Anda di halaman 1dari 19

Laporan Hari : Selasa

MK.Pendidikan Gizi Tanggal : 13 Februari 2024

PELATIHAN GIZI TENTANG ANEMIA


Dosen pengampu:
FITRI, SP ,MKM

Disusun Oleh :
2C Gizi

Tiara Seplinar Putri P032213411118

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMNEKES RIAU
TP. 2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. Karena rahmat serta karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas mata kuliah pendidikan gizi dengan materi “PELATIHAN
GIZI TENTANG ANEMIA”. Tak lupa shalawat serta salam saya panjatkan kepada Nabi
Muhmammad SAW.
Terima kasih saya ucapkan kepada Ibu yang telah memberikan saya tugas, sehingga
saya dapat memahami materi tentang “Pelatihan gizi”. Saya menyadari bahwa laporan
yang saya buat masih jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan bahasa maupun
penulisannya. Karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar saya menjadi lebih baik lagi.

Pekanbaru, 13 Februari
2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................1
1.3. Manfaat.....................................................................................................................................1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2

BAB 3 METODE PELAKSANAAN.................................................................................6


3.1 Metode Pendidikan Gizi...........................................................................................................6
3.2 Sasaran Kegiatan ......................................................................................................................6
3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...............................................................................................6

BAB 4 ISI........................................................................................................................................7
4.1 Materi Pendidikan Gizi..............................................................................................................7
4.2 Evaluasi......................................................................................................................................8

BAB 5 PENUTUP.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................17

LAMPIRAN MEDIA.......................................................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik,
mental, dan aktivitas sehingga, kebutuhan makanan yang mengandung zat-zat gizi
menjadi cukup besar (Agus. 2009). Peningkatan kebutuhan zat gizi pada masa remaja
berkaitan dengan percepatan pertumbuhan, dimana zat gizi yang masuk ke dalam tubuh
digunakan untuk peningkatan berat badan dan tinggi badan yang disertai dengan
meningkatnya jumiah dan ukuran jaringan sel tubuh (Soetjiningsih, 2007). Remaja putri
banyak mengelami kekurangan zat-zat gizi dalam konsumsi makanan sehari-harinya.
Remaja putri umumnya mengalami kekurangan zat besi, kalsium, dan vitamin A. Di
samping itu, juga kekurangan Vitamin B6, seng, asam folat, lodium, vitamin D, dan
magnesium (Agus, 2009). Salah satu dari empat masalah gizi yang sedang dihadapi
negara-negara berkembang termasuk Indonesia, adalah masalah anemia zat gizi besi.

Di Indonesia prevalensi anemia pada remaja putri tahun 2005, mencapai 26.304
(Depkes, 2010). Damayanti (2012) menyatakan bahwa prevalensi anemia remaja putri
di SMK Muhammadiyah 4 Surakarta sebesar 54.5”. Remaja putri termasuk golongan
rawan menderita anemia karena remaja putri dalam masa pertumbuhan dan setiap bulan
mengalami menstruasi yang menyebabkan kehilangan zat besi (Arisman, 2009).
Hemoglobin (Hb) merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi
anemia. Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Kandungan hemoglobin yang rendah mengindkasikan anemia (Supariasa, 2012). Gejala
dari anemia adalah cepat lelah, pusing kepala, letih, lemas, sesak napas, mudah
kesemutan, dan merasa mual (Astawan, 2008). Berkurangnya jumlah hemogobin dalam
darah pada remaja dapat berdampak pada menurunnya produktivitas kerja ataupun
menurunkan kemampuan untuk berkonsentrasi dengan baik sehingga akan menurunkan
prestasi belajar (Depkes, 2010).

Salah satu penyebab kegagalan studi di sekolah adalah anemia. Keadaan tersebut
timbul karena remaja umumnya kurang memperhatikan mutu makanan. Kebanyakan
remaja memilih makanan atas dasar pertimbangan selera, bukan atas dasar
perimbangan gizi (Astawan, 2008).

