MAKALAH
Untuk memenuhi tugas Ilmu Teknologi Pangan yang dibina oleh :
Oleh :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
Proposal Praktikum Formulasi dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat
sederhana.
Pada kesempatan yang baik ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Kedua Orang Tua yang selalu mendukung
2. Dr. Ir. Rr. Endang Sutjiati, M.kes`
3. Kepada semua pihak yang telah membantu, baik dari segi materi
maupun pengetahuan
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….
A. Latar Belakang……………………………………………..
B. Tujuan………………………………………………………..
C. Manfaat……………………………………….……………..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO pada tahun 2006, dari 9 juta kasus baru Tuberkulosis di
seluruh dunia, 1 juta anak usia <15 tahun. dari seluruh kasus anak dengan
Tuberkulosis, 75% didapatkan di 22 negara dengan beban Tuberkulosis tinggi
(high burden countries). Dilaporkan dari berbagai negara presentase semua kasus
Tuberkulosis pada anak berkisar antar 3% sampai >25%. Berdasarkan Hasil
RISKESDAS (2013) prevalensi Tuberkulosis pada anak usia <1 tahun sebesar
0,2%, usia 1-4 tahun 0,4%, usia 5-14 0,3%. Mayoritas anak tertular Tuberkulosis
dari pasien Tuberkulosis dewasa, sehingga dalam penanggulangan Tuberkulosis
anak, penting untuk mengerti gambaran epidemiologi TB pada dewasa.
Granola bar adalah makanan ringan yang terdiri dari oat gulung , kacang-
kacangan , madu atau pemanis lainnya seperti gula merah , dan terkadang nasi
kembung , yang biasanya dipanggang hingga renyah, dipanggang, dan berwarna
cokelat keemasan. Selama proses memanggang, campuran diaduk untuk
menjaga konsistensi sereal sarapan longgar. Buah kering ,
seperti kismis dan kurma , dan permen seperti cokelat kadang-kadang
ditambahkan. Kelompok kami menggunakan Oat, susu, kurma, kismis, madu dan
peanut butter sebagai bahan dalm pembuatannya .
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh mutu organoleptik (warna, aroma, rasa dan
tekstur) Formulasi Granola Bar Oat,susu dan kurma Pada Pasien Anak
Penderita Tuberkolosis Paru Usia 7-9 Tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengaruh mutu organoleptik Formulasi Granola Bar
Oat,susu dan kurma yaitu warna, aroma, rasa dan tekstur.
b. Menganalisis taraf perlakuan terbaik Formulasi Granola Bar Oat,susu
dan kurma ungu bagi anak 7-9 tahun penderita obesitas.
C. Manfaat
1. Manfaat Keilmuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi mengenai obesitas
pada anak dan alternatif pembuatan Formulasi Granola Bar Oat,susu dan
kurma untuk pasien TB paru usia 7-9 tahun
2. Manfaat Praktis
a. Dapat dihasilkan makanan selingan dalam penelitian ini yaitu Granola
bar sebagai penanganan TB paru anak.
b. Dapat dihasilkan makanan selingan dalam penelitian ini yaitu Granola
bar untuk anak penderita TB paru yang memiliki mutu organoleptik yang
baik.
c. Dapat menjadi salah satu alternatif pemanfaatan (diversifikasi pangan)
bahan pangan lokal yang banyak tersedia di masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gambaran Umum Tuberculosis Paru
1. Definisi Tuberculosis Paru
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi
penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia (WHO, 2015). TBC
dapat merusak paru-paru manusia atau bagian tubuh lain dan
mengakibatkan sakit parah. Pada tahun 2015, jumlah penemuan kasus TB
adalah 330.910 kasus. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2014, yaitu
sebanyak 324.539 kasus. Kasus terbanyak dilaporkan di provinsi dengan
jumlah penduduk besar, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah
(38% dari keseluruhan kasus di Indonesia) (Irianti, dkk, 2016).
Berdasarkan organ yang diserang, TB dibedakan menjadi tuberkulosis
paru dan ekstra paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang
menyerang jaringan parenkim paru kecuali pleura (selaput paru).
Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh
selain paru, misalnya selaput paru, selaput otak, selaput jantung
(pericardium), kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin dan lain-lain (Depkes RI, 2005). TBC tersebar lewat
udara, bila orang yang mengidap TBC di paru-paru atau tenggorokan batuk,
bersin atau berbicara dan ‘mengirimnya’ ke udara. TBC juga dapat menular
melalui dahak dari batuk penderita TBC.
