DISUSUN OLEH :
KELOMPOK
1. Eka Tri Wahyuni 190102286P
2. Jihan Fransisca Raj 190102260P
3. Juwariah 190102013P
4. Lisa Gustina 190102095P
5. Nedya Ayu Paramitha 190102224P
Puji syukur saya haturkan kehadirat TUHAN YME yang mana telah
memberi kita taufiq dan hidayah-Nya sehingga tugas proposal Teknologi Tepat
Guna ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup
berarti.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya
penulisan Proposal Teknologi Tepat Guna ini.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan,
tentu hasil makalah ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Oleh karena itu ,
saya mengharapkan kontribusi pemikiran anda sehingga laporan study tour ini
bermanfaat bagi kita semua.
A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah gizi dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia.
World Health Organization (WHO) tahun 2015 mencatat bahwa sekitar 29% wanita
usia reproduktif mengalami anemia. Anemia merupakan suatu keadaan adanya
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah eritrosit dibawah nilai
normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel
darah merah (Hemoglobin/ Hb) dibawah nilai normal. Penyebabnya bisa besi,
asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia Karena
kekurangan zat besi.(Rukiyah, 2015)
Jumlah zat besi yang diserap tubuh setiap hari sekitar 1 mg atau setara
dengan 10-20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Tubuh memiliki
mekanisme pengaturan keseimbangan zat besi. Peningkatan penyerapan zat
besi akan terjadi pada kondisi kekurangan zat besi, misalnya anemia.
Prevalensi anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi sering dialami oleh
para wanita pada masa subur, Hal ini disebabkan oleh kehilangan darah saat
menstruasi. (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2015).
Defisiensi zat besi terjadi bila asupan Fe ke dalam eritroid di sumsum
tulang sangat terganggu menyebabkan konsentrasi hemoglobin menurun.
(Yuni, 2015, 80-81). Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting
dalam perkembangan industri pangan dan dapat diolah menjadi produk
setengah jadi seperti tepung. Kandungan gizi jagung yaitu karbohidrat sebesar
63,7%, protein sebesar 10,9% dan sejumlah zat gizi lainnya (lardy, 2013).
Jagung merupakan bahan pangan yang berperan penting dalam
perkembangan industri pangan dan dapat diolah menjadi produk setengah jadi
seperti tepung. Kandungan gizi jagung yaitu karbohidrat sebesar 63,7%,
protein sebesar 10,9% dan sejumlah zat gizi lainnya (lardy, 2013). Jagung juga
merupakan pangan tradisional atau makanan pokok di beberapa daerah, serta
mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai
sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras (Midlanda et al., 2014).
Bayam (amaranthus spp) hijau memiliki manfaat baik bagi tubuh karena
merupakan sumber kalsium, vitamin A, vitamin E dan vitamin C, serat, dan
juga betakaroten. Selain itu, bayam juga memiliki kandungan zat besi tinggi
yaitu 3,9 mg/100 g, yang dapat mencegah anemia. Kandungan mineral dalam
bayam yang tinggi, terutama Fe yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit anemia. Hal ini dikarena kandungan Fe dalam bayam cukup tinggi,
dan memiliki kandungan vitamin B terutama asam folat
Produk cupcake yang dikonsumsi sampai saat ini masih memiliki
kandungan gizi yang terbatas, sehingga cupcake yang terbuat dari terigu
memiliki kandungan gizi rendah dan perlu ditambahkan beberapa bahan
pangan untuk melengkapi kandungan gizi cupcake untuk mengganti tepung
terigu (Anggraini, 2014). Karbohidrat selain dari tepung terigu, bisa diperoleh
dari bahan makanan lokal lain, salah satunya tepung jagung. Oleh karena itu
untuk meningkatkan nilai gizi produk cupcake, dilaporkan hasil penelitian
formulasi tepung jagung (Zea mays L.dan bayam (Amaranthus spp.) pada
pembuatan cupcake untuk membantu mengatasi anemia remaja putri.
B. Tujuan
1. Memenuhi persyaratan dalam pembuatan suatu produk mata kulih
Teknologi Tepat Guna.
2. Menciptakan varians cupcake baru, dengan menggunakan tepung jagung
dan bayam
3. Pelaksanaan Melatih diri agar mampu hidup mandiri dan terampil dalam
memasuki dunia usaha di masyarakat.
4. Sebagai laporan akhir pelaksanaan dari produk yang telah di hasilkan.
C. Manfaat
1. Menyiapkan kemampuan dalam memilih produk yang sesuai di masyarakat.
2. Memberikan pembekalan kepada mahasiswa khusus nya dalam
pengembangan Teknologi Tepat Guna
3. Menyiapkan lapangan pekerjaan yang produktif dan dapat mengembangkan
daya kreaktifitas para mahasiswa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. REMAJA
1. Pengertian remaja
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa Latin
“adolescere” yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang
dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga
kematangan sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan
belum menikah.Remaja putri adalah individu dengan jenis kelamin
perempuan berusia 11-15 tahun yang sudah mengalami menarche.
a. Ciri-ciri khusus pada remaja:
1) Pertumbuhan fisik yang sangat cepat.
2) Emosi tidak stabil.
3) Perkembangan seksual sangat menonjol
Menurut Soesilo windradmi (2010) masa remaja dibagi menjadi tiga
bagianmasa remaja yaitu:
1) Remaja awal (13-17 tahun).
2) Remaja tengah (17-21 tahun).
3) Remaja akhir (21-26 tahun).
A. Gambaran produk
Produk ini merupakan inovasi bersama yang di ciptakan oleh
mahasisiwi universitas aisyah pringsewu program studi teknologi tepat guna.
Produk yang di tawarkan cupcake dari tepung jagung dan penambahan bayam
sebagai sumber zat besi untuk mengatasi anemia remaja.
B. Kemasan (gambaran produk)
C. Nama produk
E. Kelebihan
Cupcake memiliki banyak macam pilihan rasa salah satunya adalah
cupcake dari tepung jagung dengan bayam, sebagai sumber makanan olahan
yang mengandung zat besi untuk mengatasi anemia remaja putri. Bentuknya
yang kecil sangat pas untuk dijadikan makanan ringan semiformal yang sangat
fleksibel untuk dihidangkan diberbagai macam acara. Permukaan yang rata
sangat mudah dihias dan menjadikan produk baru yang lebih menarik mahal
dari aslinya. Pada dasarnya cupcake sudah cukup terkenal dimana mana
sehingga perubahan penyajiannya akan sangat mudah diterima dimasyarakat.
F. Kekurangan
Bahan dasar dari cupcake adalah bayam, padahal bayam tidak tahan
dengan kondisi yang panas, bila sudah mulai mengembun karena kepanasan
sehingga mudah rusak dan kurang menarik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya mata kuliah Teknologi Tepat Guna, kami dapat
mengembangkan berfikir kreatif dan inovatif, produk ini adalah salah satu
hasilnya yaitu cupcake dari tepung jagung dan bayam sebagai olahan makanan
sumber zat besi untuk mengatasi anemia. Makanan merupakan kebutuhan yang
sangat pokok jadi dapat selalu Berinovasi agar tidak kalah dengan zaman
modern.
DAFTAR PUSTAKA
Rukiyah, Ai yeyeh. 2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: CP. Trans info
media.
Sam, Ahmad Meriana. 2018. Formulasi Cupcake dari Tepung Jagung (Zea
maysl) Dengan Penambahan Bayam (Amarahantus spp) Sebagai Sumber Zat
Besi Untuk Mengatasi Anemia Remaja Putri. Jurnal Sains dan Teknologi
Pangan (JSTP).