1.2 Tujuan
Tujuan Umum:
Mengetahui kejadian anemia pada remaja putri di Poltekkes kemenkes Riau

Tujuan Khusus :
a. Mendeskripsikan kadar hemoglobin pada remaja putri di Polekkes Riau
b. Memperbaiki pengetahuan tentang anemia pada remaja putri di Poltekkes Riau
c. Mencegah kejadian anemia pada remaja putri di Poltekkes Riau
d. Mengetahui hubungan pengetahuan tentang anemia terhadap kadar hemoglobin

1
1.3 Manfaat
1. Meningkatkan kesadaran remaja putri bahayanya anemia
2. Meningkatkan kesadaran remaja putri pentingnya ttd tiap minggu
3. Meningkatkan kesadaran untuk mengkonsumsi zat besi yang cukup untuk pertumbuhan

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

Anemia adalah menurunnya massa eritrosit yang menyebabkan ketidak


mampuannya untuk memenuhi kebutuhan oksigen ke jaringan perifer. Secara klinis,
anemia dapat diukur dengan penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, atau hitung
eritrosit, namun yang paling sering digunakan adalah pengujian kadar hemoglobin
(Bakta, 2015). Anemia atau kekurangan sel darah merah yaitu suatu kondisi dimana
jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein yang membawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal.Sel darah merah itu sendiri mengandung
hemoglobin yang berperan untuk mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkan
ke seluruh bagian tubuh. (Hasdianah & Suprapto, 2016).
a. Anemia Ringan
Berdasarkan WHO, anemia ringan merupakan kondisi dimana kadar Hb dalam
darah diantara Hb 8 g/dl – 9,9 g/dl. Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia ringan
yaitu ketika kadar Hb diantara Hb 8 g/dl - <11 g/dl. Jumlah sel darah yang rendah dapat
menyebabkan berkurangnya pengiriman oksigen ke setiap jaringan seluruh tubuh
sehingga muncul tanda dan gejala serta dapat memperburuk kondisi medis lainnya.
Pada anemia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala karena anemia berlanjut terus-
menerus secara perlahan sehingga tubuh beradaptasi dan mengimbangi perubahan.
Gejala akan muncul bila anemia berlanjut menjadi lebih berat. Gejala anemia yang
mungkin muncul :
1) Kelelahan
2) Penurunan energi
3) Kelemahan
4) Sesak nafas ringan
5) Palpitasi
6) Tampak pucat (Damayanti, 2017)

b. Anemia Berat
Menurut WHO anemia berat merupakan kondisi dimana kadar Hb dalam darah
dibawah < 6 g/dl. Sedangkan berdasarkan Depkes RI, anemia berat yaitu ketika kadar
Hb dibawah < 5 g/dl. Beberapa tanda yang mungkin muncul pada penderita anemia
berat yaitu:
1) Perubahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau busuk,
berwarna merah marun, atau tampak berdarah jika anemia karena kehilangan darah
melalui saluran pencernaan.
2) Denyut jantung cepat
3) Tekanan darah rendah
4) Frekuensi pernapasan cepat
5) Pucat atau kulit dingin
6) Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel darah merah
7) Murmur jantung
8) Pembesaran limpa dengan penyebab anemia tertentu (Damayanti, 2017)

3
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

3.1 METODE PENDIDIKAN GIZI


Ceramah dan tanya jawab

3.2 SASARAN KEGIATAN


Remaja putri Poltekkes kemenkes Riau

3.3 WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Acara ini akan dilakukan pada:
Hari/Tanggal : Selasa/ 13-Februari-2024
Waktu : 14.00
Tempat : Poltekkes Kemenkes Riau

4
BAB 4
ISI

4.1 MATERI PENDIDIKAN GIZI

A. Pengertian Anemia

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah

dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeitzer, 2002 : 935)

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal seidarah merah,

kualitas hemoglobin dan volume packed red bioodscelis (hematoknt) per 100 mi

darah (Price, 2006 : 256).

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,

melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi

tubuh dan perubahan patotisidlogis yang mendasar yang diuraikan melalui

anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.Anemia,

dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakit kurang darah yang ditandai

dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosity lebih rendah

dibandingkan normal. Jikakadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan eritrosit

kurang dari 41 pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia.

Demikian pula pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang

dari12 g/dl dan eritrosit kurang dari 374 maka wanita itu dikatakan anemia Berikut

Ini katagori tingkat keparahan pada anemia.

1. Kadar Hb 10 gram8 gram disebut anemia ringan.

2. Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.

3. Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.