Anak-anak berada pada risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi dan
penyakit TB. Studi menunjukkan bahwa 60-80% pasien terpapar smear
positive dahak menjadi terinfeksi sedangkan ketika kontak dengan dahak
smear negative, hanya 30-40% yang terinfeksi. Kebanyakan anak-anak
kurang dari 2 tahun terinfeksi dari sumber rumah tangga sedangkan anak
berumur lebih dari 2 tahun lebih banyak terinfeksi dari sumber komunitas
(lingkungan bermain). Sumber dahak positif pada rumah tangga menjadi
faktor risiko paling penting terhadap anak-anak hingga umur 10 tahun
(Narasimhan dkk., 2013).
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi,
adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Pada pasien anak yang tidak
menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi apabila diketahui adanya kontak
dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan
penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak
usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa
dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan
serologi/darah (Werdhani, 2011).
B. Kebutuhan Gizi
1. Kecukupan Gizi Anak 7-9 tahun per hari
Protein (gram) 40
Vitamin C (mg) 45
Fe (mg) 10
Vitamin A (RE) 50
Fe (mg) 1
Kalsium (mg) 39
Vitamin A (IU) 0
Vitamin C (mg) 0
Serat (mg) 0
Vitamin A (µg) 11
Vitamin C (mg) 11
Fe (mg) 0
c. Kurma
Kurma (Phoenix dactylifera L.) adalah komoditi besar dan
tanaman yang penting di daerah tandus dan panas seperti Saudi Arabia,
Mesir1 . Di negara-negara ini, buah kurma biasa digunakan sebagai
obat, kosmetik, konsumsi bagi manusia maupun hewan. Kurma telah
dipercaya sebagai makanan yang mengandung bayak manfaat bagi
kesehatan. Kurma adalah salah satu pohon buah pertama yang
dibudidayakan di dunia, selain kurma zaitun dan ara merupakan buah
klasik yang sudah ada sejak lama dan merupakan kelompok pohon
buah kuno didunia sejak awal pertanian. Kurma juga dikenal sebagai
pohon kehidupan dan biasa disebut sebagai roti padang pasir, hal 12 ini
dikarenakan kurma yang berguna untuk pengobatan beberapa penyakit
ataupun sebagai bahan makanan untuk mengatasi kelaparan. Produksi
kurma selama 40 tahun meningkat sebanyak 2,9 kali lebih, sedangkan
penduduk dunia menngkat dua kali lipat. Total ekspor kurma secara
dunia meningkat 1,71% dibandingkan dengan 40 tahun yang lalu (Jain,
2011).
Protein (gram) 3
Kalsium (mg) 46
Vitamin A (IU) 10
Vitamin C (mg) 3
Fe (mg) 2
d. Kismis
Kismis (Vitis vinifera L.) merupakan anggur yang dikeringkan dan
mengandung nutrisi yang esensial. Kismis merupakan anggur yang
berbentuk kecil-kecil dan dikeringkan yang dilakukan secara alami
dengan bantuan sinar matahari atau pun menggunakan oven. Proses
pengeringan dilakukan sedemikin hingga sampai kadar air dan gula
dalam anggur berkurang. Pengeringan dilakukan hingga saat mencapai
kadar air 15-18 g dan kadar gula 68-70 g per 100 g. Selain bermanfaat,
kismis juga memiliki rasa manis sehingga populer untuk dijadikan
makanan sehari-hari karena mudah didapatkan, tersedia dalam
kemasan praktis dan harganya terjangkau.
Kalsium (mg) 31
Vitamin A (µg) 5
Vitamin C (mg) 1
Fe (mg) 0,3
Lemak (gram) 0
Serat (mg) 0
Kalsium (mg) 6
Vitamin A (µg) 0
Vitamin C (mg) 1
Fe (mg) 0,4
Vitamin A (µg) 0
Vitamin C (mg) 0
Fe (mg) 1,3
PENGEMBANGAN FORMULA
A. Karakteristik Produk
Granola Bar merupakan produk yang dapat digunakan sebagai salah
satu alternative snack bagi penderita TB Paru ataupun dapat digunakan snack
bagi penderita penyakit lain yang berhubungan kekebalan imunitas tubuh
dikarenakan produk tersebut memiliki beberapa kandungan zat gizi yang dapat
meningkatkan imunitas tubuh. Produk tersebut mengandung Vitamin A yang
sesuai dengan kebutuhan dalam satu hari dimana Vitamin A berperan dalam
meningkatkan imunitas tubuh sehingga dapat melawan bakteri yang terdapat
dalam tubuh. Produk tersebut juga mengandung sumber Zat Besi (Fe) yang
sesuai dengan kebutuhan dalam satu hari yang dapat memenuhi kebutuhan
penderita TB Paru sebagai pencegahan anemia yang dapat membuat lemah,
letih, dan lesu.
