selama 40 menit dengan
suhu 120ºC, setelah matang cupcake diangkat dan didingikan.
9. Setelah itu di hias menggunakan buttercream.

E. Kelebihan
Cupcake memiliki banyak macam pilihan rasa salah satunya adalah
cupcake dari tepung jagung dengan bayam, sebagai sumber makanan olahan
yang mengandung zat besi untuk mengatasi anemia remaja putri. Bentuknya
yang kecil sangat pas untuk dijadikan makanan ringan semiformal yang sangat
fleksibel untuk dihidangkan diberbagai macam acara. Permukaan yang rata
sangat mudah dihias dan menjadikan produk baru yang lebih menarik mahal
dari aslinya. Pada dasarnya cupcake sudah cukup terkenal dimana mana
sehingga perubahan penyajiannya akan sangat mudah diterima dimasyarakat.
F. Kekurangan
Bahan dasar dari cupcake adalah bayam, padahal bayam tidak tahan
dengan kondisi yang panas, bila sudah mulai mengembun karena kepanasan
sehingga mudah rusak dan kurang menarik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan adanya mata kuliah Teknologi Tepat Guna, kami dapat
mengembangkan berfikir kreatif dan inovatif, produk ini adalah salah satu
hasilnya yaitu cupcake dari tepung jagung dan bayam sebagai olahan makanan
sumber zat besi untuk mengatasi anemia. Makanan merupakan kebutuhan yang
sangat pokok jadi dapat selalu Berinovasi agar tidak kalah dengan zaman
modern.
DAFTAR PUSTAKA

Fadlun, dan Achmad Feryanto. 2014, Asuhan Kebidanan Patologis, Jakarta:


Salemba Medika.

Prawirohardjo, sarwono, 2016. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Richana, Nur,. Dkk. 2010. Pembuatan Tepung Jagung Termodifikasi Dan


Pemanfaatannya Untuk Roti. Prosiding Pekan Serealia Nasional.

Rohmatika,Dheny. 2017. Efektifitas Pemberian Ekstrak Bayam Terhadap


Peningkatan Kadar Haemoglobin. Jurnal Kebidanan 09 (02) 101-212.

Rukiyah, Ai yeyeh. 2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: CP. Trans info
media.

Sam, Ahmad Meriana. 2018. Formulasi Cupcake dari Tepung Jagung (Zea
maysl) Dengan Penambahan Bayam (Amarahantus spp) Sebagai Sumber Zat
Besi Untuk Mengatasi Anemia Remaja Putri. Jurnal Sains dan Teknologi
Pangan (JSTP).

Anda mungkin juga menyukai