Karena hemoglobin terdapat dalam sei darah merah setiap ganguan

pembentukan sel darah merah baik ukuran maupun jumlahnya dapat menyebabkan

terjadinya anemia ganguan tersebut dapat terjadi "pabrik" pembentukan sel

sumsum tulang maupun ganguan karena kekurangan komponen penting

5
B. Penyebab Anemia

Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Giziyang buruk atau

gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga dapat menyebabkan seseorang

mengalami kekurangan darah. Demikian juga pada wanita hamil atau menyusui,

Jika asupan zat besi berkurang, besar kemungkinan akan terjadi anemia

Pendarahan saluran pencernaan, kebocoran pada saringan darah diginjal,

menstruasi yang berlerbihan, serta para pendonor darah yang tidak dimbangi

dengan gizi yang baik dapat mjemiliki resiko anemia. Perdarahan akut juga dapat

menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi pendarahan yang hebat

mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah merupakan tindakan

penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Pendarahan teresebut biasanya

tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit demi sedikit dan

dalam waktu yanglama. Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia :

1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.

Bisa disebut anemia hemditik, muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih

cepat dari normal (umur sel darah merah normainya 120 hari). Sumsum tulang

penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah

merah
2. Kehilangan darah

Kehlangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan berlebihan

pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah. Kehilangan darah yang

banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan

anemia. Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi karena

zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.

3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal

Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk seldarh merah dalam

jumpah cukup ini diakibatkan infeksi virus, paparan terhadap kimia beracun atau

obatobatanfantibiotic, antikejang atau obat kanker).

6
C. Gejala Anemia

Gejala yang sering kali muncul pada penderita anemia diantaranya:

1. Lemah , letih, lesu, mudah lelah dan lungial.

2. Wajah tampak pucat.

3. Mata berkunang-kunang.

4. Sulit berkosentrasi dan mudah lupa.

5. Sering sakit.

6. Pada bayi dan batita biasanya terdapat gejala seperti kulit pucat

7. Nafas pendek

8. Dingin di tangan dan kaki

D. Pencegahan Anemia Anemia akibat kekurangan zat besi dapat dicegah

dengan pola makan kaya nutrisi terutama:

1. Makanan kaya zat besi dan asam folat seperti daging, sereal,

kacangkacangan, sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan

2. Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta

makanan berbahan dasar kacang kedelai seperti tempe dan tahu.

3. Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat dan stroberi.


4. Untuk mengetahu apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah

dengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memikki keluarga penderita anemia

akibat kelainan genetik konsultasikan dengan dokter sebelum merencanakan

kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.

7
4.2 EVALUASI

Kriteria Hasil

a. Evaluasi Struktur

1. Diharapkan penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai dengan waktu yang

direncanakan

2. Diharapkan peserta dapat mengisi kuisoner (pre test )sesuai dengan waktu yang

direncanakan

3. Diharapkan setting tempat teratur, media serta alat - alat untuk penyuluhan

tersedia sesuai rencana

b. Evaluasi Proses

1. peran dan tugas anggota sesuai dengan perencanaan

2. pelaksanaan kegiata sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

3. peserta tidak meninggalkan kegiatan

c. Evaluasi Hasi

1. Peserta dapat mengisi kuisioner post test lanjutan dari kuisioner dahulu

2. peserta dapat memahami isi penyuluhan

8
A. KUISIONER PRETEST

9
B. PENGETAHUAN ANEMIA

1. Apakah anemia

a. Tidak tahu

b. Kurang darang

c. Kurang asi

2. Apa salah satu penyebab Anemia

a. Putus

b. Kurang zat besi

c. Bahagia

3. Apa saja tanda-tanda Anemia

a. Pusing

b. Mual

c. 5M (Lemah,letih,lunglai,letoy)

d. Tidak tahu

10
11
D.KUISIONER POST TEST

12
BAB 5

PENUTUP

Demikian Proposal ini saya buat, agar dipergunakan sebaik-baiknya. Mudah-

mudahan segala sesuatu yang direncanakan dapat berjalan dengan lancar sesuai

dengan apa yang diharapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4099/3/BAB%20II.pdf

Azzahroh, P., & Rozalia, F. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di SMA N 2 Kota Jambi. Jurnal Ilmu Dan

Budaya, 41(58).

Darmawan, A. A. K. N. (2015). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Kunjungan Masyarakat terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Desa Pemecutan

Kelod Kecamatan Denpasar Barat. Jurnal Dunia Kesehatan, 5(2).

Fadila, I., & Kurniawati, H. (2018). Upaya pencegahan anemia pada remaja puteri

sebagai pilar menuju peningkatan kesehatan ibu. Repository.ut.ac.id.

Fitria, A., Aisyah, S., & Sibero, J. S. T. (2021). Upaya Pencegahan Anemia Pada

Remaja Putri Melalui Konsumsi Tablet Tambah Darah. Journal Pengabdian

Kepada Masyarakat, 4(2).

14
LAMPIRAN MEDIA

15
16

Anda mungkin juga menyukai