Produk tersebut memiliki ukuran yang ekonomis yang mudah dibawa
kemanapun pergi namun padat akan zat gizi dimana mengandung energy yang
sesuai dengan kebutuhan, lemak yang sesuai dengan kebutuhan, karbohidrat
sesuai kebutuhan dan tinggi protein. Dimana kandungan gizi dalam produk
berdaasrkan sayart diet bagi penderita TB Paru yakni diet TETP. Protein yang
tinggi dapat digunakan tubuh untuk mengganti sel-sel jaringan yang rusak
dikarenakan adanya infeksi bakteri dalam tubuh. Sehingga dapat mempercepat
proses penyembuhan penderita TB Paru.
2) Susu Bubuk
Susu Bubuk yang digunakan merupakan susu bubuk full cream, selain
berfungsi seagai penambah aroma produk berperan juga sebagai penambah
enrgi, protein dan zat besi (Fe). Susu bubuk disini berfungsi sebagai bahan
pengganti Choco Chips dimana penderita TB Paru tidak diperbolehkan untuk
mengonsumsi coklat yang dapat memicu batuk.
3) Kurma
Kurma dalam produk berfungsi sebagai penambah Vitamin A. Dimana
Vitamin A diperlukan bagi penderita penyakit infeksi yang berhubungan
dengan imunitas tubuh. Selain itu kurma juga berperan sebagai penyumbang
energy dalam produk.
4) Kismis
Kismis dalam produk berperan sebagai penambah tekstur produk dan
sebagai sumber Vitamin A untuk menambahkan Vitamin A pada kurma
sehingga produk dapat mencukupi kebutuhan Vitamin A. selain itu kismis
juga berperan sebagai penambah energy dalam produk.
b. Bahan Pengerat
Bahan pengerat berfungsi sebagai penyatu dari bahan-bahan utama
sehingga dapat membentuk suatu produk yang padat namun juga
menambah rasa serta warna dari produk.
1) Madu
Madu dalam produk tersebut selain berfungsi sebagai bahan pengerat
berfungsi juga sebagai pemberi rasa manis sebagai pengganti dari gula
pasir. Disisi lain madu juga dapat berperan sebagai pemberi warna dalam
produk. Madu juga memberikan sumbangan energy dan karbohidrat di
produk.
2) Selai Kacang
Selai kacang berfungsi sebagai bahan pengerat dan memberikan rasa
gurih terhadap produk. Selai kacang juga menyumbang sebagai sumber
energy serta sumber protein. Sehingga dapat terpenuhi kebutuhan dari
sasaran.
C. Design / Formulasi Produk
1. Campuran Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan dalam produk Granola Bar antara lain oat, susu
bubuk, kismis, kurma, madu dan selai kacang. Oat dan susu merupakan
bahan utama yang berfungsi sebagai pembentuk tekstur dari produk.
Sedanngkan kismis dan kurma merupakan bahan pendukung yang
berfungsi sebagai penambah warna dan menambahkan tekstur dari produk.
Madu dan selai kacang berfungsi sebagai bahan pengerat yang berfungsi
sebagai penyatu dari semua bahan sehingga menjadi kesatuan yang utuh
dan memberikan warna pula pada produk tersebut.
2. Komposisi Bahan yang Digunakan
Bahan baku dan bahan penyusun Granola Bar dalam satu resep yang
menghasilkan 17 produk dengan berat masing-masing 50 gram.
P0
Bahan P1 P2 P3
(Resep
Makanan (30:50:10:10) (40:40:10:10) (50:30:10:10)
baku)
Kurma 250 75 75 75
Kismis - 75 75 75
D. Bentuk Produk
Nama Produk : Granola Bar
Bentuk Produk : Padat persegi panjang
Warna Produk : Coklat muda dan coklat tua
Ukuran Produk : 10 x 4 x 3 cm
Proses Pengolahan :Semua bahan disangrai yang dikemudian dilakukan
pendinginan disertai dengan pengepresan produk
untuk membentuk bentuk produk.
Bentuk produk : Padatan
E. Cara Pengolahan
1. Buang isi kurma dan potong menjadi bagian lebih kecil lalu sisihkan
2. Sangrai / panggang oats menggunakan oven dengan suhu 350º F selama
15 menit sampai oats berubah berwarna kecoklatan
3. Hangatkan madu dan selai kacang dengan api kecil
4. Letakkan oats, kismis, susu dan kurma dalam satu wadah dan aduk hingga
merata
5. Tambahkan madu dan selai kacang kedalam adonan lalu aduk hingga
merata
6. Pindahkan adonan kedalam Loyang dengan ukuran 8 x 8 cm lalu ratakan
permukaan dan di tekan – tekan sampai adonan memadat
7. Tutup permukaan adonan dengan menggunakan plastic wrap dan
masukkan kedalam freezer selama 15 – 20 menit
8. Angkat dan potong menjadi 50 gram per bagian
P1 200 50 0 250 5
P2 200 50 0 250 5
P3 200 50 0 250 5
A. Fisik
Produk granolabar dikategorikan sebagai produk food bar, dan tidak
dapat dikategorikan sama seperti produk lain. Standart mutu granolabar di
Indonesia masih belum beredar sehingga pada pembahasan ini, produk
granolabar akan dibandingkan dengan nutrition fact dari produk komersial untuk
melihat kemiripan, keunggulan dan kekurangan produk secara keseluruhan.
Yaitu produk dari snackbar merk Soyjoy.
Tabel 4.1 Nutrition Fact Snackbar Soyjoy
Lemak 8
Natrium 2
Kalium 6
Karbohidrat 6
Protein 8
Batas
Kriteria Uji
Minimum/Maksimum
Bau Normal
Rasa Normal
Warna Normal
Tekstur Normal
Uji nilai zat gizi juga dilakukan dengan cara menghitung nilai gizi berupa
energi, protein, lemak dan karbohidrat. Perhitungan vitamin A dan C juga
dilakukan, dikarenakan pada pasien TB Paru memiliki imunitas yang rendah.
Vitamin dapat mendukung fungsi tubuh dalam menghalangi patogen atau
mikroorganisme parasit. Pada pasien TB Paru terjadi penurunan kadar
hemoglobin karena adanya infeksi terhadap bakteri. Perhitungan nilai gizi
granolabar diperlukan utuk mendukung terapi diet pasien TB Paru dengan
rentan usia 7-9 tahun yaitu diet Tinggi Energi Tinggi Protein. Tabel perhitungan
nilai gizi pasien di sajikan dalam tabel dibawan ini.
B. Organoleptik
Parameter mutu organoleptik dari granolabar oat, susu, kismis dan
kurma adalah warna, rasa, tekstur dan aroma dengan menggunakan Hedonic
Scale Test yang bertujuan untuk mengetahui daya terima panelis terhadap
Snackbar oat, susu, kismis dan kurma. Skala hedonik yang digunakan adalah:
1 = Sangat Suka
2 = Suka
3 = Tidak Suka
4 = Sangat Tidak Suka
A. Kesimpulan
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. gejala yang timbul biasanya Demam tidak terlalu
tinggi yang berlangsung lama, penurunan nafsu makan dan berat badan, batuk-
batuk selama lebih dari 3 minggu. Tatalaksana pasien TB Paru adalah Diet
Tinggi Energi Tinggi Protein dengan pemilihan bahan makanan yang tinggi
akan Vitamin A dan C untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Para
penderita TB Paru juga rawan terkena anemia, oleh karena itu pemilihan bahan
makanan yang tinggi Fe juga diperlukan. Granola bar memiliki ukuran yang
ekonomis yang mudah dibawa kemanapun pergi namun padat akan zat gizi
dimana mengandung energi yang sesuai dengan kebutuhan, lemak yang
sesuai dengan kebutuhan, karbohidrat sesuai kebutuhan dan tinggi protein.
Formulasi Granola bar sebagai snack pada penderita TB Paru anak-anak terdiri
dari beberapa bahan utama seperti oat dan susu yang memiliki kandungan
tinggi energi dan tinggi protein serta zat besi (Fe). Kismis dan kurma yang
memiliki kandungan Vitamin A dan C yang tinggi akan mendukung tatalaksana
diet TB Paru bagi anak-anak.
B. Saran
Ernawati, K,. 2018. Perbedaan Status Gizi Penderita Tuberkulosis Paru antara
Sebelum Pengobatan dan Saat Pengobatan Fase Lanjutan di
Johar Baru, Jakarta Pusat. [Online].
(https://www.researchgate.net/publication/327774355_Perbedaan_
Status_Gizi_Penderita_Tuberkulosis_Paru_antara_Sebelum_Peng
obatan_dan_Saat_Pengobatan_Fase_Lanjutan_di_Johar_Baru_J
akarta_Pusat)
Rosyada, F, A., dkk. 2018. Bokis (Bahan Olahan Kismis) : Solusi Mengurangi
Tingkat Gizi Buruk Pada Balita Di Jawa Tengah.
Simpatik, S.R. 2016. Teknologi Legum, Serealia Dan Umbi Oatmeal Bar untuk
Diet Tinggi Serat. [Online].
https://www.academia.edu/30197398/Oatmeal_Bar
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru Instalasi Gizi Perjan Rs
Dr.Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Berwarna coklat
muda, tidak terdapat
cemaran dan hewan,
1 Oat 4500 tidak berbau apek,
tidak menggumpal,
serta tidak berserbuk
dan tidak patah biji
1= Sangat Suka
2= Suka
3= Tidak Suka
Tabel penilaian
2. 768
3. 825
4. 971